Protein
Protein
Sistein Sistin
IKATAN PEPTIDA
• Dua asam amino berikatan melalui suatu ikatan
peptida dengan melepas sebuah molekul air
1. Protein Sederhana:
• Hanya mengandung residu asam amino
• Kelompok Protein sederhana: albumin,
globulin, glutelin, prolamin, skleroprotein,
histon, dan protamin.
• Dikelompokkan ke dalam protein globular dan
fibrilar.
Protein Globular/sferoprotein
• Protein berbentuk bola
• Banyak terdapat pada bahan pangan seperti susu,
telur, dan daging.
• Contoh protein globular: albumin, globulin, histon, dan
protamin.
1. Gluten:
• Protein khas pada terigu
• Terdiri dari gliadin dan glutenin
• Berfungsi membentuk adonan roti yang elastis
dan mengembang.
• Protein gluten banyak mengandung asam
amino glutamin dan prolin, serta sedikit sistein.
• Ikatan sulfida pada gluten berperan dalam
membentuk struktur elastis dari adonan roti.
• Ikatan disulfida terbentuk di dalam struktur
molekul gliadin dan antar molekul glutenin.
SS
GLIADIN
S S S S S S
GLUTENIN
2. OVALBUMIN
Protein putih telur
Bersifat khas, membentuk buih yang permanen dan
stabil jika dikocok.
Penting dalam pembuatan kue dan roti
Menghasilkan kue yang mengembang dan lembut
1. Nukleoprotein
Tersusun oleh : Protein dan asam nukleat
Terdapat pada : Inti sel dan kecambah biji-
bijian
2. Glikoprotein
Tersusun oleh : Protein dan karbohidrat
Terdapat pada : globulin putih telur, hati,
tendomusin pada otot.
3. Fosfoprotein:
– Tersusun oleh : Protein dan fosfat yang
mengandung lesitin.
– Terdapat pada : Kasein susu dan vitelin/
kuning telur
4. Kromoprotein/ Metaloprotein:
– Tersusun oleh : Protein dan pigmen
(ion logam)
– Terdapat pada : Hemoglobin
5. Lipoprotein
– Tersusun oleh : Protein dan lemak khususnya
phospholipid
– Terdapat pada : lecithovitelin pada kuning telur
dan susu.
Protein Turunan
• Adalah protein yang telah dimodifikasi sifat
fungsionalnya baik secara enzimatis maupun
kimia.
• Protein hasil modifikasi berubah sifat
kelarutannya dalam air, sifat koagulasi atau
panjang rantainya.
SIFAT FISIKOKIMIA ASAM AMINO DAN
PROTEIN
• Protein bila dilarutkan dalam air akan membentuk
dispersi koloidal
• Protein ada yang larut dalam air ada yang tidak larut
• Semua protein tidak larut dalam pelarut lemak seperti
etil eter
• Kadar air
Semakin tinggi kadar air maka protein menjadi semakin
tidak stabil.
• Bahan tambahan
Penambahan gula dan garam akan menstabilkan protein
2. Tekanan hidrostatis
• Denaturasi protein dapat terjadi pada suhu 25oC apabila tekanan cukup
besar.
• Protein yang terdenaturasi karena tekanan (< 2 kbar) umumnya
bersifat reversibel setelah beberapa jam.
b. Pelarut organik
Pada konsentrasi rendah, pelarut organik akan
menstabilkan protein, sedang pada konsentrasi tinggi,
pelarut organik akan mendenaturasi protein.
c. Zat terlarut (solut) organik
Solut organik dapat memecah ikatan hidrogen yang akhirnya menyebabkan
denaturasi protein.
Contoh solut organik adalah urea dan guanidin HCl.
d. Deterjen
Deterjen akan membentuk jembatan antara gugus hidrofobik dengan
hidrofilik yang menyebabkan denaturasi protein. Denaturasi ini bersifat
irreversibel. Contoh deterjen adalah sodium dodecyl sulfate (SDS).
e. Garam
Pada konsentrasi rendah, garam akan menstabilkan protein, sedang pada
konsentrasi tinggi, garam akan mendenaturasi protein.
Sifat-sifat protein terdenaturasi:
• Kelarutannya berkurang
• Pada pH mendekati titik isoelektrik protein
akan menggumpal dan mengendap.
• Viskositas akan bertambah, karena molekul
protein mengembang.
• Enzim yang gugus prostetiknya terdiri dari
protein, aktifitasnya akan hilang, sehingga
tidak dapat berfungsi sebagai enzim yang
aktif.
Denaturasi mempunyai sisi negatif dan positif.
Sisi negatif denaturasi:
- Protein kehilangan aktivitas biologi
- Pengendapan protein
- Protein kehilangan beberapa sifat fungsional
Sisi positif denaturasi:
- Denaturasi panas pada inhibitor tripsin dalam legum
dapat meningkatkan tingkat ketercernaan dan
ketersediaan biologis protein legum.
- Protein yang terdenaturasi sebagian lebih mudah
dicerna, sifat pembentuk buih dan emulsi lebih baik
daripada protein asli.
- Denaturasi oleh panas merupakan prasyarat pembuatan
gel protein yang dipicu panas.
PROTEIN PADA BAHAN PANGAN
PROTEIN DAGING
• Protein daging dapat diklasifikasikan
dalam 3 kelompok besar, yaitu :
1. myofibril
2. stroma
3. sarkoplasma
KOLAGEN:
• Banyak ditemukan dalam organ tanduk, bagian ujung
kaki, tulang, kulit, urat (tendon), tulang rawan dan otot.
•
• Kolagen berwarna putih, tipis, transparan dan keras.
• ELASTIN
• dapat ditemukan pada dinding system sirkulasi dan
jaringn ikat yang tersebar diseluruh tubuh dan
berperan memberikan elatisitas pada jaringan.
• berwarna kekuningan.
• Tidak larut bila dipanaskan dan harus dipisahkan
dari bagian daging.
3. Sarkoplasma.
• Sarkoplasma terdiri dari pigmen, hemoglobin, mioglobin, dan
beraneka ragam enzim.
• CASEIN:
– Merupakan bagian terbesar protein susu
– Terdiri dari asam amino yang mengandung sulfur
(0,78%) yaitu:
• Asam amino cysteine (0,09%)
• Asam amino methionine (0,69%)
PROTEIN WHEY (Laktalbumin dan Laktoglobulin)
– Berbentuk kristal
– Tidak larut dalam air
Laktalbumin
– >25% protein whey
– 4% dari total protein
– Tidak mengandung grup sulfidril.
– Mengandung asam amino cystine yang tinggi.
Laktoglobulin
– > 50% pada protein non casein dari susu skim
– Merupakan protein sederhana yang terbuat
hanya dari asam-asam amino.
– Denaturasinya dipengaruhi oleh:
• Panas
• Meningkatnya konsentrasi ion calsium
• pH diatas 8,6.
Protein Telur
• Telur terdiri dari dua bagian yaitu putih telur dan
kuning telur yang mempunyai komposisi yang
berbeda.
Kuning Telur
• Padatan yang terdapat pada kuning telur sebagian
besar adalah lemak, baik yang terikat maupun tidak.
• Konyugasi protein dan lemak yang terdapat pada
kuning telur adalah lipovitelin dan lipovitelenin.
• Nonlipid phosphoprotein yang penting pada kuning
telur adalah phosvitin.
Putih Telur
• Komposisi utamanya adalah larutan protein dan
sejumlah kecil gula dan garam.
• ovalbumin
– Setengah bagian dari total protein
– Titik isoelektrinya pH 4.55
• Conalbumin:
– protein yang mengikat besi (iron)
– berfungsi sebagai antimikrobial
– titik isoelektriknya pH 6.0
– Jumlahnya 13% dari berat kering
• Ovomucoid
– Mengandung karbohidrat yang tinggi (21%)
– Jumlahnya 11% dari berat kering
– Titik isoelektriknya pada pH 4.3
– Lysozime
• Jumlahnya 3.5% dari berat kering
• Titik isoelektriknya pada pH 10.7
• REAKSI MAILLARD :
reaksi antara protein dengan gula pereduksi
2. Enzim
Pembuatan keju membutuhkan enzim rennin (chymosin) untuk membentuk gel.
•
3. Kation divalen (ion positif yang bermuatan 2)
Contoh: Ca2+, Mg2+
Kation divalen berperan untuk membentuk ikatan silang.
Contohnya adalah penggunaan batu tahu Ca2+ pada tahu
yang berasal dari protein kedelai.
4. Konsentrasi protein
Konsentrasi protein minimum yang diperlukan untuk
membentuk gel:
-Protein kedelai : 8%
-Albumin telur :3%
-Gelatin : 6%
5. pH
•pH optimum untuk pembentukan gel adalah sekitar 7 – 8.
•pH tinggi atau rendah akan menghasilkan gel yang lemah, sedang
pH isoelektrik (pI) akan membentuk gel yang keruh
6. Gula
Gula menyebabkan protein lebih sukar terdenaturasi karena
interaksi hidrofobik lebih kuat
7. Garam
β-laktoglobulin akan membentuk gel yang transparan dalam air. Apabila
ditambah NaCl, maka gel akan menjadi keruh.
DAYA IKAT AIR
• Daya ikat air adalah sifat fisik dan kemampuan
struktur bahan pangan dalam mencegah
terlepasnya air dari struktur tiga dimensi protein.
2. Konsentrasi protein
konsentrasi protein yang tinggi terbentuk busa yang
lebih tebal dan stabil karena adanya peningkatan
ketebalan film interfasial.
3. Garam
Pengaruh garam tergantung pada jenis proteinnya.
•Pada protein globular (albumin serum sapi, albumin telur, gluten,
protein kedelai), konsentrasi garam yang tinggi akan menyebabkan
foamability dan stabilitas tinggi.
•Pada protein whey, konsentrasi garam yang tinggi akan
menyebabkan foamability dan stabilitas rendah.
4. Gula
Pengaruh gula (sukrosa, laktosa dan gula lain) pada larutan protein:
-mengurangi foamability
-meningkatkan foam stability
5. Lemak
•Lemak (terutama fosfolipid) pada konsentrasi lebih dari 0,5% akan
mengurangi sifat buih.
•Film yang dibentuk oleh lemak umumnya tidak kuat dan tidak
elastis, karena gelembung udara mudah pecah.
•Buih yang dihasilkan oleh protein berikut ini lebih baik daripada
buih yang dihasilkan oleh protein yang mengandung lemak :
– konsentrat dan isolat protein whey bebas lemak
– Protein kedelai
– protein telur tanpa kuning telur
6. Tingkat denaturasi
Denaturasi sebagian akan meningkatkan sifat buih, sedang
denaturasi penuh akan menurunkan sifat buih.