Anda di halaman 1dari 20

Surindro Bawono S.

Si
ATRO PERSADA NUSANTARA
Defecografi
 Prosedur pemeriksaan radiografi dibawah kontrol
floroscopy untuk mendiagnosa disfungsi pembuangan
air besar / defekasi. Dilakukan untuk mengevaluasi
hasil pemeriksaan yg tidak / kurang jelas dengan
pemeriksaan seperti kolonoskopi atau sigmoidoskopi
Indikasi pemeriksaan ini adalah:
 Chronic Constipation (sembelit yang kronis)
 Rectal prolapse (dinding rectum mengalami protrude
keluar ke anus sehingga terlihat dari luar)
 Rectocele (outpouching of rectum/ kantung rectum
melebar)
 Fecal incontinence (ketidakmampuan mengontrol
defekasi)
 Anismus (Ketiadaan relaksasi yang normal otot
panggul saat buang air besar, yang mengakibatkan
obtruksi saluran keluar rektum)
Anatomi rectum & anus
Kerja fungsi spinter anus
Proses Fisiologis defekasi
Persiapan pasien
12 jam sebelum pemeriksaan pasien puasa & minum
dulcolax tablet 4-6 buah.
Pemeriksaan dilakukan setelah pasien bab Tuntas,
biasanya pada pagi hari
Tidak boleh dilakukan klisma karena sisa cairan klisma
dalam rektum akan mencairkan kontras
Kontras media
 Barium sulfat dalam bentuk pasta khusus untuk defecografi. +
200-300 cc
 Buat sendiri.
 Campuran tepung kanji + air dipanaskan sampai berbentuk seperti
lem campurkan barium sulfat aduk sampai rata dan berbentuk
pasta lunak minimal 1:1 atau barium bisa lebih banyak
 tepung kentang dicampur air & direbus sampai berbentuk seperti
pasta atau kentang rebus dihancurkan halus sampai berbentuk
seperti pasta, dicampur barium sulfat diaduk rata berbentuk pasta
lunak dengan perbandingan minimal 1:1 atau barium bisa lebih
banyak
 Kontras media dimasukan kedalam injektor khusus untuk dapat
dimasukan kedalam rectum
Persiapan alat
 Injektor khusus yang telah terisi kontras media
 Pesawat sinar x yang dilengkapi flouroscopy dan
video flouroscopy recording . (Flouroscopy C Arm)
 Meja pemeriksaan untuk flouroscopy dengan fasilitas
tilting
 Jelly untuk memudahkan pemasukan injektor
kedalam rectum
 Handscoen
 Tempat duduk plastik dengan tengah dudukan
berlubang
 Pispot BAB tempat menampung defecasi
Prosedur pre pemeriksaan
 Pasien diberi tahu tentang prosedur pemeriksaan
sehingga pasien mengerti dan tidak tegang dalam
menjalani pemeriksaan.
 Pasien mengisi form infoconcent
 Pasien diinstruksikan mengganti pakaian dengan
pakaian pemeriksaan
 Pastikan Sebelum pemeriksaan Pasien sudah bab
tuntas.
 Dapat di cek dengan floroscopy /dibuat plan foto.
Prosedur pemeriksaan
 Pemasukan kontras media
 Posisikan pasien prone pada meja pemeriksaan
 Oleskan jelly pada ujung injektor, lalu
 Pasang injektor kedalam rektum pasien melalui anus
 Masukan kontras media kedalam rectum pasien
menggunakan injektor dibawah kontrol flouroscopy,
sampai rectum terisi penuh
 Lepaskan injektor
 Perintahkan pasien menahan BAB
 Posisikan pasien untuk pemeriksaan
Pemeriksaan
 Posisikan pasien duduk diatas Tempat duduk plastik
dengan tengah dudukan berlubang dan tempatkan
pispot BAB dibawah lubang untuk menampung
 posisikan arah flouroscopy lateral tubuh pasien
 Lakukan pemeriksaan flouroscopy mulai pasien
menahan defecasi, pada saat mengejan, pada saat
defecasi, sampai selesai defekasi.
 Hasil gambaran diambil dan dievaluasi dengan
pengukuran sudut anorectal (sudut antara sumbu
panjang saluran anal dan rectum) dan dibandingkan
dengan keadaan normalnya
Rectocelle
Fecal incontinence associated with pudendal neuropathy (a)
Fecal incontinence associated with pudendal neuropathy (c)
Fecal incontinence associated with pudendal neuropathy (d)
sekian

Anda mungkin juga menyukai