PENERIMAAN (REVENUE) Revenue berarti penerimaan produsen dari hasil penjualan outputnya.
Ada beberapa konsep revenue yang penting untuk analisa
perilaku produksi, yaitu: 1. total Revenue (TR) adalah penerimaan total produsen dari hasil penjualan outputnya. TR = P (harga) x Q (output). 2. Average Revenue (AR) adalah penerimaan produsen per unit output yang dijual. AR = TR/Q = P x Q/Q = P. Jadi AR tidak lain adalah harga jual output per unit (P). 3. Marginal Revenue (MR) adalah kenaikan dari total revenue yang disebabkan oleh tambahan penjualan satu unit output. MR = ∆TR/∆Q. Analisis produksi dan Biaya marginal
Tinjauan Statis dari Ekonomi Produksi Tinjauan
statis dari ekonomi produksi termasuk ekonomi produksi dalam kita memproduksi hasil-hasil hutan, artinya adalah membatasi tiap proses produksi dalam bentuk yang paling sederhana, dengan anggapan anggapan/asumptions sebagai berikut: a. Fungsi produksi dianggap tetap. Artinya: tingkat teknologi, jumlah unsur produksi tetap, allokasi unsurunsur di antara perusahaan yang berbeda-beda dianggap tetap begitu pula efisiensi harus tetap. b. Semua pihak, baik perorangan, kelompok maupun perusahaan yang sempurna tentang alternatif proses produksi, harga-harga, jumlah produk yang dihasilkan. c. Selera dan kebiasaan masyarakat dianggap tetap. d. Produsen, konsumen, pemilik unsur-unsur produksi dianggap tetap bertujuan memperoleh kepuasan dan penghasilan yang maksimum atau sering disebut profit maximizer. e. Pengusaha adalah rationet. f. Proses produksi tidak memakan waktu (time less). g. Faktor-faktor input adalah homogen dan mobil. h. Keadaan dan aktivitas pemerintah yang bersangkut paut dengan proses produksi dianggap tetap. Hubungan antara Input – Output (produk
: a. Fungsi produksi Produksi terjadi hanya
apabila sejumlah unsur-unsur produksi telah dikombinasikan. Secara umum fungsi produksi/curve production function dapat digambarkan sebagai berikut: y = produk yang dihasilkan. X1, X2, X3 ...... Xn = input-input yang dipergunakan. Maka y = f (X1, X2, X3 ............. Xn). y misalnya kayu jati yang dihasilkan X1 input variabel umpama: pupuk yang diberikan pada be.. dengan bibit, tenaga kerja . X2 luas tanah, walaupun variabel tetapi dalam fungsi ini telah ditetapkan Tingkat pemakaiannya. Umpama: 100 ha. X3 umpama jam kerja/ man days. Umpama: 100 jam.
Hubungan antara input dan output/produk dengan kenaikan
hasil tetap ditunjukkan oleh garis lurus. Penambahan input sebesar Δ x menyebabkan penambahan output sebesar Δ y. Bermacam-macam Bentuk Kenaikan Hasil Ditinjau Secara Phisis: Bentuk kenaikan hasil tetap/constant return: Bila penambahan tiap satuan input menyebabkan kenaikan hasil secara fisik, sifatnya tetap disebut linear. b. Bentuk kenaikan hasil yang sifatnya bertambah/increasing return: Increasing return diartikan setiap penambahan kenaikan output yang selalu bertambah/meningkat. Makin tinggi tingkat penggunaan input, Δy/Δx (produk marginal) akan makin besar. Di sini dapat diartikan bahwa, Marginal Physical Produk (MPP) makin besar: Output Kombinasi dari kenaikan hasil bertambah dan kenaikan hasil berkurang: Apabila unsur produksi variabel baru sedikit sekali jumlahnya dibanding dengan unsur-unsur yang tetap, maka tiap penambahan satu satuan input mengakibatkan kenaikan hasil bertambah dan sebaliknya. Ada beberapa sifat yang perlu diperhatikan dalam hubungan antara input dan output, yaitu: 1. Mula-mula terjadi kenaikan hasil bertambah (B). 2. Ada inflection point/titik belok B. 3. Sesudah melalui inflection point terdapat kenaikan hasil yang berkurang (BM) 4. Setelah lewat BM terjadi kenaikan hasil yang berkurang sampai titik M (titik maksimum). 5. Setelah melewati titik M terjadi kenaikan hasil negatif. Apabila sifat-sifat di atas dinyatakan dalam istilah produksi marginal adalah sebagai berikut: 1. Mula- mula produksi marginal naik sampai fungsi produksi mencapai titik belok B. 2. Pada saat fungsi mencapai titik belok, produksi marginal mencapai titik maksimal. 3. Sesudah fungsi mencapai titik belok, produksi marginal turun. 4. Pada saat fungsi mencapai titik maksimum M, produksi marginal besarnya = 0. 5. Sesudah fungsi mencapai titik maksimum, produksi marginal menjadi negatif. Contoh: Penggunaan pupuk pada tanaman jati yang amat berlebihan (melebihi dosis yang telah ditentukan) justru tanaman tidak menjadi sangat subur tapi mengalami keracunan. Dalam membicarakan hubungan input dengan input, sering yang disebut sebagai contoh-contoh masalah ekonomi produksi biasanya dari contoh produksi pertanian. Sedang ilmu kehutanan karena sifatnya dan jangka waktu yang panjang antara penanaman dan pemanen sering melupakan perhatiannya dari prinsip ekonomi tersebut. Dengan makin bertambah pesatnya perhatian akan man-made-forest saat ini dan untuk waktu mendatang, maka kita tidak dapat melepaskan diri lagi dari prinsip-prinsip ekonomi produksi. Sebab tidak dapat disangkal lagi bahwa kegiatan di kehutanan adalah kegiatan – kegiatan ekonomi seperti pada kegiatankegiatan di sektor ekonomi yang lainnya. Kegiatan penanaman hutan bukan lagi hanya masalah mencari petakpetak tanah, bibit dan buruh tanam, tetapi perlu ditelaah hubungan antara output dengan intensitas input yang rasional, pendapatan yang optimal dan lain-lain. Di sini jelas bahwa setiap proses produksi termasuk kegiatan produksi di sektor kehutanan mempunyai landasan tehnis, yang dalam ekonomi teori disebut fungsi produksi. Fungsi produksi adalah suatu fungsi atau persamaan yang menunjukkan hubungan antara tingkat output dan tingkat (kombinasi) penggunaan input-input. Setiap produsen dalam teori dianggap mempunyai suatu fungsi produksi untuk ”pabriknya”. Dalam hal ini ruang lingkup dalam ekonomi produksi mencakup 2 (dua) masalah, yaitu: 1. Resources allocation (alokasi sumberdaya): Berurusan dengan produksi termasuk produksi di sektor kehutanan. 2. Income distribution: Berurusan dengan sektor konsumsi. Dengan demikian dalam ekonomi teori diambil pula asumsi dasar mengenai sifat dari fungsi produksi, yaitu fungsi produksi dari semua produsen dianggap tunduk pada suatu hukum yang disebut ”The law of Diminishing Return”. Hukum ini mengatakan bahwa: bila suatu macam input ditambah penggunaannya, sedang input- input lain dibuat tetap, maka tambahan output yang dihasilkan dari setiap tambahan satu unit input yang ditambahkan tadi mula-mula menaik, tetapi kemudian seterusnya menurun bila input tersebut terus ditambah. Tambahan output yang dihasilkan dari penambahan satu unit input variabel tersebut sering disebut ”Marginal Physical Product” dari input tersebut atau (= Δ y/Δ x Oleh sebab itu The law o f Diminishing Returns sering pula disebut ”The law of Diminishing Marginal Physical Product” (MPP). Jadi Δ y/Δ x1 (input-input lain tetap), mulai dari titik tertentu akan terus turun. Demikian pula Δ y/Δ x akan menurun mulai dari titik tertentu. Demikian pula untuk Δ y/Δ x3; Δ y/Δ x 4 ..... Δ y/Δ xn. Sehingga ada 3 buah kurva yang penting, dalam mempelajari tingkat penggunaan input dalam proses produksi, yaitu: Kurva Total Physical Product/TPP adalah kurva yang menunjukkan tingkat produksi total (y) pada berbagai tingkat penggunaan input variabel (input-input lain dianggap tetap). TPP = f(x) atau f = f(x) 2. Kurva Average Physical Product (APP) adalah kurva yang menunjukkan hasil rata- rata per unit input variabel pada berbagai tingkat penggunaan input tersebut (APP = TPP/x = y/x = f(x)/x). 3. Kurva Marginal Physical Product (MPP) adalah kurva yang menunjukkan tambahan/kenaikan dari total physical product, yaitu Δ TPP atau Δ y yang disebabkan oleh penggunaan tambahan 1 unit input variabel. Secara diagram dapat digambarkan hubungan antara kurva- kurva TPP, MPP dan APP pada berbagai tingkat pemakaian input Hubungan antara ketiga tersebut ditandai oleh: 1. Mula-mula Total Produksi (TP) mengalami kenaikan hasil bertambah sampai mencpai titik belok/inflection point B, MPP terus naik sampai mencapai maksimum di B’, APP terus naik dan berada di bawah MPP. 2. Setelah titik B, TPP mengalami kenaikan hasil berkurang, MPP mulai turun, sedang APP masih naik sebentar sampai mencapai maksimum di C’ dan masih berada di bawah MPP. Pada saat APP mencapai maksimum di C’, MPP = APP, setelah maksimum C’, APP mulai turun tapi sekarang terletak di atas MPP. 3. Pada waktu TPPmencapai maksimum di M, MPP = 0, APP pada saat itu bernilai positif (Marginal product adalah derivative I dari fungsi produksi). 4. Setelah TPP melewati titik maksimum M, ia mulai turun dan MPP mulai bernilai negatif, sedang APP tetap positif (Inflection point = titik belok perubahan dari kurva cekung ke cembung). Dapat diambil sebagai misal pada persemaian hutan, tempat bedengan dengan keadaan tanah, air dan unsur hara lainnya dapat dibuat tetap (fixed factor) sedang pupuk yang diberikan pada bedengan tersebut dapat dibuat bervariasijumlahnya (variabel factor atau input). Response dari variabel input hubungannya dinyatakan dalam fungsi produksi atau fungsi output-input. Output dapat berupa jumlah volume atau kwalita yang dihasilkan. Misalnya diambil contoh, output berupa jumlah anakan sehat sehat yang dihasilkan di bedengan sebagai fungsi pemberian pupuk (variabel input) pada bedengan (persemaian, fixed factor). Kurva di bawah mengikuti hukum yang kita kenal ”Law of Diminishing Marginal Physical Return”.