Anda di halaman 1dari 13

PERUBAHAN SISTEM

PENCERNAAN DAN
PERKEMIHAN
Nama: Welly Octawiyati
Nim: P17324220069
Tingkat: 2A
SISTEM
PENCERNAAN
PERUBAHAN SISTEM PENCERNAAN
Perubahan Tersebut terjadi karena adanya pengangkutan nutrisi untuk kebutuhan ibu dan
janin, Di bawah pengaruh hormon dan mekanisme sehingga mengakibatkan
ketidaknyamanan yang dialami selama kehamilan Perubahan tersebut paling mencolok
atau meningkat pada awal kehamilan dan kemudian Perubahan tersebut Mungkin akan
berkurang sesuai kehamilan Hal tersebut dikarenakan Human chorionik gonadotropin
(HCG) Mempengaruhi hipotalamus

Sistem gastrointestinal selama kehamilan dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya


tingginya kadar progesteron yang dapat mengganggu keseimbangan cairan tubuh,
meningkatkan kolestrol darah, dan melambatkan kontraksi otot-otot polos. Pasca
melahirkan, kadar progesteron juga mulai menurun. Namun demikian, faal usus
memerlukan waktu 3-4 hari untuk kembali normal. Sekresi saliva menjadi lebih
menekan diagfragma, lambung dan intestin.
ESOFAGUS

nyeri uluhati , Rasa sakit atau rasa panas pada ulu hati atau nyeri di
dada sering terjadi pada kehamilan dan mengenai 30 sampai 70%
wanita hamil terjadi pada awal-awal bulan bahkan Adapun selama
kehamilan penyebab heartburn yaitu Saat akan memproduksi
hormon progesteron yang membuat sf ingter esofagus bawh
(Katup yang memisahkan ulu hati dengan lambung) menjadi
rileksasi. Sehingga mampu meningkatkan naiknya asam lambung
dan terjadi nyeri pada ulu hati
Nafsu Makan
Pasca melahirkan, biasanya ibu merasa lapar sehingga diperbolehkan untuk
mengkonsumsi makanan. Pemulihan nafsu makan diperlukan waktu 3–4 hari
sebelum faal usus kembali normal. Meskipun kadar progesteron menurun setelah
melahirkan, asupan makanan juga mengalami penurunan selama satu atau dua hari.
Wanita mungkin kelaparan dan mulai makan satu atau dua jam setelah melahirkan.
Kecuali ada komplikasi kelahiran, tidak ada alasan untuk menunda pemberian makan
pada wanita pasca partum yang sehat lebih lama dari waktu yang dibutuhkan untuk
melakukan pengkajian awal.
Motilitas
Relaksasi otot halus akibat progesteron akan menurunkan tonus dan
motilitas usus, sehingga Transit di usus meningkat, yang bermanfaat
untuk penyerapan beberapa zat gizi, seperti zat dan kalsium. tapi
menghambat mekanisme trasportasi untuk nutrien lain seperti vitamin
golongan B

Secara khas, penurunan tonus dan motilitas otot traktus cerna menetap


selama waktu yang singkat setelah bayi lahir.
Kelebihan analgesia dan anastesia bisa memperlambat pengembalian
tonus dan motilitas ke keadaan normal.
Pengosongan Usus
Pasca melahirkan, ibu sering mengalami konstipasi. Hal ini disebabkan tonus
otot usus menurun selama proses persalinan dan awal masa
pascapartum, diare sebelum persalinan, kurang makan, dehidrasi, hemoroid ataupun
laserasi jalan lahir. Sistem pencernaan pada masa nifas membutuhkan waktu untuk
kembali normal. Beberapa cara agar ibu dapat buang air besar kembali teratur, antara lain:
a) Pemberian diet / makanan yang mengandung serat.
b) Pemberian cairan yang cukup.
c) Pengetahuan tentang pola eliminasi pasca melahirkan.
d) Pengetahuan tentang perawatan luka jalan lahir.
e) Bila usaha di atas tidak berhasil dapat pemberian huknah atau obatyang lain.
Konstipasi
Konstipasi mungkin menjadi masalah pada puerperium awal karena kurangnya
makanan padat selama persalinan dan karena wanita
menahan defekasi. Wanita mungkin menahan defekasi karena perineumnya mengalami
perlukaan atau karena ia kurang pengetahuan dan takut akan merobek atau merusak
jahitan jika ia melakukan defekasi. Jika penderita hari ketiga belum juga buang air
besar, maka diberi obat pencahar, baik peroral atau pun supositoria.
SISTEM
PERKEMIHAN
PERUBAHAN SISTEM PERKEMIHAN
Pada masa hamil, perubahan hormonal yaitu kadar steroid tinggi
yang berperan meningkatkan fungsi ginjal. Begitu sebaliknya, pada
pasca melahirkan kadar steroid menurun sehingga menyebabkan
penurunan fungsi ginjal. Fungsi ginjal kembali normal dalam waktu
satu bulan setelah wanita melahirkan. Urin dalam jumlah yang besar
akan dihasilkan dalam waktu 12 – 36 jam sesudah melahirkan
LANJUTAN
Kemungkinan penyebab dari keadanaan ini adalah terdapat spasme sfinkter
dan edema leher kandung kemih sesudah bagian ini mengalami kompresi
(tekanan) antara kepala janin dan tulang pubis selama persalinan berlangsung.
Kadar hormon estrogen yang bersifat menahan air akan mengalami penurunan
yang mencolok. Keadaan tersebut disebut “diuresis”. Uterus yang berdilatasi
akan kembali normal selama 6 minggu. Dinding kandung kemih memperlihatkan
odema dan hyperemia, kadang-kadang odem trigonum yang menimbulkan
alostaksi dari uretra sehingga menjadi retensio urine.

Retensi urin didefinisikan sebagai ketidakmampuan berkemih. Retensio urin


postpartum menimbulkan beberapa komplikasi adalah terjadinya uremia, infeksi,
sepsis, dan terjadinya rupture spontan vesika urinaria. Mengatasi masalah
perkemihan salah satunya dapat dilakukan dengan melatih berkemih (bladder
training).
REFERENSI
Ambarwati, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia. (hlm: 81)

Dessy, T., dkk. 2009. Perubahan Fisiologi Masa Nifas. Akademi Kebidanan Mamba’ul
‘Ulum Surakarta.

scribd.com/doc/24817163/Postpartum-Normal

Kuliahbidan. 2008. Perubahan dalam Masa Nifas.


kuliahbidan.wordpress.com/2008/09/19/perubahan-dalam-masa-nifas/

Saleha, 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika (hlm: 59).

Suherhttp://perpustakaan.poltekkes-
malang.ac.id/assets/file/kti/1502100059/10._BAB_II_.pdfni, 2007. Perawatan Masa Nifas.
Yogyakarta: Fitramaya. (hlm: 80-82).
THAN
K YOU

Anda mungkin juga menyukai