Anda di halaman 1dari 34

Disusun oleh :

Analisis Kasus
1. Nadia Mufadilah 1814190013
PT.ASABRI
2. Navira Azzahra Febrianti 1814190032
3. Diah Amalia 1814190039
4. Widya Wulandari 1814190040 Mata Kuliah Etika Bisnis dan Profesi
5. Sheila Chairunnissa 1814190041 “Etika dalam kantor Akuntan Publik”
Awal Mula Kerugian Asabri
Kasus PT Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Persero) atau 
Asabri mendengung sejak 3 Februari 2017, ketika hasil audit Badan Pemeriksa
Keuangan keluar. Hitungan awal auditor negara menaksir potensi kerugian investasi
Asabri, yang mengalihkan investasinya dari deposito ke penempatan saham langsung
dan reksa dana sejak 2013, bisa mencapai Rp 16 triliun. Pernyataan Menteri
Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud Md, Jumat, 10 Januari 2020,
menguatkan rumor tersebut. Mahfud mengaku telah mendapat informasi tentang
masalah di tubuh Asabri. Dalam audit BPK, Asabri kedapatan membeli saham
bodong senilai Rp 802 miliar. Perseroan juga tercatat membeli dua saham gorengan,
yakni milik PT Eureka Prima Jakarta Tbk (LCGP) senilai Rp 203,9 miliar dan PT
Sugih Energy Tbk (SUGI) sebesar Rp 452 miliar. Ada juga pelepasan dua belas
saham non-blue chip senilai Rp 1,062 triliun, sebelumnya dibeli dengan harga Rp 987
miliar ke reksa dana afiliasi yang diduga bertujuan mengerek keuntungan akhir
tahun. Selain itu, BPK menyoroti pembelian ribuan kaveling tanpa sertifikat senilai
Rp732M
Pada 2017, penempatan dana Asabri di portofolio saham mencapai
Rp 5,34 triliun dan reksa dana Rp 3,35 triliun. Sisa investasi mereka di
deposito, yang paling likuid ketika dibutuhkan, tinggal Rp 2,02 triliun.
Belum ada informasi terbaru tentang sebaran investasi Asabri karena
tidak ada publikasi laporan keuangan dari perusahaan sejak 2018. Pada 8
September 2015, Benny Tjokrosaputro, pemilik Hanson International,
menyurati Direktur Utama Asabri saat itu, Mayor Jenderal Tentara
Nasional Indonesia Purnawirawan Adam Damiri, untuk menawarkan
kepemilikan 18 persen saham PT Harvest Time, yang dimiliki anak usaha
Hanson yang lain, yaitu PT Wiracipta Senasatria, senilai Rp 1,2
triliun.Masalah muncul karena Wiracipta tidak pernah memiliki 18 persen
saham Harvest yang diklaim Benny. Wiracipta hanya mengempit 13
persen, itu pun telah dijual ke PT BW Plantation. Manajemen Asabri
mengaku baru mengetahuinya setelah ada pemeriksaan BPK. Saat
pemeriksaan, direksi Asabri mengaku pembelian saham tanpa melalui
proses uji tuntas dan studi kelayakan.
Setelah kena semprit BPK, Asabri di bawah direktur utama yang baru, Letnan
Jenderal Purnawirawan Sonny Widjaja, pada 3 Juni 2016, menyurati Wiracipta
agar persekot sebesar Rp 802 miliar itu dikembalikan. Asabri juga menambahkan
kewajiban bunga berjalan sebesar 7 persen per tahun—jauh di bawah bunga
pinjaman bank komersial—terhitung sejak 14 Januari 2016 selama tiga tahun.
Ditambah bunga, kewajiban Wiracipta menjadi Rp 832 miliar. Benny
menyanggupi, tapi mengajukan skema pelunasan sendiri. Benny hanya mau
mengembalikan tunai Rp 100 miliar. Sisanya dipenuhi dalam bentuk aset kaveling
siap bangun di Serpong Kencana yang dikembangkan Blessindo Terang Jaya, juga
anak usaha Hanson. Benny awalnya menawarkan 2.033 kaveling seluas 146.400
meter persegi. Pada 23-29 Juni 2016, Wiracipta membayar Rp 100 miliar kepada
Asabri. Perusahaan itu masih menunggak Rp 732 miliar. Rapat direksi Asabri
pada 13 Juli 2016 baru menyetujui usul Benny—kendati Benny sudah menyetor
uang muka pengembalian—tapi dengan sedikit modifikasi. Benny wajib membeli
kembali kaveling yang menjadi pengganti saham dan menjualnya, lalu hasil dan
keuntungannya diberikan kepada Asabri satu tahun kemudian.
14 Saham Asabri anjlok
Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika
Wirjoatmodjo menyebutkan memang terdapat kerugian di portofolio
dari sisi saham milik PT Asabri (Persero) namun belum diketahui terkait
jumlah kerugian tersebut. Kartika masih belum tahu waktu pasti
dimulainya terdapat kerugian pada saham Asabri sebab masih dilakukan
investigasi bersama Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Namun, sekitar
dua pertiga saham milik PT Asabri kini harganya di bawah harga saat
penawaran umum perdana (IPO). Berdasarkan data Bursa Efek
Indonesia per 13 Januari 2020, dari saham yang dimiliki Asabri di atas
lima persen, sebanyak 8 dari 13 saham tersebut lebih rendah dari harga
saat IPO. Dari delapan saham tersebut, empat di antaranya termasuk
dalam saham "gocap" alias saham yang mentok di harga terendah di
bursa yaitu Rp50 per saham. Empat saham gocap tersebut antara lain,
Sidomulyo Selaras Tbk (SDMU) di mana harga IPO Rp225 per saham,
Inti Agri Resources Tbk (IIKP) harga IPO Rp450 per saham,SMR
Utama Tbk (SMRU) harga IPO Rp600 per saham, dan Hanson
Internasional Tbk (MYRX) harga IPO bahkan mencapaiRp9.900/saham
Empat saham di bawah harga IPO lainnya itu Alfa Energi Investama
Tbk (FIRE) dari harga IPO Rp500 per saham menjadi Rp326 per
saham, PP Properti Tbk (PPRO) dari harga IPO Rp185 per saham jadi
Rp66 per saham, Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) dari harga IPO
Rp300 per saham jadi Rp204 per saham, dan Island Concept
Indonesia Tbk (ICON) dari harga IPO Rp118 per saham jadi Rp71 per
saham. Sementara itu, lima saham milik Asabri lainnya saat ini lebih
tinggi dibandingkan harga saat IPO yaitu Prima Cakrawala Abadi Tbk
(PCAR) dari harga IPO Rp150 per saham jadi Rp338 per saham dan
Bank Yudha Bhakti Tbk (BBYB) dari harga IPO Rp115 jadi Rp268
per saham. Selanjutnya ada Indofarma Tbk (INAF) dari harga IPO
Rp250 per saham jadi Rp740 per saham, Pelat Timah Nusantara Tbk
(NIKL) dari harga IPO Rp325 per saham jadi Rp675 per saham, dan
Pool Advista Finance Tbk (POOL) dari harga IPO Rp135 per saham
jadi Rp197 per saham.
Sanksi Tegas KAP Asabri

Pusat Pembinaan Profesi Keuangan (P2PK) Kementerian Keuangan


(Kemkeu) akan memberikan sanksi tegas pada Kantor Akuntan Publik
(KAP) yang terbukti melakukan audit dan memberikan opini tidak
sesuai dengan kode etik atau standar pemeriksaan pada laporan
keuangan PT Asabri (persero).Sekretaris Jenderal Kementerian
Keuangan Hadiyanto mengatakan, Asabri biasanya diaudit oleh KAP
yang terdaftar. Sanksi yang akan diberikan, lanjutnya, disesuai dengan
tingkat kesalahan KAP yang bersangkutan. “Bisa bersifat teguran
maupun pembebasan sementara dari praktik sebagai akuntan publik,”
tutur Hadiyanto. Berdasarkan laporan keuangan, di tahun 2014 laba
Asabri tercatat mencapai Rp 245 miliar dengan Opini Audit Wajar
Tanpa Pengecualian (WTP). Saat itu KAP yang tercatat melakukan
audit adalah Heliantono & Rekan. Kemudian di tahun 2015, dengan
auditor yang sama, laba Asabri tercatat menjadi Rp 347 miliar dengan
opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).
Selanjutnya, pada tahun 2016, masih dengan auditor yang sama,
laba Asabri tercatat sebesar Rp 116 miliar dengan opini audit Wajar
Tanpa Pengecualian (WTP). Sedangkan, pada tahun 2017 laba
Asabri kemudian tercatat melonjak menjadi Rp 943 miliar, naik 7
kali lipat dari tahun sebelumnya, dengan opini audit Wajar Tanpa
Pengecualian (WTP). Di periode ini PwC juga yang bertindak
sebagai auditornya. Staf Khusus Kementerian BUMN Arya
Sinulingga mengharapkan pihak-pihak yang berutang seperti Heru
Hidayat dan Benny Tjokrosaputro bisa memenuhi tanggung jawab
atas utang-utangnya, supaya juga bisa membantu Asabri dalam
pembenahan
Etika dalam Kantor Akuntan Publik

1 Etika Bisnis Akuntan Publik

2 Tanggungjawab sosial akuntan publik

3 Akuntan publik sebagai entitas bisnis

4 Krisis Profesi Akuntansi

5 Regulasi dalam penegakan etika kantor


akuntan publik
1.Etika Bisnis Akuntan publik

Di Indonesia penegakan kode etik dilaksanakan oleh sekurang-


kurangnya enam unit organisasi, yaitu Kantor Akuntan Publik, Unit Peer
Review Kompartemen Akuntan Publik IAI, Badan Pengawas Profesi
Kompartemen Akuntan Publik IAI, Dewan Pertimbangan Profesi IAI,
Departemen Keuangan RI, dan BPKP. Selain keenam unit organisasi
tadi, pengawasan terhadap kode etik diharapkan dapat dilakukan sendiri
oleh para anggota dan pimpian KAP. Kode Etik Profesi Akuntan Publik
(sebelumnya disebut Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik) adalah
aturan etika yang harus diterapkan oleh anggota Institut Akuntan Publik
Indonesia atau IAPI (sebelumnya Ikatan Akuntan Indonesia –
Kompartemen Akuntan Publik atau IAI-KAP) dan staf profesional (baik
yang anggota IAPI maupun yang bukan anggota IAPI) yang bekerja
pada satu Kantor Akuntan Publik (KAP). Kode etik profesi merupakan
kaidah-kaidah yang menjadi landasan bagi eksistensi profesi dan sebagai
dasar terbentuknya kepercayaan masyarakat karena dengan mematuhi
kode etik, akuntan diharapkan dapat menghasilkan kualitas kinerja yang
paling baik bagi masyarakat.
Ada lima aturan etika yang telah ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia-
Kompartemen Akuntan Publik (IAI-KAP). Lima aturan etika itu adalah :
 Independensi, integritas, dan obyektivitas
 Standar umum dan prinsip akuntansi
 Tanggung jawab kepada klien
 Tanggung jawab kepada rekan seprofesi
 Tanggung jawab dan praktik lain

Dalam Kasus :
Pada Kasus ini KAP yang melakukan audit tidak menaati etika bisnis
akuntan public dengan memberikan opini tidak sesuai dengan kode etik
atau standar pemeriksaan pada laporan keuangan PT Asabri (persero)
karena mencatat laba PT.Asabri lebih besar 7 kali lipat dari sebelumnya
padahal seharusnya PT. ASABRI merugi karena portofolio saham
investasinya
2.Tanggung jawab social akuntan
publik

Gagasan bisnis kontemporer sebagai institusi sosial muncul


dikembangkan berdasarkan persepsi yang menyatakan bahwa
bisnis bertujuan untuk memperoleh laba. Persepsi ini
diartikulasi secara jelas oleh Milton Friedman yang
memaparkan bahwa tanggung jawab bisnis yang utama
adalah menggunakan sumber daya dan mendesain tindakan
untuk meningkatkan laba sepanjang tetap mengikuti atau
mematuhi aturan permainan. Hal ini dapat dikatakan bahwa
bisnis tidak seharusnya diwarnai oleh penipuan dan
kecurangan. Pada struktur utilitarian, melakukan aktivitas
untuk memenuhi kepentingan sendiri diperbolehkan. Untuk
memenuhi kepentingan sendiri, setiap orang memiliki cara
yang berbeda-beda dan terkadang saling berbenturan satu
dengan yang lainnya.
Menurut Smith mengejar kepentingan pribadi diperbolehkan
sepanjang tidak melanggar hukum dan keadilan atau kebenaran.
Bisnis harus diciptakan dan diorganisasikan dengan cara yang
bermanfaat bagi masyarakat

Dalam Kasus :
Pada Kasus ini , Jika KAP yang mengaudit terbukti
bersalah karena memberikan opini tidak sesuai
dengan kode etik atau standar pemeriksaan pada
laporan keuangan PT Asabri (persero) seharusnya
KAP tersebut tidak bersikap demikian hanya untuk
memenuhi petinggi perusahaan. Seharusnya akuntan
public lebih mengutamakan kepentingan public
dibandingkan mengejar laba
3.Akuntan public sebagai
entitas bisnis

Sebagai entitas bisnis layaknya entitas – entitas bisnis lain, Kantor Akuntan
Publik juga dituntut untuk peduli dengan keadaan masyarakat, bukan hanya
dalam bentuk ”uang” dengan jalan memberikan sumbangan, melainkan lebih
kompleks lagi. Artinya, pada Kantor Akuntansi Publik bentuk tanggung
jawab sosial suatu lembaga bukanlah pemberian sumbangan atau pemberian
layanan gratis. Tapi meliputi ciri utama dari profesi akuntan publik terutama
sikap altruisme, yaitu mengutamakan kepentingan publik dan juga
memperhatikan sesama akuntan publik dibanding mengejar laba. Dalam
melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional, setiap anggota harus
senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua
kegiatan yang dilakukannya. Sebagai profesional, anggota mempunyai peran
penting dalam masyarakat. Sejalan dengan peran tersebut, anggota
mempunyai tanggung jawab kepada semua pemakai jasa profesional mereka.
Anggota juga harus selalu bertanggung jawab untuk bekerja sama dengan
sesama anggota untuk mengembangkan profesi akuntansi, memelihara
kepercayaan masyarakat dan menjalankan tanggung jawab profesi dalam
mengatur dirinya sendiri. Usaha kolektif semua anggota diperlukan untuk
memelihara dan meningkatkan tradisi profesi akuntan publik.
Dalam Kasus :
Pada Kasus ini , KAP yang mengaudit seharusnya tidak
memberikan opini tidak sesuai dengan kode etik atau
standar pemeriksaan pada laporan keuangan PT Asabri
(persero) karena hal tersebut tidak sesuai dengan
akuntan public sebagai entitas bisnis, jikalau KAP yang
mengaudit tersebut terbukti bersalah. Karena kalau
bersalah, masyarakat tidak akan percaya dengan
perusahaan tersebut. Karena profesi akuntan memegang
peranan penting dalam masyarakat, sehingga
menimbulkan ketergantungan dalam hal tanggung
jawab akuntan terhadap kepentingan public.
4.Krisis profesi Akuntansi

Tekanan pemaksimalan Profit saat ini membawa profesi akuntan ke dalam


krisis. Profesi dituntut untuk melakukan tindakan dalam berbagai cara yang
dapat menciptakan laba tertinggi agar dapat bersaing dengan iklim
persaingan yang semakin ketat. Dalam hal ini, seluruh tindakan yang
diambil justru membuat profesi berada dalam kondisi yang membahayakan
dirinya dan dapat dituntut secara hukum. Namun, di pihak lain akuntan
dipaksa untuk tetap bersikap profesional dan dihadapkan pada serangkaian
aturan yang harus ditaati. Akuntan harus tetap bersikap objektif, jujur, adil,
tepat, independen, bertanggung jawab dan berintegritas dala menjalankan
tugasnya. Motivasi untuk berperilaku etis sangat penting karena dengan
berperilaku etis dapat memberikan kontribusi diantaranya keuntungan
jangka panjang bagi perusahaan, integritas personal dan kepuasan bagi
pihak yang terlibat dalam bisnis tersebut, kejujuran dan loyalitas karyawan
serta confidence dan kepuasan pelanggan. Perusahaan seharusnya
memperhatikan tanggung jawab sosial yang bertujuan untuk mereduksi
timbulnya aksi sosial yang menolak keberadaan suatu perusahaan. Berbeda
halnya dengan perusahaan yang mementingkan keuntungan jangka pendek.
Perusahaan yang hanya berorientasi pada keuntungan jangka pendek ini
cenderung kurang memperhatikan masalah etika dan integritas.
Dalam Kasus :
Pada kasus ini , Jika KAP terbukti melakukan audit dan
memberikan opini tidak sesuai dengan kode etik atau
standar pemeriksaan pada laporan keuangan PT Asabri
(persero). PT. Asabri melakukan kesalahan penempatan
portofolio sehingga menyebabkan kerugian. Tetapi
akuntan publik mencatat laporan keuangan PT. Asabri
laba. Hal ini jelas membawa profesi akuntansi kedalam
krisis seharusnya akuntan tetap besikap profesonal atau
berperilaku etis dan tetap berada dijalan yang benar
karena kalau tidak akan merugikan perusahaan
5.Regulasi dalam penegakan etika kantor akuntan
public

Di Indonesia, melalui PPAJP – Dep. Keu., pemerintah


melaksanakan regulasi yang bertujuan melakukan pembinaan dan pengawasan
terkait dengan penegakkan etika terhadap kantor akuntan publik. Hal ini
dilakukan sejalan dengan regulasi yang dilakukan oleh asosiasi profesi terhadap
anggotanya. Perkembangan terakhir dunia internasional menunjukkan bahwa
kewenangan pengaturan akuntan publik mulai ditarik ke pihak pemerintah,
dimulai dengan Amerika Serikat yang membentuk Public Company Accounting
Oversight Board (PCAOB). PCAOB merupakan lembaga semi pemerintah yang
dibentuk berdasarkan Sarbanes Oxley Act 2002. Hal ini terkait dengan turunnya
kepercayaan masyarakat terhadap lemahnya regulasi yang dilakukan oleh
asosiasi profesi, terutama sejak terjadinya kasus Enron dan Wordcom yang
menyebabkan bangkrutnya Arthur Andersen sebagai salah satu the Big-5
yaitu kantor akuntan publik besar tingkat dunia. Sebelumnya, kewenangan
asosiasi profesi sangat besar, antara lain:
– Pembuatan standar akuntansi dan standar audit
– Pemeriksaan terhadap kertas kerja audit, dan
– Pemberian sanksi.
Dalam Kasus :

Pada Kasus ini , Ditemukan ada ketidakwajaran dalam laporan keuangan


PT. ASABRI, KAP PwC mencatat laba senilai 943 miliyar yang mana
naik 7 kali lipat dari tahun sebelumnya dan Kementerian Keuangan
(Kemkeu) akan memberikan sanksi tegas pada Kantor Akuntan Publik
(KAP) yang terbukti melakukan audit dan memberikan opini tidak sesuai
dengan kode etik atau standar pemeriksaan pada laporan keuangan PT
Asabri (persero). Sanksi yang akan diberikan, disesuai dengan tingkat
kesalahan KAP yang bersangkutan. Bisa bersifat teguran maupun
pembebasan sementara dari praktik sebagai akuntan public. Dapat
disimpulkan bahwa meskipun IAI telah berupaya melakukan penegakan
etika profesi bagi akuntan, khususnya akuntan publik, namun demikian
sikap dan perilaku tidak etis dari para akuntan publik masih tetap ada.
Prinsip-prinsip etika bisnis
menurut Sony Keraf(1998)
1 . Prinsip Otonomi
Otonomi merupakan prinsip kemandirian, kebebasan, dan
tanggung jawab berkaitan dengan kemampuan untuk mengambil
keputusan mandiri, melakukan tindakan sesuai dengan apa yang
diyakini, bebas dari tekanan, hasutan, ataupun ketergantungan
kepada pihak lain
Dalam Kasus :
Pada kasus ini PT Asabri tidak menerapkan Prinsip Otonomi
karena KAP Asabri melakukan audit dan memberikan opini tidak
sesuai dengan kode etik atau standar pemeriksaan pada laporan
keuangan PT Asabri.
2 . Prinsip Kejujuran
Prinsip ini menanamkan sikap bahwa apa yang dilakukan harus sesuai dengan
apa yang dijanjikan atau dikatakan. Prinsip ini juga mendorong kepatuhan
dalam melaksanakan berbagai komitmen, kontrak, ataupun perjanjian yang
telah disepakati.

Dalam Kasus :
Pada kasus ini PT.Asabri tidak menerapkan prinsip kejujuran
Terjadinya kerugian PT Asabri dimana Benny Tjokrosaputro, pemilik Hanson
International, menyurati Direktur Utama Asabri dengan menawarkan 18
persen saham PT Harvest Time yang dimiliki anak perusahaan Hanton
International yaitu PT Wiracipta senilai Rp 1,2 T. Setelah dilakukannya
pemeriksaan oleh BPK, Wiracipta tidak pernah memiliki 18 persen saham
Harvest yang diklaim Benny. Wiracipta hanya mengempit 13 persen, itu pun
telah dijual ke PT BW Plantation.Direksi Asabri mengaku pembelian saham
tersebut tanpa melalui proses uji tuntas dan studi kelayakan.
3.Prinsip Keadilan
Prinsip keadilan menanamkan sikap untuk selalu berlaku adil kepada semua
pihak tanpa membeda-bedakan, baik itu terkait masalah ekonomi, hukum,
sosial, ataupun masalah lainnya.Singkatnya, prinsip keadilan menuntut agar
setiap orang diperlakukan secara sama sesuai dengan aturan yang adil dan
sesuai kriteria yang rasional obyektif, serta dapat dipertanggung jawabkan.

Dalam kasus :
Pada kasus Ini , PT.Asabri tidak menerapkan prinsip keadilan
 Wiracipta membayar Rp 100 M kepada Asabri. Sisanya dipenuli dalam bentuk aset
kaveling siap bangun dan juga anak usaha Hanson. Wiracipta menunggak Rp 732 M.
 Salah investasi Asabri terkait dengan kebijakan pemerintah memberi keistimewaan
pada perusahaan itu. Hotbonar bilang pemerintah memang memiliki hak sebagai
pemberi kerja untuk menentukan pengawasannya, tetapi salah investasi yang
berujung kerugian ini membuktikan hal itu keliru. Ia mengatakan ada peran
inspektorat di sejumlah lembaga memiliki keterbatasan karena mereka hanya mampu
menyelidiki perkara pengelolaan organisasi secara umum.
4.Prinsip saling menguntungkan
Prinsip saling menguntungkan menuntut agar bisnis dijalankan
sedemikian rupa sehingga menguntungkan semua pihak.Oleh karena itu,
dalam berbisnis perlu ditanamkan prinsip saling menguntungkan atau
win-win solution, atau dengan kata lain, setiap keputusan atau tindakan
yang diambil harus bisa membuat semua pihak merasa diuntungkan.

Dalam kasus :
Pada kasus ini , PT.Asabri tidak menerapkan prinsip saling
menguntungkan . Direktur Utama Asabri, Mayjen (Purn) Subardja
Midjaja bersama pengusaha Henry Leo disebut menyelewengkan dana
asuransi dan perumahan prajurit untuk bisnis batu bara sampai proyek
property. Kerugian negara waktu itu ditaksir mencapai Rp410 miliar
5.Prinsip Integritas Moral
Prinsip integritas moral digunakan sebagai tuntutan internal dalam diri pelaku
bisnis atau perusahaan, agar perlu menjalankan bisnis dengan tetap menjaga
nama baik pimpinan, karyawan, maupun perusahaannya.Oleh karena itu,
prinsip integritas moral menekankan untuk tidak merugikan orang lain dalam
segala tindakan bisnis yang diambil dan menekankan bahwa setiap orang
memiliki harkat dan martabat yang harus dihormati.

Dalam Kasus :
Pada kasus ini , KAP yang bersangkutan diberikan sanksi yang
bersifat teguran maupun pembebasan sementara dari praktik
sebagai akuntan publik. Juga pihak yang berutang pada PT Asabri
dapat memenuhi tanggung jawab atas utang-utangnya upaya
membantu Asabri dalam pembenahan.
Bertens (2013)
ukuran moralitas
dalam bisnis
1 . Hati Nurani

Suatu perbuatan adalah baik, bila dilakukan sesuai dengan hati nuraninya,
dan perbuatan buruk bila dilakukan berlawanan dengan hati nuraninya.
Kalau kita mengambil keputusan moral berdasarkan hati nurani, keputusan
yang diambil “dihadapan Tuhan” dan kita sadar dengan tindakan tersebut
memenuhi kehendak tuhan.

Dalam Kasus :
Biasanya,restatement bukanlah merupakan pantangan karena merupakan
kesalahan pencatatan yang dimintakan oleh pemangku kepentingan
perusahaan (stakeholder) yang dapat berupa komisaris, pemegang saham,
maupun otoritas. Dalam hal Asabri, otoritas yang membawahi asuransi bagi
anggota angkatan dan Polri tersebut adalah Kementerian Pertahanan,
Kementerian Keuangan, dan Badan Pemeriksa Keuangan. Namun, dengan
seringnya terjadi restatement pada laporan keuangannya, tentu dapat
menjadi pertanyaan bagi stakeholder mereka.
2.Kaidah emas

Cara lebih obyektif untuk menilai baik buruknya perilaku moral adalah
mengukurnya dengan Kaidah Emas (positif), yang berbunyi : "Hendaklah
memperlakukan orang lain sebagaimana Anda sendiri ingin
diperlakukan".Rumusan Kaidah Emas secara negatif : "Jangan perlakukan
orang lain, apa yang Anda sendiri tidak ingin akan dilakukan terhadap diri
Anda" Ada pribahasa yang menyatakan . “Apa yang kamu tabur itulah
yang kamu tuai”.Jika kamu menabur hal buruk kamu akan menuai hal
buruk dalam hidup.

Dalam Kasus :
Restatement kembali terjadi pada 2015, yaitu oleh Heliantono dari KAP
Heliantono & Rekan (Parker Randall International) yang menyajikan
laporan keuangan 2014 yang diaudit KAP yang sama, hanya beda afiliasi
internasional yaitu masih berada dalam jaringan Masamitsu Magawa.
3.Penilaian Umum

Cara ketiga dan barangkali paling ampuh untuk menentukan baik buruknya
suatu perbuatan atau perilaku adalah menyerahkan kepada masyarakat umum
untuk menilai. Cara ini bisa disebut juga audit sosial. Sebagaimana melalui
audit dalam arti biasa sehat tidaknya keadaan finansial suatu perusahaan
dipastikan, demikian juga kualitas etis suatu perbuatan ditentukan oleh
penilaian masyarakat umum. Di dini perlu digarisbawahi secara khusus
pentingnya kata "umum'. Tidak cukup, bila suatu masyarakat terbatas menilai
kualitas etis suatu perbuatan atau perilaku. Sebab, mungkin mereka
mempunyai vested interests, sehingga cenderung membenarkan saja perilaku
yang menguntungkan mereka, sambil menipu dirinya sendiri tentang kualitas
etis-nya.

Dalam Kasus :
Berdasarkan laporan keuangan audit perseroan pada rentang waktu 8 tahun
tersebut, tercatat asuransi sosial tersebut pernah melakukan restatement
sebanyak empat kali.
LIMA PRINSIP
DASAR ETIKA
AKUNTAN
1. Integritas
Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, setiap anggota
harus memenuhi tanggung jawab profesionalnya dengan integritas setinggi
mungkin. Integritas mengharuskan seorang anggota untuk bersikap jujur
dan berterus terang tanpa harus mengorbankan rahasia penerima jasa, tetapi
tidak menerima kecurangan atau peniadaan prinsip.
Dalam Kasus :

Pada kasus ini PT. Asabri tidak menerapkan prinsip integritas, karena
perusahaan tersebut dalam audit BPK, PT. Asabri kedapatan membeli saham
bodong senilai Rp 802 miliar. Perseroan juga tercatat membeli dua saham
gorengan, yakni milik PT Eureka Prima Jakarta Tbk (LCGP) senilai Rp 203,9
miliar dan PT Sugih Energy Tbk (SUGI) sebesar Rp 452 miliar. Sudah terlihat
jelas bahwa, adanya ketidak jujuran yang dilakukan oleh pihak audit pada PT
Asabri karena melakukan pembelian saham bodong (penipuan saham). Itu
adalah salah satu dari beberapa pelanggaran yang dilakukan oleh PT. Asabri
untuk meraup keuntungan. Dan sanksi yang akan diberikan, lanjutnya,
disesuaikan dengan tingkat kesalahan KAP yang bersangkutan.
2.Objektivitas
Objektivitas merupakan suatu kualitas yang memberikan nilai atas jasa yang
diberikan anggota. mengharuskan anggota bersikap adil, tidak memihak, jujur
secara intelektual, tidak berprasangka serta bebas dari benturan kepentingan
atau di bawah pengaruh pihak lain. Pada objektivitas, tidak mengompromikan
pertimbangan professional atau bisnis karena adanya bias, benturan
kepentingan, atau pengaruh yang tidak semestinya dari pihak lain
Dalam Kasus :
Pada kasus ini, bahwa PT. Asabri tidak menerapkan prinsip objektivitas, yang
seharusnya anggota harus bersikap adil, tidak memihak, dan jujur secara
intelektual. Karena pihak KAP pada PT. Asabri melakukan audit dan
memberikan opini yang tidak sesuai dengan kode etik(Jika terbukti bersalah) ,
dengan cara menaikkan laba disetiap tahunnya, yang membuat P2PK curiga.
Terlihat jelas bahwa adanya ketidakadilan, tidak jujur, dan adanya anggota
yang memihak pada pihak yang salah. Dikatakan objektivitas, jika KAP pada
PT. Asabri memberikan informasi audit yang sesuai dengan laporan
keuangannya yang sebenar-benarnya tanpa ada yang ditutup-tutupi.
3. Kompetensi dan kehati – hatian professional
Setiap Praktisi wajib memelihara pengetahuan dan keahlian profesionalnya pada
suatu tingkatan yang dipersyaratkan secara berkesinambungan,sehingga klien atau
pemberi kerja dapat menerima jasa profesional yang diberikan secara kompeten
berdasarkan perkembangan terkini dalam praktik, perundang-undangan, dan
metode pelaksanaan pekerjaan. Setiap Praktisi harus bertindak secara profesional
dan sesuai dengan standar profesi dan kode etik profesi yang berlaku dalam
memberikan jasa profesionalnya

Dalam Kasus :
Pada Kasus ini , KAP yang melakukan audit , tidak melakukan sesuai dengan
standar profesi dan kode etik profesi (Jika terbukti bersalah) karena saat
memberikan opini tidak sesuai dengan kode etik atau standar pemeriksaan pada
laporan keuangan PT Asabri (persero) karena mencatat laba PT.Asabri lebih besar
7 kali lipat dari sebelumnya padahal seharusnya PT. ASABRI merugi karena
portofolio saham investasinya , Karena Pihak KAP tidak menaati etika bisnis
maka dengan begitu dianggap tidak profesional .
4.Kerahasiaan
Mengingat akuntan adalah profesi yang berhubungan langsung dengan data
keuangan, maka sudah sepatutnya harus mampu memegang prinsip kerahasiaan.
Prinsip kerahasiaan mengharuskan setiap akuntan untuk tidak melakukan hal
berikut ini.
1. Mengungkapkan informasi rahasia yang diperolehnya dari hubungan profesional
dan hubungan bisnis pada pihak di luar kantor akuntan atau organisasi tempat
akuntan bekerja tanpa diberikan kewenangan yang memadai dan spesifik,
2. Menggunakan informasi rahasia untuk keuntungan pribadi atau pihak ketiga.

Dalam Kasus :
Dalam audit BPK, Asabri kedapatan membeli saham bodong senilai Rp 802 miliar. Perseroan juga
tercatat membeli dua saham gorengan, yakni milik PT Eureka Prima Jakarta Tbk (LCGP) senilai Rp 203,9
miliar dan PT Sugih Energy Tbk (SUGI) sebesar Rp 452 miliar. Saat pemeriksaan, direksi Asabri
mengaku pembelian saham tanpa melalui proses uji tuntas dan studi kelayakan. Belum ada informasi
terbaru tentang sebaran investasi Asabri karena tidak ada publikasi laporan keuangan dari perusahaan
sejak 2018.
5.Perilaku Profesional
Perilaku professional artinya mematuhi peraturan perundang -
undangan yang berlaku dan menghindari perilaku apapun yang
diketahui oleh akuntan mungkin akan mendiskreditkan profesi akuntan.

Dalam Kasus :
Pada kasus ini, KAP pada PT. Asabri tidak menerapkan perilaku
profesional,kalau terbukti bersalah karena membuat laporan keuangan dan
memberikan opiatau standar pemeriksaan pada laporan keuangan
PT.Asabri, dimana kasus ini telah mendiskreditkan profesi mereka yang
dinilai tidak mempunyai perilaku professional dalam menjalankan
tugasnya oleh pelaku bisnis yang akan menyewa jasanya sebagai auditor.

Anda mungkin juga menyukai