Si
DISUSUN OLEH:
Segala puji syukur saya sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena ytelah
menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan- Nya mungkin
penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik.
Makalah ini memuat tentang “Teori Lingkungan Hidup Biosentrisme”, mulai dari
pengertian serta lainnya.Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan.Baik itu
yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar.Namun dengan penuh kesabaran
dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Syahril, S.Si, M.Si selaku
dosen pembimbing yang telah membimbing kami dalam mata kuliah Pendidikan Lingkungan
Hidup.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi saya penulis dan bagi pembaca, tentu saya selaku
penulis banyak melakukan kesalahan dalam pengetikan atau dalam membahas, karna itu saya
selaku penulis menerima saran dari pembaca.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………. i
DAFTAR ISI…………………………………………...…………………………………………ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang………………………………………………………………………………...1
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………………………..1
1.3 Tujuan Makalah……………………………………………………………………………….1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Teori Biosentrisme ……..……………….………………………………………..2
2.2 Pilar Utama Teori Biosentrisme………………………………………………………………4
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Di Indonesia sendiri sebenarnya etika lingkungan bukanlah merupakan hal yang baru,
etika lingkungan sebenarnya telah ada sejak dahulu kala, karena leluhur kita sebenarnya telah
menyebarkan hal ini melalui tembang, legenda ataupun mitos.Seharusnya etika lingkungan yang
penuh warna kearifan dan kebenaran tradisional ini dapat dikembangkan untuk penyelamatan
lingkungan yang lebih luas di negara kita.
ETIKA: “ Sebuah refleksi kritis tentang norma dan nilai, atau prinsip moral yg dikenal
umum selama ini, dalam kaitan dg lingkungan, cara pandang manusia dg manusia, hubungan
antara manusia dg alam, serta perilaku yg bersumber dari cara pandang ini” (Sonny keraf, 2002)
Etika lingkungan disini tidak hanya membicarakan mengenai perilaku manusia terhadap
alam, namun berbicara mengenai relasi diantara semua kehidupan alam semesta, antara manusia
dengan manusia yang mempunyai dampak terhadap alam, dan antara manusia dengan
makhluk lain atau dengan alam secara keseluruhan, termasuk dengan kebijakan politik
dan ekonomi yang berhubungan atau berdampak langsung atau tidak dengan alam. Etika
lingkungan dapat diartikan sebagai dasar moralitas yang memberikan pedoman bagi individu
atau masyarakat dalam berperilaku atau memilih tindakan yang baik dalam menghadapi dan
menyikapi segala sesuatu sekaitan dengan lingkungan sebagai kesatuan pendukung kelang-
sungan perikehidupan dan kesejahteraan umat manusia serta makhluk hidup lainnya.
Dalam etika lingkungan terdapat beberapa teori, salah satunya adalah teori biosentrisme.
Teori biosentrisme berpendapat bahwa tidak benar apabila hanya manusia yang mempunyai
nilai, akan tetapi alam juga mempunyai nilai pada dirinya sendiri yang terlepas dari kepentingan
manusia.Tiap kehidupan dan makluk hidup mempunyai nilai dan berharga pada dirinya sendiri,
sehingga semua makluk pantas mendapat pertimbangan dan kepedulian moral. Alam perlu
diperlakukan secara moral, terlepas dari apakah ia bernilai bagi manusia atau tidak.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PENULISAN
Memahami lebih lanjut tentang Teori Biosentrisme dalam etika lingkungan hidup serta
memenuhi tugas pendidikan lingkungan.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Biosentrisme berasal dari gabungan kata Yunani “bios” (hidup) dan kata latin “centrum”
(pusat). Secara harfiah biosentrisme diartikan sebagai suatu keyakinan bahwa kehidupan
manusia erat hubungannya dengan kehidupan seluruh kosmos.Manusia dipandang sebagai salah
satu organisme hidup dari alam semesta yang mempunyai rasa saling ketergantungan dengan
penghuni alam semesta lainnya.
Etika lingkungan Biosentrisme adalah etika lingkungan yang lebih menekankan kehidupan
sebagai standar moral.Salah satu tokoh penganutnya adalah Kenneth Goodpaster. Menurut
Kenneth rasa senang atau menderita bukanlah tujuan pada dirinya sendiri.Bukan senang atau
menderita, akhirnya, melainkan kemampuan untuk hidup atau kepentingan untuk
hidup.Kepentingan untuk hidup yang harus dijadikan standar moral.Sehingga bukan hanya
manusia dan binatang saja yang harus dihargai secara moral tetapi juga tumbuhan. Menurut Paul
Taylor, karenanya tumbuhan dan binatang secara moral dapat dirugikan dan atau diuntungkan
dalam proses perjuangan untuk hidup mereka sendiri, seperti bertumbuh dan bereproduksi.
Biosentrisme adalah suatu pandangan yang menempatkan alam sebagai yang mem-punyai
nilai dalam dirinya sendiri, lepas dari kepentingan manusia.Dengan demikian biosentrisme
menolak antroposentrisme yang menyatakan bahwa manusialah yang mempunyai nilai dalam
dirinya sendiri.Teori biosentrisme berpandangan bahwa mahluk hidup bukan hanya manusia
saja.Ada banyak hal dan jenis mahluk hidup yang memiliki kehidupan. Hanya saja, hal yang
rumit dari biosentrisme, atau yang disebut juga life-centered ethic, terletak pada cara manusia
menanggapi pertanyaan: ”Apakah hidup itu?” . Pandangan biosentrisme mendasarkan moralitas
pada keluhuran kehidupan, entah pada manusia atau pada mahluk hidupnya. Karena yang
menjadi pusat perhatian dan ingin dibela dalam teori ini adalah kehidupan, maka secara moral
berlaku prisip bahwa setiap kehidupan dimuka bumi ini mempunyai nilai moral yang sama,
sehingga harus dilindungi dan diselamatkan. Oleh karena itu, kehidupan setiap mahluk hidup
pantas diperhitungkan secara serius dalam setiap keputusan dan tindakan moral, bahkan lepas
dari pertimbangan untung rugi bagi kepentingan manusia .
3
B.Pilar Utama Teori Biosentrisme
Albert Schweitzer seorang dokter dan filsuf, pemenang Nobel tahun 1952 mengajukan teori etika
lingkungan yang berpusat pada kehidupan.Inti teorinya menyatakan hormat yang sedalam-dalamnya
terhadap kehidupan (reverence for life). Menurut Albert, etika lingkungan bersumber pada kesadaran
bahwa kehidupan adalah hal
sakral, dan katanya ”Saya menjalani kehidupan yang menginginkan tetap hidup,
di tengah kehidupan yang menginginkan untuk tetap hidup”. Prinsip atau perintah moral
yang berlaku di sini berbunyi ”adalah hal yang baik secara moral bahwa kita
mempertahankan dan memacu kehidupan, sebaliknya buruk secara moral kalau kita
menghancurkan kehidupan”.
2. Etika Bumi
Etika bumi merupakan pilar teori etika biosentrisme yang diajukan oleh Aldo
Leopold.Inti dari Land Ethic Theory atau Teori
Etika Bumi ini terdiri dari dua prinsip. Prinsip pertama dari teori ini adalah perlunya
perubahan cara pandang manusia yang hanya melihat bumi dan segala isinya sekadar alat
dan obyek dalam relasi ekonomis dan hanya mempunyai nilai dan fungsi ekonomis bagi
kepentingan manusia. Atas dasar prinsip ini, Leopold mengklaim bahwa segala sesuatu di
alam semesta ini semacam suatu komunitas biotis yang mempunyai nilai terhadap dirinya
sendiri, terlepas dari apakah berkaitan dengan dan menunjang kepentingan manusia atau
tidak. Bumi dan segala isinya adalah subyek moral yang sama seperti manusia.
Prinsip kedua dari etika bumi adalah perluasan pemberlakuan etika agar
mencakup seluruh makhluk yang ada di bumi ini.Dengan demikian, komunitas moral
yang dikenal dalam kehidupan manusia diperluas mencakup pula alam semesta
seluruhnya.Apa yang dilakukan oleh Lepold ini, merupakan perluasan ketiga dari etika
moral. Sebelumnya etika moral hanya berlaku antara manusia besa dengan manusia
bebas, tidak untuk budak atau hamba sahaya.Dari sini etika diperluas sehingga mencakup
seluruh manusia tanpa kecuali yang puncaknya adalah Deklarasi Universal Hak-Hak
Asasi Manusia.
4
3. Anti Spesiesisme
Anti spesiesisme merupakan salah satu versi lain dari biosentrisme, adalah teori
etika yang menuntut perlakuan sama bagi semua makhluk hidup, dengan alasan bahwa
semuanya memiliki kehidupan. Teori ini antara lain dilontarkan oleh Peter Singer dan
James Rachels.
Antispesiesisme adalah sikap yang membela kepentingan dan kelangsungan hidup semua
spesies di muka bumi ini karena mempunyai hak hidup yang sama dan pantas mendapatkan
perhatian dan perlindungan yang sama sama seperti spesies manusia.
Termasuk perlakuan yang sama terutama pada kemampuan merasa sakit, menurut
Singer, tidak ada justifikasi moral apa pun kalau sampai kita tidak mempertimbangkan secara
serius perasaan sakit yang dialami oleh spesies lain di luar manusia.
Rachels juga membela anti spesiesisme, argumennya adalah bahwa aturan moral bersifat netral,
tidak membeda-bedakan spesies dan aturan yang sama yang menjadi pedoman bagi perlakukan
kita terhadap manusia juga menjadi pedoman bagi perlakukan kita terhadap spesies bukan
manusia.
5
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, inti teori biosentrisme pada
umumnya adalah komunitas biotis, dan seluruh kehidupan di dalamnya diberi bobot
dan pertimbangan moral yang sama. Bahkan dalam kenyataan kita harus memilih dan
terpaksa mengorbankan kepentingan yang satu dan mengutamakan kepentingan yang
lain. Hal ini merupakan konsekuensi dari pilihan moral.Yang utama adalah alam
semesta dan seluruh kehidupan yang ada di dalamnya masuk dalam pertimbangan dan
kepedulian moral manusia, dan tidak serta merta dikorbankan begitu saja karena
alasan bahwa alam dan segala isinya tidak bernilai.
B. Saran
6
DAFTAR PUSTAKA