Anda di halaman 1dari 22

Manajemen

PENCEGAHAN TERJADINYA LBP


di TEMPAT KERJA
Dr. Devi Dwirantih, MKKK
LBP Management Up-Date
The Sahira Hotel, Bogor. April 2019
Dr. Devi Dwirantih, MKKK

Pendidikan
Data Diri Pekerjaan
dan Sertifikasi


Ketua Bidang
Pembinaan SDM,

2018- saat ini PT.
Pengurus Pusat ADK Enam
Perhimpunan Dokter Indonesia, Konsultan
Kesehatan Kerja ●
S2 FKM UI SMK3, Kesja
Indonesia (IDKI) ●
S1 FK UI ●
1996-2017

Narasumber, Praktisi K3 ●
Dokter Hiperkes Occupational Health
dan Konsultan
Kesehatan Kerja, K3

Auditor SMK3 Doctor PT.
Umum dan SMK3

AK3U Indocement Tunggal

Dosen tamu beberapa ●
HIMU Prakarsa Tbk.
Universitas ●
1992-1995 Dokter

0812 107 8618 PTT Puskesmas ABTB

devi.dwirantih@yahoo.c dan Cikupa
om
Ilustrasi
• 58 juta angkatan kerja
• Tempat kerja sumber dari penyakit akibat kerja
• LBP tidak menyebabkan kematian tetapi menurunkan produktivitas,
penyumbang absensi terbesar
• PAK dan klaim biaya terbesar dari gotrak (BPJSTK 2018, NIOSH)
• Pencegahan dan penanganan LBP meningkatkan produktivitas
• Menyelamatkan pekerja ikut menyehatkan bangsa

 Peran dokter perusahaan/ dokter di FKTP yang menangani pekerja


Pengorganisasian Pekerjaan
dan Budaya Kerja

Pekerja Kecelakaan,
Cidera dan
Lingkun
Penyakit
Peker gan
jaan kerja

X Kesehatan Kerja

Dokter Terapi
Sembuh dan Rehabilitasi

Lingkaran setan (sirkulus wilisi): pekerja yang menderita cidera atau sakit berulang kali karena
bekerja di tempat kerja yang ‘angker’oleh hazard keselamatan dan kesehatan kerja Suharnyoto Communication
Meily, DsK3_07HI Modified Meily 2002
Peningkatan
berkelanjutan Antisipasi dan
Rekognisi
Peninjauan
Tatalaksana
Ulang& PAK
Peningkatan
oleh manajemen
Analisis/
Evaluasi

Diagnosis PAK Pengendalian:


Preventif dan
promotif
program

 Risk Management Risk Assessment 


Risk Assessment
Risk assessment
Mengenal pekerjaan dan cara kerja yang berisiko
menyebabkan LBP

• Literatur
• Alur proses kerja
• Studi banding
• Statistik nasional
• Statistik internasional
Risk assessment
Antisipasi dan rekognisi
Walk through survey
(WTS) Pekerjaan yang Surveilans

berisiko (kualitatif)

Beban dan durasi kerja berlebihan:

Data angka kesakitan pekerja di klinik:
angkat angkut keluhan gotrak

kontraksi otot berlebihan, peregangan

hasil MCU

Gunakan, ICD 10
otot berlebihan, mis angkat, angkut, ●
 Status kesehatan dilengkapi dengan
dorong, tarik
data kesehatan kerja spt: masa kerja,

Sikap tidak alamiah, posisi janggal
job title/ job task dan oganisasi kerja

Getaran, frekuensi tinggi,kontraksi otot ●
Personel yang terlibat (homogenous
meningkat Exposure Group’s, HEG’s) berdasarkan

Beban terus menerus tanpa relaksasi, job title/ job description atau task
mis pekerjaan repetitive analysis area kerja

Sikap statis ●
Perilaku personel
Risk assessment
Antisipasi dan rekognisi
Faktor utama yang mempengaruhi pekerjaan manual handling
Task Load
action and movement Berat beban
Durasi dan frekuensi Karakteristik beban dan peralatan kerja
Pengerahan tenaga Jarak dan tempat terhadap beban yang akan dipindahkan

Working environment
Layout tempat kerja dan stasiun kerja

Individual capability
Keterampilan kerja dan pengalaman kerja
Karakteristik personel pekerja
Status kesehatan
Menilai faktor risiko
Pengukuran memakai tools yang
tepat:
RULA, REBA, OWAS, Nordick Body
Map, Check list

Pengukuran kuantitatif objektif Peraturan perundang undangan:


mis: nilai getaran permenkes no.48 tahun 2016:
Standar K3 perkantoran
Bandingkan dengan nilai standar
Permenaker no.5 tahun 2018: K3
Lingkungan Kerja Penghitungan dan
analisis yang akurat

Menentukan skor dan


tingkat urgensi
perbaikan
Risk Management
Influencing Health Choices at Work
• Change the
environment
• Change behavior

Meily 171102
Risk management
Diagnosis
• Bila pengendalian tidak dapat 100% mencegah terjadinya PAK
• Tujuh langkah diagnosis (Permenkes no.56 tahun 2016)
1. penegakan diagnosis klinis
2. penentuan pajanan yang dialami pekerja di tempat kerja
3. penentuan hubungan antara pajanan dengan penyakit
4. penentuan kecukupan pajanan
5. penentuan faktor individu yang berperan
6. penentuan faktor lain di luar tempat kerja
7. penentuan diagnosis okupasi.
• Tatalaksana medis
• Tatalaksana kesehatan kerja
Individu
Kelompok pekerja
Risk management
Diagnosis dan Tatalaksana PAK
• Tatalaksana medis
• Rawat jalan atau rawat inap
• Medikamentosa terhadap penyakit sesuai diagnosis
• Sistem rujukan
Risk management
Tatalaksana Kesehatan Kerja pada individu
• Menjadi hak pekerja, untuk kompensasi
• Kelaikan bekerja (fit to work)
• Program Kembali bekerja (Return to Work)
• Penentuan kecacatan

 Melibatkan semua bagian terkait (HR, lini, OH)


Risk management
Tatalaksana Kesehatan Kerja pada Kelompok
Kerja/ Komunitas
• Tujuan untuk pengendalian dan perlindungan pekerja lainnya
Pencegahan PAK
Model 5-5 pencegahan penyakit pada pekerja
• Pencegahan primer LBP, pemeliharaan dan peningkatan status kesehatan:
komunikasi hazard penyebab LBP, diklat, pola hidup sehat, pola kerja sehat,
perbaikan lingkungan kerja (lay out, peralatan, alat bantu)

• Sekunder, diagnosis dini dan pengobatan: diagnosis LBP akiba kerja, fit to
work, surveilans

• Tertier, pembatasan kecacatan: pengobatan LBP, rujukan, rehabilitasi


Created by Meily 2006.; UI Press 2015
1. Identifikasi/ 2.Penilaian risiko
recognisi hazard
Angka kesakitan Apakah
dari klinik potensi Skor
bahaya penilaian Ya
Laporan KK/ Ya
terjadi LBP risiko
cedera sudah Nilai faktor
tinggi?
diidentifikasi penyebab:
Wawancara TK ? - Tugas
- Beban
WTS/ Observasi - Lingkungan
Surveilans, MCU - individu

Review secara
regular dan
Tidak
monitoring
4. Review dan proses kerja 3. Pengendalian risiko
evaluasi
Evaluasi efektivitas
sarana Implementasi
Rencana sarana
pengendalian sarana
pengendalian
pengendalian
risiko
yang tepat

Bagan proses manajemen risiko MH (Tarwaka, 2015)


• The aim of medicine is to prevent
disease and prolong life, the ideal
of medicine is to eliminate the
need of physician (William James Mayo)
terima
kasih
Referensi
• Kurniawidjaja, Meily. Budaya Pencegahan Menuju Pekerja Sehat dan Selamat, Pidato Upacara
Pengukuhan Guru Besar Tetap FKMUI, 2015
• Permenaker no.5 tahun 2018 tentang K3 Lingkungan kerja
• Permenkes no.48 tahun 2016 tentang Standar K3 Perkantoran
• Permenkes no.56 tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Penyakit Akibat Kerja
• Tarwaka. Ergonomi Industri, Dasar Dasar Pengetahuan Ergonomi dan Aplikasi di Tempat Kerja,
Harapan Press, 2015
• Tarwaka. Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Ergonomi dalam Perspektif Bisnis, Harapan Press
2017
Meily
171102

Anda mungkin juga menyukai