PADA
KETIDAKSEIMBANGAN
ELEKTROLIT
Oleh :
dr. Okky Tirta Harsono
Pembimbing :
Ruli Herman Sitanggang, dr. SpAn, KAP,KIC
PENDAHULUAN
Komposisinya dalam tubuh
sudah diatur sedemikian
Cairan dan elektrolit rupa sehingga tercapainya
merupakan satu kesatuan keseimbangan yang alami
yang tidak dapat dipisahkan sehingga tercapai pula
keseimbangan fungsi organ
vital tubuh
Mayoritas kalsium tubuh total berada pada tulang yang berfungsi untuk
memberikan kekuatan skeletal dan reservoir untuk menjaga konsentrasi
kalsium intraseluler dan ekstraseluler.
Pada gangguan
pernafasan (asidosis Penting untuk mengenali
atau alkalosis), 30% dari implikasi klinis dari Kehilangan klorida terutama
beban asam dapat penggunaan klorida (salin dari lambung, empedu,
normal) yang berlebihan pankreas dan sekresi usus.
disangga oleh dalam resusitasi cairan.
pergeseran antara ICF
dan CES.
Gangguan Keseimbangan Natrium
Hipernatremia
Total Natrium
Tubuh Rendah
Total Natrium
Tubuh Normal
Total Natrium
Tubuh Tinggi
Hipernatremia & Kadar Total Natrium Tubuh yang
Rendah
Pasien-pasien ini mengalami kehilangan natrium dan air, tetapi kehilangan air
relatif lebih banyak dibandingkan dengan kehilangan natrium.
Kehilangan hipotonik dapat berupa renal (diuresis osmotik) atau ekstrarenal
(diare atau keringat).
Pasien biasanya menunjukkan tanda-tanda hipovolemia
Konsentrasi natrium urin umumnya lebih besar dari 20 mEq/L pada kehilangan
renal dan kurang dari 10 mEq/L pada kehilangan ekstrarenal.
Hipernatremia & Kadar Total Natrium Tubuh yang
Normal
paling sering terjadi sebagai akibat dari pemberian larutan garam hipertonik
dalam jumlah besar (NaCl 3% atau NaHCO3 7,5%)
Manifestasi Klinis : dominasi manifestasi neurologis pada pasien dengan
hipernatremia simptomatik , kegelisahan, lesu, dan hiperrefleksia dapat
berkembang menjadi kejang, koma, dan akhirnya kematian
Penurunan cepat volume otak dapat menimbulkan ruptur pada vena serebral
dan menyebabkan pendarahan intraserebral atau fokal subaraknoid.
Kejang dan kerusakan saraf yang serius umum terjadi, terutama pada anak-
anak dengan hipernatremia akut ketika [Na +] plasma melebihi 158 mEq/L
Terapi hipernatremia
ditujukan untuk mengembalikan osmolalitas plasma ke kondisi normal dan
memperbaiki penyebab yang mendasari terjadinya hipernatremia.
Defisit air umumnya harus dikoreksi dalam 48 jam, karena koreksi cepat (atau
overkoreksi) edema serebral
Pemberian air bebas enteral, larutan hipotonik intravena seperti dekstrosa 5%
juga dapat digunakan
Pasien hipernatremia dengan penurunan total natrium tubuh harus diberikan
cairan isotonik mengembalikan volume plasma ke titik normal sebelum
pemberian terapi menggunakan larutan hipotonik.
Pasien hipernatremia dengan natrium tubuh total yang meningkat harus
diterapi menggunakan diuretik loop bersamaan dengan dekstrosa 5%
intravena dalam air.
Koreksi hipernatremia yang cepat dapat menyebabkan kejang, edema otak,
kerusakan saraf permanen, dan bahkan kematian
Secara umum, kecepatan penurunan konsentrasi natrium plasma tidak boleh
melebihi 0,5 mEq/L/jam.
Pertimbangan Anestesi
Hipernatremia telah dibuktikan menyebabkan peningkatan konsentrasi
minimum anestesi inhalasi di alveoli pada penelitian hewan, tetapi
signifikansi klinisnya lebih terkait dengan defisit cairan
HIPONATREMIA
Hiponatremia & Total Natrium Tubuh yang Rendah
Kardiovaskular
Perubahan elektrokardiografik
pendataran dan inversi gelombang-T,
peningkatan gelombang U yang prominen,
depresi segmen ST,
peningkatan amplitudo gelombang-P, dan
perpanjangan interval P-R
Aritmia
Disfungsi autonom pada arteri
Penurunan kontraktilitas jantung
Neuromuskular
Kelemahan otot rangka
Tetanus
Rhabdomiolisis
Ileus
Renal
Poliuria (diabetes insipidus nefrogenik) Peningkatan produksi ammonia
Peningkatan reabsorpsi bikarbonat
Hormonal
Penurunan sekresi insulin
Penurunan sekresi aldosteron
Metabolik
Keseimbangan nitrogen negatif
Ensefalopati pada pasien dengan penyakit hati
Terapi Hipokalemia
Rehidrasi diikuti oleh diuresis cepat (output urin 200–300 mL/jam) infus larutan
garam intravena dan diuretik loop mempercepat ekskresi kalsium
Hemodialisis sangat efektif dalam mengkoreksi hiperkalsemia berat dan mungkin
diperlukan pada kondisi adanya gagal ginjal atau jantung
Hiperkalsemia berat (> 15 mg/dL) membutuhkan terapi tambahan setelah hidrasi
dengan larutan garam dan kalsiuresis furosemid.
Bifosfonat atau kalsitonin adalah agen yang dipilih.
Pemberian pamidronat (Aredia) atau etidronat (Didronel) secara intravena sering digunakan pada kondisi ini.
Cari etiologi dasar penyakit dan terapi yang tepat diarahkan pada kausa
hiperkalsemia (90% dari seluruh hiperkalsemia disebabkan oleh malignant
hiperparatirodisme)
Pertimbangan anestesi pada pasien hiperkalsemia:
Manifestasi klinis:
Parestesia,kebingungan, stridor laringeal (spasme laring), spasme karpopedal
(Trousseau sign), spasme masseter (Chvostek sign), dan kejang.
EKG dapat menunjukkan adanya iritabilitas jantung atau pemanjangan
interval QT
Penurunan respon terhadap digoksin dan agonis adrenergik-β juga dapat
terjadi
Terapi hipokalsemia:
Kalsium klorida intravena (3-5 mL dari larutan 10%) atau kalsium glukonas (10-
20 mL dari larutan 10%)
10mL CaCl2 10% mengandung 272 mg Ca2+, sedangkan 10 mL Ca glukonas
10% mengandung 93 mg Ca2+.
Kalsium intravena tidak boleh diberikan dengan larutan yang mengandung
bikarbonat atau fosfat
Pemberian bolus atau infus intravena secara kontinyu (Ca2+ 1-2 mg/kg/jam)
mungkin diperlukan
Kronis : CaCo3 oral dan penggantian vit D biasanya adekuat
Pertimbangan anestesi pada pasien dengan hipokalsemia
Pertimbangan anestesi:
Hipermagnesemia membutuhkan pengamatan EKG, tekanan darah, dan fungsi
neuromuskular yang ketat, terutama pada gagal ginjal.
HIPOMAGNESEMIA
Manifestasi klinis:
Kebanyakan pasien hipomagnesemia asimptomatik, namun dapat dijumpai adanya kelemahan,
fasikulasi, parestesi, kebingungan, ataksia, dan kejang
Hipomagnesema dikaitkan dengan peningkatan insidensi disritmia
Terapi hipomagnesemia
Magnesium sulfat intravena, 1 - 2 g (8-16 mEq atau 4-8 mmol) yang diberikan selama 10-60
menit
Mudah terjadi hipermagnesemia pantau facial flushing, hipotensi, hilangnya refleks dari
tendon dalam
Pertimbangan anestesi:
Hipomagnesemia terisolasi harus dikoreksi sebelum prosedur elektif karena berpotensi
menyebabkan aritmia
Loading cairan dan diuretik dihindari ekskresi Mg,yang dikuti dengan ekskresi Na
Hipokloremia
Terapi :
Perbaiki dehidrasi
Stop pemberian cairan saline
Pemberian sodium bicarbonate
Kontrol ventilasi
Hemodialisis
TERIMA KASIH