Anda di halaman 1dari 40

RADIOLOGI

GASTROINTESTINAL

Dr. Taufiqqulhidayat, Sp.Rad


Modalitas Radiologi

Konvensional
 FPA/ BNO
 OMD (Esofagografi + Maag Duodenografi)
 Barium follow trough
 Colon inloop

Advance
 CT scan
 MRI
FPA

Foto Polos Abdomen


Merupakan pemeriksaan radiologi untuk mendiagnosis
 terjadinya gangguan pada abdomen.

Jika memungkinkan pasien dipuasakan minimal 8 jam sebelum


pemeriksaan, dan diberi pencahar untuk membersihkan usus,
agar visualisasi abdomen lebih maksimal

Pemeriksaan wajib sebelum melakukan pemeriksaan dengan


kontras/ fluoroskopi
FPA 3 Posisi
Foto polos abdomen dapat dilakukan dalam 3
posisi, yaitu:
Supine: sinar dari arah vertikal dengan proyeksi antero
posterior (AP) 

Erect : duduk atau setengah duduk atau berdiri kalau


memungkinkan, dengan sinar horizontal proyeksi AP

Left Lateral Decubitus (LLD) : tiduran miring ke kiri


dengan sinar horizontal proyeksi AP
FPA / BNO
OMD (Esofagografi + Maag Duodenografi)

Untuk melihat kelainan yang terjadi pada oesofagus dan mukosa


lambung dengan  menggunakan teknik flourscopy.

Pasien diinstruksikan untuk meminum suspense Barium Sulfat


sebanyak 60 ml dengan perbandingan kekentalan 1:1, pemberian
suspensi barium sulfat ini dilakukan

Setelah oesofagus dan mukosa lambung terisi suspensi Barium Sulfat


lagi dengan kekentalan yang lebih encer dibandingkan dengan
kekentalan pada pemeriksaan esophagus yaitu dengan perbandingan
1:4 sebanyak 220-240 ml.
Fungsi dari peminuman sespensi barium sulfat yang kedua ini
adalah agar semua lambung terisi Barium Sulfat.
Indikasi OMD

 Disfagia
 Benda asing
 Penilaian perforasi
 Akalasi
 Tumor esofagus
 Dyspepsia
 Hematemesis
 Ulkus gaster
 Tumor gaster
 Divertikulum
 Pendarahan gastrointestinal
ESOFAGOGRAFI
MAAG DUODENOGRAFI
Barium Follow Through

 Teknik Radiografi pada Pemeriksaan Usus


Halus (follow through) adalah Proyeksi
AP/PA dengan menggunakan media
kontras Barium Sulfat.
Saat pengambilan foto dilakukan 3 kali
pengambilan yaitu :
 Pada menit ke-15 setelah minum Barium.
 Pada menit ke-30 setelah minum Barium.
 Pada menit ke-60 setelah minum Barium.
INDIKASI KONTRAINDIKASI
Nyeri perut  Obstruksi total
 Kecurigaan
Diare
Massa abdomen perforasi
 Alergi kontras
Enteritis  Kehamilan
Divertikulum
Malabsorbsi
Prosedur

 Pasien diminta minum dua gelas penuh kontras


Barium Sulfat (sama dengan yang dipakai untuk
pemeriksaan lambung) sekaligus berturut-turut.
 Dengan fluoroskopi diikuti perjalanan Barium
Sulfat dan dibuatlah foto ikhtisar dari usus yang
telah terisi kontras.
 Pemeriksaan berakhir bila ileum terminal telah
dilewati dan kolon asendens mulai terisi.
Barium Follow Through
Colon inloop

 Pemeriksaan Colon Inloop merupakan pemeriksaan


radiologi menggunakan media kontras positif
(Barium) dan negatif (udara) yang dimasukkan
secara rectograde melalui anus  kateter pada
anus
 Untuk menampakkan anatomi, fisiologi dan
kelainan dari colon. 
 Perjalanan kontras dilihat melalui fluoroscopy
 Pemeriksaan berakhir bila kontras telah sampai ke
caecum
Colon inloop

 Indikasi  Kontraindikasi
 Perubahan pola defekasi  Alergi kontras
 Nyeri perut  Hamil
 Melena  Perforasi
 Kolitis  Obstruksi
 Intususepsi  Persiapan yang kurang
 Polip
baik
 Massa colon
 Hirschprung
Colon inloop

 Pada bayi dengan kasus megacolon


congenital (hirschprung disease) dilakukan
tanpa persiapan khusus.
 Proyeksi yang digunakan yaitu AP polos
abdomen, AP dan lateral post kontras,
serta retensi barium 24 jam dengan
proyeksi AP dan lateral
Colon inloop
Contoh Kasus
No. 1
No. 2
No. 3
No. 4
No. 5
No. 6
No. 7
No. 8
No. 9
No. 10
No. 11
No. 12
No. 13
No. 14
No. 15
No. 16
No. 17
No. 18
No. 19
No. 20

Anda mungkin juga menyukai