Prinsip-Prinsip HDP 12 Juni
Prinsip-Prinsip HDP 12 Juni
Rawan
bencan
a
DISASTER PRONE COUNTRY
• Tsunami di Aceh, 26 Desember 2004 • Kecelakaan Industri :
Korban lebih 200.000 orang . • Kilang Cilacap, kebakaran Tangki
• Gunung Tambora meletus, tahun 1815. (1975)
Korban 92.000 orang. • LNG Botang – Ledakan
• Gunung Krakatau meletus, 26 Agustus • Petrowidada (2004) Ledakan
1883. Korban 36.417 orang. • Kilang Cilacap (1995) –Kebakaran
• Gempa tektonik 6.2 SR di Yogyakarta, 27 Tangki
Mei 2006. Korban 6.234 orang. • Depot Plumpang (2008) –
• Gunung Kelud, meletus 19 Mei 1919. Ledakan
Korban 5.115 orang. Tangki
• Tsunami Ende, Flores-NTT, 12 Desember • Kilang Cilacap 2010-Ledakan
1992. Korban 2100 orang. tangki
• Gempa Sumbar 7,6 SR , 30 September
• Kecelakaan Transportasi
2009 korban tewas 1.115 orang.
• Udara : Lion Air, Air Asia, Adam
• Gempa bumi 6,5 SR Sulawesi Tengah, 4
Air dll
Mei 2000. Korban 386 orang.
• Kereta Api
• Tsunami pantai selatan Jawa 7 Juli • Angkutan Umum
2006.
• KapalTampomas,
• Tsunami Banyuwangi-Jawa Timur pada 3
Juni 1994. Korban 208 orang.
• Tsunami Mentawai 2010, 415 meninggal TANGKI
BALONGA
N
DAMPAK BENCANA
JIWA-EKONOMI-SOSIAL - SARANA- KELANGSUNGAN USAHA
Berbagai macam pandemi dalam peradaban manusia
Faktor yang
Case 3/6/2020 6,464,480 mempengaruh
Deaths: 382,727 i
Recovered: 3,077,625
Cases 148M
Recovere 85.6M Update Corona Global
27 Mei 2020
d Deaths 3.12M
UU dan Peraturan
• Undang-undang No 24 tahun 2007 tentang Manajemen Bencana.
Undang-undang ini mengatur berbagai hal mengenai penanganan
bencana di Indonesia.
• Peraturan Pemerintah No 21 Tahun 2008, tentang Penyelenggaraan
Penanggulangan Bencana. PP ini memuat antara lain tentang criteria
bencana, perencanaan manajemen bencana, identifikasi risiko bencana
dan analisa risiko bencana
• Peraturan Pemerintah No 22 Tahun 2008, tentang Tentang Pendanaan
dan Pengelolaan Bantuan Bencana(
• Peraturan Pemerintah No 23 Tahun 2008, tentang Tentang Peran Serta
Lembaga Internasional dan Lembaga Asing Nonpemerintah Dalam
Penanggulangan Bencana
• Peraturan Presiden No 8 tahun 2008 Tentang BADAN
NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA
TANGGA
P
DARURAT
ERP
UU NO
UU NO
BISNIS 11/202
24/2007
USAH 0 CIPTA BENCAN
A KERJA A
KELANG
SUNGA
N
BISNIS
BCP
UU no 24 Pasal 40/2007
• Setiap kegiatan pembangunan yang mempunyai risiko tinggi yang menimbulkan
bencana dilengkapi dengan analisis risiko bencana sebagai bagian dari usaha
penanggulangan bencana sesuai dengan kewenangannya.
PASAL 7 PP no 21/2008
Perizinan berusaha berbasis risiko • Persyaratan analisis risiko bencana sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
sebagaimana dalam pasal 6 huruf digunakan sebagai dasar dalam penyusunan analisis mengenai dampak
a dilakukan berdasarkan lingkungan, penataan ruang serta pengambilan tindakan pencegahan dan
penetapan tingkat risiko dan mitigasi bencana.
peringkat skala usaha kegiatan
usaha
SMK3 : LINGKUP MANAJEMEN BENCANA DAN
BCP
NFP ISO
SMK ISRS ISRS
A 22.30
3
1600 1
PRODUKSI
FINANSIL
HS
E ER BC SOSIAL
PASAR
MS P P
SDM
EKONOMI
1SO 1SO ISO
14000 45000 31.00
disaster 0
STRATEGICVS
TACTICAL
Crisis
Managemen
t
Emergency
Management
TACTICAL
Incident
STRATEGIC
Managemen
If an event does happen, all teams will be in operational t
mode
MANAGEMENT AND
BCMS
insiden
DISASTER
MANAGEMENT
MITIGATION ERP BCP MITIGATION
Normal Normal
operation Emergency Recovery operation
Emergency
Response ERP
BCM
S
DM CYCLE
DISASTER
PREPAREDNESS
EMERGENCY
DURING RESPONSE ERP
REHABILITATION
MITIGATION
BCP
PRE DISASTER POST
DISASTER
RECONSTRUCTIO
PREVENTION N
ELEMEN MANAJEMENKEADAAN
DARURAT
• Keadaan darurat dan disaster
harus dikelola dengan baik 1 Kebijakan
melalui sistim Manajemen
Keadaan Darurat. 2 Identifikasi Keadaan Darurat
• Manajamen Keadaan Darurat 3 Perencanaan Awal
adalah suatu upaya terpadu
dan terencana untuk 4 Prosedur Tanggap Darurat
menanggulangi semua
keadaan darurat dengan cepat 5 Organisasi Tanggap Darurat
dan tepat sejak tahap pra
6 Sumberdaya dan Sarana
kejadian-saat kejadian dan
setelah kejadian. 7 Pembinaan dan Pelatihan
8 Komunikasi
TANPA MANAJEMEN BENCANA
TERJADI KEPANIKAN. KORBAN 9 Inspeksi dan Audit
DAN KERUGIAN BESAR
10 Investigasi dan Pelaporan
Hospital Disaster Preparedness
• Pada saat terjadi bencana, rumah sakit akan
menjadi tujuan akhir dalam menangani korban
sehingga RS harus melakukan persiapan yang
cukup.
• Setiap RS harus memiliki perencanaan untuk
menghadapi bencana atau menghadapi
keadaan emergency atau darurat.
Jenis Kedaruratan di RS
1. Kedaruratan keselamatan dan keamanan (demonstrasi/
huru-hara, penculikan bayi, kekerasan dalam Rumah Sakit
dan risiko kecelakaan yang diakibatkan oleh kondisi
gedung)
2. Tumpahan bahan dan limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun (B3)
3. Kegagalan peralatan medik dan non medik
4. Kedaruratan utilitas Rumah Sakit meliputi kegagalan
kelistrikan, kegagalan ketersediaan air, kegagalan
informasi teknologi/ IT, dan kegagalan sistem tata udara
5. Outbreak/wabah/pandemi penyakit
• Penyusunan perencanaan menghadapi bencana
diperlukan untuk menyamakan konsep dan
persepsi setiap unit kerja yang terlibat pada
pelaksanaan penanganan bencana.
• Rencana tersebut umumnya disebut sebagai
Rencana Penanggulangan Bencana di Rumah
Sakit, atau Hospital Disaster Plan (HDP).
¡ Bencana dapat terjadi di RS / Internal
Disaster (RSnya secara structural rusak atau
secara fungsional tidak dapat berfungsi
dengan baik karena terlalu banyak pasien
atau terjadi kekacauan dalam manajemen).
¡ Bencana dapat juga terjadi di luar RS /
External Disaster, dan RS harus mengirim tim
nya ke tempat bencana atau menerima
jumlah korban yang banyak dari tempat
kejadian atau dari RS lain.
MANAJEMEN RISIKO BENCANA
S C H S O H & SCommitment
Commitment
H az ar d Identification
C o m m u n ic a te M o n ito r
Consult review
Prioritize risks
Risk Control
HDP Dalam SNARS 1.1. 2019
Standar
MFK 6
HDP