I.

KONVESI INTERNATIONAL TENTANG PENCEGAHAN

PENCEMARAN DI LAUT.
II. KONVENSI IKNTERNATIONAL UTK KESELAMATAN JIWA
DI LAUT.

III. KONVENSI INTERNATIONAL TENTANG STANDAR

PELATIHAN, SERTIFIKASI DAN TUGAS JAGA PARA
PELAUT.

PEDOMAN INI MEMBERIKAN REKOMENDASI UTK MELAKSANAKAN

APA YG HRS DI TERAPKAN OLEH PARA PERSONIL DI KPL – KPL
TANGKERS DEMI KESELAMATAN DLM OPERTAIONAL YG
BERHUBUNGAN DGN ANGKUTAN MELALUI LAUT.
 PEDOMAN INI DISUSUN DLM BAGIAN – BAGIAN YG MENCAKUPI
PROSEDUR – PROSEDUR DAN DESAIN UTK MEMBERIKAN PEDOMAN
PARA PERSONIL DLM KESELAMATAN KERJA YG HRS DI IKUTI

DLM PEDOMAN INI TERDIRI DARI BEBERAPA BAB YG BERHUBUNGAN

DGN TINDAKAN – TINDAKAN PENCEGAHAN SECARA UMUM YG DPT
DIAPLIKASIKAN.DAN JUGA PROSEDUR – PROSEDUR OPERATIONAL
YG HRS DITAATI.

KONVENSI MARPOL 73 / 78. DAN STCW YG SDH DI RATIVIKASIKAN

DAN TLH MENGAKOMODASIKAN DLM UU NAS. SETIAP NEGARA
ANGGOTA, DAN MEMUAT 6 ANNEX YG PERLU DI PAHAMI YAITU :
 ANX.
I. PP
U TK P
ENCE
G
( TUM AHAN PEN
ANX. PA H A CEMA
II. P N ). R AN
P UTK MINY
PENC AK
EGAH
ANX. BERA AN P
I II. P C UN ENC
P UTK DLM EMARAN O
JUML
BER B PENCEGA AH B LEH ZAT C
H H ESAR AI R
TANG Y DLM BE AN PENC .
KI J I E
ANX. NJIN NTUK KEM MARAN O
IV. P G D AN AS LE
P UT K GERB AN /DLM H ZAT- ZA
ONG T
KOTO PENCEGA TANG PETI KEM
RAN KI . AS ,
ANX.
V. P D AR I H A N PE N C
P UTK KAPA EMAR
P L. AN O
KOTO ENCE LEH
ANX. RAN GAHA
VI. P SAMA N PEN
P UT K P AH CEMA
UDAR PENCE D A RI KAP RAN OLEH
A DA GA AL .
RI KA HAN PENC
PAL. EMAR
AN
 1. DEFINISI - DEFINISI.

a. “ BALLAST BERSIH.” ( CLEAN BALLAST ) ADALAH BALLAST DIDLM SUATU

TANGKI DIMANA SEJAK TERAKHIR MINYAK DIANGKUT DIDLMNYA TELAH
DIANGGAP BERSIH DR MUATAN MINYAK YG SDH DIKELUARKAN DR KPL
DLM KONDISI AIR TENANG SAAT CUACA CERAH.
DAN TDK TERDAPAT TANDA – TANDA TUMPAHAN YG MENYEBABKAN SUATU
LIMBAH PADA PERMUKAAN AIR.
BALLAST BERSIH DIKELUARKAN MELALUI SISTIM PENGENDALIAN DAN
PEMONITORAN PEMBUANGAN MINYAK ( ODM ) DIAKUI SUATU BUKTI
BERDASARKAN PENGARUH KANDUNGAN MINYAK YG TDK LEBIH DARI 15
PPM DAN TDK TERDAPAT BEKAS – BEKAS TUMPAHAN MINYAK.

“BALLAST KOTOR”. ( DIRTY BALLAST ) ADALAH AIR BALLAST YG BUKAN

BALLAST BERSIH.

“BALLAST TERPISAH”. ( SEGREGATED BALLAST ) ADALAH BALLAST YG

DIISI KE DLM SUATU TANGKI YG TERPISAH DARI MUATAN MINYAK DGN
SISTIM BAHAN BAKAR.
DIMANA SECARA PERMANEN DIALOKASIKAN UTK MENGANGKUT BALLAST
ATAU MUATAN LAIN DARI MINYAK / ZAT – ZAT CAIR BERACUN.
“BALLAST TAMBAHAN”. ( EDDITIONAL BALLAST ) ADALAH BALLAST/TLK
BARA YG DIANGKUT KE DLM TANGKI – TANGKI MUATAN DARI KPL TANGKI
YG DI BANGUN DGN SBT. DLM MENGHADAPI CUACA BURUK UTK
KESELAMATAN KPL, ATAU JUGA DI SEBUT SBG BALLAST/TLK BARA KOTOR.

“DEDICATED BALLAST” ADLAH BALLAST / TLK BARA BERSIH YG

DIANGKUT DLM TANGKI – TANGKI MUATAN YG DIMANFAATKAN UTK
BALLAST/TLK BARA TETAPI TANGKI – TANGKI TSB DAPATJUGA DIISI
MUATAN DGN MENGGUNAKAN POMPA –POMPA DAN SALURAN – SALURAN.

MINYAK MENTAH ( CRUDE OIL ) ADALAH SETIAP CAMPURAN HIDRO

CARBON CAIR YG TERJADI SECARA ALAMIAH DI DLM BUMI, APAKAH SDH
DI OLAH /TDK YG SESUAI UTK DIANGKUT.

BAHAN BAKAR MINYAK ( FUEL OIL ) ADALAH SETIAP MINYAK YG

DIGUNAKAN SBG BHN BAKAR TENEGA PENGGERAK/ PERMESINAN BANTU
DI ATAS KPL.

MINYAK ( OIL ) ADALAH SETIAP MINYAK TANAH DLM SEGALA BENTUK

TERMASUK MINYAK MENTAH, BBM, ENDAPAN, MINYAK SISA DAN PRODUK
SULINGAN SELAIN PETROKIMIA.
“KAPAL” ( SHIP ) ADALAH SBH ALAT APUNG DARI JENIS
APAPUN YG BEROPERASI DLM LINGKUNGAN LAUT
TERMASUK PERAIRAN YG DPT DILAYARI OLEH KPL – KPL
SAMUDRA TERMASUK KAPAL SELAM DAN PSWT APUNG
LAINNYA SERTA SUATU BANGUNAN TETAP / ANJUNGAN
TERAPUNG TETAPI TDK TERMASUK “HOVERCRAF”

“KAPAL TANGKI MINYAK” ( OIL TANGKER ) ADALAH SBH

KPL YG DIBANGUN SEDEMIKIAN RUPA YG DIGUNAKAN
UTK MENGANGKUT MINYAK DLM JUMLAH BESAR DLM
RUANG – RUANG MUATANNYA, TERMASUK JUGA
PENGANGKUT CAMPURAN ( KOMBINASI ) / SBH KPL
TANGKI ANGKUTAN BHN KIMIA ( CHEMICAL TANGKER )
JIKA KPL TSB MEMUAT SUATU MUATAN / BAGIAN
MUATAN MINYAK DLM JUMLAH BESAR.
‘ BAHAN / ZAT BERBAHAYA” ADALAH BHN / ZAT APAUN JIKA MASUK KE DLM
LAUT, MAMPU UTK MENCIPTAKAN BHY – BHY TERHADAP KESEHATAN
MANUSIA, SUMBER KEHIDUPAN DI LAUT,MERUSAK FASILITAS / MENGGANGGU
PENGGUNAAN LAUT TERMASUK TUMPAHAN MINYAK.

‘ PEMBUANGAN SESAAT DARI KANDUNGAN MINYAK” ( INSTANTANEOUS RATE

OF DISCHARGE OF OIL CONTENT ) ADALAH PEMBUANGAN MINYAK DLM
LITER/JAM PADA SUATU SAAT DIBAGI KECEPATAN KPL DLM KNOTS PADA
SAAT YG SAMA.
 THE INTERNATIONAL OIL POLLUTION
PREVENTION

ADALAH SERTIFIKAT INTERNATIONAL

PENCEGAHAN PENCEMARAN OLEH MINYAK

UTK SEMUA KPL – KPL TANGKI MINYAK DGN DWT

150 KEATAS DAN KPL LAIN DGN 4000 DWT KEATAS
HRS MEMILIKI SERTIFIKAT IOPP
BAGI SEMUA KPL – KPL TANGKERS YG BERUKURAN 15000 DWT KEATAS DAN 4000
DWT KEATAS HRS MEMILIKI CERTIFICATE IOPP ( INTERNATIONAL OIL POLLUTION
PREVENTION ).

BAGI KPL – KPL YG AKAN MENDAPTKAN IOPP CERTICATE HRS MELAKSANAKAN

SURVEI SISTIM PERALATAN / SARANA YG MEMUASKAN DAN MEMENUHI PERSYATAN
IOPP, YG BERHUBUNGAN DGN PENGANGKUTAN ( LOADING ) MINYAK

RUANG LINGKUP YANG HARUS DI SURVEI BAGI KPL – KPL TANGKERS ADALAH :
i. SISTIM PIPA – PIPA DAN POMPA – POMPA YANG TERKAIT.
ii. SISTIM PEMONITORAN DAN PENGENDALIAN PEMBUANGAN MINYAK.
iii. SISTIM COW ( CRUDE OIL WASHING ).
iv. SISTIM PENYARINGAN MINYAK DAN PERLENGKAPAN PEMISAHAN AIR
BERMINYAK ( OIL WATER SEPARATING EQUIPMENT AND OIL FILTERING
SYSTEMS).
PEMBERIAN SERTIFIKAT IOPP BERLAKU UNTUK 5 TAHUN TERHITUNG MULAI TANGGAL
SURVEI PERTAMA (INITIAL SURVEY).
1. SURVEY TAHUNAN (ANNUAL SURVEY) DILAKSANAKAN DALAM
KURUN WAKTU 3 BULAN SEBELUM ATAU SESUDAH
TANGGAL PENERBITAN IOPP (INTERNATINATIONAL OIL
POLLUTION PREVENTION).

SURVEY DILAKUKAN UTK MEMASTIKAN BAHWA

PERLENGKAPAN DAN PERALATAN TETAP ADA, SESUAI
RINCIAN YANG TERTULIS DALAM SERTIFIKAT DAN BEKERJA
SECARA EFISIEN.

2. SURVEY ANTARA (INTERMEDIATE SURVEY) ADALAH

DILAKSANAKAN DALAM KURUN WAKTU 6 BULAN SEBELUM /
SESUDAH PERTENGAHAN TANGGAL PERIODE BERLAKUNYA
SERTIFIKAT. SURVEY INI DAPAT MENGGANTIKAN SATU DARI
SURVEY – SURVEY TAHUNAN DAN LEBIH TERINCI.

SUATU SERTIFIKAT DAPAT DIBATALKAN DAN DI

KATAGORIKAN, KAPAL DICEGAH UNTUK MELAKUKAN
PELAYARAN (PERDAGANGAN ) JIKA :
i. KAPAL DIJUMPAI DLM SURVEY SANGAT BERBEDA DARI
RINCIAN DLM SERTIFIKAT.
ii.DLM HAL SUATU SERTIFIKAT IOPP, JIKA SURVEY ANTARA
TDK DILAKSANAKAN DLM PERIODE YANG DITETAPKAN.
iii.KPL DIALIHKAN KE BENDERA NEGARA LAIN.
SERTIFIKAT IOPP( INTERNATIONAL OIL POLLUTION PREVENTION ) HRS
TETAP BERADA DI ATAS KPL DAN SETIAP SAAT DIPERIKSA. PEMERIKSAAN
DGN TIBA – TIBA ( UNSCHEDULED SURVEY ) DPT DILAKSANAKAN SETIAP
WKT OLEH SURVEYOR DLM PELABUHAN DR NEGARA YG TELAH MERATIFIKASI
KONVENSI.

PERATURAN MENSYARATKAN BAHWA SEMUA KAPAL DARI 40.000. DWT

KEATAS HRS DILENGKAPI DGN OIL RECORD BOOK I. DAN KPL – KPL DARI
15.000 DWT KEATAS SEBAGAI TAMBAHAN DILENGKAPI DGN OIL RECORD
BOOK II.
OIL RECORD BOOK HRS DILENGKAPI DLM BENTUK YG DITETAPKAN BILAMANA
OPERASI – OPERASI BERIKUT INI DILAKSANAKAN.
1. MEMBERSIHKAN TANGKI – TANGKI BAHAN BAKAR.

2. MEMBERSIHKAN DGN AIR TANGKI – BHN BAKAR YG

DIISI BALLAST / DIKOSONGKAN.

3. MENAMPUNG RESIDU – RESIDU BERMINYAK / ENDAPAN.

4. PEMBUANGAN KELUAR AIR BILGE YG AKUMULASI DALAM

RUANG – RUANG PERMESINAN KAPAL.
 1. MEMUAT MUATAN MINYAK ( LOADING ).
2. MENGANGSUR / TRANSF INTERNAL MUATAN MINYAK DLM PELAYARAN.
3. MEMBONGKAR MUATAN MINYAK.
4. SISTEM KERJA TOLAK BARA( BALLAST ) DARI DARI TANGKI – TANGKI
MUATAN DAN TANGKI – TANGKI TOLAK BARA / BALLAST BERSIH YG
DIKORBANKAN.

5. MEMBERSIHKAN TANGKI – TANGKI MUATAN TERMASUK C.O.W. ( CRUDE

OIL WASHING ) .

6. MEMBUANG TOLAK BARA / BALLAST KECUALI DARI SBT.

7. MEMBUANG AIR DARI TANGKI – TANGKI ENDAPAN ( SLOP TANGKS ).

8. MENUTUP KRAN – KRAN YG DIAPLIKASIKAN / PERALATAN YG SAMA

SETELAH OPERASI YG PEMBUANGAN DARI TANGKI ENDAPAN ( SLOP
TANGKS ) .

9. MENUTUP KRAN – KRAN YG PERLU UTK DIISOLASIKAN DARI SALURAN

– SALURAN MUATAN DAN SALURAN UTK MENGOSONGKAN SETELAH
PEMBUANGAN DARI TANGKI ENDAPAN( SLOP TANGKS ).

10. PEMBUANGAN RESIDU – RESIDU ( DISPOSAL OF RESIDUES ).

 E NG I SI K EGIATAN –
P E N T I N G UNTUK M G K E RS H RS SECARA
AT TAN
L R E C O R D BOOK SANG M I NY A K D I ATAS KPL B U T H A R U S BERADA
OI N RSE
NGOPERASIA T U. BUKU TE
KEG I A T A N P E
N D A N TE P A T W A K
D IS I AP KAN UNTUK
BERKESINA
MBUN G A
AS K P L , D A N S EL AL U
M A N A D I M INTA OLEH
IA T IL A
D I T E M PA T
YG AMAN D Y A N G B E R WENANG. B KA C OPY DARI
A B AT R M A
I P E R I K S A OLEH PE J
N G A T AU SURVEY O
A N D A N D IKETAHUI
D EN A RI K
J A B A T Y A N G BERWEW K H A R U S DAPAT DIBE
PE BO O
G I S I A N O IL RECORD Y Y ANG SAH.
PEN A I C O P
ODA SEBAG
OLEH NAKH

NGAN & PENGECUALIAN, PEMBUANGAN M

PEMBUANGAN MINYAK / CAMPURAN MINYAK DILARANG MEMBUANG
MINYAK / CAMPUARAN MINYAK DILAUT MANAPUN TERKECUALI :

= DIANGGAP PERLU UTK MEMBUANG MINYAK/CAMPURAN MINYAK KELAUT

UTK TUJUAN MENYELAMATKAN KPL / MENYELAMATKAN JIWA DI LAUT /
BHY MENDADAK.

= DAPAT MENGAKIBATKAN KERUSAKAN KAPAL/ MENCEGAH ATAU

MEMPERKECIL PEMBUANGAN.

= NAKHODA ATAU OWNER BLM MENGAMBIL TINDAKAN / BERTINDAK

CEROBOH YG DPT MENGAKIBATKAN KERUSAKAN PADA KAPAL.
BAGI SEMUA KPL – KPL TANGKERS BILA MELAKSANAKAN KEGIATAN
PEMBONGKARAN / DISCHARGING MINYK OR CAMPURAN MINYAK HRS
MEMAHAMI KETENTUAN –KETENTUAN SBB :

1. KAPAL – KAPAL SEDANG MELAKUKAN PELAYARAN.

2. KAPAL TDK BERADA DISUATU DAERAH KHUSUS ( SPECIAL AREA ).

3. KAPAL BERADA PADA POSISI 12 MIL ATAU LEBIH DARI DARATAN.

4. SAAT PEMBUANGAN MINYAK, KANDUNGAN MINYAK HRS KURANG DARI

100 PPM.
5. SAAT PEMBUANGAN MINYAK / PENGOPERASIAN PEMBUANGAN HRS DI
LENGKAPI DGN SARANA SISTIM PEMONITORAN DAN PENGENDALIAN
MINYAK, SARANA PEMISAHAN AIR DAN MINYAK, SISTIM PENYARINGAN
MINYAK / INSTALASI LAIN YG DI SYARATKAN DLM ATURAN ATUARN.

DLM KETENTUAN INI TDK DI KATAGORIKAN JIKA KPL DIPERLENGKAPI

SEDEMIKIAN RUPA SEHINGGA PEMBUANGAN CAMPURAN MINYAK TANPA
LARUT TDK MEMILIKI KANDUNGAN LEBIH DARI 15 PPM.
1. KAPAL DLM SUATU PELAYARAN.
2. KAPAL TDK BERADA DLM SUATU DAERAH KHUSUS ( SPECIAL AREA ).
3. KAPAL BERADA PADA POSISI 50 MIL DARI DARATAN TERDEKAT.
4. VOLUME PEMBUANGAN DARI KANDUNGAN MINYAK TDK LEBIH DARI
60 LITERS / MIL.
5. TOTAL KUANTITAS MINYAK YG DI BUANG KELAUT TDK BOLEH LBH
DARI :
* 1/3O.OOO LITERS FOR NEW OIL TANGKER. ATAU 1/15.OOO LTRS
FOR EXISTING OIL TANGKER.
DARI TOTAL KUANTITAS MUATAN TSB DIMANA SEBAGIAN
TERBENTUK RESIDU.
6. PADA PENGOPERASIAN KPL DGN SISTIM MONITOR DAN
PENGENDALIAN PEMBUANGAN MINYAK DILENGKAPI DGN PENATAAN
TANGKI ENDAPAN.
DLM KETENTUAN INI TDK DIAPLIKASIKAN PADA PEMBUANGAN
BALLAST BERSIH / BALLAST TERPISAH ( CLEAN BALLAST OR
SEGREGATED BALLAST ).
PEMBUANGAN DARI RUANGAN – RUANGAN TSB TDK BOLEH
MENGANDUNG ZAT KIMIA (CHEMICALS), ATAU SUBSTANSI LAIN DLM
QUANTITAS ATAU KONSENTRASI YG AKAN MEMBAHAYAKAN LINGKUNGAN
LAUT.
JIKA PEMBUANGAN CAMPURAN MINYAK TDK MEMUNGKINKAN DLM
MEMENUHI KETENTUAN MAKA CAMPURAN MINYAK TERSEBUT HRS TETAP
BERADA DI KPL DAN HANYA BOLEH DISALURKAN KE FASILITAS
PENANMPUNGAN DI DARAT.
1. KPL – KPL 4000 DWT ATAU LEBIH BESAR TETAPI KURANG 10.000
DWT HRS DILENGKAPI DENGAN PERLENGKAPAN DARI PEMISAH
ANTARA AIR DAN MINYAK (OIL WATER SEPARATING EQUIPMENT).
ALAT INI ADALAH DLM KETENTUAN KANDUNGAN MINYAK,
CAMPURAN MINYAK TIDAK MELEBIHI 100 PPM.
2. KPL – KPL 10.000 DWT ATAU LEBIH HRS DILENGKAPI DENGAN
PERLENGKAPAN PEMISAH AIR MINYAK ( OIL WATER SEPARATING
EQUIPMENT ) DI SERTAI DGN SUATU SISTEM MONITOR DAN
PENGENDALIAN PEMBUANGAN MINYAK / PERLENGKAPAN
PENYARINGAN ( OIL FILTERING EQUIPMENT ).
PERLENKAPAN PENYARINGAN MINYAK HRS DI DESAIN
SEDEMIKIAN RUPA SHG BILA MINYAK DIBUANG KE LAUT MELALUI
SISTIM INI AKAN MENGANDUNG MINYAK TDK LEBIH DARI 15 PPM.
SARANA INI DI LENGKAPI DGN ALARM AGAR BILA MINYAK LEBIH
DARI 15 PPM, ALARM TSB AKAN BEKERJA.
 3. KETENTUAN INI TDK DIAPLIKASIKAN BAGI KPL – KPL YG
BERLAYAR DIDAERAH KHUSUS. NAMUN KPL – KPL HRS
DILENGKAPI DGN TANGKI – TANGKI PENAMPUNGAN
( HOLDING TANKS ) DGN MEMILIKI VOL YG CUKUP UTK
PENAMPUNGAN AIR BILGA BERMINYAK YG NANTI DI
BUANG KE VASILITAS PENAMPUNGAN DI DRT.
DLM KETENTUAN INI JUGA TDK DIAPLIKASIKAN BAGI KPL –
KPL YG DISYARATKAN DAN TDK MEMEGANG IOPP
CERTIFICATE.
RUANG – RUANG MUATAN.
KAPAL MINYAK ( OIL TANKERS ) YG BERKAPASITAS 15.000.
DWT / LBH BESAR HRS DI LENGKAPI DGN SISTIM MONITOR
DAN PENGENDALIAN PEMBUANGAN MINYAK ( OIL
DISCHARGER MONITORING AND CONTROL SISTEM ), YG DI
AKUI OLEH PEMERINTAH. ALAT INI HRS MEMBERIKAN
SUATU CATATAN SECARA KONTINEW DARI SALURAN
PEMBUANGAN MINYAK DLM LITER/MIL DARI JUMLAH
KUANTITAS MINYAK YG DI BUANG.
SISTIM INI DIGUNAKAN BILA ALIRAN PEMBUANGAN KE
LAUT DARI RUANG – RUANG MUATAN ALAT INI HRS
MAMPU MENGHENTIKAN PEMBUANGAN JIKA TOTAL
PEMBUANGAN MELEBIHI TARGET YG DIINGINKAN.
PADA KAPAL BARU DPT DIKENDALIKAN SECARA
AUTOMATIC, DAN UTK KPL – KPL LAMA SECARA MANUAL.
JIKA SISTIM MONITOR DAN PENGENDALIAN GAGAL, MAKA PADA SETIAP
ALIRAN PEMBUANGAN HRS DI HENTIKAN DAN DICATAT PADA OIL
RECORD BOOK.
APABILA ALAT / SARANA INI TDK DPT DIPERBAIKI MAKA HRS
DIINFORMASIKAN KE YG BERWEWENANG INSTANSI TERKAIT. ALAT INI
SESEGERA DIPERBAIKI SEBELUM PELAYARAN BERIKUTNYA.

DLM PERATURAN MARPOL ( 73/78 ) MENSYARATKAN BAGI KAPAL – KAPAL TANGKI

MINYAK DGN DWT 1500 ATAU LEBIH HRS DILENGKAPI DGN :
A. SARANA – SARANA YG MEMADAI UTK PEMBERSIHAN TANGKI – TANGKI
MUATAN.
B. TANGKI ENDAPAN ( SLOP TANK ) ATAU KOMBINASI DARI TANGKI – TANGKI
ENDAPAN.
C. SARANA YG MENCUKUPI UTK MENYALURKAN RESIDU – RESIDU BALLAST KOTOR
DAN AIR BEKAS PENCUCIAN TANGKI DI SALURKAN KE TANGKI ENDAPAN.
D. SISTIM MONITOR DAN PENGENDALIAN PEMBUANGAN MINYAK.
E. PETUNJUK – PETUNJUK / INSTRUKSI BERBAGAI PERLENGKAPAN PERELATAN YG
MELIPUTI SISTIM MONITOR DAN PENGENDALIAN MINYAK.
F. ALAT DETECTOR BATAS LAPISAN ANTARA AIR, MINYAK ( OIL WATER
INTERFACE DETECTOR ) YG AKTIF.
PADA KPL – KPL TANGKI MINYAK YG MASIH MODIFIKASI LAMA ( EXISTING
OIL TANKERS ) PD TIAP TANGKI MUATAN DPT DITETAPKAN SBG TANGKI
ENDAPAN ( SLOP TANK ).
UTK KAPAL TANGKI YG MENGANGKUT MINYAK PRODUK UMUMNYA TANGKI
MUATAN DI TENGAH – TENGAH DAN TANGKI YG PALING BELAKANG
DITETAPKAN SBG TANGKI ENDAPAN. PADA VLCC DILENGKAPI DGN 3 TANGKI
ENDAPAN YG DI TUNJUK ( DESIGNATED SLOP TANK ).

PADA KPL – KPL TANGKER YG SDH MODIFIKASI BARU ( NEW OIL TANKERS )
HRS TERSEDIA TANGKI – TANGKI ENDAPAN YG DITUNJUK UTK KPL – KPL YG
BERUKURAN 7000 DWT ATAU LBH BESAR KURANG LEBIH HRS MEMPUNYAI 2
TANGKI ENDAPAN.

DARI PERSYARATAN TSB DIATAS ADALAH MEMUNGKINKAN KPL – KPL TANGKER

SISANGAT EFISIEN UTK PENCUCIAN TANGKI – TANGKI MUATANNYA DGN
MENERAPKAN SIRKULASI ULANG , PEMBUANGAN BALLAST KOTOR ( DIRTY BALLAST )
DAN PENGISIAN TANGKI – TANGKI ENDAPAN AGAR KPL SELALU BEROPERASI DLM
KRITERIA PEMBUANGAN YG TERKENDALI.
KPL – KPL TANGKER JUGA YG MENGANGKUT MINYAK MENTAH DGN PENGOPERASIAN
L.O.T. DIMANA MUATAN DI MUAT DIATAS MINYAK YG TERTAMPUNG DLM TANGKI
ENDAPAN DARI HSL PEMBONGKARAN AIR BALLAST DAN PENCUCIAN TANGKI DAN DGN
CARA INI MINYAK YG TERTAMPUNG DI KPL KEMUDIAN DIBONGKAR KEFASILITAS
PENAMPUNGAN DI DARAT.
PADA KPL – KPL TANGKERS PENGANGKUT MINYAK PRODUK, L.O.T. KURANG
EFECTIF DIGUNAKAN DAN MINYAK YG TERTAMPUNG BIASANYA MINYAK YG
TERTAMPUNG DIKAPAL DIBONGKAR KE FASILITAS PENAMPUNGAN DI
PELABUHAN PEMUATAN ( LOADING PORT ).

PEMBUANGAN MINYAK DLM SITUASI BEROMBAK ( IN THE WAVE OF A SHIP )

TDK BOLEH LEBIH DARI 60 LITER/MIL YG CPT MENYEBAR MEMBENTUK
LAPISAN TIPIS DIATAS PERMUKAAN LAUT DAN MENGHILANG DLM
BEBERAPA JAM DAN TDK MEMPERLIHATKAN ADANYA PENCEMARAN.

VOLUME PENGELUARAN MINYAK DLM LITERS TIAP MIL LAUT DI RUMUSKAN SBB :
KEC. PENGELUARAN MINYAK DLM M 3 /JAM X ( PPM MINYAK DLM ALIRAN )
( KEC. KPL DLM KNOTS ) X 1000.
 PERBEDAAN CAMPURAN VOLUME ALIRAN PENGELUARN, KANDUNGAN
MINYAK DAN KEC. KPL DGN JELAS MEMBERIKAN VOL PENGELUARAN
MINYAK YG MENDEKATI CONTOH DIBAEWAH INI :

VOL. ALIRAN PENG. KAND.MNYK DLM KEC. KAPAL DLM VOL. PENG. MNYK
( M3/JAM ) ALIRAN KNOTS ( LITERS/MIL
200 4500 15 60

2000 450 15 60

2000 300 10 60

9000 67 10 60

DIMISALKAN DEBIT DLM POMPA = 300 M3/JAM KAND. MINYAK DLM ALIRAN = 2000
PPM DIBUTUHKAN KEC. KPL = 10 KNOTS MAKA :
VOL. PENG. MINYAK = 300 ( M3/JAM ) x 2000 PPM =
( OIL DISCHARGE RATLE ) 10 KNOTS = 60 LTR/MIL
 PEMBATASAN ATAS VOL PEMBUANGAN/PENGELUARAN MINYAK DGN
PEMBATASAN JUMLAH MINYAK YG DIIZINKAN UTK DIBUANG KE LAUT PD
SUATU PELAYARAN, DAN JUGA SECARA PASTI DILARANG PEMBUANGAN
RESIDU – RESIDU DLM JUMLAH BESAR KE LAUT. ( 1/15000 LTRS DARI
MUATAN SEBELUMNYA ).

BATAS PEMBUANGAN INI DIAPLIKASIKAN HANYA BAGI KPL – KPL YG

MODIVIKASI LAMA. DAN JUMLAH KUANTITAS DARI MUATAN SEBELUMNYA
DIANGKUT DAN TDK TERHADAP JUMLAH KAPASITAS ANGKUTAN MUATAN
KPL.
BATASAN PEMBUANGAN INI TERMASUK JUMLAH MINYAK DLM CAMPURAN
AIR BERMINYAK YG DIKELUARKAN DARI TANGKI BALLAST KOTOR DAN
KANDUNGAN MINYAK DARI AIR YG DI KELUARKAN DR TANGKI ENDAPAN
( SLOP TANK ) STLH PENCUCIAN TANGKI DAN STLH AKHIR DARI VOL
PENGENDAPAN DARI SLOP TANK TERMASUK AIR DARI BGN BWH VOL SLOP
TANK YG NANTI AKAN DI BUANG KE LAUT SLMA KPL MENUJU PLBHN MUAT.
JMLH PEMB OIL ( liters ) + ( MUATAN SBLMNYA ) / W.TON.
15OOO liters.

NO W. TON SBLMNYA. JMLH MNYK YG DI BUANG SESUAI

KETENTUAN PERIJINAN.
1. 15.OOO ton. 1OOO liters.

2. 23.OOO ton. 1533 liters.

4. 24.OOO ton. 16OO liters.

5. 265.OOO ton. 17.667 liters.

6. 272.OOO ton. 18.133 liters.

 KPL – KPL YG MEMPUNYAI SISTIM MONITOR DAN PENGENDALIAN PEMBUANGAN MINYAK
DLM WKT 60 liters/mil DGN JMLH PEMBUANGAN MINYAK SECARA AUTOMATIC

W. TON 1/15000 ltr SPEED KUANTITAS KUANTITAS VOL ALIRAN KURANG

sebelum nya Pemb yg KPL ( ALIRAN ALIRAN YG PEMB YG LEBIH
diizinkan knots ) ( m3) DIIZINKAN DIIZINKAN ( TON/JAM )
( liters ) (b)x 1000 – (d) 60 X ( c ) x
PPM 1000 – ( e )
M3/JAM
23.000 1.533 15 5.000 307 2.931 3.004

24.000 16.000 15 6.000 267 3.370 3.454

265.000 17.677 10 80.000 221 4.072 4.174

272.000 18.133 10 80.000 227 4.054 4.054

DLM PELAKSANAAN TOTAL KUANTITAS MINAK YG DI BUANG KE LAUT ADALAH JMLH

BEBERAPA KUANTITAS YG BERASAL DARI ALIRAN KAND MINYAK YG BERBEDA DIHSLKAN
DARI BERBAGAI OPS SPT PEMB BALLAST,PENCUCIAN TANKI, DLL.
1/30.000 DARI MUATAN SEBELUMNYA.
PEMBATASAN INI UTK KPL – KPL YG BERMODIVIKASI BARU THDP
KUANTITAS MUATAN SEBELUMNYA YG DIANGKUT SERTA TDK PADA
KAPASITAS ANGKUTAN MUATAN KPL.
PEMBATASANTSB TERMASUK JMLH MINYAK BERCAMPUR AIR YG DIBUANG
DARI TANGKI – TANGKI BALLAST TAMBAHAN DAN KANDUNGAN BERCAMPUR
AIR YG DIBUANG DARI TANGLI ENDAPAN SETELAH PENCUCIAN YG DI BUANG
KELUAR SELAMA KPL BERLAYAR MENUJU PELABUHAN MUAT.

MAXIMUM MUATAN MNYK YG SECARA OPERTIONAL DIBUANG KE LAUT DLM

SUATU ALIRAN DI BERIKAN DGN RUMUS SBB :

TOTAL LITERS = ( W.TON MUATAN SEBELUMNYA) x 1.000

30.000.
MAKA TOTAL KUANTITAS MINYAK YG DI BUANG KE LAUT DARI KPL – KPL
MNYK MODIVIKASI BARU ADALAH SBB :

W.TON. SEBELUMNYA TOTAL PEMBUANGAN MNYK YG DIIZINKAN

( liters )

60.000 TON 2.000 LITERS

75.000 TON 2.500 LITERS

95.000 TON 3.176 LITERS

105.000 TON 3.500 LITERS

TOTAL MINYAK YG BISA DI BUANG KE LAUT
MELALUI SYSTEM PEMONITORAN PENGENDALIAN
MINYAK SECARA AUTOMATIC. DGN PEMBATASAN
PEMBUANGAN 60 Ltrs SETIAP 1 MIL.
BALLAST KOTOR ( DIRTY BALLAST) BILA DLM
TANGKI PADA BGN BWH PERMUKAAN AIR
UMUMNYA SELALU ADA KANDUNGAN MINYAK
SETELAH PENGENDAPAN DAN < 50 ppm. PADA
KEADAAN CUACA CERAH SEKITAR 30 ppm TETAPI
AKAN SEMAKIN NAIK JIKA GERAKAN KPL SECARA
SUBTANSIAL.
JUMLAH BALLAST YG DIENDAPKAN PADA KE
DLMAN AIR DLM TANGKI Kl 15 % DAN TERDPT
KANDUNGAN MINYK YG RENDAH DPT DIBUANG
LANGSUNG KE LAUT. DI BWH KE DLM AN INI
DEBIT POMPA DPT DIKURANGI UTK MENGHINDARI
PENARIKAN PERMUKAAN MINY AK KE DLM ISAPAN
TANGKI DIKARENAKAN ADANYA PUSARAN.
PEMOMPAKAN HRS DIHENTIKAN BILA TERJADI
NAIKNYA VOL MINYAK , DIKARENAKAN AKAN
TERJADI KONTAMINASI MINYK DAN AIR.
KEMUDIAN MINYK YG TERDPAT DIATAS
PERMUKAAN AIR DLM TANGKI DISALURKAN KE
TANGKI – TANGKI ENDAPAN. ( slop tank )
 AIR DARI TANGKI ENDAPAN YG
BERCAMPUR DGN AIR DARI PENCUCIAN
TANGKI. ( kontaminasi )YG AKAN
DISARING DAN DI TRANSF KE TANGKI –
TANGKI LAIN.
SISA – SISA BBM YG TERKONTAMINASI DGN AIR DARI HSL PENCUCIAN TANGKI
DI TANSF KETANGKI BALLAST KOTOR ( DIRTY BALLAST ). STLH DI ENDAPKAN
DLM SLOP TANK, VOL MINYK DPT BERKURANG SAAT CUACA NORMAL SKTR 150 -
500 ppm.
BILA JMLH BESAR VOL AIR DPT DIBUNAG KE LAUT DGN CARA MANUAL NAMUN
HRS MENGIKUTI AT – AT MARPOL. 73/ 78.
ADANYA SELAPUT PEMISAH ANTARA AIR DAN MNYK BILA TERKONTAMINASI
MAKA VOL MNYK AKAN CPT NAIK HINGGA MENCAPAI 500 ppm.HAL INI DPT
TERJADI 1000 ppm DAN MENJADI KOTOR. PADA KEADAAN SPRT INI HENTIKAN
PEMBUANGAN. MENUNGGU PENGENDAPAN SELESAI ( TDK TERKONTAMINASI )
BARU DIMULAI DENGAN PEMBUANGAN KE DUA.
JMLH VOL MNYK YG TERSISA DLM TANGKI PENGENDAPAN DPT BERTAMBAH
BILA DIKALKULASIKAN SECARA EFFISIEN. DAN POMP – POMP PENYARINGAN
( stripping ) DARI TANGKI – TANGKI MUATAN SELAMA PEMBUANGAN.

UTK CLCC DGN PERHIT YG EFFISIEN AKAN ADA SISA

MNYK SEKITAR 350 ton. SEDANGKAN BAGI KPL – KPL
TANKERS PENGANGKUT MINYK MENTAH ( OIL PRODUC )
SISA MNYK kl 30 ton.
DGN SISTYM PENGENDAPAN SECARA NORMAL UMUMNYA DIISI
DGN AIR LAUT ( salt water ) UTK MENENTUKAN JRK ULLAGE.
GUNA RESIRKULASI PENCUCIAN TANGKI. SELAMA RESIRKULASI
POMPA BERFUNGSI UTK MENGISAP DARI SLOP TANK,
BILA MENGGUNAKAN SLOP TANK SISTYM DPT MEYALURKAN AIR
KE TANGKI UTAMA DAN MENDORONG AIR KE EDUCTORS
KEMUDIAN DARI EDUCTOR DI TRANSF KE SLOP TANK. (
tangki endapan )
DGN SISTYM INI PENCUCIAN TANGKI DISARING KEMBALI ( re
sirculation )/ STRIPPING BACK. UTK PENGENDAPAN CAIRAN
MNYK DAN AIR.
SISTYM INI DIOPERASIKAN UTK PENGPERSIAN DISCHARGING
BALLAST KOTOR DAN ME LOADING BALLAST BERSIH DIMANA
BALLAST KTR LANGSUNG DIBUANG KE LAUT DGN MEMATUHI AT
- MARPOL 73/78.
DGN MENGGUNAKAN POMP PENYARINGAN MAKA AKAN TERSISA
RESIDU MNYK DLM TANGKI SEKITAR 15 % KEMUDIAN RESIDU
TSB DITRNSF KE SLOP TANK UTK PENGENDAPAN.
STLH PENCUCIAN TANGKI , DAN VOL TANGKI DLM SLOP TANK DIBIARKAN
SELAMA BEBERAPA HARI UTK PENGENDAPAN KEMUDIAN VOL AIR YG BERADA
DIBAGIAN BAWAH DGN HATI – HATI DIBUANG KELUAR KPL DGN MENGGUNAKAN
POMPA STRIPPING STLH SBGN VOL AIR SDH HBS DLM TANGKI PEMOMPAAN
DIHENTIKAN UTK PENGENDAPAN ULANG ( re settling ). PENGOPERASIAN INI
DILAKSANAKAN DGN HATI – HATI DAN DIMONITOR BILA SDH MENDEKATI
PEMBATAS AIR DAN MNYK AGAR DPT DI HENTIKAN SEGERA.
KEMUDIAN KUANTITAS MNYK DAN AIR DIUKUR DAN DICATAT DGN FOM – FOM
YG TERSEDIA DI KPL.
UTK KPL PENGANGKUT MNYK MENTAH ( crude oil carrier ) DIMANA L.O.T.
DIFUNGSIKAN ADALAH SNGT PENTING UTK MENGURANGI KADAR AIR DLM DSR
SLOP TANK YG DIENDAPKAN. KEMUDIAN DI BONGKAR KE TANGKI – TANGKI
PENAMPUNGAN DI PELABUHAN. ( DIDARAT ). INTERFACE MEASURING DEVICE
ADLAH SEBUAH ALAT UTK MENGETAHUI BATAS MNYK DAN AIR YG TERDPT PDA
SEMUAH KPL – KPL TANGKRERS DAN DIPELIHARA DGN BAIK UTK DPT
DIOPERASIKAN, ALAT INI SNGT TEPAT UTL MENGETAHUI PERMUKAAN BATAS
MNYK DAN AIR.
UTK KPL – KPL TANGKERS YG MENAGANGKUT MNYK MNTH DAN MNYK PRODUK
HRS MEMATUHI PROCEDUR PENAHANAN PENCUCIAN TANGKI BALLAST DLM
PELAYARAN.
KPL TANGKERS PENGANGKUT MNYK PRODUK UMUMNYA SDH TERSEDIA
FASILITAS PENAMPUNGAN DI PELABUHAN UNTUK MENAMPUNG
PEMBONGAKARAN AIR BALLAST KOTOR SEBELUM PEMUATAN MNYK MENTAH DI
MULAI.
BILAMANA TDK TERDPT PENAMPUNGAN DI PELABUHAN MAKA AIR BALLAST
KOTOR DRI BKS PENCUCIAN TANGKI HRS TETAP BERDA DI KPL, DAN HRS
DIPISAHKAN DARI MUATAN KECUALI RESIDU MINYAK YG DPT BERCAMPUR DGN
MNYK MENTAH, HAL INI DPT DIGUNAKAN L.O.T.
UTK KPL - KPL TANGKERS PENGANGKUT MNYK MNTH STLH TIBA DI PELABUHAN
MUAT DGN TERDPT BALLAST BERSIH / BALLAST TERPISAH BISA DIBUANG KE
LAUT DGN MEMPERHATIKAN PERATURAN DAERAH SETEMPAT ( PELABUHAN )
KEMUDIAN RESIDU MNYK STLH PENCUCIAN DPT DITRNSF KE SLOP TANK DGN
MEMFUNGSIKAN L.O.T.
I. RESIDU – RESIDU PENCUCIAN TANGKI HRS PENYIMPANAN
DIATAS KPL.
UTK SEMUAH KPL – KPL YG TERLIBAT DLM PENGNGKUTAN
MNYK MNTH DAN MNYK PRODUC HRS MENGIKUTI PROSEDUR
PENYIMPANAN CLEARNING TANK DIATAS KPL UTK SEMUAH
BALLAST DLM PLYRN.
UTK PENGANGKUTAN MNYK PRODUC UMUMNYA SDH TERDPT
FASILITAS PENAMPUNGAN DIDARAT
( di pelabuhan muat ) DAN BILA TERDPT BALLAST KOTOR
DIATAS KPL DPT DIBONGKAR KE PENAMPUNGAN TSB. NAMUN
BILA TDK TERDPT FASILITAS PENAMPUNGAN DI DRT MAKA
BALLAST KOTOR TSB HRS TETAP BERADA DI KPL DAN
DIPISAHKAN DGN MUATAN LAIN KECUALI RESIDU YG DPT
BERCAMPUR DGN MUATAN. DLM HAL INI L.O.T. DPT
DIFUNGSIKAN.
 KPL – KPL TANGKER PENGANGKUT MNYK MNTH UMUMNYA TIBA DI
PELABUHAN MUAT DAN DIATAS KPL TLH ADA BALLAST BERSIH / BALLAST
TERPISAH DPT DIBUANG KE LAUT DGN MEMPERHATIKAN AT – MARPOL DAN
PERPEL SETEMPAT.
( kecuali adanya pelarangan di pelabuhan muat ) MAKA BALLAST TSB DPT
DISIMPAN PADA SLOP TANK DGN MEMPERHATIKAN PROCEDUR L.O.T.
KEMUDIAN DIAPLIKASIKAN.

II. AIR DI BGN BWH VOL TANGKI ENDAP ( slop tank ) DIAKUMULASIKAN DGN
MUATAN PENUH DLM PELYRN.
PADA KONDISI CUACA NORMAL BIASANYA VOL AIR DI BGN BWH DSR
TANGKI DIAKOMULASIKAN DLM COMPARTEMENT YG SDH TERISI RESIDU –
RESIDU CLEANING TANK DPT DI BUANG KE LAUT DGN PEMPERHATIKAN
MARPOL 73 / 78. ( MENGENAI PPL ). SBLM KPL TIBA DI PELABUHAN
PEMBONGKARAN.

III. PEMANASAN ( dpt diaplikasikan UTK YG DILENGKAPI DGN COIL – COIL

PEMANAS.
BILA DIAKUMULASIKAN PENCUCIAN DLM SUATU SLOP TANK MAKA AIR
BALLAST DAN MINYKNYA YG TERKUMPUL, DAN MNYK AKAN BERSFT MLKT
( kental ). SETELAH ADANYA PENASAN. DAN AKAN LARUT PADA TEMP
TERTENTU ( ambient tempratre ).
UTK MENGATASI PENCUCIAN TANGKI BB HRS DI PANASI PADA TEMPRATURE
600 C YG KMNGKINAN COCOK UTK PEMANASAN SLOP TANK.
UTK PENGENDAPAN MNYK MNTH TDK BOLEH DI PANASI PDA TEMPRETURE 43 OC.
BILA TEMPRATURE INI DI LEWATI MAKA AKAN MENIMBULKAN “ WAX “ BILA TIBA
DI PELABUHAN BONGKAR DAN TERJADI PENGUMPULAN “ BB “ DGN VISKOSITAS
TINGGI DI DLM DSR SLOP TANK SNGT BAIK SEKALI UTK MENGAPLIKASIKAN
PANAS UTK MENDPTKAN BNYK “ BB “ MNYK.
KHUSUS PEMANASAN ANTARA 20 % - 30 % KDNG KALA HINGGA 50 %
ATAU LEBIH SUATU EMULSI / KEDAAN DLM SLOP TANK TERDIRI DARI
AIR LAUT DAN RESIDU – RESIDU MNYK YG BAIK. MK KUANTITAS AIR
TDK MUDAH TERURAI DARI EMULSI ( keadaan ) TANPA PEMANAS.DPT
JUGA MENGGUNAKAN BHN KIMIA UTK MEMECAHKAN EMULSI ( sikon )
WLPN SEBAGIAN DPT TERURAI BILA BERCAMPUR DGN MNYK MNTH STLH
L.O.T. DIFUNGSIKAN.
DPT DIMANFAATKAN UTK PEMBUANGAN
RESIDU – RESIDU TDK LAGI MENYIMPAN ON
BOARD, TETAPI HRS MEMPERHATIKAN PP
SETEMPAT YG DI KLR KAN DARI PP. PUSAT.
KEMUNGKINAN BSR BALLAST KOTOR BILA
MUNGKIN DPT DIBONGKR KE
PENAMPUNGAN OR TETAP BERADA DI KAPAL
BIASANYA TDK PERLU ADA PEMBERITAHUAN KE SIPPER DI
PELABUHAN MUAT, KARENA ADA RINCIAN SISA CLEANING
TANK YG ADA DI KPL DPT DILAPORKAN MELALUI RADIO,
FAXIMILI, EMAIL DLL. NAMUN SAAT TIBA DI PELABUHAN
MUAT BERKAS RINCIAN TSB DIBERIKAN PADA SIPPER
BERKAS INI AKAN MEMBERIKAN DATA – DATA SBB :
= KUANTITAS ENDAPAN YG TERSISA.
= LOKASI
= DPT JUGA DPT DI ATUR DGN L.O.T.
FAKTA MENUNJUKAN BHW SUATU AKUMULASI SEDIMEN YG
TERJADI DLM TANGKI ENDAPAN( slop tank ) UTK MENCEGAH.
BAGI KPL - KPL YG MENGOPERASIKAN C.O.W. PADA TANGKI -
TANGKI ENDAPAN ( slop tank ) HRS MENGGUNAKAN C.O.W.
SELAMA DLM PEMBONGKARAN.
UTK KPL – KPL TANGKERS JENIS LAIN TANGKI – TANGKI TSB
HRS DICUCI SECARA PERIODIK DAN SETIAP BHN YG PADAT
( kental ) YG DIPINDAHKAN TETAP DI KPL UTK DI BONGKAR
KE PENAMPUNGAN DIDARAT. KECUALI BHN YG TERDIRI DARI
MNYK YG BEBAS KERAK LANGSUNG DIBUANG KE LAUT DGN
MEMPERHATIKAN. AT – MARPOL 73/78.
DR WKT KE WKT KPL – KPL PENGANGKUT MNYK PRODUC
PENCUCIAN TANGKI – TANGKI ENDAPAN ( slop tank ) DAN
MEMBUANG AIR BKS PENCUCIAN KE FASILITAS
PENAMPUNGAN DIDARAT TERMASUK PEMANFAATKAN
PEMBUANGAN AIR BALLAST KE FASILITAS TSB.
PENYULINGAN MENUNJUKAN BHW STLH MENGGUNAKAN SISTEM L.O.T.
TERJADIPENINGKATAN KANDUNGAN GARAM DLM MUATN MNYK MENTAH
DISEBABKAN SEBGN DARI AIR LAUT YG DIKANDUNG DLM MNYK YG TERKUMPUL,
DAN AIR YG TERTINGGAL DLM TANGKI – TANGKI MUATAN TDK TERSEDOTDGN
BAIK SEBLM PEMUATAN MNYK. ALAT YG DIPASANG PD TEMPT PENYULINGAN MNYK
DPT MENGURANGI TINGKAT KDR GARAM HINGGA 10 %. DR VOL MUATAN MNYK
MNTH.
UTK KPL – KPL TANGKERS HRS MENGURANGI JMLH AIR DAN BEBAS DR SUMBER –
SUMBERNYA HNGGA MENDPT JMLH ABSOLUT YG MINIMAL.
SEMUAH TANGKI – TANGKI KOSONG DI KPL HRS SECARA MENYELURUH DI
“ STRIPPING “ SEBLM TIBA DI PELABUHAN MUAT.
 U S US,
H
R A HK K
T U DAE N MNY G
A Y
SUA CMPR BILGE :
A D LM
Y K / A I R Y A RAT
B E RAD AP MN PEMB DGN S L GE.
K P L E T I A L I A N B I
B UAH DARI S T KECU MESIN O MPA K.
S E A N A U P E R – P M N Y
A M ANA UANG G KE L UANG P O MPA SI DU
B
BIL A PEM IBUA NG – N R E
D D ARI DU –R
B. K A G I
MA RANG RI RU G SUN RES
A A N N
DI L
S A LD D K LA P R D G
U T TD K
A ET M LAR
BER IL G RCA A G
I R B
D K B E
T A N P
T E RIN
A ET , L
1. B ILG A R AN. L I RA N O I L FI
AIR ELA
Y RI A YK ( N
2 . L M P
YK D A
A N M N
A LI RA
D N G M C
. KPL G A NM . Y A RI N S Y STE OMATI
3 DUN 15 PPM PEN
A N EM N T IAN RS AUT
K GHE SECA
4. M P AUI N SYS
T
EN
MEL
A
U N AA T E M P TIKAN
G
ENG M ). N SYS DIHEN PPM.
P G
I D VICE ) AUI 15
5. Y A TE AP
S K E P
R LENG PING D ELAM
D I P E ( S TO
M N YK M
6. K
MNY ALRAN
A
JIK
C. LARANGAN PEMBUANGAN TDK DIAPLIKASIKAN PD PEMBUNGAN
BALLAST BERSIH / BALLAST TERPISAH ( clean ballast /
segregated ballast ).
SETIAP RESIDU MNYK / CAMPURAN MNYK DILARANG
MEMBUANG KECUALI MEMENUHI PERSYRATAN PD butir “b”
MAKA BALLAST TSB HRS BERADA DI KPL DLM SLOP TANK.
KEMUDIAN AKAN DIBONGKAR KE FASILITAS PENAMPUNGAN
DIDARAT.( shore reception facilities ).
PD KASUS – KASUS TSB ADALAH BAGIAN DARI SUATU PLYRN YG
MEMASUKI DAERAH KHUSUS HRS BERADA DI LUAR
DAERAHITU.
D. PP MARPOL 73/78 MENSYARATKAN BAHWA NEGARA – NEGARA
YG MEMBATASI DAERAH KHUSUS HRS MENYEDIAKAN
FASILITAS PENAMPUNGAN DI DIDARAT ( pelabuhan muat /pelb
perbaikan kpl )
REPAIR PORT. FASILITAS INI HRS DPT MENAMPUNG AIR
BALLAST KOTOR / AIR PENCUCIAN TANGKI DARI KPL – KPL
TANGKERS AGAR TDK MENIMBULKAN KETERLAMBATAN.
E. PEMBERLAKUAN DAERAH – DAERAH KHUSUS PD TGL 2 OKT
1983. YG DISAH OLEH IMO.
KPL – KPL YG DI KATAGORIKAN DISINI ADALAH : NEW OIL TANKERS DGN
KAPASITAS MUAT 30.000. DWT/ LBH, DGN KONSTRUKSI SYSTEM BALLAST
BERSIH ( CLEAN BA LLAST ) DAN BALLAST TERPISAH ( SEGREGATED BALLAST )
PADA TEMPAT YG TERLINDUNG. ( PROTECTIVE LOCATION )
DAN KPL – KPL EXISTING OIL TANKERS DGN KAPASITAS MUAT 40.000. DWT/
LBH DGN KONSTRUKSI SUATU SYSTEM BALLAST BERSIH / BALLAST
TERPISAH ATAU DGN SYSTEM BALLAST TETAP ( DEDICATED BALLAST ).
KPL – KPL NEW OIL TANGKERS/ CRUDE OIL TANGKERS DGN
YG BERKAPASITAS 20.000 DWT.
YG TEMASUK KATAGORI INI ADALAH :
a. KPL – KPL NEW OIL TANGKERS YG BERKAPASITAS
20.000 DWT.
b. KPL –KPL NEW OIL TANGKERS YG BERKAPASITAS >
20.000 DWT DGNKONSTRUKSI TANGKI BALLAST/
BALLAST TERPISAH, DGN LOKASI TERLINDUNG
( SEGREGATED BALLAST TANK, PROTECTIVE LPCATION )
DGN SISYM COW YG DIAKUI.
c. KPL – KPL TANGKI MNYK YG MODIFIKASI LAMA YG
BERKAPASITAS < 40.000 DWT.
d. KPL – KPL TENGKERS YG MODIFIKASI LAMA DGN
KAPASITAS > 40.000 DWT KEATAS DGN SISTYM
BALLAST TERPISAH YG DIAKUI.
e. KPL – KPL TANGKERS DGN UKURAN 40.000 DWT YG
DILENGKAPI DGN COW SERTA SISTYM TANGKI
BALLAST / TANGKI BALLAST TETAP YG DIAKUI.
f. KPL – KPL TANGKERS DGN UKURAN 70.000 DWT
ATAU LEBIH YG DIKONSTRUKSIKAN DGN SISTYM
TANGKI BALLAST BERSIH /TANGKI BALLAST TETAP
g. KPL – KPL TANGKERS LAMA DGN UKURAN 40.000.
DWT / < 70.000 DWT YG DIKONSTRUKSIKAN DGN
SISTYM TANGKI BALLAST BERSIH YGDITETAPKAN
DIBERLAKUKAN TGL 2 OKT1987.
KPL – KPL TSB DIATAS MASUK DLM KATAGORI (a)DAN
(c) TDK MASUK DLM KATAGORI (b).
KPL – KPL YG DIPERLENGKAPI DGN C.O.W. MNRT AT – AT
KESELAMATAN UTK MELAKUKAN PENCUCIAN TANGKI
MUATAN, PD SEJUMLAH TANGKI – TANGKI MUATAN SELAMA
PEMBONGKARAN. PERSYARATAN – PRSYRTN WAJIB
DIKETAHUI BHW AIR BALLAST KOTOR / BERSIH TDK
DIPERBOLEHKAN DIMUAT KE DLM TANGKI
YG DIPERLENGKAPI DGN C.O.W. KECUALI TANGKI TSB TLH
DICUCI DGN SISTYM C.O.W. AGAR DPT MEMASTIKAN BHW
SEMUA SEDIMEN MNYK MENTAH YG DIBONGKAR/PINDAHKAN
KE TNGK BALLAST SLMA PEMBONGKARAN MUATAN BERSAMA
DGN PENCERATAN YG EFISIEN DR TANGKI DAN SECARA
SUBTANSIAL MENGURANGI RESIKO PENCEMARAN MNYK DAN
JUGA TOTAL MNYK YG DIJINKAN DPT DIBUANG KE LAUT.
FAKTA MENYTAKAN BHW PENCUCIAN DGN SISTYM C.O.W.
SNGT BENAR DAN SNGT EFISIEN PENCERATAN TANGKI,
POMPA, DAN SALURAN – SLRN PIPA AKAN MENGURANGI
BAHAN DLM SLOP TANK.
DARI SUATUU VLCC HNGGA KRNG DARI 300 TON. TANPA
PENCUCIAN DGN MNYK MNTH MUATAN ITU SENDIRI, DAN
SNGT EFISIENSI PENCERATAN, RESIDU YG TERTAHAN DPT
MELAMPAUI 2000 TON.
OLEHNYA ITU PARA PWA KPL DPT MENGENAL DAN
MENGUASAI SEPENUHNYA CARA PENGOPERASIAN DGN
SISTYM C.O.W.

A J A DI
S E NG
TD KD I
B T “ OIL
A N YG Y G DI S or)
A H I A c a t
N TUMP A N KIM ay appli L AU T.
EGA HA – B AH T ( s pr K A AN
E NC BHN A BU ERM U
K P D A N G S P
a. UT AL SDH A ALAT PE N DIATA
KAP RSANT”/ CEMARA
E N
DISP IDARI PE
MENH
b. BILA TERJADI TUMPAHAN MNYK DIATAS DECK BHN KIMIA
TADI DPT DI TABUR/DIKEBUT DGN ALAT PENGABUT PD
DAERAH YG KENA TUMPHN MNYK DAN DIBUANG KE LAUT
STLH ITU DIBERSIHKAN DGN MAJUN.
c. TUMPHN MNYK KE LAUT HRS DITABUR BHN KIMIA KE
LAUT AGAR MNYK DPT TNGGLM/TERPECAH JIKA
DISEMPROT DGN MENGGUNAKAN SLANG KE PERMUKAAN
LAUT.
d. SELAMA PENAGANAN MUATAN, PEMBERSIHAN TANKI –
TANKI BALLAST( cleaning ballat ) HRS DI SEDIAKAN BHN
KIMIA DAN SARANA PENGABUT.
e. TMPHN MNYK TDK DI SENGAJA HRS DI CATAT DAN DI
LAPORKAN KE PEMERINTAH DAN PERUSH SESUAI DGN
KETENTUAN MARPOL 73/78.
Bab – I. KETENTUAN UMUM.
Bab – II. NAKHODA DAN DECK DEPARTNENT.
Bab – III. ENGINE DEPRATEMENT.
Bab – IV. SISTYM COMUNICATION AND
PERSONALY RADIO.
Bab – V. PERSYARATAN – PRSYRTN PELATIHAN
KHUSUS. UTK JENIS KPL TERTENTU.
Bab – VI. FUNGSI – FNGS DARURAT, KESLMTN
KERJA,PERAWATAN MEDIS DAN
KELASUNGAN HDP.
Bab – VII. ALTERNATIF CERTICATION.
Bab – VIII. TUGAS JAGA.
 DLM KONVEBSI TERDPT BEBERAPA RESOLUSI YG
BERHUBUNGAN DGN OPERTIONAL PROCEDURE.
PERATURAN V/1 Bab – V. MENGATUR TENTANG
PERSYARATAN MINIMUM YG DI WJB KAN UTK
PELATIHAN DAN KUALIFIKASI PARA NAKHODA PWA
DAN BWHN BAGI KPL – KPL TANGKERS. PERSYARATAN
TSB ADALAH :
1. PWA DAN BWH AN AKAN MNDPT TUGAS KHUSUS DAN
BER TANGGUNG JWB THDP SARANA MUATAN DIATAS
KPL TANGKERS, BAGI YG BLM PRNH DI KPL TANGKERS
HRS MENDPTKAN PELATIHAN PEMADAMAN
KEBAKARAN YG SESUAI DGN KETENTUAN :
a. UTK MEN DPT KAN PENGALAMAN PRATEK UTK
KESELAMATAN OPERATIONAL.
b. FAMILIARISASI KPL TANGKERS YG DIAKUI DAN
TERMASUK DSR KESLMTN, PENCEGAHAN PENCMRN,
GMBRN JENIS/TYPE KPL YG BERBEDA JENIS
MUATAN,
 BHY – BHY DAN SARANA PENANGANAN
PENCEGAHANNYA SERTA PENGOPERSIAN SECARA
UMUM DAN TERMINOLOGY KPL – KPL TANGKERS.
( TERMINOLOGY OIL TANGKERS ).
2. NAHKODA, KKM, C/O, SECOND ENGINE DLM
MENANGANI MUATAN HRS MEMILIK KETENTUAN SBB :
a. PENGALAMAN DGN TUGAS DIATAS KPL TANGKERS.
b. TLH MNYLSAIKAN SUATU PROGRAM PELATIHAN
KHUSUS UTK TGS TGS KESLMTN, KEBAKARAN, DAN
PENCEMARAN SESUAI DGN KETENTUAN MARPOL
73/78.
3. DLM WKT 2 Thn STLH KONVENSI DIBERLAKUKAN UTK
PESERTA KONVENSI, SEORG PELAUT DPT
MEMPERTIMBANGKAN UTK MEMENUHI Paragraf (2b)
BILA SDH BERPENGALAMAN MAKA MASA KONTRAK DPT
DI PERPANJ KRNG DARI 5 Thn BERJLN.