Anda di halaman 1dari 23

BAB 7 Nama Kelompok :

Tanggungjawab 1. Hanisa Maulidina (20170410415)


2. Ahmad Saputra (20170410411)
Sosial 3. Diva Anggara (20170410379)
Perusahaan 4. Dandi Prakoso (20170410372)
dalam Islam 5. Fernando Mukharom (20170410389)
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Dalam
Islam
Era globalisasi dan persaingan bebas membawa dampak dan perubahaan
orientasi perusahaan. Organisasi bisnis yang pada awalnya bersifat tertutup,
maka di era globalisasi perusahaan mulai berpikir untuk terbuka perhubungan
bisnis dengan pihak internal dan eksternal. Karena, dalam dunia bisnis ada
lingkungan kekuatan yang besar yang depengaruhi unsur kekuatan eksternal.
1. Lingkungan Umum
• Adalah lingkungan yang mempertimbangkan
kondisi budaya,ekonomi, hukum-politik, dan
pendidikan yang mempengaruhi organisasi.
Lingkungan Lingkungan umum terdiri atas keadaan eksternal
yg secara substansial dapat mempenagruhi

Organisasi
jalannya organisasi, yaitu :
• Kondisi ekonomi = keadaan ekonomi secara
umum seperti inflasi, tingkat pendapatan,GDP,

Bisnis pengangguran dan mikro ekonomi lainnya


• Sosial-Budaya = hubungan nilai sosial dalam
bentuk HAM, pendidikan,lembaga sosial,
demografi negara.
• Hukum-Politik =hubungan filsafat dan tujuan
partai yang sedang dalam roda pemerintahan
sertaperaturan hukum yang dijalankannya.
• Teknologi = perkembangan teknologi negara yang
berupa ilmu pegethuan
• Lingkuangan alamiah = kondisi lingkungan
alam/fisik
2. Lingkungan Khusus

• Adalah keadaan aktual organisasi, kelompok,dan personal lain yang terjadi


karena faktor faktor tertentu, antara lain :
• Pelanggan = orang atau organisasi yang pernag bekerjasama dgn perusahaan
• Pemasok = pihak yang memberi dukungan perusahaan
• Pesaing = Organisasi lain yang menjual barang sama dengan perusahaan
• Regulator = Lembaga pemerintah tertentu yang membuat kebijakan
• Serikat pekerja = organisasi para pekerja yang mempengaruhi keadaan pkerja
perusahaan.
1. Pelaku-Pelaku Organisasi

• Pelaku organisasi merujuk pada


Etika Islam orang atau organisasi yang
Dalam dipengaruhi oleh tindakan organisasi.
Etika dimana bagaimana perusahaan
Tanggung membangun hubungan dengan
pekerja. Pekerja dengan perusahaan,
Jawab Sosial dan perusahaan dengan pelaku
ekonomi lainnya.
Organisasi
Bisnis 2. Hubungan Perusahaan

• Standar etis seringkali ditentukan


oleh perilaku para manajer. Standar
ini meliputi perekrutan dan
pemecatan, upah,pelecehan,dan hal
lainnya
Tabel wilayah fokus etika kunci
Hubungan Perushaan dengan pekerja Hubungan pekerja dengan perushaan
Bebagai persoalan etnis mewarnai hubungan antara pekerja
• Keputusan Perekrutan promosi dan
dengan perushaan, terutama berkaitan dengan persoalan
lain-lain bagi pekerja. kejujuran, kerahasiaan dan konflik kepentingan. Dengan
• Upah yang adil demikian seorang pekerja tidak boleh mengelapkan uang
perusahaan dan juga tidak boleh membocorkan rahasia
• Penghargaan tarhadap keyakinan
perushaan kepada orang luar.
pekerja
• Akuntabilitas
• Hak Pribadi Hubungan Perusahaan dan pelaku usaha yang lain
• Pemasok
• Kebijakan
Berkaitan dengan pemasok ,etika bisnis menyatakan bahwa
seseorang harus melakukan negoisasi dengan harga yang adil
dan tidak mengambil keuntungan berdasarkan bagian atau
kekuasaan yang lebih besar.
• Pembeli/Konsumen
pembeli seharusnya menerima barang dalam kondisi yang baik dan dengan harga
yang wajar. Islam melarang praktek seperti penggunaan alat ukur atau timbangan
yang tidak tepat ketika berhubungan dengan konsumen atau pembeli.

• Penimbun dan Manipulasi Harga


dalam islam sistem pasar bersifat bebas, dan diperbolehkan menanggapi penawaran
dan permintaan. Namum, islam tidak mentoleransi adanya campur tangan dalam
sistem pasar melalui praktek penimbun atau bentuk manipulasi harga yang lain.

• Penjualan Barang Palsu atau Rusak


islam melarang semua bentuk transaksi yang bersifat curang atau tidak baik dalam
pembelian ataupun penjualan. Pengusaha muslim harus senantiasa jujur pada setiap
saat.
• Bersumpah untuk mendukung sebuah penjualan
ketika menipu seorang pembeli, dosa yang diakibatkan oleh penipuan itu akan semakin bertambah
jika sang penjual memperkuat keputusan penjualannya dengan sumpah paslu.

• Membeli Barang-Barang Curian


seorang pengusaha muslim tidak boleh secara sengaja membeli barang-barang curian baik untuk
dirinya sendiri ataupun untuk dijual kembali. Bila melakukan hal ini, berarti ia ikut membenarkan
kejahatan yang dilakukan oleh sang pencuri.

• Larangan Mengambil Bunga atau Riba


islam mendorong pengusaha muslim untuk memperbesar keuntungannya melalui perdagangan. Islam
secara eksplisit melarang pinjaman dengan bunga. Nilai tingkat bunga yang dikenakan merupakan
suatu yang tidak diperbolehkan, karenanya riba benar-benar dilarang. Tidak ada biaya waktu untuk
meminjamkan uang dalam islam.
Orang Yang Berhutang
secara umum, islam mendorong sikap kebijksanaan. Jika seorang yang
berhutang sedang dalam kesulitan keuangan, Allah SWT mendorong kebaikan
hati :

Dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesulitan, maka berilah tangguh
sampai dia berkelapangan. Dan menyedekahkan (sebagian atau semua
hutang)itu, baik bagimu, jika kamu mengetahui.
Pada saat yang sama, Islam mendorong orang-orang yang berhutang untuk
tidak menangguh-nangguhkan pembayaran hutangnya. Hal ini ditujukan
terutama bagi orang-orang kaya yang berhutang. Rasulullah SAW berkata,

“Penangguhan pembayaran hutang oleh orang kaya adalah sebuah


ketidakadilan.”

Jika pengusaha Muslim itu sendiri berhutang demi usahanya, maka ia juga
harus membayarnya. Dalam Islam, pembayaran hutang memiliki kedudukan yang
sangat penting hingga dosa-dosa orang yang mati shahid akan diampuni kecuali
untuk hutang-hutangnya yang belum terbayar.
Masyarakat Umum
Seorang pengusaha memiliki kewajiban khusus jika ia menyediakan barang kebutuhan
penting bagi masyarakat. Sebagai contoh, masyarakat memiliki kebutuhan akan produk-
produk pertanian, pakaian, tempat tinggal, dan lain-lain. Karena barang-barang ini merupakan
komoditi penting, maka sang pengusaha harus memberi harga secara wajar.
Pihak Yang Berkepentingan/Pemilik/Mitra
Islam mendorong terwujudnya hubungan kemitraan. Usaha-usaha yang bertujuan
menguntungkan individu atau masyarakat atau untuk menghapuskan kejahatan adalah
tindakan yang luhur, terutama jika niat usaha yang dilakukan juga merupakan niat yang luhur.
Al Qardhawi menyatakan bahwa usaha-usaha semacam ini diberkati dalam Islam dan akan
mendapat pertalongan Allah SWT :
[...] Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan
jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran: [...].
Bentuk-bentuk hubungan kemitraan :
• Al Mudharabah.
Seringkali terjadi, seorang pengusaha adalah wirausahawan yang terampil, namun tidak memiliki cukup
dana untuk mewujudkan gagasan bisnisnya. Dalam kasus seperti ini, Islam mengizinkan hubungan
kemitraan antara pemodal dan tenaga kerja. Hubungan kemitraan seperti ini disebut dengan al
mudharabah atau al qiradh. Pemilik modal atau bank Islam dipahami sebagai pemilik modal yang
diinvestasikan sementara sang wirausahawan memberikan keahlian dan keterampilannya. Berdasarkan
Syari'ah, kedua belah pihak harus bersepakat terlebih dahulu mengenai bagaimana mereka akan
membagi semua keuntungan ataupun kerugian. Jika pemilik modal meminta jaminan keuntungan atas
dananya baik ketika mitranya mendapatkan keuntungan atau kerugian, maka hal itu sama dengan riba.
Lebih jauh, tidak ada keuntungan yang bisa dibagi sampai semua kerugian telah ditutup dan hak pemilik
modal diberikan sepenuhnya.
Syarikah.

Terdapat beberapa bentuk hubungan kemitraan sharikat. Dalam salah satu bentuk
hubungan kemitraan, bank Islam menyediakan sebagian modal yang diperlukan
sementara sang pengusaha menyediakan sisanya. Sang pengusaha juga harus
bertanggungjawab dalam hal pengawasan dan manajemen. Kedua belah pihak
bersepakat untuk membagi keuntungan ataupun kerugian berdasarkan
perbandingan keikutsertaan investasi mereka. Jika terjadi kerugian, maka akan lebih
baik bila sang pengusaha mengorbankan pemberian upah kepada para pekerjanya.
Bentuk hubungan kemitraan ini berlangsung
dalam jangka waktu terbatas, dan berusaha
untuk melaksanakan suatu proyek tertentu.
Musyarakah. Hal ini mirip dengan mode hubungan
kerjasama atau konsorsium Barat. Kedua
belah pihak bersepakat untuk bekerjasama
baik dalam pengelolaan modal tetap
maupun modal bergerak, sebagaimana
dalam hal keahlian. Keduanya juga
bersepakat mengenai bagaimana mereka
akan membagi semua keuntungan yang
diperoleh. Kerugian akan dibagi berdasarkan
perbandingan modal yang dijalankan.
Bank membeli barang-barang tertentu dari pemasok
atas nama pengusaha dengan harga tetap sebagaimana
persetujuan mengenai margin keuntungan. Aspek kunci
bentuk pembiayaan ini adalah bahwa kedua belah
pihak harus mengetahui harga pembelian awal serta
harga kenaikan keuntungan. Kedua, bank harus
Murabahah. membeli barang-barang tersebut sebelum mengenakan
harga pada sang pengusaha. Manakala barang-barang
tersebut dikirim, maka kedua belah pihak akan
menandatangani kontrak jual beli berdasarkan basis
biaya-plus, dan sang pengusaha akan memiliki barang-
barang tersebut. Sang pengusaha harus membayar
kembali harga barang-barang yang telah dijual kepada
bank scbagaimana juga bersepakat mengenai
pembagian keuntungan menurut jadwal yang telah
ditetapkan sebelumnya.
• Qardh Hasan.
Rencana keuangan ini dalam bentuk "pinjaman
kebajikan" yang tidak dikenakan biaya dan tanpa-
bunga. Jenis pinjaman ini diberikan kepada para
konsumen atau pengusaha yang mengalami situasi
yang sulit atau pengeluaran yang tidak direncanakan.
Fakir Miskin
Seringkali terjadi, kaum fakir dan miskin akan mendekati seorang pengusaha dan meminta sadaqah.
Kadangkala, sang pengusaha akan memberikan sisa-sisa barang atau barang-barang yang rusak yang
menurutnya sudah tidak akan dipergunakannya lagi.
Pesaing
Meskipun negara-negara Barat menyatakan diri sebagai kawasan berdasarkan prinsip persaingan pasar,
publikasi-publikasi bisnis utama akan memperlihatkan bahwa sebuah bisnis akan berusaha memenangkan
dirinya dan mengeliminasi para pesaingnya. Dengan mengeliminasi para pesaingnya, sebuah perusahaan
selanjutnya akan dapat memperoleh hasil ekonomi diatas rata-rata melalui praktek penimbunan dan
monopoli harga. Sebagaimana telah dibicarakan sedikit dalam topik mengenai praktek penimbunan,
monopoli dilarang di dalam Islam.
Lingkungan Alam
Ramah utama lain yang harus diperhatikan dalam Semakin dewasa ini banyak juga perusahaan yang telah
kaitannya dengan persoalan tanggungjawab social menyadari pentingnya menjaga lingkungan alam seperti
adalah lingkungan alam. Fenomena hujan asam, perusahaan Safeway menggunakan kertas daur ulang dalam
pemanasan global merupakan contoh akibat dari produk tas kertas mereka. Islam mengajarkan manusia untuk
perilaku perusahaan yang tidak bertanggungjawab selalu menjaga lingkungan alamnya, sesuai dengan QS Al-
dimana membuang limbah ke udara, sungai, dan
tanah. Baqarah : 30

Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan
seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di
bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami
senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman:
"Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui".
Tanggunjawab Sosial Perusahaan dan
Good Corporate Governance (GCG)

Dalam konteks perusahaan, terdapat 3 pandangan


mengenai tanggungjawab sosial :
1. Manajer secara jujur memfokuskan bagi
kepentingan perusahaan
2. Manajer mempunyai tugas untuk menyeimbangkan
kepentingan pokok dari pelaku perusahaan
3. Manajer bertanggungjawab dalam melayani
masyarakat, dengan program social yang
menguntungkan masyarakat
Tanggungjawab social perusahaan

Tanggungjawab social perusahaan adalah tanggunjawab moral perusahaan terhadap masyarakat.


Tanggungjawab ini dapat diarahkan mulai dari kepada dirinya sendiri, kepada karyawan, kepada
perusahaan lain, kepada lingkungan social bahkan sampai kepada negara.

Positif : Perusahaan tidak melakukan Negatif : Perusahaan menahan kegiatan


kegiatan yg ekonomis menguntungkan tertentu yang sebenarnya menguntungkan
untuknya namun semata-mata untuk dari sisi bisnis, tetapi akan merugikan
kesejahteraan masyarakat. masyarakat.

Contoh : Pengolahan limbah industry, apabila melihat dari sisi ekonomis, maka limbah dibuang ke sungai, karena
membangun instalasi pengolahan limbah mengeluarkan biaya mahal.
implementasi Etika bisnis dan
Good Corporate Governance

1. Tuntutan efisiensi segala bidang


2. Tuntutan tanggungjawab kepengurusan di segala
bidang
3. Tuntutan kewajaran dalam menjalankan aktivitas
usaha
4. Tuntutan profesionalisme
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai