Anda di halaman 1dari 31

PRESKAS

Devi Cynthia
Semester 5

Pembimbing:
Dr. dr. Hermawan Udiyanto, Sp.OG (K) Onk

Program Pendidikan Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi


Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret
Rumah Sakit dr. Moewardi, Surakarta
2021 • 1
2
2

Ny. NDY, P1A0, 75 tahun

P1A0, Ca Endometrium IA dengan kista coklat


bilateral + obesitas kelas I
Identitas Pasien KRONOLOGIS 3
Riwayat menikah 1x/43 Th 3
• Nama: Ny. NDY Riw. KB : -
POLI RSDM
• Usia: 75 tahun
• Alamat: Boyolali Menarche : usia 12 tahun
• Pekerjaan: IRT Menopause ± 20 tahun yang lalu

I: Laki-laki, 42 tahun, spontan

Seorang P1A0, 75 tahun datang membawa rujukan dari RS Kasih Ibu dengan
keterangan carcinoma endometrium. Pasien mengeluh perdarahan dari
jalan lahir sejak 4 bulan SMRS, sehari 2x ganti pembalut, benjolan di perut
disangkal, keputihan (-), nyeri perut disangkal. BAB dan BAK tidak ada
keluhan, penurunan BB (-)
Riwayat Penyakit Dahulu & Keluarga 4
4
• Riwayat Hipertensi (+) tidak rutin konsumsi obat
• Riwayat DM (+) dengan insulin
• Riwayat Alergi/ Asma/ penyakit jantung disangkal
• Riwayat sakit tumor atau kanker sebelumnya disangkal
• Riwayat sakit tumor atau kanker di keluarga disangkal
Riwayat Pengobatan
• Riw operasi : -
• Riw Pengobatan :
(09/03/2021) :
RSUP Pandan Arang Boyolali dengan keluhan post menstrual bleeding kuretase
Diagnosis : AUB  dilakukan kuretase diagnostic
Hasil PA :
Endoservik  Jaringan ektoservik tanpa kelainan bermakna
Endometrium  Sesuai karsinoma tipe endometrioid
(24/03/2021) : RS Kasih Ibu
Pemeriksaan oleh Dr. dr. Heru P, SpOG (K)
Diagnosis : Ca Endometrium
Terapi : Pro CSS
Pemeriksaan Fisik
BB : 63 kg, TB : 145 cm 5
POLI RSDM IMT : 30 (obesitas kelas I) 5
• KU : baik, Compos Mentis
TD 177/ 80 mmHg, HR 86 x/ menit, RR 20x/ menit, T: 36, SpO2 : 99% dengan O2
ruangan
• Mata
Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
• Leher
KGB supraclavicular tidak membesaar
• Thorax
Cor : S1-S2 regular, tidak ada bising jantung
Pulmo : suara dasar vesikuler kedua paru, tidak ada ronkhi, tidak ada wheezing
• Abdomen:
Supel, tidak nyeri tekan, tidak teraba massa abdomen
• Genital :
VT : VU tenang, dinding vagina normal, portio livid, OUE tertutup, corpus uteri
sebesar telur ayam, adneksa dalam batas normal
6
6
USG ABDOMEN 16/04/2021
• Lesi heteroechoic batas tegas tepi
ireguler pada endometrium
dengan ukuran 3.5 x 2.8 x 2 cm
yang pada CDFI tampak
vaskularisasi intralesi
• Tak tampak metastase di hepar
• Tak tampak efusi pleura bilateral
maupun asites
• Tak tampak limfadenopati di
paraaorta
• Hepar / GB / Lien / Pankreas / Ren
bilateral / VU tak tampak kelainan
Kesimpulan :
1. Massa corpus uteri
2. Cystitis
6
7
7
RONTGEN THORAX HASIL PA
16/04/2021 12/03/2021

Fragmen kerokan jaringan endoservik : jaringan


ektoservik tanpa kelainan bermakna
Tak tampak gambaran • Fragmen kerokan jaringan endometrium :
pulmonal metastase sesuai karsinoma tipe endometrioid
7
8
Laboratorium 8
21/04/2021
RSDM
jam 18.48

Hb 12.9 PT
13,0
HT 37
APTT
AL 7,4 24,4
AT 250 INR
1,010
AE 4,46
Na 133
GDS 339
SGOT 15 K 3.7
SGPT 12
Albumin 4,2 Cl 106

Creatinine 0,5
HBsAg
Ureum 24 NR

8
9
9

Ca Endometrium dengan
Diagnosis
Obesitas kelas I

Terapi Pro Complete Surgical Staging

9
LAPORAN OPERASI 10
10
1. Prosedur operasi rutin
2. Pasien dibaringkan di atas meja operasi dalam keadaan narkose.
3. Dilakukan toilet medan operasi dan sekitarnya, pasang doek steril
4. Dilakukan incisi linea mediana setinggi 2 jari diatas SOP sampai 2 jari atas pusat
5. Incisi diperdalam lapis demi lapis hingga pertitoneum parietale, dilakukan identifikasi dan
eksplorasi :
• Tampak uterus ukuran normal ukuran 8x7 cm
• Tampak tuba kanan dalam batas normal
• Tampak ovarium kanan berubah menjadi massa tumor (kista coklat) ukuran 5x5 cm
• Tampak tuba kiri dalam batas normal
• Tampak ovarium kiri berubah menjadi massa tumor (kista coklat) pecah keluar cairan
berwarna coklat ukuran 3x4 cm
• Ditegakan diagnosis Ca endometrium klinis IA + kista coklat bilateral
6. Diputuskan dilakukan complete surgical staging (TAH, BSO, limfadenektomi pelvic bilateral,
paraaorta, appendiktomi)
7. Kontrol perdarahan  perdarahan (-)
8. Cuci cavum abdomen
9. Pasang drain di dinding abdomen kanan
10. Dinding abdomen dijahit lapis demi lapis hingga kutis
11. Operasi selesai
12. KU pasien S/S/S operasi baik
11
11
Foto Durante Operasi
Cranial

Kista coklat
Kista coklat kiri
kanan

uterus

Caudal
12
12
Uterus, Kista Coklat Bilateral
uterus
Kista coklat
kanan

Kista coklat kiri

KGB pelvic dextra


KGB paraaorta KBG pelvic sinistra
Ca Endometrium dengan 13
Diagnosis 13
Pre OP Obesitas kelas I

Diagnosis Post Ca Endometrium IA dengan kista


OP coklat bilateral + Obestitas kelas I

Faktor Risiko Carcinoma


DISKUSI

Endometrium

Management Post CSS

Prognosis
13
INSIDEN CA ENDOMETRIUM FAKTOR RESIKO 14
14

Faktor risiko terjadinya ca endometrium:


– Obesitas
– PCOS
– Nulliparitas
• Insidensi Ca Endometrium mencapai – Infertilitas
320.000 kasus baru terdiagnosis pada 2012, – Menopose
dimana merupakan 4,8% dari total kasus – Umur Tua
keganasan pada wanita – DM
• Kejadian Ca Endometrium banyak – Merokok
terdeteksi pada stadium awal  keluhan – Penggunaan terapi hormon
vaginal bleeding (survival rate 85-91%) – Terapi tamoxifen
– Penggunaan kontrasepsi oral
15
CA ENDOMETRIUM DAN OBESITAS 15

Studi Epidemiologi  BMI yang tinggi


merupakan Faktor risiko ca
endometrium dan menjadi factor yang
meningkatkan mortalitas pada pasien Ca
Endometrium

CA ENDOMETRIUM DAN ENDOMETRIOSIS


Endometriosis dikaitkan dengan risiko meningkat
3x terjadi ca endometrium subtipe
endometrioid dan subtipe clear cell.
Pengamatan klinis telah menunjukkan bahwa ca
endometrium dan ovarium yang terdeteksi
secara bersamaan paling sering dikaitkan
dengan subtipe endometrioid, dan
endometriosis ovarium diidentifikasi pada
sekitar 30% kasus. Sehingga terdapat
hubungan potensial antara endometriosis dan
kanker endometrium.
Pada pasien ini ditemukan adanya kista coklat
billateral, sehingga dapat meningkatkan
16
PATOFISOLOGI 16

Faktor Risiko : stimulasi sel teka ovarium


Obesitas, secara berlebihan untuk Peningkatan
memproduksi androgen
Hiperinsulin kronis, dan menghambat produksi androgen bebas
Retensi insulin SHBG

Androgen akan
diaromatase Kadar estrogen Proliferasi
menjadi tinggi endometrium
estrogen

Hiperplasia
Ca endometrium
endometrium
FIGO Stage of Corpus 1717
uteri Cancer

Hasil PA kuretase sesuai karsinoma


tipe endometrioid dan temuan klinis
kurang dari 50% ketebalan miometrium
18
18

Pada kasus ini


pasien dalam
kategori tipe I
dimana dari hasil
histologi
didapatkan
gambaran
karsinoma tipe
endometrioid

Tipe 1  jenis yang paling banyak ditemukan (70%), terutama pada


perempuan yang menderita obesitas  disebabkan oleh hiperestrogenisme
dan sering dihubungkan dengan kondisi hyperlipidemia/diabetes. Pada tipe 1,
penderita memiliki prognosis yang lebih baik. .
19
GRADING FIGO 19

Grade 1 lesi minimal dengan kecenderungan belum menyebar keluar uterus.


Grade 2 memiliki prognosis sedang / intermediet
Grade 3 identik dengan meningkatnya potensi invasi dalam miometrium serta metastase
nodular ke jaringan luar.

Dengan Hasil kuretas karsinoma tipe endometrioid dan temuan klinis kurang dari 50%
ketebalan miometrium dapat disimpulkan gradingnya antara grade 1 atau 2, namun perlu
diperhatikan juga hasil PA pasca operasi untuk melihat invasi tumor dan derajat diferensiasi
dari cancer endometrium ini
20
KATEGORI 20

Berdasarkan
klasifikasi,
pasien
termasuk
dalam kategori
low risk
21
MANAGEMENT 21

Terapi utama pada


pasien dengan ca
endometrium
adalah TAH + BSO
22
MANAGEMENT 22
23
23
EVALUASI DAN FOLLOW UP
Kategori berdasarkan rekurensi :
a. Rekurensi rendah : stadium IA, IB kelas 1 atau 2
b. Rekurensi Tinggi : Stadium IA, IB grade 3, stadium IC, stadium lanjut.

Followup :
1. Rekurensi dan metastasis termasuk adanya gejala perdarahan vagina,
keputihan, deteksi massa, perut kembung, sakit perut atau panggul.
2. Pasien dengan risiko rendah  kontrol  setengah tahunan/tahunan
selama 2 tahun pertama dan setiap tahun selama 2 tahun berikutnya
3. Pasien dengan risiko tinggi  kontrol  3 sampai 6 bulan untuk 3 tahun
pertama dan tahunan selama 2 tahun berikutnya
4. Setelah 5 tahun pasca CR , pasien dapat kembali ke skrining setiap tahun
sekali.
24
ADJUVANT 24

THERAPY
Radioterapi dan kemoterapi
dianggap sebagai
pengobatan tambahan,
dengan tujuan mengurangi
kekambuhan dan
meningkatkan kelangsungan
hidup secara keseluruhan.

Sehingga pada kasus ini


tidak diperlukan adjuvant
therapy
Risiko rendah 25
25
• Tidak diperlukan terapi adjuvan

Risiko menengah

• Direkomendasikan brakiterapi adjuvant untuk menurunkan risiko rekurensi


vaginal

Risiko menengah-tinggi

• Pasien dengan limfonodi negative, brakiterapi adjuvant direkomendasikan atau


dapat pula tanpa brakiterapi

Risiko tinggi

• Dengan limfonodi negative, dapat dilakukan EBRT terbatas, brakiterapi, atau


terapi sistemik (masih diteliti).
• Pada stadium II, dengan limfonodi negative dilakukan brakiterapi vagina jika
LVSI negative. Bila LVSI positif dilakukan EBRT lapang terbatas
• Pada stadium III tanpa penyakit residu, EBRT direkomendasikan untuk
menurunkan rekurensi pelvis
• Pda ca endometrium non endometrioid (tipe serosa, clear sel) dapat
dipertimbangkan kemoterapi
26
26

PROGNOSIS BERDASARKAN TIPE

Tipe I Prognosis Baik, angka


(Tipe Endometrioid, 80-90%) kesintasan 5 tahun 85%
Endometrial
Cancer
Tipe 2 Prognosis Buruk, angka
(Tipe Non-endometrioid, 10-20%) kesintasan 5 tahun 55%
27
27
PROGNOSIS
28
28
PROGNOSIS
29
29
ANALISIS KASUS
• Faktor resiko terjadinya ca endometrium pada pasien ini adalah obesitas,
menopouse, usia tua, dan adanya penyakit DM.
• Pada pasien ini ditemukan adanya kista coklat billateral, sehingga dapat
meningkatkan resiko ca endometrium 3 kali lipat. Sehingga setuju untuk
dilakukan complete surgical staging (TAH, BSO, limfadenektomi pelvic
bilateral, paraaorta, appendiktomi) sesuai dengan penanganan utama
pada ca endometrium melihat juga saat durate operasi ditemukannya
kista coklat billateral dan faktor resiko lain seperti obesitas, menopouse,
usia tua, dan adanya penyakit DM.
• Dengan Hasil kuretas karsinoma tipe endometrioid dan temuan klinis
kurang dari 50% ketebalan miometrium dapat disimpulkan gradingnya
antara grade 1 atau 2, namun perlu diperhatikan juga hasil PA pasca
operasi untuk melihat invasi tumor dan derajat diferensiasi dari cancer
endometrium ini yang berhubungan dengan pemberian terapi adjuvant.
30
30
KESIMPULAN
 Pengobatan standar kanker endometrium tahap awal terdiri dari
histerektomi, salpingo-ooforektomi bilateral (BSO), dengan atau
tanpa diseksi kelenjar getah bening.
 Obesitas merupakan faktor risiko penting pada Ca Endometrium
 Kejadian endometriosis berkatian dengan Ca Endometrium
 Diagnosis ca endometrium ditegakkan dengan surgical staging dan
hasil dari Patologi Anatomi, dan hasil yang didapat dapat
menentukan menagement selanjutnya pada pasien (adjuvant
therapy)
 Ca Endometrium stadium klinis IA tidak memerlukan terapi
adjuvant, selain itu kategori IA memiliki tingkat rekurensi yang
rendah dan prognosis yang lebih baik (survival rate 91%)
TERIMA KASIH

31

Anda mungkin juga menyukai