Anda di halaman 1dari 24

MUTU PELAYANAN

RUMAH SAKIT

STIKES HANGTUAH SURABAYA


MNAJEMEN KEPEAWATAN 2021
• Fungsi dan peran perawat sangat penting dalam
memberikan asuhan keperawatan secara holistik kepada
klien.
• Sudahkah perawat melakukan tugas mulianya tersebut
dengan baik? Bagaimanakah citra perawat ideal di mata
masyarakat?
• Perkembangan dunia kesehatan yang semakin pesat kian
membuka pengetahuan masyarakat mengenai dunia
kesehatan dan keperawatan, banyaknya masyarakat
yang mulai menyoroti dan mengkritisi kinerja tenaga-
tenaga kesehatan.
Mutu Pelayanan Keperawatan

• Menurut Depkes RI (2010), pelayanan kepada pasien yang


berdasarkan standar keahlian untuk kebutuhan dan
keinginan pasien, sehingga pasien dapat memperoleh
kepuasan yang akhirnya dapat meningkatkan
kepercayaan kepada rumah sakit, serta dapat
menghasilkan keunggulan kompetitif melalui pelayanan
yang bermutu, efisien, inovatif, dan menghasilkan
customer responsiveness.
• Mutu pelayanan asuhan keperawatan
sebenarnya merujuk kepada penampilan
(Performance) dari pelayanan asuhan
keperawatan. Secara umum disebutkan bahwa
makin sempurna penampilan pelayanan, makin
sempurna pula mutu/kualitasnya (Bacal, 2007).
Menurut Muninjaya (2007), ciri-ciri asuhan
keperawatan yang berkualitas antara lain:

Memenuhi standar profesi yang ditetapkan


Sumber daya untuk pelayanan asuhan keperawatan
dimanfaatkan secara wajar, efisien dan efektif
Aman bagi pasien dan tenaga keperawatan sebagai
pemberi jasa pelayanan
Memuaskan bagi pasien dan tenaga keperawatan
Memperhatikan aspek sosial, ekonomi, budaya,
agama, etika, dan tata nilai masyarakat
Menurut Lebouf (2007), lima dimensi mutu pokok mengukur persepsi
pelanggan tentang mutu pelayanan :

Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan untuk memberikan


pelayanan yang sesuai dengan janji yang ditawarkan.
Responsiveness (daya tanggap), yaitu respon atau kesigapan
karyawan dalam membantu pelanggan dan memberikan pelayanan
yang cepat dan tanggap,
Assurance (keyakinan/ jaminan)
Emphaty (empati)
Tangibles (Berwujud)
INDIKATOR MUTU RUMAH SAKIT
1. Kepatuhan Identifikasi Pasien
2. Emergency Response Time (Waktu Tanggap Pelayanan Gawat
Darurat ≤ 5 menit)
3. Waktu Tunggu Rawat Jalan
4. Penundaan Operasi Elektif
5. Kepatuhan Jam Visite Dokter Spesialis
6. Waktu Lapor Hasil Tes Kritis Laboratorium
7. Kepatuhan Penggunaan Formularium Nasional
8. Kepatuhan Kebersihan Tangan (Hand Hygiene)
9. Kepatuhan Terhadap Clinical Pathway
10. Kepatuhan Upaya Pencegahan Risiko Pasien Jatuh
11. Kepuasan Pasien dan Keluarga
12. Kecepatan Waktu Tanggap Komplain
APA ITU MUTU ?

Mutu bersifat persepsi dan dipahami berbeda oleh orang yang


berbeda namun berimplikasi pada superioritas sesuatu hal.
Penilaian indicator dapat digunakan untuk menilai mutu berbagai
kondisi.
Penilaian indicator mutu
Indikator adalah
• Suatu cara untuk menilai penampilan dari suatu kegiatan
yang mupakan variable yang digunakan untuk meniai
perubahan

INDIKATOR MUTU
Ukuran mutu dan keselamaan pasien di rumah sakit digambakan dari
data yang dikumpulkan
Indikator kualitas yang telah disepakati proses atau hasil ukuran
( outcame measure ) digunakan untuk menentukan tingkat mutu /level
quality yang telah dicapai
Sebuah variable terukur yang dapa digunakan utuk menentukan tingkat
kepatuhan terhadap standar atau pencapaian tujuan mutu
KRITERIA INDICATOR

• Sahih (valid ) : benar-benar dpt dipakai utk mengukur aspek


yg akan dinilai
• Dapat dipercaya (reliable),: mampu menunjukkan hasil yg
sama pada saat berulang kali, utk waktu sekarang maupun yg
akan datang
• Sensitif : cukup peka utk mengukur, sehingga jml nya tidak
perlu banyak
• Spesifik : memberikan gambaran perubahan ukuran yg jelas,
tidak bertumpang tindih
DEFINISI DALAM INDIKATOR MUTU
• DIMENSI MUTU
Suatu pandangan dalam menentukan penilaian terhadap jenis & mutu pelayanan
dilihat dari akses, efektifitas, efisiensi, keselamatan dan keamanan, kenyamanan,
kesinambungan pelayanan, kompetensi teknis dan hubungan antar manusia
berdasarkan standar WHO
• KINERJA
Proses yg dilakukan dan hasil yg dicapai oleh suatu organisasi dalam menyediakan
produk dalam bentuk jasa pelayanan atau barang ke pelanggan
• INDIKATOR KINERJA
Variabel yg dpt digunakan utk mengeva luasi keadaan atau status & memungkinkan
dila kukan pengukuran thd perubahan yg terjadi dari waktu ke waktu atau tolok ukur
prestasi kuantita tif/kualitatif yg digunakan utk mengukur terjadi nya perub. thd
besaran target atau std yg telah ditetapkan sebelumnya.
• STANDAR :
Nilai tertentu yg telah ditetapkan berkaitan dengan sesuatu yg harus dicapai
• DEFINISI OPERASIONAL : Dimaksudkan untuk menjelaskan pengertian dari
indikator
• FREKUENSI PENGUMPULAN DATA : Frekuensi pengambilan data dari sumber
data untuk tiap indikator
• PERIODE ANALISIS : Rentang waktu pelaksanaan kajian terhadap indikator
kinerja/indikator mutu yg dikumpulkan
• NUMERATOR : Besaran sebagai nilai pembilang dalam rumus indikator
kinerja/indikator mutu
• DENOMINATOR : Besaran sebagai nilai pembagi dalam rumus indikator
kinerja/indikator mutu
• TARGET : Nilai atau ukuran pencapaian mutu/ kinerja tertentu yg telah ditetapkan &
wajib dicapai langsung atau bertahap sesuai kemampuan RS
• SUMBER DATA : Sumber bahan nyata/keterangan yg dapat dijadikan dasar kajian
yg berhubungan langsung dengan persoalan
• BATAS WAKTU PENYAMPAIAN : Waktu yang ditetapkan Direktur RS untuk
mencapai target indikator mutu/indikator kinerja/standar minimum rumah sakit
Indikator mutu di rumah sakit

Rawat jalan HAIs / Kejadian


Rawat Inap
infeksi nosokomial
• Waktu tunggu • Kepatuhan • IDO ( infeksi daerah
rawat jalan identifikasi operasi )
• ISK ( Infeksi Saluran
• Jam buka pasien
Kencing )
pelayanan • Kepatuhan jam • IADP ( Infeksi aliran
visite dokter darah vena )
• Kejadian pulang • VAP ( Ventilator
paksa Assosiated
• Kepatuhan Pneumonia )
• HAP ( Hospital
upaya Acquired Pneumonia )
pencegahan • Phlebitis
risiko
cederaakibat
pasien jatuh
Indikator wajib

• Kepatuhan identifikasi pasien


• Kepatuhan cuci tangan
• Kepatuhan Upaya Pencegahan Risiko Cedera Akibat
Pasien Jatuh
Indikator keselamatan pasien
• Ketepatan identifikasi pasien
Kepatuhan Identifikasi Pasien
• Peningkatan komunikasi yang efektif
Kelengkapan pengisian form Cacatan Perkembangan Pasien Terintegrasi (CPPT) pasien
sesuai SBAR

• Peningkatan keamanan obat


 Ketidaktepatan Pemberian Obat
• Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien operasi
Angka Kelengkapan Pengisian Surgical Checklist di Kamar Operasi
• Pengurangan risiko infeksi terkait pelayaan kesehatan
Kepatuhan Cuci Tangan
• Pengurangan risiko jatuh
Kejadian pasien jatuh
Indikator mutu lainnya/ lokal

• Kelengkapan Asesmen awal keperawatan Dalam Waktu


24 Jam Setelah Pasien Masuk Rawat Inap
• Kejadian infeksi
• Kepatuhan SPO
• Kepatuhan pengisian asuhan keperawatan
PROFIL INDIKATOR
Judul Indikator Kepatuhan Identifikasi Pasien
Dasar pemikiran Permenkes Nomor 11 Tahun 2017 Tentang Keselamatan Pasien
Dimensi Mutu 1. Efisiensi
2. Efektifitas
3. Aksesibilitas
4. Keselamatan
5. Fokus kepada pasien
6. Kesinambungan

Tujuan Terlaksananya proses identifikasi pasien agar menjamin keselamatan pasien.


 

Definisi Operasional Identifikasi pasien adalah proses pengecekan identitas pasien menggunakan minimal 2 identitas dari 3 identitas
yang tercantum pada gelang, label atau bentuk identitas lainnya sebelum memberikan pelayanan sesuai dengan
regulasi yang berlaku di rumah sakit.
 Disebut patuh bila proses identifikasi pasien dilakukan secara benar oleh petugas pada saat, antara lain :
1. pemberian obat
2. pemberian pengobatan termasuk nutrisi
3. pemberian darah dan produk darah
4. pengambilan specimen
5. sebelum melakukan tindakan diagnostik / therapeutic.
 Pengukuran dilakukan terpisah untuk masing-masing proses tersebut diatas dan menghasilkan lima sub indikator
yaitu:
6. Kepatuhan pengecekan identitas pasien sebelum pemberian obat
7. Kepatuhan pengecekan identitas pasien sebelum pengobatan termasuk pemberian nutrisi pada diet khusus
8. Kepatuhan pengecekan identitas pasien sebelum pemberian transfusi darah dan produk darah.
9. Kepatuhan pengecekan identitas pasien sebelum pengambilan spesimen pemeriksaan
10. Kepatuhan pengecekan identitas pasien sebelum melakukan tindakan diagnostik ( contoh: pungsi lumbal,
endoskopi dsb) dan terapi (operasi, debridement dll)
Jenis Indikator  Struktur
 Proses
 Out come
 Proses & Outcome
Numerator (pembilang) Jumlah proses yang telah dilakukan identifikasi secara benar
Denominator (penyebut) Jumlah proses pelayanan yang di observasi
Target Pencapaian 100%
Kriteria:  
- Inklusi Semua pasien
- Eksklusi
Formula N/D x 100%
Sumber data sensus pada saat pengambilan data/ observasi
Frekuensi pengumpulan data Bulanan
Periode analisis 3 bulan
Cara Pengumpulan Data Concurrent

Sampel Besaran sample disesuaikan dengan kaidah-kaidah statistic menggunakan sampling dengan besaran sampel
disesuaikan dengan kaidah – kaidah statistik.
Rencana Analisis Data Menggunakan diagram Garis atau diagram batang:
- diagram garis digunakan untuk menampilkan data dari waktu ke waktu
- diagram batang digunakan untuk menampiilkan data perbandingan antar unit
Instrumen Pengambilan Data 1. formulir sensus harian
  2. formulir rekapitulasi bulanan
Penanggung Jawab Pejabat penanggung jawab pelayanan
KEPATUHAN UPAYA PENCEGAHAN RISIKO CEDERA AKIBAT PASIEN JATUH PADA PASIEN RAWAT INAP

JUDUL INDIKATOR Kepatuhan Upaya Pencegahan Risiko Cedera Akibat Pasien Jatuh pada pasien Rawat Inap
DASAR PEMIKIRAN Permenkes 11/2017 Tentang SKP
DIMENSI MUTU 1. Efisiensi
2. Efektifitas
3. Aksesibilitas
4. Keselamatan
5. Fokus kepada pasien
6. Kesinambungan

TUJUAN Terselenggaranya pelayanan keperawatan yang aman dan efektif bagi pasien dalam upaya mencapai
pemenuhan sasaran keselamatan pasien.
DEFINISI OPERASIONAL Upaya pencegahan jatuh meliputi :
 Screening di rawat jalan/ IGD
 Asesmen awal risiko jatuh
 Assesment Ulang risiko jatuh
 Edukasi pencegahan pasien jatuh.
 Edukasi pencegahan pasien jatuh
Disebut patuh apabila melaksanakan seluruh upaya pencegahan jatuh pada pasien yang berisiko
sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh rs.
Catatan :
1. Assessment awal hanya dilakukan pada pasien rawat inap
2. Untuk pasien rawat jalan dan IGD hanya dilakukan screening
 
Jenis Indikator 1. Struktur
2. Proses
3. Outcome
4. Proses & Outcome
Numerator (pembilang) Jumlah kasus yang mendapatkan ketiga upaya pencegahan pasien jatuh

Denominator (penyebut) Jumlah kasus yang berisiko jatuh. Semua pasien


Target Pencapaian 100%
Kriteria: Semua kasus berisiko jatuh
- Inklusi Pasien yang tidak dapat dilakukan asesmen ulang maupun edukasi seperti pasien meninggal, pasien
-Eksklusi gangguan jiwa yang sudah melewati fase akut, dan pasien menolak edukasi.

Formula N/D x100%


Sumber data Rekam Medis pasien rawat inap
Frekuensi pengumpulan data 1 bulan
Periode analisis 3 bulan
Cara Pengumpulan Data Retrospektif
Sampel Sampling
Rencana Analisis Data - Menggunakan Diagram Garis Atau Diagram Batang:
- Diagram Garis Digunakan Untuk Menampilkan Data Dari Waktu Ke Waktu
- Diagram Batang Digunakan Untuk Menampiilkan Data Perbandingan Antar Unit

Instrumen Pengambilan Data 1. formulir sensus harian


2. formulir rekapitulasi bulanan
Penanggung Jawab Tim Mutu RS
• BOR (Bed Occupancy Ratio)
Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat
pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. Nilai parameter BOR yang
ideal adalah antara 60-85% (Depkes RI. 2005, Kementerian Kesehatan
2011).
Rumus BOR =
(Jumlah hari perawatan rumah sakit / (Jumlah tempat tidur x Jumlah
hari dalam satu periode)) X 100%
• AVLOS (Average Lengt Of Stay)
Indikator ini disamping memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga
dapat memberikan gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan
pada diagnosis tertentu dapat dijadikan hal yang perlu pengamatan
yang lebih lanjut. Secara umum nilai AVLOS yang ideal antara 6-9 hari
(Depkes RI. 2005, Kementerian Kesehatan 2011).
Rumus AVLOS =
Jumlah lama dirawat / Jumlah pasien keluar (hidup + mati)
• TOI (Turn Over Interval)
Indikator ini memberikan gambaran tingkat efisiensi
penggunaan tempat tidur. Idealnya tempat tidur kosong tidak
terisi pada kisaran 1-3 hari (Depkes RI. 2005, Kementerian
Kesehatan 2011).
Rumus TOI =
((Jumlah tempat tidur X Periode) – Hari perawatan) / Jumlah
pasien keluar (hidup + mati)
 (BTO (Bed Turn Over)
Frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu periode, berapa
kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu tertentu
(Depkes RI. 2005, Kementerian Kesehatan 2011).
jumlah hari perawatan / jumlah kapasitas tempat tidur. Angka
yang menunjukkan tingkat penggunaan sebuah tempat tidur,
rata-rata jumlah pasien yang menggunakan setiap tempat
tidur dalam tahun yang bersangkutan. BTO ideal => 30 kali.
Rumus BTO =
• Jumlah pasien keluar (hidup + mati) / Jumlah tempat tidur

Anda mungkin juga menyukai