Anda di halaman 1dari 28

Pemeriksaan Indera Penglihatan

dan Pendengaran

Abdurrauf Quhafa
Pemeriksaan Indera Penglihatan
TUJUAN
Mendeteksi adanya penyakit pada mata, gangguan penglihatan seperti
kelainan refraksi/gangguan tajam penglihatan dan buta warna pada peserta
didik serta menindaklanjuti hasil pemeriksaan
PERALATAN
Snellen chart
Penutup 1 mata (okluder)
Pinhole (cakram berlubang) Pinhole adalah sebuah layar hitam dengan
lubang kecil di tengah yang dipasang di depan mata yang diperiksa.
Loupe
Senter
Buku Ishihara
Anatomi Mata
Struktur mata terletak dalam suatu rongga orbita
berbentuk piramid dmn puncaknya menuju ke
belakang
Anatomi Mata.....
Alis Mata
Kelopak Mata
Konjungtiva
Bola Mata
Kornea
Sklera
Uvea: iris, badan siliar, koroid
Lensa
Badan kaca
Retina
Aquoshumor
Lapisan air mata
Otot penggerak mata
PERSYARATAN PEMERIKSAAN MATA

1. Intensitas cahaya harus kuat(terang) .


2. Dilakukan secara sistematik.
3. Mengenal anatomi, fisiologi dan patologi mata.
4. Membuat catatan medis yang rapi dan mudah
dibaca.
Pemeriksaan Mata Luar
Perhatikan/periksa Kelopak Mata Atas Saluran Keluar
Air Mata
Posisi dan gerakan bola
mata, palpebra,
Konjungtiva, Kornea
Bilik Mata Depan, Iris,
Pupil Kantus
Lateral
Karunkula
Lensa
Lipat kelopak mata untuk Kantus
Medial
menilai konjungtiva Konjungtiva

tarsalis. Limbus
Kornea
Iris
Pupil
Kelopak Mata
Bawah
PEMERIKSAAN BUTA WARNA
 Buta warna : merupakan kelainan
bawaan yang tidak bisa
diobati/disembuhkan
 Pemeriksaan : dengan buku Ishihara
 Pemeriksa harus tidak buta warna
 Kegunaan: terutama untuk siswa
sekolah lanjutan atas dengan buta
warna sebagai bahan pertimbangan
untuk memilih perguruan tinggi
Penilaian
Mata luar
Normal (N) : tidak ada kelainan
Tidak Sehat : mata merah, dll
Tajam penglihatan (tanpa kacamata)
Normal : Visus 6/6
Kelainan refraksi : visus <6/6 – 6/18
Low Vision : visus < 6/18
Buta : Visus < 3/60
Pakai kacamata atau tidak
Buta warna
Pemeriksaan Telinga
dan Pendengaran

TUJUAN
Mendeteksi adanya gangguan fungsi pendengaran pada
peserta didik serta menindaklanjuti hasil pemeriksaan (bila
terdapat ada kelainan).
PERALATAN
• Ruang kedap suara
untuk melakukan
tes berbisik
• Garpu tala
• Senter
• Otoskop
Anatomi telinga luar
Pemeriksaan Telinga Luar

Struktur Telinga
Lihat bagian telinga yang tampak dari luar, bandingkan
dengan telinga normal
Gerakkan daun telinga,
Tekan tragus dan catat adanya nyeri telinga tanda
peradangan atau pembengkakan
Liang Telinga
 Lihat keadaan liang telinga dengan menarik daun telinga ke
arang belakang atas atau kebawah
 Apakah ada oedem liang telinga, hiperemis, serumen,
benda asing, atau perdarahan

Pengumpulan serumen (serumen prop) menyebabkan


gangguan hantaran suara dan dpt terasa nyeri karena
menekan liang telinga
Membran Tympani
 Perhatikan membran tympani catat : warna, bentuk dan
keutuhannya
Normal: transparan, putih bening,
Mengkilap
Retroaurikuler area
Lokasi dibelakang telinga
Perhatikan adakah abses, fistula, jaringan parut
Pemeriksaan Tajam Pendengaran
Tes berbisik
 Pemeriksa dan yang diperiksa berada dalam ruangan yang
sunyi dengan jarak 6 m
 Mata yang diperiksa ditutup
 Pemeriksa membisikkan 5 kata yang dikenal, dan yang
diperiksa diminta mengulangi kata yang dibisikkan, bila
tidak ada yang terdengar pemeriksa maju 1 m, sampai yang
diperiksa bisa mendengar dan mengulangi kata yang
dibisikkan
Penilaian
 Bila pada jarak 6 m terdengar 80% ( 4 dari 5 kata ) : pendengaran
NORMAL Bila semua kata
tidak terdengar pemeriksa maju 1 meter, bila masih tidak terdengar
pemeriksa maju 1 meter lagi, sampai dia bisa mendengar 4 dari 5 kata

 Penilaian
 Dapat mengulang kata yang disebutkan oleh pemeriksa, pada jarak
4 - 6 m : normal
 2 - <4 m : tuli ringan
 1 - <2 m : tuli sedang
 < 10 cm: tuli berat
0 : tuli total
Tes Penala
1. Tes Penala (garpu tala)
a. Tes Rinne
b. Tes Weber
c. Tes Schwabach
a. Tes Rinne
 Merupakan tes kualitatif
 Tujuan: membandingkan hantaran melalui udara dan hantaran melalui
tulang
 Cara pemeriksaan:
 Penala 512 Hz digetarkan  karena tidak terlalu dipengaruhi dengan
bising.
 Dasar penala diletakan pada prosesus mastoideus telinga yang akan
diperiksa
 Jika op tidak mendengar bunyi lagi, penala di pindahkan ke depan
liang telinga, ± 2,5 cm dari liang telinga
 Bila masih terdengar disebut Rinne (+), bila
tidak terdengar Rinne (-)
 Interpretasi :
 Rinne (+) : intensitas AC > BC  Telinga normal atau tuli saraf
 Rinne (-) : intensitas AC < BC  Tuli Konduktif
b. Tes Weber
Tujuan : membandingkan hantaran tulang telinga
kiri dengan telinga kanan
Cara pemeriksaan:
Penala digetarkan
Dasar penala diletakkan pada garis tengah kepala : ubun-
ubun, glabella, dagu, pertengahan gigi seri paling sensitif)
Interpretasi :
Tak ada lateralisasi  normal
Lateralisasi ke telinga yang sakit  telinga tsb tuli konduktif
Lateralisasi ke telinga yang sehat  telinga yang sakit tuli
saraf
c. Tes Schwabach
Tujuan : membandingkan hantaran tulang orang yang
diperiksa dengan pemeriksa yang pendengarannya normal
Cara pemeriksaan :
Penala digetarkan
Dasarnya diletakkan ada prosesus mastoideus yang diperiksa
Bila sudah tidak didengar lagi, penala dipindahkan pada
proc.mastoideus pemeriksa
Bila masih terdengar kesan: pendengaran op memendek
Bila pemeriksa juga tidak mendengar  ulangi tes kembali.
Penala digetarkan kembali dan diletakkan di proc.mastoideus
pemeriksa terlebih dahulu, bila sudah tidak terdengar lagi
pindahkan pada op
Interpretasi :
Normal apabila BC op = BC pemeriksa
Bila BC op < pemeriksa  Schwabach memendek  telinga
op yang diperiksa tuli saraf
Bila BC OP > pemeriksa  Schwabach memanjang  telinga
op yang diperiksa tuli konduktif
Hasil Penilaian
RINNE WEBER SCHWABACH HASIL

Positif Tidak ada lateralisasi Sama dengan Normal


pemeriksa

Negatif Lateralisasi ke telinga yang Memanjang Tuli Konduktif


sakit

Positif Lateralisasi ke telinga yang Memendek Tuli Sensorineural


sehat
KAPAN KITA CURIGA
ANAK MENGALAMI GANGGUAN PENDENGARAN
 Tidak mendengar bila dipanggil
 Terlambat dalam perkembangan bahasa dibandingkan anak seusia.
 Sering menggunakan bahasa isyarat
 Tidak/kurang tanggap terhadap suara atau bila diajak bicara
 Sulit diajak bicara apabila tak berhadapan
 Kata yang diucapkan tidak jelas
 Sering memiringkan kepala dalam usaha untuk mendengar
 Suara yang dikeluarkan tinggi melengking, sengau atau parau
 Bila tampak keluar cairan dari telinga
 Ada kelainan pada telinga (daun telinga kecil/tidak ada, liang
telinga tertutup)
 Anak lebih senang menyendiri, tidak mau bermain atau bergaul.
Penilaian
Telinga luar :
Sehat/Normal
Ada infeksi
Ada serumen
Tajam pendengaran:
 Normal
 Ada gangguan
Pemeriksaan dg garputala dilakukan apabila ada dugaan
anak dengan ggn pendengaran

Anda mungkin juga menyukai