Anda di halaman 1dari 34

PERENCANAAN PROMOSI KESEHATAN

FG 5
Kasus D

Ni Made Putu Asih Prihatie (Ketua)


Neni Junaeni (Sekertaris)
Akhmad Azhar Basyir (Anggota)
Cita Wulan Pasa (Anggota)
Jeferson Margasaputra Muchlis (Anggota)
OUTLINE
1 3
Pengkajian dan Intervensi (Strategi,
Diagnosa Metode dan Media)

2 4
Perencanaan promosi Rencana Implementasi
Kesehatan dan SAP

5 Evaluasi
STUDY KASUS D
Seorang perawat OHN yang bekerja di sebuah
perusahaan yang memiliki 700 orang tenaga pekerja
dengan sebagian besar pekerja adalah wanita. Kegiatan
utama pekerja adalah memotong, menggunting bahan,
menjahit baju serta melakukan packing. Aktivitas
tersebut sebagian besar dilakukan pekerja dengan posisi
duduk dan tidak menggunakan APD (masker) dalam
melakukan pekerjaan tersebut. Pekerja mengeluh sering
batuk dan pilek sejak bekerja di perusahaan tersebut.
PENGKAJIAN
A. Gambaran Masalah Kesehatan Sesuai Kasus
Para pekerja melakukan sebagian besar pekerjaan dengan kondisi duduk
dan tidak menggunakan APD (Masker). Pekerja sering batuk pilek sejak
bekerja diperusahaan tersebut.
B. Faktor-Faktor Penyebab Masalah Kesehatan Muncul
1. Aktivitas pekerjaan sebagian besar dilakukan pekerja dengan
kondisi duduk.
2. Pekerja tidak menggunakan APD (Masker) saat melakukan
pekerjaan.
3. Ketidaktahuan tentang pentingnya kesehatan dan keselamatan
kerja.
C. Populasi yang Berisiko atau yang Memiliki Masalah ini
Para pekerja yang melakukan Aktivitas pekerjaannya tanpa memakai APD
(Masker) dan Aktivitas tersebut sebagian besar dilakukan pekerjaan
dengan kondisi duduk.
D. Pengkajian Risiko Masalah Kesehatan

Berikut ini adalah contoh pengkajian risiko masalah kesehatan menurut


Oakley, 2008:
1. Apa pekerjaan yang sedang dijalani?
perusahaan Garmen dengan 700 orang pekerja, dimana tugas dari pekerja
yaitu menggunting bahan, menjahit baju, serta melakukan pengepakan.
2. Apa yang dilakukan? Apa hazard yang mungkin ada?
● Menggunting bahan: Debu yang terhirup karena tidak menggunakan
APD/Masker (Hazard Kimia)
● Aktivitas kerja dengan posisi yang salah/duduk terlalu lama (Hazard
Ergonomik)
1. Bagaimana hazard mempengaruhi kesehatan pekerja?
● Menggunting bahan: Debu yang terhirup karena tidak menggunakan
APD/Masker (Hazard Kimia). dapat menyebabkan gangguan pada
sistem pernapasan.
● Aktivitas kerja dengan posisi yang salah/duduk terlalu lama (Hazard
Ergonomik) dapat menyebabkan gangguan pada sistem
muskuloskeletal.
E. Pemahaman Mengenai Permasalahan

Para pekerja tidak memahami tentang pentingnya kesehatan dan


keselamatan kerja, terlihat dari prilaku para pekerja yang melakukan
aktivitas pekerjaan tanpa menggunakan APD (Masker).
F. Kesiapan Belajar
1. Kesiapan emosi
Pekerja sedang mengalami masa emosional yang stabil dan bahagia. Tidak sedang
mengalami cemas, depresi, atau berduka. Terlihat dari respon perusahaan dan para
pekerja yang antusias dalam menerima kegiatan promosi kesehatan.
2. Kesiapan kognitif
Para pekerja sedang dalam keadaan sadar penuh dan dapat berpikir secara jernih.
3. Kesiapan berkomunikasi
Perawat membina hubungan saling percaya dengan para pekerja, untuk menciptakan
komunikasi yang efektif.
4. Cara Berkomunikasi
Perawat melakukan komunikasi dengan strategi KIE. Media yang digunakan antara
lain proyektor, presentation Software (Powerpoint) yang didukung dengan wall
screen, sound system, poster, spanduk acara untuk menjangkau para pekerja yang
berjumlah 700 orang.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Data yang diperoleh Para pekerja tidak memahami tentang
pentingnya kesehatan dan keselamatan kerja, terlihat dari prilaku
para pekerja yang melakukan aktivitas pekerjaan tanpa menggunakan
APD (Masker).

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa permasalahan yang terjadi


di perusahaan garmen tersebut adalah Perilaku Kesehatan yang
Cenderung Beresiko (Kode diagnosa keperawatan NANDA 00188).
Diagnosa keperawatan tersebut terjadi karena adanya hambatan
kemampuan untuk mengubah gaya hidup atau perilaku dalam upaya
memperbaiki tingkat kesehatan (NANDA Internasional, 2018).
PERENCANAAN KEPERAWATAN

Untuk kasus D didapatkan data berikut Seorang perawat OHN yang bekerja di
sebuah perusahaan yang memiliki 700 orang pekerja dengan sebagian besar pekerja
adalah wanita. Kegiatan utama pekerja adalah, menggunting bahan, menjahit baju
serta melakukan pengepakan. Aktivitas tersebut sebagian besar dilakukan pekerja
dengan posisi duduk dan tidak menggunakan APD (masker) dalam melakukan
pekerjaan tersebut. Pekerja sering batuk dan pilek sejak bekerja di perusahaan
tersebut. Maka topik yang diangkat dari kasus ini oleh kelompok yaitu “ Gunakan
Masker dengan Benar untuk Kerja Sehat dan Bugar”.
PERENCANAAN KEPERAWATAN
Untuk kasus D didapatkan yang menjadi sasaran yaitu pekerja perusahaan. Pekerja sebagai sasaran
primer atau utama. Pekerja juga dapat berperan aktif dalam menjaga keamanan dan keselamatan kerja.

Tujuan umum dari asuhan keperawatan keluarga ini adalah setelah dilakukan tindakan keperawatan
1x45 menit diharapkan pengetahuan dan pemahaman tentang kesehatan dan keselamatan para pekerja
meningkat setelah diadakan simulasi tentang Penggunaan APD (masker) yang sesuai standar dan
mengerti mengenai pentingnya penggunaan APD (MASKER) untuk melindungi dirinya dari potensi
bahaya yang diakibatkan oleh pekerjaannya.

Adapun tujuan khususnya adalah setelah dilakukan pendidikan kesehatan 1x45 menit dengan dilakukan
intervensi keperawatan pekerja mampu mengenal dan memahami perilaku kesehatan yang baik untuk
memperbaiki status kesehatan serta pekerja mampu memutuskan untuk mengubah perilaku kesehatan
yang beresiko memperburuk status kesehatan dengan cara memodifikasi perilaku para pekerja (semisal
penyediaan APD dalam hal ini masker yang sesuai standar kesehatan dan keselamatan kerja pekerja),
dan APD lainnya yang mendukung, serta penyediaan poster-poster tentang penggunaan APD (MASKER)
yang benar.
Kerangka Konsep dan Teori

700 Pekerja Tidak menggunakan Teori dialektika


Perusahaan Garmex masker ( batuk dan pilek)
relasional

70 % pekerja paham dan


Simulasi Penggunaan Promosi Kesehatan
mampu mengubah
perilaku Masker KIE

Para Pekerja
Perilaku berubah Menggunakan Masker
Kerangka Konsep dan Teori
Relational Model teori yang diambil oleh kelompok untuk kasus ini. Model teori
relational ini menekan pada pengetahuan, sikap dan praktik sasaran atau yang
biasa disingkat KAP (knowledge, atitudes, practice). Peningkatan pengetahuan
yang dilakukan berpotensi untuk merubah sikap dan perilaku terkait juga dalam
upaya kesehatan. Pada model teori relational ini sesuai dengan kasus dan tujuan
yang kelompok ambil. Adanya tujuan yang kelompok ambil yaitu sasaran paham
dan mampu menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat dalam hal ini
menggunakan masker dengan benar.
INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan yang diangkat pada kasus D adalah Perilaku kesehatan
yang cenderung berisiko (Kode diagnosa keperawatan NANDA 00188),
Keperawatan NANDA 00188),

Intervensi yang digunakan adalah Modifikasi perilaku

yaitu dengan mempromosikan pembelajaran perilaku yang

diinginkan dan menggunakan teknik permodelan (Kode

NIC 4360) yang akan diimplementasikan dengan metode

simulasi pemakaian APD khususnya masker.


STRATEGI PROMOSI KESEHATAN

Strategi yang dipilih adalah KIE (Komunikasi, Informasi, Edukasi). Dikarenakan


intervensi keperawatan yang dipilih adalah Modifikasi perilaku yaitu dengan
mempromosikan pembelajaran perilaku yang diinginkan dan menggunakan teknik
permodelan (Kode NIC 4360) yang dalam pertemuan 1x45 menit bisa tercapai
tujuan promosi kesehatannya yaitu memberikan komunikasi, informasi, dan
edukasi kepada minimal 70% dari 700 pekerja perusahaan. Sesuai dengan
70 % tujuan KIE agar khalayak sasaran paham dan mampu menerapkan perilaku hidup
bersih dan sehat dalam hal ini menggunakan masker dengan benar. (Kemenkes
RI dalam Nurmala et. al., 2008).
METODE PROMOSI KESEHATAN
● SIMULASI

Pada sasaran Kasus D dimana ada 700 pekerja perusahaan


yang belum memiliki perilaku tidak sehat yaitu tidak memakai
APD (masker), sehingga metode yang paling tepat dilakukan
agar para pekerja tersebut mau dan mampu untuk merubah
perilaku tersebut adalah melalui metode Simulasi. Simulasi
memungkinkan peserta untuk mengamati dan bahkan
berpartisipasi dalam suatu peristiwa tanpa risiko yang akan
terjadi dalam peristiwa nyata, realitas yang diinduksi secara
artifisial memungkinkan peserta untuk mengalami emosi yg
mungkin dirasakan seseorang dalam situasi nyata. (Gilbert, G.
et. al., 2011)
MEDIA PROMOSI KESEHATAN
Diantara media yang akan digunakan adalah antara lain peralatan proyektor, Presentation Software
(Powerpoint) yang didukung dengan wall screen, sound system, spanduk acara untuk menjangkau banyak orang,
peralatan APD (terutama masker medis/bedah) untuk simulasi, dan poster tentang Alat Pelindung Diri (APD)
serta penggunaan APD (masker) yang benar dimana dalam hal ini media bisa dipasang di banyak tempat di
perusahaan.

Penggunaan media-media diatas diharapkan bisa menjangkau target pencapaian sasaran sebanyak
70% dari 700 pekerja perusahaan, salah satunya diantara keuntungan dari media Presentation
Software adalah instruktur dapat mengembangkan materinya sendiri dan dapat dengan mudah
menampilkan materi kepada kelompok kecil atau besar (Gilbert, G. et. al., 2011). Kemudian
poster Poster ialah bentuk media cetak yang berisi pesan atau informasi kesehatan, yang
biasanya ditempel ditembok-tembok, di tempat-tempat umum, atau dikendaraan umum. Poster
memiliki fungsi yang menarik ditengah-tengah media komunikasi visual. Poster memiliki peran
yang sangat cepat untuk menanamkan atau mengingatkan akan gagasan yang disampaikannya
kepada pembaca. (Jatmika, el. At. 2019).
RANCANGAN SPANDUK, MATERI, DAN
POSTER
Video Simulasi APD dan K3

KLIK

—Someone Famous
Rencana Implementasi
Dalam kasus D, Ada 2 tahapan dalam rencana implementasi yaitu:

1 2

Pra Implementasi Proses Simulasi atau


pembelajaran berlangsung
Pra Implementasi
1. Melakukan pendekatan, pertemuan, dan diskusi dengan pihak perusahaan untuk menjelaskan masalah
kesehatan yang dialami oleh pekerja perusahan tersebut yaitu adanya perilaku tidak sehat pada
pekerja dengan tidak memakai APD (masker) ketika bekerja sehingga pekerja sering mengalami batuk
dan pilek.
2. Berkoordinasi dengan pihak perusahaan untuk dilakukannya promkes tentang pentingnya penggunaan
APD (masker) kepada pekerja melalui metode simulasi dengan menggunakan media video simulasi
tentang penggunaan APD (masker).
3. Berkoordinasi dengan pihak SDM dengan melakukan sosialisasi agar pekerja perusahaan tersebut
datang ke acara simulasi dengan cara memasang spanduk dan poster di papan pengumuman perusahaan
seminggu sebelum dilakukan simulasi.
4. Bekerja sama dengan pihak SDM perusahaan untuk mengumumkan rencana promosi kesehatan kepada
pekerja yang akan dilaksanakan di gedung diklat serta waktu pelaksanaan akan dilaksanakan pada 12
Desember 2021, pukul 07.30-10.25 WIB (3 seassion).
5. Berkoordinasi dengan pihak SDM terkait target pencapaian sasaran 70% yaitu 490 dari 700 pekerja
hadir dalam pelaksanaan simulasi tersebut, dengan membagi 3 seassion dengan 1 seassion 160-164
pekerja.
6. Bekerjasama dengan pihak-pihak lain seperti keamanan.
7. Bermitra dengan sponsor dari pihak swasta, bidang yang bergerak di bidang keselamatan dan
kesehatan kerja.
Proses
Pelaksanaan acara
Simulasi atau Pembelajaran
sesuai dengan rencana
atau draft susunan Pembagian tugas
acara yang telah untuk setiap Presentasi materi
dibuat sebelumnya anggota simulasi sesuai
yang berkoordinasi SAP (Satuan Acara
dengan pihak-pihak
kelompok harus
terkait. jelas. Pembelajaran)

01 02 03 04 05

Dari 160-164 peserta akan Pre tes sebelum


dibagi menjadi 8 kelompok dan memulai simulasi
masing-masing kelompok menggunakan
terdiri dari 20-22 pekerja instrument yang
untuk proses simulasi APD telah dibuat.
(masker)
Proses Simulasi atau Pembelajaran
6
Menggunakan media dan 7
alat yang telah disiapkan Melakukan
seperti spanduk, video, simulasi materi
peralatan proyektor, wall penggunaan APD
screen, sound system, masker yang
peralatan APD, dan sesuai standar
poster.
9
8
Masing- masing dari Melakukan
kelompok melakukan evaluasi melalui
resimulasi Post test setelah
penggunaan APD selesai simulasi.
Satuan Acara Pembelajaran

KLIK

—Someone Famous
Evaluasi
Evaluasi yang kelompok gunakan dalam pelaksanaan
promosi kesehatan pada kasus adalah evaluasi
sumatif.
❖ Evaluasi domain kognitif = pretest dan post test
❖ Evaluasi domain afektif dan psikomotorik= lembar
ceklist (skala Likert) dengan menilai minat dan
keterampilan karyawan
Instrumen Evaluasi
DOMAIN KOGNITIF:
Pertanyaan untuk pretest dan post test adalah
sebagai berikut:
1. Apa itu kesehatan dan keselamatan kerja?
a. Upaya yang bertujuan untuk meningkatkan
penilaian perusahaan di masyarakat
b. Upaya untuk meningkatkan dan
mempertahankan tingkat tertinggi kesehatan
fisik, mental dan sosial bagi pekerja
c. Program untuk mensejahterakan pegawai
Instrumen Evaluasi
DOMAIN KOGNITIF:
Pertanyaan untuk pretest dan post test adalah
sebagai berikut:

2. Apa itu APD?


a. Alat Pelindung Diri
b. Alat Pedoman Diri
c. Alat Perlindungan Diri
Instrumen Evaluasi
DOMAIN KOGNITIF:
3.Siapa saja yang perlu memakai masker ?
a. Penderita batuk atau pilek
b. Semua yang berada dalam lingkungan kerja
c. Semua Jawaban Benar
4. Kapan saja APD masker digunakan?
d. Saat melakukan kegiatan
e. Saat melakukan pekerjaan
f. Saat merasakan batuk, pilek dan tidak enak badan atau sakit
5. Apa bahaya dari tidak menerapkan kesehatan dan keselamatan
kerja?
g. Terjadi kecelakaan kerja
h. Mendapat penyakit ISPA
i. Jawaban benar semua
Instrumen Evaluasi
DOMAIN KOGNITIF:
6. Dalam mewujudkan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
perusahaan wajib mengikuti prinsip yaitu:
a. Menyediakan APD ditempat kerja
b. Mengadakan libur ekstra untuk pegawai yang sakit
c. Memaksimalkan pengadaan penyuluhan keselamatan kerja

7. Hal yang harus diperhatikan saat memakai masker adalah


kecuali
d. Pastikan bagian atas masker dibentuk mengikuti bentuk
hidung
e. Mencuci tangan sebelum memakai masker dan setelah
membuang masker
f. Masker tidak perlu di ganti jika tidak kotor
Instrumen Evaluasi
DOMAIN AFEKTIF (SKALA LIKERT)

Keterangan:
SS = Sangat Setuj

TS = Tidak Setuju
S = Setuju
STS = Sangat
Tidak Setuju
N = Netral
Instrumen Evaluasi
DOMAIN PSIKOMOTORIK (SKALA LIKERT) Keterangan:

Kriteria Penila
3 = Sangat Bai

2
Baik

1 = Cukup
Skor Maksimal
Analisa Evaluasi
Laporan hasil yang diharapkan dapat
dilihat secara kuantitatif dari grafik
peningkatan jumlah pengetahuan,
minat, dan keterampilan karyawan
mengenai pentingnya penggunaan APD
saat melakukan pekerjaan pada
perusahaan, sehingga
meminimalisasikan kecelakaan kerja
pada karyawan.
Daftar Pustaka
Jatmika, S. et. al. (2019). Buku ajar pengembangan media promosi kesehatan.
Yogyakarta: K-Media.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2011). Promosi kesehatan. Panduan bagi
Petugas Kesehatan di puskesmas. Jakarta.
Kozier, B., Erb, G., Berman, A.J., & Snyder. (2016). Fundamentals of nursing:
Concepts, process, and practice. 9 th Ed. New Jersey: Pearson Education, Inc.
Mulyono, (2009). Model implementasi kebijakan george edward III. Diakses dari
http://mulyono.staff.uns.ac.id/2009/05/28/model-implementasi-kebijakan
george-edward-iii
NANDA International. (2018). Nursing Diagnoses: Definitions and Classification
2018-2020. 11th edition. New York: Thieme Publishers.
Notoatmodjo, S. (2012). Promosi kesehatan dan perilaku kesehatan. Renika Cipta.
Nurmala, et al. (2018). Promosi kesehatan. Surabaya: Airlangga University Press.
Oakley, K. (2008). Occupational health nursing. Philadelphia: Whurr Publisher
THANKYOU

Anda mungkin juga menyukai