Anda di halaman 1dari 29

ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU

DENGAN CHEPALOPELVIC
DISPROPORTION

KELOOMPOK 3 :
Ayuni Wulandari 011191094
Muhammad Yusuf Vicky A 011191090
Mutiara Fadlila Pradani 011191093
DEFINISI

 Disproporsi kepala panggul yaitu suatu keadaan yang timbul


karena tidak adanya keseimbangan antara panggul ibu dengan
kepala janin disebabkan oleh panggul sempit, janin yang besar
sehingga tidak dapat melewati panggul ataupun kombinasi
keduanya (Cunningham, et al.,2014).
 Cephalopelvik Disproportion (CPD) atau Disproporsi sefalo-
Pervik adalah ketidak cocokan antara kepala janin dan bagian
pelvis tertentu yang harus dilaluinya. Janin dapat terletak
melitang pada panggul ibu yang berukuran terlalu kecil atau
bentuknya abnormal, atau letak presentasi kepala yang
diameternya tidak menguntungkan abnormal besar. Keadaan
ini akan diketahui dalam 3 minggu terakhir kehamilan dengan
tidak berhasilnya kepala janin masuk kedalam PAP, baik
secara spontan maupun secara penekanan.
BENTUK PANGGUL

 Panggul menurut morfologinya dibagi menjadi 4 jenis


kelompok, yaitu :
 Ginekoid
 Android
 Antropoid
 Platipeloid
PENGUKURAN PANGGUL

 Pintu Atas Panggul (Pelvic Inlet)


Terdapat 4 diameter pada pintu atas panggul, yaitu
 diameter anteroposterior
 diameter transversa
 2 diameter obliqua.
Panjang jarak dari pinggir atas simfisis ke promontorium
kurang lebih 11 cm, disebut konjugata vera. Jarak terjauh garis
melintang pada pintu atas panggul lebih kurang 12,5- 13 cm,
disebut diameter transversa. Bila ditarik garis dari artikulasio
sakro- iliaka ke titik persekutuan antara diameter transversa
dan konjugata vera dan diteruskan ke linea innominata,
ditemukan diameter yang disebut diameter obliqua sepanjang
lebih kurang 13 cm.
LANJUTANN...

 Pintu tengah panggul (Midpelvis)


Midpelvis merupakan bidang sejajar spina ischiadica merupakan
bidang dimensi pelvik terkecil yang menjadi bagian yang penting
pada proses engagement kepala janin. Diameter interspina ± 10 cm
atau lebih, dan merupakan diameter terkecil dari pelvis. Diameter
anteroposterior melalui level spina ischiadica normalnya berukuran
sekurang-kurangnya 11.5 cm. Komponen posteriornya antara titik
tengah diameter interspinarum dengan sakrum disebut diameter
sagitalis posterior yang sekurang-kurangnya berukuran 4.5 cm.
 Pintu bawah panggul (Pelvic Outlet)
Pintu bawah panggul tersusun atas 2 bidang datar berbentuk segi
tiga, yaitu bidang yang dibentuk oleh garis antara kedua buah
tubera ossis iskii dengan ujung os sakrum dan bagian bawah
simfisis. Pinggir bawah simfisis berbentuk lengkung ke bawah dan
merupakan sudut (arkus pubis). Dalam keadaan normal besarnya
sudut ini ± 900 atau lebih sedikit.
PANGGUL SEMPIT

Panggul disebut sempit apabila ukurannya 1-2 cm kurang dari


ukuran yang normal. Kesempitan panggul bisa pada pintu atas
panggul, ruang tengah panggul, pintu bawah panggul atau
kombinasi dari ketiganya.
 Pembagian Panggul Sempit
1. Kesempitan pintu atas panggul (pelvic inlet)
Conjugata diagonal (CD) + 13.5 cm. Conjugata vera (CV) + 12.0
cm. Dikatakan sempit bila CV kurang dari 10 cm atau diameter
transversa kurang dari 11,5 cm.
Pembagian tingkatan panggul sempit:
 Tingkat I : CV = 9-10 cm = borderline
 Tingkat II : CV = 8-9 cm = relatif
 Tingkat III : CV = 6-8 cm = ekstrim
 Tingkat IV : CV = 6 cm = mutlak
LANJUTANN..

  Kesempitan pintu tengah panggul (midpelvic)


Distansia interspinarum (DI) + 10.5 cm. Diameter anterior
posterior (AP) + 11.5 cm, diameter sagitalis posterior 5 cm.
Dikatakan sempit bila diameter interspinarum 10 atau 9,5 9
cm atau bila diameter interspinarum ditambahkan dengan
diameter sagitalis posterior kurang dari 13,5 cm.
 Pintu bawah panggul (pelvic outlet)
Diameter sagitalis posterior (AP) + 7.5 cm. Distansia
intertuberosum + 10.5 cm. Dikatakan sempit bila jumlah kedua
diameter < 15 cm atau bila diameter intertuberosum < 8 cm.
Kelainan bentuk atau ukuran panggul dapat diketahui dari
anamnesis dan pemeriksaan yang baik
ETIOLOGI

 Sebab-sebab yang dapat menimbulkan kelainan panggul


dapat dibagi sebagai berikut :
 Kelainan karena gangguan pertumbuhan
 Kelainan karena penyakit tulang panggul atau sendi-sendinya
 Kelainan panggul disebabkan kelainan tulang belakang
 Kelainan panggul disebabkan kelainan aggota bawah
 Fraktura dari tulang panggul yang menjadi penyebab kelainan
panggul
 Janin yang besar
PATOFISIOLOGI

 Penyempitan pintu atas panggul


Mengert (1948) dan Kaltreider (1952) membuktikan bahwa kesulitan
persalinan meningkat pada diameter anteroposterior kurang dari 10 cm
atau diameter transversal kurang dari 12 cm. Distosia akan lebih berat
pada kesempitan kedua diameter dibandingkan sempit hanya pada salah
satu diameter. Diameter biparietal janin berukuran 9,5-9,8 cm, sehingga
sangat sulit bagi janin bila melewati pintu atas panggul dengan diameter
anteroposterior kurang dari 10 cm.
Pada panggul sempit ada kemungkinan kepala tertahan oleh pintu atas
panggul, sehingga gaya yang ditimbulkan oleh kontraksi uterus secara
langsung menekan bagian selaput ketuban y ang menutupi serviks.
Akibatnya ketuban dapat pecah pada pembukaan kecil dan terdapat resiko
pr olapsus funikuli. Setelah selaput ketuban pecah, tidak terdapat tekanan
kepala terhadap serviks dan segmen bawah rahim sehingga kontraksi
menjadi inefektif dan pembukaan berjalan lambat atau tidak sama sekali.
Jadi, pembukaan yang berlangsung lambat dapat menjadi prognosa buruk
pada wanita dengan pintu atas panggul sempit.
LANJUTANN....

Pada nulipara normal aterm, bagian terbawah janin biasanya


sudah masuk dalam rongga panggul sebelum persalinan.
Adanya penyempitan pintu atas panggul menyebabkan kepala
janin megapung bebas di atas pintu panggul sehingga dapat
menyebabkan presentasi janin berubah. Pada wanita dengan
panggul sempit terdapat presentasi wajah dan bahu tiga kali
lebih sering dan prolaps tali pusat empat sampai enam kali
lebih sering dibandingkan wanita dengan panggul normal atau
luas.
PATOFISIOLOGI

2.Penyempitan panggul tengah


Dengan sacrum melengkung sempurna, dinding-dinding panggul
tidak berkonvergensi, foramen isciadikum cukup luas, dan
spina isciadika t idak menonjol ke dalam, dapat diharapkan
bahwa panggul tengah tidak akan menyebabkan rintangan bagi
lewatnya kepala janin. Penyempitan pintu tengah panggul lebih
sering dibandingkan pintu atas panggul.Hal ini menyebabkan
terhentunya kepala janin pada bidang transversal sehingga
perlu tindakan forceps tengah atau seksio sesarea.
LANJUTAN

3.Pe n ye m pi tan pi ntu ba wa h pa n g g ul


P e nye m p i ta n pi n tu baw ah p an g g u l te rj ad i bi l a di am e te r di stan ti a i nte r tub e rosu m
b e rj ara k 8 c m a ta u k u ra ng . P e ny e m pi ta n pi n tu ba wa h pa ng g u l b i as an ya di se rt ai ol e h
p e n ye m pi ta n pi ntu te n g ah p an g g ul . Di spro po rsi k e p al a j a n i n de n g a n pi n tu b aw a h
p a ng g ul ti d ak te rl al u b e sa r d al am m e n i m bu l k a n di stos i a be r at. Ha l i ni be r pe ra n
p e n ti ng da l a m me ni mb ul k an r obe k a n p e ri ne u m . Hal i n i d i se ba bk a n ar k u s p ubi s ya n g
s e m pi t, kuran g d ar i 9 00 s e hi ng g a ok si p ut ti da k dap a t k e l ua r te pat di ba wa h si m fi si s
p ub i s, me l a i nk an m e n uj u ra m us i sk i o pub i k se h i n g g a pe ri ne um te re g an g d an m ud ah
te rj a di robe ka n.
4.Pe r ki ra a n Ka pa si ta s P an g g ul Se m pi t
P ada w an i ta de ng a n ti n g g i b ad an ya ng k ur an g d ari n orm a l ad a k e m u ng k i n an m e m i l i k i
k a pas i ta s p a ng g u l se mp i t, n a m un bu k a n b e ra rti se or an g w an i ta de ng a n ti n g g i b ad an
ya n g kura ng d ar i n orm a l a da k e mu n g k i n an m e m i l i k i k a pa si ta s pa ng g ul s e m pi t, na m un
b uk an b e ra rti s e ora n g wa n i ta de n g a n t i ng g i ba da n yan g n orm a l ti dak d ap at me m i l k i
p a ng g ul se mp i t. D ar i a na m ne sa pe r sa l i n an t e rda h ul u j ug a d ap at di p e rk i ra k a n
k a pas i ta s p a ng g u l . Apa b i l a pa da p e rsa l i na n te rd ah ul u b e rj a l a n l an ca r de n g a n b a yi
b e ra t b ad an n orm a l , k e mu n g k i n an p an g g u l se m pi t a da l a h k e c i l .
5.Ja n i n yan g be sa r
N orm al be rat ne ona tus pa d a u m um n ya 4 0 00 g ra m da n j a ran g a da ya n g m e l e b i hi
5000 g ra m . Be ra t b ad a n n e on a tus l e b i h da ri 4 0 00 g ra m di n a ma k an ba yi b e s ar.
LANJUTANN..

5.Janin yang besar


Normal berat neonatus pada umumnya 4000gram dan jarang ada yang
melebihi 5000gram. Biasanya untuk berat janin 4000-5000 gram pada
panggul normal tidak terdapat kesulitan dalam proses melahirkan.
Kesulitan dalam persalinan biasanya terjadi karena kepala janin besar
atau kepala keras yang biasanya terjadi pada postmaturitas tidak dapat
memasuki pntu atas panggul, atau karena bahu yang lebar sulit melalui
rongga panggul. Bahu yang lebar selain dapat ditemukan pada janin
yang memiliki berat badan lebih juga dapat dijumpai pada anensefalus,
Janin dapat meninggal selama proses persalinan dapat terjadi karena
terjadinya asfiksia dikarenakan selama proses kelahiran kepala anak
sudah lahir, akan tetapi karena lebarnya bahu mengakibatkan
terjadinya macet dalam melahirkan bagian janin yang lain. Sedangkan
penarikan kepala janin yang terlalu kuat ke bawah dapat
mengakibatkan terjadinya cedera pada nervus brakhialis dan muskulus
sternokleoidomastoideus.
MANIFESTASI KLINIS

 1. Persalinan lebih lama dari yang normal


 2. Janin belum masuk PAP pada usia kehamilan 36 minggu
(primipara), 38 minggu (multipara)
KOMPLIKASI

 1.Ibu
-Partus lama dengan KPD, menimbulkan dehidrasi dan infeksi
intrapartum.
-Ruptur uteri.
-Tekanan kepala janin yang lama pada jalan lahir akan menimbulkan
gangguan sirkulasi setempat sehingga timbul ischaemia, kemudian
timbul nekrosis dan beberapa hari kemudian akan timbul fistula vesiko-
vaginal atau recto-vaginal
-Ruptur simfisis
 2.Bayi
-Kematian perinatal akibat infeksi intra partum
-Prolaps tali pusat.
-Moulage yang berat pada kepala, sehingga menimbulkan perdarahan
intra cranial
-Perlukaan/fraktur pada tulang kepala bayi.
PENATALAKSANAAN

1.Sectio sesaria
Sectio sesarea dapat dilakukan secara elektif atau primer, yakni
sebelum persalinan mulai atau pada awal persalinan, dan secara
sekunder yakni setelah persalinan berlangsung selama beberapa waktu

2.Persalinan percobaan
Setelah pada panggul sempit berdasarkan pemeriksaan yang teliti pada
hamil tua diadakan penilaian tentang bentuk serta ukuran- ukuran
panggul dalam semua bidang dan hubungan antara kepala janin dan
panggul, dan setelah dicapai kesimpulan bahwa ada harapan bahwa
persalinan dapat berlangsung pervaginam dengan selamat, dapat
diambil keputusan untuk menyelenggarakan persalinan percobaan.

3
PEMERIKSAAN PENUNJANG

1.Pemeriksaan radiologi
=Foto pintu atas panggul Ibu dalam posisi setengah duduk (Thoms),
sehingga tabung rontgen tegak lurus diatas pintu atas panggul
=Foto lateral Ibu dalam posisi berdiri, tabung rontgen diarahkan
horizontal pada trochanter maya samping
Dari keduanya dapat dilihat:
 Diameter transversa
 Distansia Interspinarum
 Jenis Pelvik
 Conjugata diagonalis – conjugatavera
 Dalamnya Pelvis
 Diameter AP pintu bawah
 Diameter sagitalis posterior (Cald well)
 Bentuk sakrum, spina ischiadika
PATHWAY
ASUHAN KEPERAWATAN

1.Pengkajian
-identitas pasien
-riwayat keperawatan
awal serangan
keluhan utama
-riwayat kesehatan masalalu
-riwayat kehamilan sekarang
-riwayat obsetri
-riwayat kontrasepsi
LANJUTAN

-pemeriksaan fisik
a.Pemeriksaan umum
- Tanda –tanda vital (TD, temperatur, nadi, RR)
- Pengukuran TB dan BB
b.Pemeriksaaan khusus
 Payudara
 Abdomen
-Pemeriksaan genetalia ( vulva oeden / tan)
-Palpasi ( kepold I, II, III, IV ), TBJ
-Auscultasi ( DJJ )
-Pembukaan, ketuban
-Ukuran panggul dalam
LANJUTAN

a. Pemeriksaan umum
- Tanda –tanda vital (TD, temperatur, nadi, RR)
- Pengukuran TB dan BB
b. Pemeriksaaan khusus
- Payudara
- Abdomen
- Pemeriksaan genetalia ( vulva oeden / tan)
- Palpasi ( kepold I, II, III, IV ), TBJ
- Auscultasi ( DJJ )
- Pembukaan, ketuban
- Ukuran panggul dalam
DIAGNOSA KEPERAWATAN

13) Diagnosa Keperawatan


Dx untuk ibu :
- Ansietas berhubungan dengan status kesehatan
- Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik
- Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan
efek agen farmakologis
- Risiko konstipasi dibuktikan dengan efek agen farmakologis
- Risiko infeksi dibuktikan dengan efek prosedur infasif
- Risiko defisit nutrisi dibuktikan dengan faktor psikologis
Dx untuk bayi :
- Risiko cedera janin dibuktikan dengan prolaps tali uteri
RENCANA KEPERAWATAN

DIAGNOSA OUTCOME INTERVENSI


Ansietas berhubungan setelah dilakukan 1.Monitor tnda –tanda
dengan status kesehatan intervensi keperawatan ansietas
selama 3 x 24 jam, maka 2.Temani pasien untuk
tingkat ansietas menurun, mengurangi kecemasan
dengan kriteria hasil : 3.Pahami situasi yang
-Verbalisasi khawatir membuat ansietas
akibat kondisi yang 4.Diskusikan
dihadapi menurun perencanaan relistis
-Perilaku gelisah menurun tentang peristiwa yang
-Frekuensi pernapasan akan datang
menurun 5.Informasikan secara
-Konsentrasi membaik faktual mengenai
diagnosis, pengobatan
dan progosis
Nyeri akut setelah dilakukan 1. Identifikasi
berhubungan dengan intervensi lokasi, karakteristik,
agen pencedera fisik keperawatan selama durasi, frekuensi,
3 x 24 jam, maka kualitas, dan
tingkat nyeri intensitas nyeri
menurun, dengan 2. Identifikasi skala
kriteria hasil : nyeri
- Keluhan nyeri 3. Monitor
menurun keberhasilan terapi
- Meringis komplementer yang
menurun sudah diberikan
- Gelisah menurun 4. Jelaskan strategi
- Frekuensi nadi meredakan nyeri
membaik 5. Ajarkan teknik
nonfarmakologis
untuk mengurangi
rasa nyeri
Bersihan jalan napas setelah dilakukan 1.monitor bunyi napas
tidak efektif intervensi tambahan
berhubungan dengan keperawatan selama 3 2.monitor
efek agen x 24 jam, sputum(jumlah,warna,
farmakologis makabersihan jalan aroma)
napas meningkat, 3.berikan minum
dengan kriteria hasil : hangat
-Batuk efektif 4.lakukan fisioterapi
meningkat dada jika perlu5
-Produk sputum 5.lakukan
menurun penghisapan lendir
-F kurang dari 15 detik
-rekuensi 6.ajarkan teknik batuk
efektif
Risiko konstipasi Setelah dilakukan !.identifikasi faktor
dibuktikan dengan intervensi resiko konstipasi
efek agen keperawatan selama 2.monitor tanda dan
farmakologis 3x 24 jam maka gejala konstipasi
resiko konstipasi 3.identifikasi status
membaik dengan kognitif untuk
kriteria hasil: mengkomunikasikan
-keluhan defekasi kebutuhan
lama dan sulit 4jadwalkan rutinitas
menurun (5) BAK
-mengejan saat 5.lakukan masase
defekasi menurun abdomen
-distensi abdomen 6.anjurkan minum
menurun air putih sesuai
-konsistensi feses dengan kebutuhan
membaik 7.anjurkan
-frekuensi defekasi mangonsumsi
membaik makanan berserat
-peristaltik usus
membaik
Risiko infeksi Setelah di lakukan 1.monitor tanda dan
dibuktikan dengan intervensi gejala infeksi lokal
efek prosedur infasif keperawatan selama dan sistemik
3x24 jam,maka 2.berikan perawatan
rwsiko infeksi kulit pada daerah
menurun dengan edema
kriteria hasil: 3.cuci tangan
-kemerahan menurun sebelum dan
=nyeri menurun sesudah kontak
-bengkak menurun dengan pasien dan
-cairan berbau busuk lingkungan pasien
menurun 4.pertahankan teknik
-sputum berwarna aseptik pada pasien
hijau menurun beresiko tinggi
5.jelaskan tanda dan
gejala infeksi
6.ajarkan cara
mencuci tangan
dengan benar
7.anjurkan
meningkatkan
asupan nutrisi dan
cairan
Risiko defisit nutrisi Setelah dilakukan .identifikasi status
dibuktikan dengan intervensi keperawatan nutrisi
faktor psikologis selama 3x24 jam,maka 2.monitor asupan
resiko defisit nutrisi makanan
membaik dengan 3.identifikasi makanan
kriteria hasil: yang di sukai
-porsi makan yang di 4.sajikan makanan
habiskan meningkat secara menarik dan
-verbalisasi keinginan sushu yang sesuai
untuk meningkatkan 5.berikan suplemen
nutrisi meningkat makanan jika perlu
-perasaan cepat
kenyang menurun
-nyeri abdomen
menurun
-berat badan membaik
-frekuensi makan
membaik
-nafsu makan membaik
Risiko cedera janin setelah dilakukan -Identifikasi area
dibuktikan dengan intervensi keperawatan lingkungan yang
prolaps tali uteri selama 3 x 24 jam, berpotensi
maka tingkat cedera menyebabkan cedera
menurun, dengan -Periksa denyut jantung
kriteria hasil: janin selama satu
-Kejadian cedera menit
menururn -Monitor denyut jantung
-Frekuensi nadi janin
membaik
Frekuensi napas

Anda mungkin juga menyukai