Organisasi
jalannya organisasi, yaitu :
• Kondisi ekonomi = keadaan ekonomi secara
umum seperti inflasi, tingkat pendapatan,GDP,
Dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesulitan, maka berilah tangguh
sampai dia berkelapangan. Dan menyedekahkan (sebagian atau semua
hutang)itu, baik bagimu, jika kamu mengetahui.
Pada saat yang sama, Islam mendorong orang-orang yang berhutang untuk
tidak menangguh-nangguhkan pembayaran hutangnya. Hal ini ditujukan
terutama bagi orang-orang kaya yang berhutang. Rasulullah SAW berkata,
Jika pengusaha Muslim itu sendiri berhutang demi usahanya, maka ia juga
harus membayarnya. Dalam Islam, pembayaran hutang memiliki kedudukan yang
sangat penting hingga dosa-dosa orang yang mati shahid akan diampuni kecuali
untuk hutang-hutangnya yang belum terbayar.
Masyarakat Umum
Seorang pengusaha memiliki kewajiban khusus jika ia menyediakan barang kebutuhan
penting bagi masyarakat. Sebagai contoh, masyarakat memiliki kebutuhan akan produk-
produk pertanian, pakaian, tempat tinggal, dan lain-lain. Karena barang-barang ini merupakan
komoditi penting, maka sang pengusaha harus memberi harga secara wajar.
Pihak Yang Berkepentingan/Pemilik/Mitra
Islam mendorong terwujudnya hubungan kemitraan. Usaha-usaha yang bertujuan
menguntungkan individu atau masyarakat atau untuk menghapuskan kejahatan adalah
tindakan yang luhur, terutama jika niat usaha yang dilakukan juga merupakan niat yang luhur.
Al Qardhawi menyatakan bahwa usaha-usaha semacam ini diberkati dalam Islam dan akan
mendapat pertalongan Allah SWT :
[...] Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan
jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran: [...].
Bentuk-bentuk hubungan kemitraan :
• Al Mudharabah.
Seringkali terjadi, seorang pengusaha adalah wirausahawan yang terampil, namun tidak memiliki cukup
dana untuk mewujudkan gagasan bisnisnya. Dalam kasus seperti ini, Islam mengizinkan hubungan
kemitraan antara pemodal dan tenaga kerja. Hubungan kemitraan seperti ini disebut dengan al
mudharabah atau al qiradh. Pemilik modal atau bank Islam dipahami sebagai pemilik modal yang
diinvestasikan sementara sang wirausahawan memberikan keahlian dan keterampilannya. Berdasarkan
Syari'ah, kedua belah pihak harus bersepakat terlebih dahulu mengenai bagaimana mereka akan
membagi semua keuntungan ataupun kerugian. Jika pemilik modal meminta jaminan keuntungan atas
dananya baik ketika mitranya mendapatkan keuntungan atau kerugian, maka hal itu sama dengan riba.
Lebih jauh, tidak ada keuntungan yang bisa dibagi sampai semua kerugian telah ditutup dan hak pemilik
modal diberikan sepenuhnya.
Syarikah.
Terdapat beberapa bentuk hubungan kemitraan sharikat. Dalam salah satu bentuk
hubungan kemitraan, bank Islam menyediakan sebagian modal yang diperlukan
sementara sang pengusaha menyediakan sisanya. Sang pengusaha juga harus
bertanggungjawab dalam hal pengawasan dan manajemen. Kedua belah pihak
bersepakat untuk membagi keuntungan ataupun kerugian berdasarkan
perbandingan keikutsertaan investasi mereka. Jika terjadi kerugian, maka akan lebih
baik bila sang pengusaha mengorbankan pemberian upah kepada para pekerjanya.
Bentuk hubungan kemitraan ini berlangsung
dalam jangka waktu terbatas, dan berusaha
untuk melaksanakan suatu proyek tertentu.
Musyarakah. Hal ini mirip dengan mode hubungan
kerjasama atau konsorsium Barat. Kedua
belah pihak bersepakat untuk bekerjasama
baik dalam pengelolaan modal tetap
maupun modal bergerak, sebagaimana
dalam hal keahlian. Keduanya juga
bersepakat mengenai bagaimana mereka
akan membagi semua keuntungan yang
diperoleh. Kerugian akan dibagi berdasarkan
perbandingan modal yang dijalankan.
Bank membeli barang-barang tertentu dari pemasok
atas nama pengusaha dengan harga tetap sebagaimana
persetujuan mengenai margin keuntungan. Aspek kunci
bentuk pembiayaan ini adalah bahwa kedua belah
pihak harus mengetahui harga pembelian awal serta
harga kenaikan keuntungan. Kedua, bank harus
Murabahah. membeli barang-barang tersebut sebelum mengenakan
harga pada sang pengusaha. Manakala barang-barang
tersebut dikirim, maka kedua belah pihak akan
menandatangani kontrak jual beli berdasarkan basis
biaya-plus, dan sang pengusaha akan memiliki barang-
barang tersebut. Sang pengusaha harus membayar
kembali harga barang-barang yang telah dijual kepada
bank scbagaimana juga bersepakat mengenai
pembagian keuntungan menurut jadwal yang telah
ditetapkan sebelumnya.
• Qardh Hasan.
Rencana keuangan ini dalam bentuk "pinjaman
kebajikan" yang tidak dikenakan biaya dan tanpa-
bunga. Jenis pinjaman ini diberikan kepada para
konsumen atau pengusaha yang mengalami situasi
yang sulit atau pengeluaran yang tidak direncanakan.
Fakir Miskin
Seringkali terjadi, kaum fakir dan miskin akan mendekati seorang pengusaha dan meminta sadaqah.
Kadangkala, sang pengusaha akan memberikan sisa-sisa barang atau barang-barang yang rusak yang
menurutnya sudah tidak akan dipergunakannya lagi.
Pesaing
Meskipun negara-negara Barat menyatakan diri sebagai kawasan berdasarkan prinsip persaingan pasar,
publikasi-publikasi bisnis utama akan memperlihatkan bahwa sebuah bisnis akan berusaha memenangkan
dirinya dan mengeliminasi para pesaingnya. Dengan mengeliminasi para pesaingnya, sebuah perusahaan
selanjutnya akan dapat memperoleh hasil ekonomi diatas rata-rata melalui praktek penimbunan dan
monopoli harga. Sebagaimana telah dibicarakan sedikit dalam topik mengenai praktek penimbunan,
monopoli dilarang di dalam Islam.
Lingkungan Alam
Ramah utama lain yang harus diperhatikan dalam Semakin dewasa ini banyak juga perusahaan yang telah
kaitannya dengan persoalan tanggungjawab social menyadari pentingnya menjaga lingkungan alam seperti
adalah lingkungan alam. Fenomena hujan asam, perusahaan Safeway menggunakan kertas daur ulang dalam
pemanasan global merupakan contoh akibat dari produk tas kertas mereka. Islam mengajarkan manusia untuk
perilaku perusahaan yang tidak bertanggungjawab selalu menjaga lingkungan alamnya, sesuai dengan QS Al-
dimana membuang limbah ke udara, sungai, dan
tanah. Baqarah : 30
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan
seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di
bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami
senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman:
"Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui".
Tanggunjawab Sosial Perusahaan dan
Good Corporate Governance (GCG)
Contoh : Pengolahan limbah industry, apabila melihat dari sisi ekonomis, maka limbah dibuang ke sungai, karena
membangun instalasi pengolahan limbah mengeluarkan biaya mahal.
implementasi Etika bisnis dan
Good Corporate Governance