Anda di halaman 1dari 61

FARMAKOTERAPI HIPERTENSI KELOMPOK 1

1. AGUNG WIBISONO (2004026122)


2. AWLIA MUSTIA PUTRI (2004026137)
3. BERLIANTI CITRA MAULIDYA (2004026140)
4. CITRA DEWI CAHYANI (2004026143)
5. DISTA MANDASARI (2004026155)
6. IMAS MASRUROH (2004026174)
7. LAELAH MUBARAKAH (2004026180)
8. LIA MITHA EFFENDI (2004026183)
9. M. DICKY YANUAR (2004026190)
10. NOLA LISDAWATI LINGGA (2004026202)
11. PUTRENI (2004026209)
12. RIZKA CHANDRA DAMAYANTI (2004026221)
DEFINISI & Kriteria hipertensi
• Diagnosis hipertensi ditegakkan bila TDS ≥140 mmHg dan/atau TDD ≥90
mmHg pada pengukuran di klinik atau fasilitas layanan kesehatan.
• Klasifikasi Tekanan darah:
Penapisan dan diagnosis hipertensi

• ABPM=ambulatory blood pressure monitoring; HBPM=home blood


• pressure monitoring; TD=tekanan darah.
• Dikutip dari 2018 ESC/ESH Hypertension Guidelines.
INDIKASI MERUJUK KE FASILITAS KESEHATAN
TINGKAT LANJUT

• Pasien dengan kecurigaan hipertensi sekunder


• Pasien muda (<40 tahun) dengan hipertensi derajat 2 keatas (sudah disingkirkan
kemungkinan hipertensi sekunder)
• Pasien dengan hipertensi mendadak dengan riwayat TD normal
• Pasien hipertensi resisten
• Pasien dengan penilaian HMOD (Hypertension-mediated organ damage) lanjutan
yang akan mempengaruhi pengobatan
• Kondisi klinis lain dimana dokter perujuk merasa evaluasi spesialistik diperlukan
Penatalaksanaan hipertensi
• INTERVENSI POLA HIDUP
• TERAPI FARMAKOLOGI
• PENGOBATAN HIPERTENSI DENGAN METODA ALAT
INTERVENSI pola hidup
• Pembatasan konsumsi garam dan alcohol
• Na sebaiknya tidak lebih dari 2 gram/hari (setara dengan 5-6 gram NaCl perhari atau 1 sendok teh
garam dapur)
• Perubahan pola makan
• Konsumsi makanan seimbang mengandung sayuran, kacangkacangan, buah-buahan segar, produk
susu rendah lemak, gandum, ikan, dan asam lemak tak jenuh (terutama minyak zaitun), serta
membatasi asupan daging merah dan asam lemak jenuh
• Penurunan berat badan dan menjaga berat badan ideal
• Mencegah obesitas (IMT >25 kg/m2), dan menargetkan berat badan ideal (IMT 18,5 – 22,9 kg/m2)
dengan lingkar pinggang <90 cm pada laki-laki dan <80 cm pada perempuan
• Aktivitas fisik teratur
• berolahraga setidaknya 30 menit latihan aerobik dinamik berintensitas sedang (seperti: berjalan,
joging, bersepeda, atau berenang) 5-7 hari per minggu
• Menghindari rokok
Terapi farmakologi
• Ambang batas untuk inisiasi obat

TD=tekanan darah; TDD=tekanan darah


diastolik; TDS=tekanan
darah sistolik, PGK=penyakit ginjal kronik,
PJK=penyakit jantung
koroner, TIA=transient ischemic attack
Dikutip dari 2018 ESC/ESH Hypertension
Guidelines.
• Alur Panduan Inisiasi Terapi Obat Sesuai dengan Klasifikasi
Hipertensi

PKV=penyakit kardiovaskular Diadaptasi dari 2018 ESC/ESH Hypertension Guidelines


TARGET PENGOBATAN HIPERTENSI

Konsensus Penatalaksanaan Hipertensi 2019


Obat-obat untuk penatalaksanaan hipertensi

ACEI
Diuretik
Lima golongan obat
antihipertensi yang rutin
direkomendasikan
ARB

CCB
Beta Bloker
Kontraindikasi pemberian obat antihipertensi
Obat Antihipertensi Oral
Efek samping obat antihipertensi

• Dikutip dari Comprehensive


Clinical Nephrology 2018
ALGORITMA TERAPI HIPERTENSI
ALGORITMA TERAPI HIPERTENSI

DIPIRO 2015 HAL 87


Strategi Penatalaksanaan Hipertensi Tanpa Komplikasi

Keterangan:
Hipertensi resisten adalah Tekanan darah
yang tidak mencapai target TDS <140
mmHg dan/atauTDD <90 mmHg,
walaupun sudah mendapatkan 3
antihipertensi berbeda golongan dengan
dosis maksimal, salah satunya adalah
diuretik, dan pasien sudah menjalankan
rekomendasi modifikasi gaya hidup

Adaptasi dari ESC/ESH 2018 Hypertension Guidelines


Strategi Pengobatan Hipertensi dan Gagal
Jantung dengan Fraksi Ejeksi Menurun
Keterangan:
MRA (mineralocorticoid
receptorantagonist).
• aPertimbangkan angiotensin receptor/
neprilysin inhibitor daripada ACEi atau
ARB sesuai ESC Heart Failure
Guidelines.
• bDiuretik yang dimaksud adalah
thiazide/thiazide-like diuretic.
Pertimbangkan loop diuretic sebagai obat
pilihan lain pada pasienedema.
• cMRA (spironolakton atau eplerenon).
2

Strategi Pengobatan pada Hipertensi


dan PGK

• aPGK didefinisikan sebagai eLFG


<60 ml/menit/1,72 m2 dengan atau
tanpa proteinuria
• bGunakan loop diuretic jika eLFG
<30/ml/menit/1,72 m2
• cPeringatan: risiko hiperkalemia
dengan spironolakton, terutama jika
eLFG <45 ml/menit/1,72 m2 atau
nilai awal K+>4,5 meq/L
Strategi Pengobatan pada Hipertensi dan Penyakit Arteri
Koroner

• Dikutip dari ESC/ESH 2018 Hypertension Guidelines


Strategi Pengobatan Hipertensi dan Fibrilasi Atrial

CHA2DS2-VASc=Cardiac failure, Hypertension, Age >75 (Doubled), Diabetes,


Stroke (Doubled) – Vascular disease, Age 65 – 74 and Sex category(Female)

Diusahakan menurunkan TDS hingga<140 mmHg, atau hingga <130 mmHg jika memungkinkan
DIURETIK
No. Kategori Obat pilihan Dosis (mg/dl) Frekuensi dosis
1. Thiazide dan thiazidelike  Chlorthalidone  12,5-25 Daily
 Hydrochlorothiazide  12,5-25
 Indapamide  1,25-5
 Metolazone  2,5-10
 Metolazone  0,5-10

2. Loop  Bumetadine  0,5-4 BID


 Furosemide  20-80 BID
 Torsemide  2,5-10 Daily

3. Potassium sparing  Amiloride  5-10 Daily to BID


 triamterene  50-100 Daily to BID
4. Kombinasi Potassium-  Triamterene/HCTZ  37,5/25-75/50 Daily
sparingc  Spironolakton/ HCTZ  25/25-50/50
 Amiloride/HCTZ  5-10/50-100

5. Aldosterone antagonist  Eplerenone  50-100 Daily to BID


 Spironolaktone  12,5-50

DIPIRO 2015
B-BLOCKER

Obat Dosis Frekuensi Waktu β1 Lipid


(mg/dl) dosis selectivity solubility
Atenolol 25-100 Daily to BID 6-7 ++ Low
Bisoprolol 5-20 Daily 9-12 +++ High
Carvedilol 12,5-50 BID 6-10 0 High
Carvedilol 10-80 Daily 6-10 0 High
Labetalol 200-800 BID 6-8 0 Moderate
Metoprolol tartrate 100-400 BID 3-7 + Moderate to
high
Metoprolol succinate 25-400 Daily 3-7 + Moderate to
high
Nebivolol 5-10 Daily 12-19 +++ High
Propanolol 40-180 Daily 3-5 0 High

DIPIRO 2015
Calcium-Channel Blockers (CCB)
No. Obat Dosis (mg/dl) Frekuensi dosis

1. Nondihydropyridines    
 Diltiazem, sustained-release  120-480 Daily
 Diltiazem, extended-release  120-540 Daily
 Verapamil, sustained-release  180-480 Daily to BID
 Verapamil, controlled-onset extended-release  180-480 QHS
 Verapamil, chonotherapeutic oral drug absorption  100-400 QHS
system
2. Dihydropyridines    
 Amlodipine  2,5-10 Daily
 Felodipine, extended-release tablet  2,5-10 Daily
 Isradipine, controlled release tablet  5-20 Daily
 Nicardipine, sustained-release capsule  60-120 BID
 Nifedipine, sustained-release tablet  30-90 Daily
 Nisoldipine, extended-release tablet  17-34 Daily

DIPIRO 2015
FARMAKOTERAPI OBAT
ANTIHIPERTENSI GOLONGAN CCB
ARB

DIPIRO 2015
ACE INHIBITOR

DIPIRO 2015
Alternaive Antihypetensive Agents
Drugs/mechanisme of action Usual Dosage Range (mg/d) Dosing Frequency
Aldosterone Antagonists(see table 14.9)
Alfa-1 blokers
Doxazosin 1-8 Daily
Parazosin 2-20 BID to TID
Terazosin 1-20 Daily to BID
Direct Renin Inhibitor
Aliskiren 150-300 Daily
Alfa 2-agonists(central)
Clonidine 0,1-0,8 BID
Clonidine 0,17-0,52 Daily
Clonidine transdermal 0,1-0,3 Once weekly
Methyldopa 250-1000 BID
Arterial Vasodilators
Hydalazine 25-100 BID to TID
Minoksidil 2,5-80 Daily to BID
Adregergic Neuron Blockers
Reserpin 0,05-0,25 Daily
KOMBINASI ANTIHIPERTENSI

KAPAN DIGUNAKAN? (Dipiro et al. 2014 hlm 258)

• Terapi awal dengan kombinasi menggunakan dua obat antihipertensi sangat


dianjurkan untuk pasien hipertensi tahap dua dan merupakan pilihan untuk
mengobati pasien hipertensi tahap pertama. Dapat digunakan untuk mengontrol TD
pada pasien dengan complelling indication, pasien yang memerlukan dua atau lebih
antihipertensi
• Menggunakan kombinasi obat dengan dosis rendah memberikan pengurangan yang
lebih besar pada tekanan darah dibandingkan dengan agen tunggal dengan dosis
tinggi
REKOMENDASI OBAT (Dipiro et al. 2014 hlm 259)

Preferred
✓ ACEI, ARB/Diuretic
✓ ACEI, ARB/CCB

Acceptable
✓ β-blocker, CCB, Renin inhibitor/Diuretic
✓ CCB/ β-blocker
✓ Thiazide diuretic/potassium-sparing diuretic

Less effective
✓ ACE, ARB, CCB, Cenrally acting agent/ β-blocker
Hipertensi dengan komorbiditas lain
Penyakit Rekomendasi
Diabetes Kombinasi ACEi atau ARB dengan CCB atau
diuretik tiazid atau sejenisnya.

Pencegahan stroke ACEI atau ARB ditambah CCB atau diuretik


berulang thiazide-like diuretic (indapamide) atau
sejenisnya. obat antihipertensi
diberikan segera pada TIA, dan beberapa hari
(≥72 jam)pasca stroke akut bila klinis
neurologis stabil

Stroke obat intravena (labetalol


Akut dan nicardipin, dan sebagai alternatif diltiazem)
dalam 1 jam pertama
TATA LAKSANA HIPERTENSI PADA KEHAMILAN

• Obat antihipertensi yang harus dihindari pada kehamilan adalah obat antihipertensi golongan
ACE inhibitor (misalnya captopril, lisinopril). Hal ini disebabkan karena terdapatnya risiko
kerusakan atau kematian janin bila digunakan pada trimester kedua atau ketiga. Selain itu,
penggunaan ACE inhibitor pada trimester pertama akan meningkatkan risiko malformasi sistem
saraf pusat dan kardiovaskuler pada janin.
• Golongan obat antihipertensi angiotensin receptor blocker (ARB), seperti valsartan, irbesartan,
candesartan, dan losartan juga tidak disarankan untuk digunakan pada kehamilan karena
mekanisme kerjanya hampir sama dengan ACE inhibitor. Sementara itu obat antihipertensi
golongan diuretika seperti HCT tidak menyebabkan malformasi janin akan tetapi dapat
menghalangi ekspansi volume fisiologis normal sehingga tidak direkomendasikan untuk
digunakan pada kehamilan.
HIPERTENSI pada kehamilan
PENGOBATAN HIPERTENSI DENGAN METODA
ALAT

• Penggunaan terapi intervensi alat belum direkomendasikan sebagai


modalitas terapi rutin untuk hipertensi, kecuali pada konteks penelitian.
Beberapa jenis terapi menggunakan alat telah diteliti sebagai pilihan terapi
hipertensi, terutama jenis hipertensi yang resisten dengan obat, antara lain:
• Stimulasi baroreseptor karotis (alat pacu dan stent)
• Denervasi ginjal
• Pembuatan fistula arterio-vena
Tindak lanjut pasien hipertensi
• Pemantauan efektivitas pengobatan, Setelah inisiasi pengobatan
hipertensi, tekanan darah seharusnya turun dalam 1-2 minggu dan target
tercapai dalam 3 bulan.
• Kepatuhan dalam berobat
• Deteksi dini HMOD
ALOGARITMA HIPERTENSI UNTUK LANSIA (JNC 8)
CONTOH KASUS

Pasien atas nama Tn.S datang dari IGD dengan keluhan sesak,nyeri ulu hati dan perut kembung.
Sebelumnya pasien pernah di rawat dengan diagnosa medis dyspnea dan nyeri dada. Tekanan
darah pasien yaitu 160/90 mmHg dengan nilai RR= 25, N= 90 dan S= 36.
Pasien mendapatkan 3 resep..
• Obat tgl 2/4/21 jam 16.30
R/ Ivfd RL 10 tpm
Ranitidin 2 x50mg
Ketorolac 3 x 30mg
OMZ Caps 1 x 1
ISDN 3 x 5mg
Aspilet 1 x 80mg
CPG 1 x 75mg
• Obat tgl 2/4/21 jam 18.00
R/ ISDN 3 x 10 mg

Aspilet 1 x 80 mg

CPG 1 x 75 mg

Simvastatin 1 x 20 mg

Heparin drip 500 UI/8 jam

Bignat 3 x 1 tab

Asam folat 3 x 1
• Obat tgl 3/4/21
R/ Aspilet 1 x 80 mg
CPG 1 x 75 mg
Captropril 3 x 12,5 mg
Bicnat tab 3 x 1
As.folat 3 x 1
Ranitidin 2 x 50mg
Heparin 500 IU/jam dalam Nacl 8 jam
Pemeriksaan lab
Pemeriksaan darah lengkap:
• Hemoglobin : 14,4 (Nilai Normal : 13-18 g/dL )
• Leukosit : 10,300 (Nilai Normal : 4.500-120.00 u/dL )
• Hematokrit : 43,0 (Nilai Normal : 40-52% )
• Eritrosit : 5,4 (Nilai Normal : 4,5-5,5 Juta/mm-3 )
• Trombosit : 294,0 (Nilai Normal : 136.000-450.000 uL )
Index Eritrosit :
• MCV: 79,6 (Nilai Normal : 80-100 fL )
• MCH : 26,7 (Nilai Normal : 26-34 )
• MCHC : 33,5 (Nilai Normal : 32-36% )
Hitung jenis leukosit
• Basofil : - (Nilai Normal : 0-1% )
• Eosinofil : 1 (Nilai Normal : 2-4% )
• N.Batang : 0 (Nilai Normal : 3-5% )
• N.Segmen :78 (Nilai Normal : 50-70% )
• Limfosit : 16 (Nilai Normal : 25-40% )
• Monosit : 5(Nilai Normal : 2-8% )
• Laju endap darah : - (Nilai Normal : 0-10 mm/jam )
Neutrofil Limfosit rasio : 4,87
Hitung Limfosit absolut : 1648 (Nilai Normal : >1500/uL )
Kimia Klinik
Faal ginjal :
• Ureum : 43 (Nilai Normal : 10-50 mg/dL )
• Kreatinin : 2,0 (Nilai Normal : 0,6-1,1 mg/dL )
Gula darah :
• Glukosa darah sewaktu : 112 (Nilai Normal : 70-150 mg/dL )
Pemeriksaan Radiologi : Thorax AP/PA
• Sinuses dan diafragma normal
• Jantung tidak membesar
• Pulmo : Hili kabur,corakan bronchovaskuler bertambah,tidak tampak infliltrat.
DRPs DAN SOAP
Resep 1
2/4/21 pukul 16.30

R/ Lvfd RL 10 tpm
Ranitidin 2 x50mg
Ketorolac 3 x 30mg
DMZ Caps 1 x 1
ISDN 3 x 5mg
Aspilet 1 x 80mg
CPG 1 x 75mg
DRPs
Nama Obat Tepat Indikasi Tepat pemilihan obat Tepat Dosis Efek samping
Lvfd RL (10tpm) Tepat, sebagai Tepat - -
pengganti cairan dan
elektrolit (MIMS.com)
Ranitidin (2 x50mg) Tepat, karena untuk Tepat Tepat, karena untuk Sakit kepala, diare,
injeksi pasien yang tidak bisa injeksi I.M / I.V konstipasi, muntah, rasa
menerima obat secara dosisnya 50 mg (DIH, terbakar local
oral (pasien sesak), 2009) (drugs.com, DIH edisi
diberikan dalam bentuk 17)
injeksi (DIH 2009)
Tepat, karena untuk
mengatasi nyeri ulu hati
(heartburn) pasien
(DIPIRO, 2017)

Ketorolac (3 x 30mg) Tepat, untuk Tepat Tepat. Dosis yang Nyeri perut, nyeri GI,
(injeksi) menajemen sakit diberikan secara IV = dyspepsia, sakit kepala
(acute-moderately- 30 mg as a single dose (DIH ed 17 2009)
severe) (DIH, 2009) (DIH, 2009)
pasien mengalami chest
pain
Nama Obat Tepat Indikasi Tepat pemilihan obat Tepat Dosis Efek samping
OMZ Caps (1 x 1) Tepat, untuk mengatasi tepat Self-medication for Sakit kepala dan ruam
Omeprazole 20 mg/ 40 mengatasi nyeri ulu Frequent Heartburn pada kulit (ISO ed 46
mg (DIH, 2009) hati (heartburn) (DIH, 20 mg daily in the hlm 451)
2009) morning for 14 days.
(AHFS 2011)

ISDN (3 x 5mg) Tepat, Karena Tepat, karena dalam Tepat, pada penderita Toleransi
Isosorbide Dinitrate sebelumnya pasien penanganan awal angina dosis yang di nitrat,pusing,hipersensi
(DIH, 2009) mengalami dyspnea Angina diberikan berikan sebesar 5- tivitas dan Udema
dan nyeri dada ISDN 40mg 4x sehari (DIH) (Martindale)
(DIH)
Aspilet (1 x 80mg) Tepat,karena tekanan Aspirin dan Tepat, aspirin yang Dispepsia (AHFS)
Aspirin (DIH, 2009) darah pasien tinggi dan Clopidogrel diberikan dikombinasi dengan
pasien mengalami pada penderita Angina clopidogrel diberikan
sesak dan nyeri ulu tidak stabil (DIH) sebesar 75-375mg 1x1
hati (DIH)
CPG (1 x 75mg) Tepat,karena tekanan Aspirin dan Tepat, clopidogrel Nyeri dada,gejala
Clopidogrel darah pasien tinggi dan Clopidogrel diberikan yang dikombinasi seperti
(mims.com) pasien mengalami pada penderita Angina dengan aspirin flu,pusing,dizziness,dy
sesak dan nyeri ulu tidak stabil (DIH) diberikan 75-375 mg spepsia,diare,pruritus
hati 1x1 (DIH) (AHFS)
INTERAKSI OBAT
INTERAKSI OBAT- Level Mekanisme Rekomendasi
OBAT PADA RESEP
Omeprazole x Clopidogrel Mayor PPIs dapat mengurangi efek kardioprotektif dari Penggunaan Omeprazole dan
clopidogrel. PPI menghambat mekanisme Clopidogrel sebaiknya di jeda, dan tidak
bioaktivasi metabolism clopidogrel yang diminum bersamaan.
dimediasi oleh CYP450 2C19
Aspilet x Clopidogrel Moderate Clopidogrel mempotensiasi penghambatan Jika Clopidogrel diberikan bersamaan
agregasi platelet karena Aspilet. Resiko dalam jangka Panjang dapat
pendarahan Gastrointestinal (GI) bisa saja menyebabkan luka pada GI, maka
meningkat. sebaiknya pasien diberitahukan apabila
timbul gejala pendarahan kepada
dokter, dan menjauhi produk-produk
salisilat.
Aspilet x Omeprazole Minor Pemberian Bersama antara Proton pump Penggunaan Aspilet dan Omeprazole
inhibitor (PPI) dapat menurunkan Bioavaibilitas sebaiknya di jeda, dan tidak diminum
oral Aspilet dan salisilat lainnya. PPI dapat bersamaan.
meningkatkan pelepasan salisilat dari formulasi
salut enteric.
Isosorbide dinitrate x Minor Omeprazole dapat menghambat pengantaran Penggunaan Isosorbide dinitrate dan
Omeprazole obat nitrat oral. Efek Antianginal bisa saja Omeprazole sebaiknya dijeda, dan tidak
berkurang, dan myocardial ischemia bisa saja diminum bersamaan.
memburuk.
Indikasi Tanpa Obat
• Tidak adanya pemberian obat hipertensi, padahal di Tanda Vital sudah
terlihat adanya tekanan darah 160/90 mmHg.
ANALISA SOAP
Subjektif Objyektif Assement Plan
Pasien mempunyai keluhan sesak TD: 160/90 mmHg Adanya indikasi tanpa obat dimana Pemberian obat antihipertensi pada
nafas, nyeri ulu hati, perut kembung N: 90 menurut tanda vital tekanan darah pasien hipertensi derajat 2
dan mempunyai Riwayat hipertensi, RR: 25 pasien 160/90 mmHg, namun Yaitu kombinasi CCB+ARB.
dyspepsia dan chest pain S: 36 diresep belum ada obat yang Amlodipine 2.5-10mg 1xsehari dan
diindikasikan untuk mengatasi valsartan 80-320mg 1-2xsehari
masalah tersebut.

Adanya interaksi Obat antara Jika PPI diperlukan mungkin


Omeprazole dan Clopidogrel, alternatif yang lebih aman
Aspilet dan ISDN penggunaan obat Lansoprazole atau pantoprzole. Jika
PPI dapat dipertimbangkan tidak, obat antagonis atau antasida
(drugs.com) H2-reseptor.
jika setelah menggunakan obat h2ra
dan ppi tetapi gejalanya masih
menetap maka perlu diadakannya
endoskopi
Resep 2
2/4/2021 18.00 wib
R/ ISDN 3 x 10 mg
Aspilet 1 x 80 mg
CPG 1 x 75 mg
Simvastatin 1 x 20 mg
Heparin drip 500 UI/8 jam
Bignat 3 x 1 tab
Asam folat 3 x 1
DRP 2/4/2021 PUKUL 18.00

Obat Tepat indikasi Indikasi tanpa obat Tepat pemilihan obat Tepat dosis Efek samping
Isosorbide dinitrat Tepat karena pasien - Tepat Tepa, pada penderita angina Sakit kepala,
mengalami sesak napas dan ISDN diberikan 5 – 40 mg 4 x hipersensitivitas, toleransi
nyeri dada (FDA.gov) sehari (DIH 17th) nitrat, udem (Martindale 36th
Hlm 1317)
Aspilet Tepat,karena tekanan darah Aspirin dan Clopidogrel Tepat, aspirin yang Dispepsia (AHFS)
pasien tinggi dan pasien diberikan pada penderita dikombinasi dengan
mengalami sesak dan nyeri Angina tidak stabil (DIH) clopidogrel diberikan sebesar
ulu hati 75-375mg 1x1 (DIH)

Clopidogrel Tepat Tepat Tepat, clopidogrel yang Nyeri dada,gejala seperti


dikombinasi dengan aspirin flu,pusing,dizziness,dyspepsia
diberikan 75 mg 1x1 (DIH) ,diare,pruritus (AHFS)

Simvastatin Tidak tepat, karena Obat tanpa indikasi Tidak tepat Tidak tepat Abdominal pan, konstipasi,
simvastatin termasuk obat dikarenakan tidak ada catatatn flatulens, sakit kepala,
tanpa indikasi mengenai hasil lab terkait miopati, rabdomiolisis (ISO
kolesterol Vol 50 2016 Hlm 303
Heparin drip Tidak tepat - Tidak tepat - Perdarahan, iritasi lokal,
hipersensitif,
trombositopenia,
osteoporosis, peningkatan
SGOT dan SGPT. (ISO VOL
46 HAL 240)
Bignat Tepat karena pasien - Tepat Tepat karena dosis 325 – Sakit kepala, sering ingin
mengalami perut kembung 2000 mg 1 – 4 kali sehari buang air kecil, kehilangan
(Drugs.com) selera makan (Drugs.com)
Asam folat Tidak tepat - - - -
SOAP 2/4/2021
Subjektif Objektif Assesment Planing Paraf petugas

Pasien mengeluh sesak, TD 160/90 mmHg, • Tidak tepat indikasi • Simvastatin sebaiknya tidak
nyeri ulu hati dan perut Nadi 90x/menit, RR yaitu simvastatin diberikan
kembung . Pernah 25 x/menit, suhu = karena tidak ada data
memiliki riwayat dyspnea 36oC laboratorium terkatit
dan nyeri dada. Pasien kolesterol
dipasang nasal kanul, pola
nafas tidak stabil
• Adanya indikasi tanpa • Direkomendasikan pemberian
resep, pasien antihipertensi
mengalami hipertensi Pemberian obat antihipertensi
namun diresep belum pada pasien hipertensi derajat 2
ada pemberian obat Yaitu kombinasi CCB+ARB.
antihipertensi Amlodipine 2.5-10mg 1xsehari
dan valsartan 80-320mg 1-
2xsehari

Jika PPI diperlukan mungkin


alternatif yang lebih aman
Lansoprazole atau pantoprzole.
Jika tidak, obat antagonis atau
antasida H2-reseptor.
jika setelah menggunakan obat
h2ra dan ppi tetapi gejalanya
masih menetap maka perlu
diadakannya endoskopi
INTERAKSI OBAT
 Aspirin dan Clopidogrel ( Moderate)
Clopidogrel telah terbukti mempotensiasi penghambatan agregasi platelet karena aspirin. Studi dosis
tunggal tidak menunjukkan perpanjangan waktu perdarahan ketika aspirin ditambahkan ke clopidogrel;
namun, risiko perdarahan gastrointestinal (GI) dapat meningkat. Sebuah uji klinis besar melaporkan
bahwa clopidogrel 75 mg / hari ditambah aspirin 75 sampai 325 mg / hari hingga 1 tahun dikaitkan
dengan insiden perdarahan GI mayor yang lebih tinggi (1,3% vs 0,7% dengan aspirin saja). Kedua obat
ini secara rutin digunakan bersama untuk antiplatelet aditifnya, efek antistroke. Keamanan pemberian
aspirin kronis atau salisilat lain dengan clopidogrel belum ditetapkan (Drugs.com)
 Aspirin dan Heparin (Moderate)
pemberian bersama obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) dan heparin atau heparin berat molekul
rendah (LMWH) dapat meningkatkan risiko perdarahan. NSAID mengganggu adhesi dan agregasi
platelet dan dapat memperpanjang waktu perdarahan pada individu yang sehat. Meskipun efek ini
umumnya kecil dan durasi yang relatif singkat untuk sebagian besar NSAID (kecuali aspirin) pada dosis
yang dianjurkan, efek ini mungkin bermakna secara klinis bila dikombinasikan dengan efek
penghambatan heparin pada kaskade pembekuan (Drugs.com)
 Aspirin dan Heparin (Moderate)
pemberian bersama obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) dan heparin atau heparin berat molekul
rendah (LMWH) dapat meningkatkan risiko perdarahan. NSAID mengganggu adhesi dan agregasi
platelet dan dapat memperpanjang waktu perdarahan pada individu yang sehat. Meskipun efek ini
umumnya kecil dan durasi yang relatif singkat untuk sebagian besar NSAID (kecuali aspirin) pada dosis
yang dianjurkan, efek ini mungkin bermakna secara klinis bila dikombinasikan dengan efek
penghambatan heparin pada kaskade pembekuan (Drugs.com)
Alasan pemberian aspirin
Alasan asam folat tidak dan clopidogrel
tepat digunakan

2018 2019 2020


Resep 3
3/4/2021
Resep tgl 03 April 2021
R/ Aspilet 1 x 80 mg
CPG 1 x 75 mg
Captropril 3 x 12,5 mg
Bicnat tab 3x1
As.folat 3 x 1
Ranitidin 2 x 50mg
Heparin 500 IU/jam dalam Nacl 8 jam
DRP tgl 03 April 2021
Obat Tepat Tepat Obat Tepat Pemilihan Tepat Dosis Efek Samping
Indikasi Obat
Aspilet Tepat,karena Tepat Aspirin dan Tepat, aspirin yang di Dispepsia (AHFS)
1 x 80mg tekanan Clopidogrel kombinasikan
darah pasien diberikan pada dengan clopidogrel
tinggi dan penderita Angina diberikan
pasien tidak stabil 75-325 mg, once
mengalami (DIH) daily (DIH Ed 17th)
sesak dan
nyeri ulu
hati
Clopidogrel Tepat Tepat Tepat Tepat Dosis Dispepsia, nyeri perut, diare,
1 x 75mg 75 mg, once daily perdarahan
(DIH Ed 17th)
Captopril Tepat Tepat Tepat Tepat Dosis Batuk kering (drugs.com)
3 x 12,5mg Karena ada Karena Karena ada 12,5-25mg 2-3 sehari
indikasi merupakan first indikasi TD (DIH Ed 17th)
tekanan line hipertensi 140/90
darah tinggi
Obat Tepat Indikasi Tepat Tepat Tepat Dosis Efek Samping
Obat Pemilihan
Bignat Tepat Tepat Tepat Obat Tepat Dosis Sakit kepala sering ingin buang
Karena pasien mengalami perut 325 mg to 2 g 1-4 air kecil, kehilanagn selera
3x1
kembung times/day (DIH Ed 17th) makan. (Drugs.com)

As. Folat Tidak tepat - - - -


3x1

Ranitidin Tepat, karena untuk pasien yang tidak Tepat Tepat Tepat, karena untuk Sakit kepala, diare, konstipasi,
bisa menerima obat secara oral (pasien injeksi I.M / I.V dosisnya muntah, rasa terbakar local.
2 x 50mg sesak), diberikan dalam bentuk injeksi 50 mg (DIH, 2009) (Drugs.com, DIH edisi 17)
(injeksi) (DIH 2009)
Tepat, karena untuk mengatasi nyeri ulu
hati (heartburn) pasien (DIPIRO, 2017)

 Heparin 500mg  Tidak Tepat  -  Tidak Tepat  - Perdarahan, iritasi lokal,


infus NaCl 8 jam hipersensitif, trombositopenia,
osteoporosis, peningkatan SGOT
dan SGPT. (ISO VOL 46 HAL
240)
SOAP (Tgl : 3/4/2021)
Subject Object Assessment Plan
(S) (O) (A) (P)

Pasien merasakan Tekanan darah 140/90 Pemberian heparin Melakukan monitor


sesak, nyeri ulu hati mmHg, RR= 20, N= sebaiknya ditunda. terhadap frekuensi gejala
dan perut kembung. 80 dan S= 36. nyeri ulu hati dan perut
kembung pada pasien
Sebelumnya pasien
setelah pemberian
pernah dirawat dengan ranitidine (Dipiro 10th ed,
keluhan dyspnea dan hlm. 338)
nyeri dada

Heparin perlu dilakukan


tes laboratorium untuk
menentukan score APPT.
(Injetable Drug Guide,
hlm. 414)
Interaksi obat

• Aspirin dan sodium bicarbonate (bicnat) (moderate)


Agen yang menyebabkan alkalinisasi urin dapat mengurangi konsentrasi salisilat serum
pada pasien yang menerima dosis antiinflamasi aspirin atau salisilat lainnya. Mekanismenya
melibatkan penurunan reabsorpsi tubulus ginjal salisilat karena peningkatan pH urin, yang
mengakibatkan peningkatan bersihan salisilat ginjal terutama di atas pH urin 7. Interaksi ini
kadang-kadang dimanfaatkan dalam pengobatan toksisitas salisilat. (Drugs.com)
• Aspirin dan clopidogrel (moderate)
Clopidogrel telah terbukti mempotensiasi penghambatan agregasi platelet karena
aspirin. Studi dosis tunggal tidak menunjukkan perpanjangan waktu perdarahan
ketika aspirin ditambahkan ke clopidogrel; namun, risiko perdarahan gastrointestinal
(GI) dapat meningkat. Sebuah uji klinis besar melaporkan bahwa clopidogrel 75 mg /
hari ditambah aspirin 75 sampai 325 mg / hari hingga 1 tahun dikaitkan dengan
insiden yang lebih tinggi dari perdarahan GI mayor (1,3% vs 0,7% dengan aspirin
saja). Kedua obat ini secara rutin digunakan bersama untuk antiplatelet aditifnya,
efek antistroke. Keamanan pemberian aspirin kronis atau salisilat lainnya dengan
clopidogrel belum ditetapkan. (Drugs.com)
• Captopril dan sodium bicarbonate (bicnat) (minor)
Pemberian antasida secara bersamaan dapat menurunkan bioavailabilitas oral kaptopril dan
inhibitor angiotensin converting enzyme (ACE) lain karena penundaan pengosongan
lambung dan / atau peningkatan pH lambung. Pada 10 sukarelawan sehat, 50 mL suspensi
antasida menurunkan rata-rata konsentrasi puncak plasma (Cmax) dan area di bawah kurva
waktu konsentrasi (AUC) kaptopril (dosis oral tunggal 50 mg) masing-masing sebesar 50%
dan 42%, dibandingkan. untuk administrasi setelah puasa. Ketersediaan hayati relatif
kaptopril adalah 0,66 dengan antasida, meskipun aktivitas hipotensi tampaknya tidak
terpengaruh. Berdasarkan data yang tersedia, signifikansi klinis dari interaksi ini tampaknya
kecil. Sebagai tindakan pencegahan, pasien mungkin ingin mempertimbangkan untuk
memisahkan waktu pemberian inhibitor ACE dan antasida atau obat oral yang mengandung
antasida (misalnya, tablet buffer ddI atau larutan oral pediatrik) selama 1 hingga 2 jam.
(Drugs.com)
• Ranitidine dan sodium bicarbonate (bicnat) (minor)
Antasida dan beberapa garam aluminium, kalsium, dan magnesium dapat menurunkan
konsentrasi plasma antagonis reseptor H2 selama pemberian bersama oral. Mekanisme
interaksinya tidak diketahui, tetapi mungkin melibatkan penyerapan oral yang berkurang
karena peningkatan pH lambung. Data studi bervariasi, dengan tidak ada perubahan hingga
hampir 60% pengurangan eksposur sistemik (AUC) yang dilaporkan untuk simetidin,
famotidin, dan ranitidin. Signifikansi klinis belum ditetapkan. Sebagai tindakan
pencegahan, pasien dapat mempertimbangkan untuk menggunakan antagonis reseptor H2
satu hingga dua jam sebelum antasida. (Drugs.com)
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai