Pencegahan LBP-IDKI
Pencegahan LBP-IDKI
Pendidikan
Data Diri Pekerjaan
dan Sertifikasi
●
Ketua Bidang
Pembinaan SDM,
●
2018- saat ini PT.
Pengurus Pusat ADK Enam
Perhimpunan Dokter Indonesia, Konsultan
Kesehatan Kerja ●
S2 FKM UI SMK3, Kesja
Indonesia (IDKI) ●
S1 FK UI ●
1996-2017
●
Narasumber, Praktisi K3 ●
Dokter Hiperkes Occupational Health
dan Konsultan
Kesehatan Kerja, K3
●
Auditor SMK3 Doctor PT.
Umum dan SMK3
●
AK3U Indocement Tunggal
●
Dosen tamu beberapa ●
HIMU Prakarsa Tbk.
Universitas ●
1992-1995 Dokter
●
0812 107 8618 PTT Puskesmas ABTB
●
devi.dwirantih@yahoo.c dan Cikupa
om
Ilustrasi
• 58 juta angkatan kerja
• Tempat kerja sumber dari penyakit akibat kerja
• LBP tidak menyebabkan kematian tetapi menurunkan produktivitas,
penyumbang absensi terbesar
• PAK dan klaim biaya terbesar dari gotrak (BPJSTK 2018, NIOSH)
• Pencegahan dan penanganan LBP meningkatkan produktivitas
• Menyelamatkan pekerja ikut menyehatkan bangsa
Pekerja Kecelakaan,
Cidera dan
Lingkun
Penyakit
Peker gan
jaan kerja
X Kesehatan Kerja
Dokter Terapi
Sembuh dan Rehabilitasi
Lingkaran setan (sirkulus wilisi): pekerja yang menderita cidera atau sakit berulang kali karena
bekerja di tempat kerja yang ‘angker’oleh hazard keselamatan dan kesehatan kerja Suharnyoto Communication
Meily, DsK3_07HI Modified Meily 2002
Peningkatan
berkelanjutan Antisipasi dan
Rekognisi
Peninjauan
Tatalaksana
Ulang& PAK
Peningkatan
oleh manajemen
Analisis/
Evaluasi
• Literatur
• Alur proses kerja
• Studi banding
• Statistik nasional
• Statistik internasional
Risk assessment
Antisipasi dan rekognisi
Walk through survey
(WTS) Pekerjaan yang Surveilans
berisiko (kualitatif)
●
Beban dan durasi kerja berlebihan:
●
Data angka kesakitan pekerja di klinik:
angkat angkut keluhan gotrak
●
kontraksi otot berlebihan, peregangan
●
hasil MCU
●
Gunakan, ICD 10
otot berlebihan, mis angkat, angkut, ●
Status kesehatan dilengkapi dengan
dorong, tarik
data kesehatan kerja spt: masa kerja,
●
Sikap tidak alamiah, posisi janggal
job title/ job task dan oganisasi kerja
●
Getaran, frekuensi tinggi,kontraksi otot ●
Personel yang terlibat (homogenous
meningkat Exposure Group’s, HEG’s) berdasarkan
●
Beban terus menerus tanpa relaksasi, job title/ job description atau task
mis pekerjaan repetitive analysis area kerja
●
Sikap statis ●
Perilaku personel
Risk assessment
Antisipasi dan rekognisi
Faktor utama yang mempengaruhi pekerjaan manual handling
Task Load
action and movement Berat beban
Durasi dan frekuensi Karakteristik beban dan peralatan kerja
Pengerahan tenaga Jarak dan tempat terhadap beban yang akan dipindahkan
Working environment
Layout tempat kerja dan stasiun kerja
Individual capability
Keterampilan kerja dan pengalaman kerja
Karakteristik personel pekerja
Status kesehatan
Menilai faktor risiko
Pengukuran memakai tools yang
tepat:
RULA, REBA, OWAS, Nordick Body
Map, Check list
Meily 171102
Risk management
Diagnosis
• Bila pengendalian tidak dapat 100% mencegah terjadinya PAK
• Tujuh langkah diagnosis (Permenkes no.56 tahun 2016)
1. penegakan diagnosis klinis
2. penentuan pajanan yang dialami pekerja di tempat kerja
3. penentuan hubungan antara pajanan dengan penyakit
4. penentuan kecukupan pajanan
5. penentuan faktor individu yang berperan
6. penentuan faktor lain di luar tempat kerja
7. penentuan diagnosis okupasi.
• Tatalaksana medis
• Tatalaksana kesehatan kerja
Individu
Kelompok pekerja
Risk management
Diagnosis dan Tatalaksana PAK
• Tatalaksana medis
• Rawat jalan atau rawat inap
• Medikamentosa terhadap penyakit sesuai diagnosis
• Sistem rujukan
Risk management
Tatalaksana Kesehatan Kerja pada individu
• Menjadi hak pekerja, untuk kompensasi
• Kelaikan bekerja (fit to work)
• Program Kembali bekerja (Return to Work)
• Penentuan kecacatan
• Sekunder, diagnosis dini dan pengobatan: diagnosis LBP akiba kerja, fit to
work, surveilans
Review secara
regular dan
Tidak
monitoring
4. Review dan proses kerja 3. Pengendalian risiko
evaluasi
Evaluasi efektivitas
sarana Implementasi
Rencana sarana
pengendalian sarana
pengendalian
pengendalian
risiko
yang tepat