Anda di halaman 1dari 13

BIOSENTRISME

Ya s m i n R a m a n d h i t a M Budianto Kampianus M A fi n U m a r S a i d

Nabila Dewi Kirana M u t h i ’a h A q i l a h N u r F i t r i a n E k a w a ti L

Puput Sheika Ayeshia M Nurul Ainun M

Akmal Hidayat H e n d ra Tr i a wa n S P

Michael Immanuel D h e s ti a n i A i s y a h P u t r i
A
PENGERTIAN
DAN PRINSIP
DASAR
BIOSENTRISME

2
PENGERTIAN BIOSENTRISME
• Berasal dari gabungan bahasa Yunani “bios” artinya hidup, dan bahasa Latin
“centrum” artinya pusat.
• Secara harafiah, biosentrisme diartikan sebagai suatu keyakinan bahwa
kehidupan manusia erat hubungannya dengan kehidupan seluruh kosmos
(sistem yang ada dalam alam semesta yang teratur dan harmonis).
• Biosentrisme merupakan suatu pandangan yang menempatkan alam sebagai
yang mempunyai nilai dalam dirinya sendiri, terlepas dari kepentingan
manusia.
• Teori biosentrisme berpandangan bahwa makhluk hidup bukan hanya
manusia saja, terdapat banyak hal dan jenis makhluk yang mempunyai
kehidupan.
3
DASAR PEMIKIRAN BIOSENTRISME

• Mendasarkan kepada moralitas keluruhan kehidupan, entah pada


manusia maupun pada makhluk hidup lainnya.

• Karena yang menjadi pusat perhatian dalam teori ini adalah kehidupan
itu sendiri.

• Biosentrisme melihat alam dan seluruh isinya mempunyai harkat dan


nilai dalam dirinya sendiri.

4
PARAGIDMA
BIOSENTRISME

5
• Paradigma Biosentrisme berpendapat bahwa tidak benar apabila hanya
manusia yang mempunyai nilai

• Alam juga mempunyai nilai pada dirinya sendiri yang terlepas dari
kepentingan manusia.

• Paradigma ini mendasarkan moralitas pada keluruhan kehidupan, baik


pada manusia maupun pada makhluk hidup lainnya.

6
Paul Taylor mengemukakan pendapat bahwa Biosentrisme didasarkan
pada empat hal;

1. Keyakinan bahwa manusia adalah anggota dari komunitas kehidupan di


bumi dalam arti yang sama dan dalam kerangka yang sama dimana
makhluk hidup yang lain juga merupakan anggota dari komunitas yang
sama.
2. Keyakinan bahwa spesies manusia bersama-sama dengan semua
spesies lainnya
3. Keyakinan bahwa semua organisme adalah pusat kehidupan yang
mempunyai tujuan sendiri
4. Keyakinan bahwa manusia pada dirinya sendiri tidak lebih unggul dari
makhluk yang lain
7
• Dengan keyakinan tersebut maka mendorong manusia untuk lebih
terbuka mempertimbangkan dan memperhatikan kepentingan makhluk
hidup lainnya secara serius.

• Manusia mempunyai kewajiban dan tanggungjawab moral atas


keberadaan dan keberlangsungan hidup semua organisme.

8
VARIAN
PERILAKU
BIOSENTRISME

9
Memiliki tiga varian, yaitu :

1. Hidup Sebagai Pusat (the life centered theory) oleh Albert Schweizer.
• Manusia sebagai pelaku atau subjek moral harus memperlakukan dengan bijaksana
dan memiliki tanggungjawab moral harus memperlakukan dengan bijaksana moral
kepada makhluk lainnya.
2. Etika Bumi (the land ethic) oleh Aldo Leopold.
• Manusia harus berhenti mengeksploitasi, merusak makhluk ciptaan lain karena
tindakan ini akan merusak keutuhan, stabilitas, keindahan, dan keindahan ciptaan
alam.
3. Perlakuan Setara (equal treatment) oleh Peter Singer dan James Rachel.
• Sikap memelihara dan menjaga bumi merupakan penerapan tanggungjawab manusia
kepada Sang Pencipta alam dengan segala isinya.

10
STUDI KASUS
Suku Baduy - Banten

11
• Komunitas Baduy telah menempatkan
kearifan local (local wisdom) sebagai
etika dan moral dalam keseharian
interaksi mereka dengan alam.
• Suku Baduy memiliki falsafah hidup
yang hingga saat ini masih dipegang
teguh secara kuat, yaitu :
1. “gunung ulah di lebur, lebak ulah
dirusak” (gunung tidak boleh
dihancurkan, sungai tak boleh
dirusak/dicemari)
2. “lojor henteu beunang dipotong,
pe’nde’k henteu beunang
disambung” (panjang tak boleh
dipotong, pendek tak boleh
disambung) 12
• Dalam tradisi masyarakat Baduy, tanah
adat dilarang untuk diperjualbelikan
• Jika diantara mereka ada yang
meninggalkan kampung Suku Baduy
Dalam, maka status tanah garapan akan
dipindah-tangankan hak kelolanya pada
yang lainnya.
• Dalam sistem pertanian, komunitas suku
Baduy menerapkan sistem pertanian
berbasis konservasi
• Pola tanam yang hanya mengenal satu
musim tanam untuk komoditas berbasis
pangan, penggarapan lahan tanpa
merubah kontur tanah, tidak membuat
terasering, pengelolaan tanah tanpa
dibajak, dan berladang dengan sederhana,
pada kenyataannya telah membuahkan
hasil panen yang memuaskan.
13

Anda mungkin juga menyukai