Anda di halaman 1dari 41

Prinsip-prinsip

Hospital Disaster Plan


DISASTER PRONE COUNTRY
 Geographicly
 Geologicly
 Hydrometeorologicly
 Demographicly
 Environmental
degradation
 Land use planning

Rawan
bencan
a
DISASTER PRONE COUNTRY
• Tsunami di Aceh, 26 Desember 2004 • Kecelakaan Industri :
Korban lebih 200.000 orang . • Kilang Cilacap, kebakaran Tangki
• Gunung Tambora meletus, tahun 1815. (1975)
Korban 92.000 orang. • LNG Botang – Ledakan
• Gunung Krakatau meletus, 26 Agustus • Petrowidada (2004) Ledakan
1883. Korban 36.417 orang. • Kilang Cilacap (1995) –Kebakaran
• Gempa tektonik 6.2 SR di Yogyakarta, 27 Tangki
Mei 2006. Korban 6.234 orang. • Depot Plumpang (2008) –
• Gunung Kelud, meletus 19 Mei 1919. Ledakan
Korban 5.115 orang. Tangki
• Tsunami Ende, Flores-NTT, 12 Desember • Kilang Cilacap 2010-Ledakan
1992. Korban 2100 orang. tangki
• Gempa Sumbar 7,6 SR , 30 September
• Kecelakaan Transportasi
2009 korban tewas 1.115 orang.
• Udara : Lion Air, Air Asia, Adam
• Gempa bumi 6,5 SR Sulawesi Tengah, 4
Air dll
Mei 2000. Korban 386 orang.
• Kereta Api
• Tsunami pantai selatan Jawa 7 Juli • Angkutan Umum
2006.
• KapalTampomas,
• Tsunami Banyuwangi-Jawa Timur pada 3
Juni 1994. Korban 208 orang.
• Tsunami Mentawai 2010, 415 meninggal TANGKI
BALONGA
N
DAMPAK BENCANA
JIWA-EKONOMI-SOSIAL - SARANA- KELANGSUNGAN USAHA
Berbagai macam pandemi dalam peradaban manusia

1. Epidemic Cocoliztli, 1545-1548 – Meksiko 15 juta tewas


Pandemi Covid-19 yang dimulai dari
2. Wabah London, 1665-1666 – korban 100.000 lokal Wuhan menyebar dengan cepat
3. Wabah besar Marseille, 1720 – 1723 – korban 100.000 dan masif ke seluruh dunia
4. Wabah Rusia, 1770 – 1772 korban lebih 100.000 • Mobilitas masyarakat tinggi
• Teknologi informasi dan komunikasi
5. Demam Kuning Philadelphia, 1793 – korban lebih
5000 • Kepadatan penduduk dan
6. Wabah Flu, 1889 – 1890 – korban 1 juta
urbanisasi-cluster
• Interaksi masyarakat tinggi
7. Wabah Polio di Amerika, 1916= korban 27.000
8. Flu Spanyol, 1918 – 1920- korban 500 • Budaya safety rendah
juta
global
9. Flu Asia, 1957 – 1958 – korban 1,1 juta

10. AIDS, 1981 – sekarang – korban 35


juta
11. H1N1, Flu Burung, 2008 – 2010 – korban
575.400
Livescience.com

Faktor yang
Case 3/6/2020 6,464,480 mempengaruh
Deaths: 382,727 i
Recovered: 3,077,625
Cases 148M
Recovere 85.6M Update Corona Global
27 Mei 2020
d Deaths 3.12M
UU dan Peraturan
• Undang-undang No 24 tahun 2007 tentang Manajemen Bencana.
Undang-undang ini mengatur berbagai hal mengenai penanganan
bencana di Indonesia.
• Peraturan Pemerintah No 21 Tahun 2008, tentang Penyelenggaraan
Penanggulangan Bencana. PP ini memuat antara lain tentang criteria
bencana, perencanaan manajemen bencana, identifikasi risiko bencana
dan analisa risiko bencana
• Peraturan Pemerintah No 22 Tahun 2008, tentang Tentang Pendanaan
dan Pengelolaan Bantuan Bencana(
• Peraturan Pemerintah No 23 Tahun 2008, tentang Tentang Peran Serta
Lembaga Internasional dan Lembaga Asing Nonpemerintah Dalam
Penanggulangan Bencana
• Peraturan Presiden No 8 tahun 2008 Tentang BADAN
NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA
TANGGA
P
DARURAT
ERP
UU NO
UU NO
BISNIS 11/202
24/2007
USAH 0 CIPTA BENCAN
A KERJA A
KELANG
SUNGA
N
BISNIS
BCP

UU no 24 Pasal 40/2007
• Setiap kegiatan pembangunan yang mempunyai risiko tinggi yang menimbulkan
bencana dilengkapi dengan analisis risiko bencana sebagai bagian dari usaha
penanggulangan bencana sesuai dengan kewenangannya.
PASAL 7 PP no 21/2008
Perizinan berusaha berbasis risiko • Persyaratan analisis risiko bencana sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
sebagaimana dalam pasal 6 huruf digunakan sebagai dasar dalam penyusunan analisis mengenai dampak
a dilakukan berdasarkan lingkungan, penataan ruang serta pengambilan tindakan pencegahan dan
penetapan tingkat risiko dan mitigasi bencana.
peringkat skala usaha kegiatan
usaha
SMK3 : LINGKUP MANAJEMEN BENCANA DAN
BCP

NFP ISO
SMK ISRS ISRS
A 22.30
3
1600 1
PRODUKSI

FINANSIL
HS
E ER BC SOSIAL

PASAR
MS P P
SDM

EKONOMI
1SO 1SO ISO
14000 45000 31.00
disaster 0
STRATEGICVS
TACTICAL
Crisis
Managemen
t

Emergency
Management

TACTICAL
Incident
STRATEGIC
Managemen
If an event does happen, all teams will be in operational t
mode
MANAGEMENT AND
BCMS
insiden

DISASTER
MANAGEMENT
MITIGATION ERP BCP MITIGATION

Normal Normal
operation Emergency Recovery operation

Emergency
Response ERP

Business Continuity Plan

BCM
S
DM CYCLE
DISASTER

PREPAREDNESS
EMERGENCY
DURING RESPONSE ERP

REHABILITATION
MITIGATION
BCP
PRE DISASTER POST
DISASTER

RECONSTRUCTIO
PREVENTION N
ELEMEN MANAJEMENKEADAAN
DARURAT
• Keadaan darurat dan disaster
harus dikelola dengan baik 1 Kebijakan
melalui sistim Manajemen
Keadaan Darurat. 2 Identifikasi Keadaan Darurat
• Manajamen Keadaan Darurat 3 Perencanaan Awal
adalah suatu upaya terpadu
dan terencana untuk 4 Prosedur Tanggap Darurat
menanggulangi semua
keadaan darurat dengan cepat 5 Organisasi Tanggap Darurat
dan tepat sejak tahap pra
6 Sumberdaya dan Sarana
kejadian-saat kejadian dan
setelah kejadian. 7 Pembinaan dan Pelatihan

8 Komunikasi
TANPA MANAJEMEN BENCANA
TERJADI KEPANIKAN. KORBAN 9 Inspeksi dan Audit
DAN KERUGIAN BESAR
10 Investigasi dan Pelaporan
Hospital Disaster Preparedness
• Pada saat terjadi bencana, rumah sakit akan
menjadi tujuan akhir dalam menangani korban
sehingga RS harus melakukan persiapan yang
cukup.
• Setiap RS harus memiliki perencanaan untuk
menghadapi bencana atau menghadapi
keadaan emergency atau darurat.
Jenis Kedaruratan di RS
1. Kedaruratan keselamatan dan keamanan (demonstrasi/
huru-hara, penculikan bayi, kekerasan dalam Rumah Sakit
dan risiko kecelakaan yang diakibatkan oleh kondisi
gedung)
2. Tumpahan bahan dan limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun (B3)
3. Kegagalan peralatan medik dan non medik
4. Kedaruratan utilitas Rumah Sakit meliputi kegagalan
kelistrikan, kegagalan ketersediaan air, kegagalan
informasi teknologi/ IT, dan kegagalan sistem tata udara
5. Outbreak/wabah/pandemi penyakit
• Penyusunan perencanaan menghadapi bencana
diperlukan untuk menyamakan konsep dan
persepsi setiap unit kerja yang terlibat pada
pelaksanaan penanganan bencana.
• Rencana tersebut umumnya disebut sebagai
Rencana Penanggulangan Bencana di Rumah
Sakit, atau Hospital Disaster Plan (HDP).
¡ Bencana dapat terjadi di RS / Internal
Disaster (RSnya secara structural rusak atau
secara fungsional tidak dapat berfungsi
dengan baik karena terlalu banyak pasien
atau terjadi kekacauan dalam manajemen).
¡ Bencana dapat juga terjadi di luar RS /
External Disaster, dan RS harus mengirim tim
nya ke tempat bencana atau menerima
jumlah korban yang banyak dari tempat
kejadian atau dari RS lain.
MANAJEMEN RISIKO BENCANA
S C H S O H & SCommitment
Commitment

H az ar d Identification

C o m m u n ic a te M o n ito r

and Hazard Analysis and

Consult review

Prioritize risks

Risk Control
HDP Dalam SNARS 1.1. 2019
Standar
MFK 6

Rumah sakit mengembangkan, memelihara,


program manajemen disaster untuk
menanggapi keadaan disaster dan bencana
alam atau lainnya yang memiliki potensi
terjadi dimasyarakat
ELEMEN PENILAIAN MFK 6
• 1.Rumah Sakit mempunyai regulasi manajemen
disaster meliputi a sd i di maksud dan tujuan
• Rumah sakit mengidentifikasi bencana internal dan
eksternal yang besar…..dst
• Rumah sakit telah melakukan self assesment kesiapan
menghadapi bencana dengan menggunakan hospital
safety index dari WHO
• Instalasi Gawat Darurat telah mempunyai ruang
dekontaminasi sesuai dengan 1 sampai dengan 6 di
maksud dan tujuan
Hospital Disaster Plan
 Konsep HDP

HDP

Internal Disaster External Disaster


1. Internal Disaster
- Bencana yang terjadi di Rumah Sakit.
- Rumah Sakit sebagai “korban”.
- Contoh: terjadi kebakaran di ruang rawat inap,
rumah sakit terendam banjir, sebagian
bangunan rumah sakit rusak akibat gempa.
2. External Disaster
- Bencana terjadi di luar wilayah rumah sakit.
- Rumah sakit sebagai “Penolong”.
- Rumah sakit mengirim tim ke tempat
terjadinya bencana.
- Rumah sakit menerima korban massal dari
luar.
• Pada situasi dimana bencana terjadi didalam
RS (Internal Disaster), seperti terjadinya
kebakaran, bangunan roboh dsb, target dari
HDP adalah :
- Mencegah timbulnya korban manusia,
kerusakan harta benda maupun lingkungan.
- Mengembalikan fungsi normal RS secepat
mungkin.
• Pada situasi dimana bencana terjadi diluar RS
(External Disaster), hasil yg diharapkan dari HDP
adalah:
- Korban dalam jumlah yang banyak mendapat
penanganan sebaik mungkin.
- Korban/pasien tetap dapat ditangani secara
individu, termasuk pasien yg sudah dirawat
sebelum bencana terjadi.
- Bantuan medis diberikan dalam bentuk pengiriman
tenaga medis maupun logistik medis yang
diperlukan.
Proses Penyusunan HDP
• HDP merupakan hasil dari suatu proses kerja
yang didasari atas:
- Ancaman bencana di daerah tersebut (Hazard
Mapping)
- Pengalaman masa lalu
- Ketersediaan sumber daya khususnya SDM,
dengan mengingat kebijakan lokal maupun
nasional.
• Penyusunan HDP umumnya dimulai dengan
dibentuknya tim penyusun HDP, dan akan bisa
memberikan hasil yang maksimal bila didasari atas
komitmen dan konsistensi dari menejemen RS.
• Konsistensi sangat diperlukan mengingat
penanggulangan bencana termasuk penyusunan
HDP merupakan proses yang kontinyu sehingga
diperlukan usaha untuk mempertahankan kinerja
tim dan hal tersebut bisa diwujudkan dengan
membentuk komite gawat darurat dan bencana,
atau institusi yg sejenis.
• HDP disusun dengan mempertibangkan
komponen-komponen berikut ini:
- Kebijakan penunjang.
- Struktur organisasi dengan pembagian tugas
dan sistim komando yang jelas.
- Sistim komunikasi – informasi, pelaporan
data, dan perencanaan fasilitas penunjang.
- Sistim evaluasi dan pengembangan.
• Perencanaan dalam HDP harus sudah di uji
dalam suatu simulasi, serta disosialisasikan ke
internal RS maupun institusi lainnya yang
berhubungan.
• Perlu dipersiapkan sejak awal bahwa suatu
HDP merupakan bagian integral dalam sistim
penanggulangan bencana lokal dan daerah
setempat.
Tim Penyusun HDP
• Tim penyusun HDP minimal gabungan dari:
- Unsur pimpinan (minimal Kepala Bidang/ Instalasi)
- Unsur pelayanan gawat darurat (kepala UGD)
- Unsur rumah tangga
- Unsur paramedis, dan unsur lain yg dipandang
perlu.
• Anggota tim sebaiknya sudah memiliki dasar-dasar
mengenai Hospital Preparedness dan bekerja
berdasar suatu guide line yang standar.
Pokok-pokok HDP
• Suatu HDP diharapkan memenuhi prinsip
pokok sbb:
1. Organisasi Penanggulangan Bencana berbasis
pada organisasi RS sehari-hari.
2. Prosedur dalam HDP dibuat sesederhana
mungkin, tapi mencakup semua yg diperlukan.
3. Prosedur lengkap dibuat secara rinci, tetapi
untuk pekerja lapangan perlu dibuat checklist.
• Hal-hal lain yang perlu dipertimbangkan
adalah:
1. Kewenangan untuk menggerakkan tim harus
dibuat sesederhana mungkin, jangan
bergantung pada pimpinan tertinggi/direktur
RS. Proses pelimpahan wewenang harus
dibuat sependek mungkin.
2. Penilaian kapasitas RS jangan hanya berdasar
pada jumlah tempat tidur, supaya tidak terjadi
penilaian yg terlalu optimistic.
3. Penyiapan fasilitas dan area yang terencana
dengan baik pada masa pra-bencana.
4. Alur lalu-lintas di area RS dan sekitarnya
dipersiapkan dengan cermat.
5. Penggunaan tanda pengenal untuk korban
(tagging) yang jelas.
6. Sistim Triase yg sesuai.
7. Penyiapan logistic.
8. Pengamanan untuk korban dan segenap
karyawan serta tim penolong.
• Keberhasilan menangani situasi kritis pada
masa bencana tergantung pada persiapan yang
dilakukan pada masa pra-bencana.
• Prosedur disiapkan berdasarkan ancaman yang
potensial maupun pernah terjadi.
• Masalah pembiayaan supaya dianggap sebagai
investasi yang berdasar pada pengalaman,
sudah terbukti bermanfaat.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai