Anda di halaman 1dari 29

Pertemuan 13

PENERIMAAN (REVENUE)
Revenue berarti penerimaan produsen dari hasil penjualan
outputnya.

Ada beberapa konsep revenue yang penting untuk analisa


perilaku produksi, yaitu:
1. total Revenue (TR) adalah penerimaan total produsen
dari hasil penjualan outputnya. TR = P (harga) x Q
(output).
2. Average Revenue (AR) adalah penerimaan produsen per
unit output yang dijual. AR = TR/Q = P x Q/Q = P. Jadi
AR tidak lain adalah harga jual output per unit (P).
3. Marginal Revenue (MR) adalah kenaikan dari total
revenue yang disebabkan oleh tambahan penjualan
satu unit output. MR = ∆TR/∆Q.
Analisis produksi dan Biaya marginal

Tinjauan Statis dari Ekonomi Produksi Tinjauan


statis dari ekonomi produksi termasuk ekonomi
produksi dalam kita memproduksi hasil-hasil
hutan, artinya adalah membatasi tiap proses
produksi dalam bentuk yang paling sederhana,
dengan anggapan anggapan/asumptions
sebagai berikut:
a. Fungsi produksi dianggap tetap. Artinya: tingkat teknologi, jumlah unsur
produksi tetap, allokasi unsurunsur di antara perusahaan yang berbeda-beda
dianggap tetap begitu pula efisiensi harus tetap.
b. Semua pihak, baik perorangan, kelompok maupun perusahaan yang
sempurna tentang alternatif proses produksi, harga-harga, jumlah produk
yang dihasilkan.
c. Selera dan kebiasaan masyarakat dianggap tetap.
d. Produsen, konsumen, pemilik unsur-unsur produksi dianggap tetap
bertujuan memperoleh kepuasan dan penghasilan yang maksimum atau
sering disebut profit maximizer.
e. Pengusaha adalah rationet.
f. Proses produksi tidak memakan waktu (time less).
g. Faktor-faktor input adalah homogen dan mobil.
h. Keadaan dan aktivitas pemerintah yang bersangkut paut dengan proses
produksi dianggap tetap.
Hubungan antara Input – Output (produk

: a. Fungsi produksi Produksi terjadi hanya


apabila sejumlah unsur-unsur produksi telah
dikombinasikan. Secara umum fungsi
produksi/curve production function dapat
digambarkan sebagai berikut:
y = produk yang dihasilkan.
X1, X2, X3 ...... Xn = input-input yang dipergunakan. Maka y = f
(X1, X2, X3 ............. Xn).
y misalnya kayu jati yang dihasilkan
X1 input variabel umpama: pupuk yang diberikan pada be..
dengan bibit, tenaga kerja
. X2 luas tanah, walaupun variabel tetapi dalam fungsi ini telah
ditetapkan Tingkat pemakaiannya. Umpama: 100 ha.
X3 umpama jam kerja/ man days. Umpama: 100 jam.

Hubungan antara input dan output/produk dengan kenaikan


hasil tetap ditunjukkan oleh garis lurus. Penambahan input
sebesar Δ x menyebabkan penambahan output sebesar Δ y.
Bermacam-macam Bentuk Kenaikan Hasil Ditinjau Secara Phisis: Bentuk
kenaikan hasil tetap/constant return: Bila penambahan tiap satuan input
menyebabkan kenaikan hasil secara fisik, sifatnya tetap disebut linear.
b. Bentuk kenaikan hasil yang sifatnya
bertambah/increasing return: Increasing
return diartikan setiap penambahan kenaikan
output yang selalu bertambah/meningkat.
Makin tinggi tingkat penggunaan input, Δy/Δx (produk marginal) akan makin
besar. Di sini dapat diartikan bahwa, Marginal Physical Produk (MPP) makin
besar:
Output
Kombinasi dari kenaikan hasil bertambah dan kenaikan
hasil berkurang:
Apabila unsur produksi variabel baru sedikit sekali jumlahnya dibanding dengan unsur-unsur yang
tetap, maka tiap penambahan satu satuan input mengakibatkan kenaikan hasil bertambah dan
sebaliknya.
Ada beberapa sifat yang perlu diperhatikan dalam hubungan
antara input dan output, yaitu:
1. Mula-mula terjadi kenaikan hasil bertambah (B).
2. Ada inflection point/titik belok B.
3. Sesudah melalui inflection point terdapat kenaikan hasil yang
berkurang (BM)
4. Setelah lewat BM terjadi kenaikan hasil yang berkurang sampai
titik M (titik maksimum).
5. Setelah melewati titik M terjadi kenaikan hasil negatif.
Apabila sifat-sifat di atas dinyatakan dalam istilah
produksi marginal adalah sebagai berikut: 1. Mula-
mula produksi marginal naik sampai fungsi
produksi mencapai titik belok B. 2. Pada saat fungsi
mencapai titik belok, produksi marginal mencapai
titik maksimal. 3. Sesudah fungsi mencapai titik
belok, produksi marginal turun. 4. Pada saat fungsi
mencapai titik maksimum M, produksi marginal
besarnya = 0. 5. Sesudah fungsi mencapai titik
maksimum, produksi marginal menjadi negatif.
Contoh: Penggunaan pupuk pada tanaman jati
yang amat berlebihan (melebihi dosis yang
telah ditentukan) justru tanaman tidak
menjadi sangat subur tapi mengalami
keracunan.
Dalam membicarakan hubungan input dengan input, sering
yang disebut sebagai contoh-contoh masalah ekonomi
produksi biasanya dari contoh produksi pertanian. Sedang ilmu
kehutanan karena sifatnya dan jangka waktu yang panjang
antara penanaman dan pemanen sering melupakan
perhatiannya dari prinsip ekonomi tersebut. Dengan makin
bertambah pesatnya perhatian akan man-made-forest saat ini
dan untuk waktu mendatang, maka kita tidak dapat
melepaskan diri lagi dari prinsip-prinsip ekonomi produksi.
Sebab tidak dapat disangkal lagi bahwa kegiatan di kehutanan
adalah kegiatan – kegiatan ekonomi seperti pada
kegiatankegiatan di sektor ekonomi yang lainnya.
Kegiatan penanaman hutan bukan lagi hanya masalah mencari
petakpetak tanah, bibit dan buruh tanam, tetapi perlu
ditelaah hubungan antara output dengan intensitas input
yang rasional, pendapatan yang optimal dan lain-lain. Di sini
jelas bahwa setiap proses produksi termasuk kegiatan
produksi di sektor kehutanan mempunyai landasan tehnis,
yang dalam ekonomi teori disebut fungsi produksi. Fungsi
produksi adalah suatu fungsi atau persamaan yang
menunjukkan hubungan antara tingkat output dan tingkat
(kombinasi) penggunaan input-input. Setiap produsen dalam
teori dianggap mempunyai suatu fungsi produksi untuk
”pabriknya”.
Dalam hal ini ruang lingkup dalam ekonomi
produksi mencakup 2 (dua) masalah, yaitu:
1. Resources allocation (alokasi sumberdaya):
Berurusan dengan produksi termasuk
produksi di sektor kehutanan.
2. Income distribution: Berurusan dengan
sektor konsumsi.
Dengan demikian dalam ekonomi teori diambil
pula asumsi dasar mengenai sifat dari fungsi
produksi, yaitu fungsi produksi dari semua
produsen dianggap tunduk pada suatu hukum
yang disebut ”The law of Diminishing Return”.
Hukum ini mengatakan bahwa: bila suatu macam
input ditambah penggunaannya, sedang input-
input lain dibuat tetap, maka tambahan output
yang dihasilkan dari setiap tambahan satu unit
input yang ditambahkan tadi mula-mula menaik,
tetapi kemudian seterusnya menurun bila input
tersebut terus ditambah. Tambahan output yang
dihasilkan dari penambahan satu unit input
variabel tersebut sering disebut ”Marginal Physical
Product” dari input tersebut atau (= Δ y/Δ x
Oleh sebab itu The law o f Diminishing Returns
sering pula disebut ”The law of Diminishing
Marginal Physical Product” (MPP). Jadi Δ y/Δ x1
(input-input lain tetap), mulai dari titik tertentu
akan terus turun. Demikian pula Δ y/Δ x akan
menurun mulai dari titik tertentu. Demikian pula
untuk Δ y/Δ x3; Δ y/Δ x 4 ..... Δ y/Δ xn. Sehingga
ada 3 buah kurva yang penting, dalam mempelajari
tingkat penggunaan input dalam proses produksi,
yaitu:
Kurva Total Physical Product/TPP
adalah kurva yang
menunjukkan tingkat produksi
total (y) pada berbagai tingkat
penggunaan input variabel
(input-input lain dianggap
tetap). TPP = f(x) atau f = f(x) 2.
Kurva Average Physical
Product (APP) adalah kurva
yang menunjukkan hasil rata-
rata per unit input variabel pada
berbagai tingkat penggunaan
input tersebut (APP = TPP/x =
y/x = f(x)/x).
3. Kurva Marginal Physical Product (MPP) adalah kurva yang menunjukkan
tambahan/kenaikan dari total physical product, yaitu Δ TPP atau Δ y yang
disebabkan oleh penggunaan tambahan 1 unit input variabel.
Secara diagram dapat digambarkan hubungan antara kurva-
kurva TPP, MPP dan APP pada berbagai tingkat pemakaian
input
 Hubungan antara ketiga tersebut ditandai oleh: 1. Mula-mula Total
Produksi (TP) mengalami kenaikan hasil bertambah sampai mencpai
titik belok/inflection point B, MPP terus naik sampai mencapai
maksimum di B’, APP terus naik dan berada di bawah MPP. 2. Setelah
titik B, TPP mengalami kenaikan hasil berkurang, MPP mulai turun,
sedang APP masih naik sebentar sampai mencapai maksimum di C’ dan
masih berada di bawah MPP. Pada saat APP mencapai maksimum di C’,
MPP = APP, setelah maksimum C’, APP mulai turun tapi sekarang
terletak di atas MPP. 3. Pada waktu TPPmencapai maksimum di M, MPP
= 0, APP pada saat itu bernilai positif (Marginal product adalah
derivative I dari fungsi produksi). 4. Setelah TPP melewati titik
maksimum M, ia mulai turun dan MPP mulai bernilai negatif, sedang
APP tetap positif (Inflection point = titik belok perubahan dari kurva
cekung ke cembung).
Dapat diambil sebagai misal pada persemaian hutan, tempat
bedengan dengan keadaan tanah, air dan unsur hara lainnya
dapat dibuat tetap (fixed factor) sedang pupuk yang
diberikan pada bedengan tersebut dapat dibuat
bervariasijumlahnya (variabel factor atau input). Response
dari variabel input hubungannya dinyatakan dalam fungsi
produksi atau fungsi output-input. Output dapat berupa
jumlah volume atau kwalita yang dihasilkan. Misalnya
diambil contoh, output berupa jumlah anakan sehat sehat
yang dihasilkan di bedengan sebagai fungsi pemberian
pupuk (variabel input) pada bedengan (persemaian, fixed
factor).
Kurva di bawah mengikuti hukum yang kita kenal ”Law of
Diminishing Marginal Physical Return”.

Anda mungkin juga menyukai