Pengantar • Protein adalah sumber asam- asam amino yang mengandung unsur-unsur C, H, O, dan N yang tidak dimiliki oleh lemak atau karbohidrat. • Sebagai zat pembangun, protein merupakan bahan pembentuk jaringan-jaringan baru yang selalu terjadi dalam tubuh dan mempertahankan jaringan yang telah ada. • Di dalam setiap sel yang hidup, protein merupakan bagian yang sangat penting. Pada sebagian besar jaringan tubuh, protein merupakan komponen terbesar setelah air. • Kekurangan protein dalam waktu lama dapat mengganggu berbagai proses dalam tubuh dan menurunkan daya tahan tubuh terhadap penyakit. • Struktur rumit tiga dimensi protein sitokrom-C. • Perbedaan kecil saja pada urutan asam aminonya, yang diwakili bola-bola kecil, akan membuat protein tak berfungsi. • Protein dalam bahan makanan yang dikonsumsi manusia akan diserap oleh usus dalam bentuk asam amino • Bila suatu protein dihidrolisis dengan asam, alkali, atau enzim, akan dihasilkan campuran asam- asam amino • Sebuah asam amino terdiri dari gugus amino, sebuah gugus hidroksil, sebuah atom hidrogen, dan gugus R yang terikat pada sebuah atom C. Struktur Asam Amino • Di dalam tubuh manusia terjadi suatu siklus protein, artinya protein dipecah menjadi komponen-komponen yang lebih kecil yaitu asam amino dan atau peptida. Terjadi juga sintesis protein baru untuk mengganti yang lama. • Waktu yang diperlukan untuk mengganti separuh dari jumlah kelompok protein tertentu dengan protein baru disebut half time atau waktu paruh jangka hidup protein. Sifat Protein • Konstituen organik paling utama dalam otot • Mulder (1838), menggambarkan material ber Nitrogen yang dipercaya menjadi konstituen pokok zat kimia jaringan • Nama PROTEIN, diturunkan dari pengertian kata Greek “Menduduki tempat pertama (paling utama/penting)”. Sifat Protein • Sebagai asam lemah maupun basa lemah atau disebut amphoter • amphiprotis sebab dapat menerima atau sebagai donor proton Kebutuhan Protein • Kebutuhan manusia akan protein dapat dihitung dengan mengetahui jumlah nitrogen yang hilang. Bila seseorang mengkonsumsi ransum tanpa protein, maka nitrogen yang hilang tersebut pasti berasal dari protein tubuh yang dipecah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme • Kebutuhan protein untuk tubuh manusia rata-rata sebesar 1 g protein/kg berat badan per hari Denaturasi protein • Denaturasi dapat diartikan suatu perubahan atau modifikasi terhadap struktur sekunder, tersier dan kuartener terhadap molekul protein tanpa terjadinya pemecahan-pemecahan ikatan kovalen. • Karena itu denaturasi dapat pula diartikan suatu proses terpecahnya ikatan ikatan hidrogen, interaksi hidrofobik, dan terbukanya lipatan atau wiru molekul. • Denaturasi protein dapat menyebabkan terjadinya perubahan susunan asam aminonya, kehilangan fungsi biologiknya dan kelarutannya berubah. • Denaturasi tidak mesti diikuti koagulasi. • Penyebab denaturasi antara lain panas, logam, asam, basa, radiasi, pengadukan, tekanan, ultrasonik, radiasi (sinar UV, X- ray, gamma), pelarut organik, enzim. • Pemekaran molekul protein yang terdenaturasi akan membuka gugus reaktif yang ada pada rantai polipeptida. Selanjutnya akan terjadi pengikatan kembali pada gugus reaktif yang sama atau yang berdekatan. • Bila ikatan yang terbentuk banyak sehingga protein tidak terdispersi sebagai koloid, maka protein tersebut mengalami koagulasi. Apabila ikatan2 antara gugus2 reaktif protein tersebut menahan seluruh cairan, akan terbentuklah gel. Sedangkan bila cairan terpisah dari protein yang terkoagulasi itu, protein akan mengendap. • Protein yang terdenaturasi berkurang kelarutannya. Penggolongan Protein Berdasarkan bentuk molekulnya : Fibrous protein atau skleroprotein/albumoid/skreli B’btk serabut; tidak larut dalam pelarut encer baik larutan garam, basa atupun alkohol. Molekulnya terdiri atas rantai molekul yang panjang, sejajar dengan rantai utama, tidak membentuk kristal dan bila ditarik memanjang kembali ke bentuk semula. Fungsi dari protein ini adalah untuk membentuk struktur bahan dan jaringan. Contoh : kolagen pada tulang rawan, miosin pada otot, kreatin pada rambut dan fibrin pada gumpalan darah. Protein globular b’btk seperti bola, banyak terdapat pada bahan hewani (susu, daging, telur). Protein ini mudah larut dalam garam dan asam encer dan mudah berubah karena pengaruh suhu, konsentrasi garam, asam dan basa serta mudah mengalami denaturasi. Berdasarkan komposisi zat penyusunnya : 1. Protein sederhana – Albumin. protein sederhana, larut dalam air murni, dan terkoagulasi oleh panas. Contoh : albumin telur, albumin serum, laktalbumin dalam susu, leucosin (gandum), legumelin (polong-polongan) – Globulin. Protein sederhana tidak larut dalam air murni tapi larut dalam larutan garam netral. Contoh : miosinogen (globulin otot), ovoglobulin (telur), globulin serum, edestin (gandum, benih rami dan benih lainnya), phaseolin (buncis), legumin (polong-polongan dan buncis), vignin (buncis lembu), tuberin (kentang), amandin (almond), excelsin (kacang Brasil), arachin dan conarachin (kacang tanah) – Glutelin. Tidak larut dalam pelarut netral dan bisa larut dalam larutan asam dan basa encer. Contoh : glutenin (gandum) dan orizenin (beras) Penggolongan Protein – Protein larut Alcohol (prolamin). Larut dalam alkohol 70-80% tapi tidak larut dalam air, alkohol absolut, dan pelarut netral lainnya. Contoh : gliadin (gandum), zein (jagung), hordein (barley), kafirin (kafir jagung) – Albuminoid. Struktur skeletal hewan (biasa disebut skleroprotein), juga pada jaringan pelindung luar seperti kulit, rambut. Contoh : kollagen yang bila direbus menghasilkan gelatin – Histone. Larut dalam air dan tidak larut dalam amonia sangat encer, garam amonium. Dapat mengendap dalam pelarut protein lainnya. Histon yang terkoagulasi dalam pemanasan dapat larut lagi dalam larutan asam sangat encer. Penting sebagai pangan adalah thymus histone dan globin dalam hemoglobin – Protamin. Paling sederhana (lebih komplek dari peptone dan peptida), larut dalam air, tidak terkoagulasi oleh panas, larutan protamin encer bisa mengendapkan protein lain, bersifat basa kuat dan dengan asam kuat membentuk garam kuat. Contoh : salmin dalam ikan salmon, klupein pada ikan herring, skombrin pada ikan mackarel, dan siprinin pada ikan karper. Penggolongan Protein 2. Protein gabungan (konjugasi) – Nucleoprotein. Gabungan satu atau lebih protein dengan asam nukleat. Contoh : thymo-nucleic acid (thymus gland), triticonucleic acid (benih gandum) – Glicoprotein. Gabungan protein dengan kelompok karbohidrat. Contoh : mucin – Phosphoprotein : gabungan protein dengan gugus phosphat. Contoh : caseinogen (susu), ovovitelin (kuning telur) – Hemoglobin. Gabungan protein dengan hematin – Lecithoprotein. Gabungan protein dengan lecithin – Lipoprotein. Gabungan protein dengan lemak. Contoh : serum darah, kuning telur, susu Klasifikasi protein 1. Sempurna : pemeliharaan & penyediaan bagi pertumbuhan normal pd saat digunakan sbg makanan berprotein tunggal. Contohnya : casein dan laktalbumin dari susu; ovoalbumin dan ovovitellin dari telur; glycinin dari kedelai; excelsin dari kacang Brazil; edestin, glutenin, dan maize glutelin dari tanaman padi-padian. 2. Setengah tidak sempurna : hanya utk p’meliharaan hidup but tdk m’support p’tumbuh’n normal. Misalnya : gliadin pada gandum; hordein pada barley; prolamin pada gandum hitam. 3. Tidak sempurna : tdk mampu utk p’meliharaan hidup dan mensupport pertumbuhan normal. Misalnya : zein pada jagung dan gelatin BIOSINTESIS ASAM AMINO AA ESENSIIL AA NON ESENSIIL • Tdk dpt • Dpt disintesis oleh disintesis oleh tubuh tubuh • Diperoleh dari protein diet - AA tak esensial lain (asupan - AA esensial dari makanan) protein diet MACAM ASAM AMINO AA ESENSIIL (10) AA NON ESENSIIL (12) Arginin Alanin, Aspartat Histidin Asparagin Isoleusin Sistein Leusin Glutamat Lisin Glutamin Metionin Glisin Fenilalanin Hidroksiprolin Treonin Hidroksilisin Triptofan Prolin Valin Serin Tirosin • Pada prinsipnya suatu protein yang dapat menyediakan asam amino esensial dalam suatu perbandingan yang menyamai susu manusia mempunyai mutu yang tinggi. • Sebaliknya protein yang kekurangan satu atau lebih asam amino esensial mempunyai mutu yang rendah. Asam amino esensial yang sangat rendah dalam bahan makanan disebut asam amino pembatas. Padi-padian (gandum, beras) mempunyai asam amino pembatas lysine. Kacang-kacangan (kedelai, kacang hijau, kacang arab, buncis, mempunyai asam amino pembatas methionine. Jika dua golongan makanan tersebut dimakan secara bersama-sama bisa saling menutupi kekurangannya.