Anda di halaman 1dari 21

Ketepatan

Pemilihan Kata
Bahasa
Indonesia
Kelompok 4
The Nikolaus Ferrer 097
Stanley Thompson Theophanco 098
Zahra Evatus Solekha 115
01

Definisi
Kata
Kata didefinisikan sebagai bentuk bahasa yang bebas
terkecil yang dapat digunakan untuk membangun kalimat
02

Kaidah
Kaidah Ketepatan a)Ketepatan

Pemilihan Kata Contoh:

1. Kaidah Sintaksis -Jam berapa kita berangkat?

Dapat diubah menjadi


Pilihan kata dianggap tepat, bila sesuai dengan konteks
kalimat.
-Pukul berapa kita berangkat?

Kaidah Sintaksis mencakup:


Pukul digunakan untuk menyatakan waktu, sedangkan
a) ketepatan
jam menunjukan durasi atau lama waktu.
b) kesaksamaan
c) kelaziman

Jika kata sudah berada dalam kalimat, ia harus


disesuaikan dengan kata apa ia bergabung.
b)Kesaksamaan

Contoh:

-Segerombolan mahasiswa tadi pagi menghadap rektor.

Dapat diubah menjadi


Ketepatan p
ilihan kata
-Sekelompok mahasiswa tadi pagi menghadap rektor dianggap sa
ksama, bila
makna kata
benar dan
Kata segerombolan lebih bermakna negatif, sedangkan sesuai deng
mahasiswa bermakna positif. an apa yang
hendak dika
takan
Kata sekelompok, beberapa, atau sejumlah lebih tepat
digunakan untuk kalimat tersebut.
c)Kelaziman

Contoh:

-Sudah beberapa kali ia diperingatkan, tetapi ia acuh


saja.
Ketepatan p
ilihan kata
Dapat diubah menjadi dianggap la
zim, bila
-Sudah beberapa kali ia diperingatkan, tetapi ia acuh sudah diter
ima oleh
tak acuh saja. masyarakat
luas dan
sudah menj
adi
Kata acuh berarti ‘memperhatikan’. Maksud penulis pembendah
adalah ‘tidak memperhatikan’. araan bahas
Indonesia. a
Kata yang tepat digunakan adalah acuh tak acuh yang
berarti ‘tidak memperhatikan.
2. Kaidah Sosial 3. Kaidah Karang-Mengarang

Kaidah sosial mempertimbangkan hal-hal yang Kaidah karangan-mengarang mempertimbangkan


berkaitan dengan lingkungan, dialek, sosiolek, formal- kecocokan makna kata dengan aturan bahasa tulis atau
nonformal, standar-nonstandard sebuah kata. aturan dunia karang-mengarang

Contoh:

• Tunarungu - Tuli
• Tunaaksara – Buta huruf
4. Kaidah Makna b) Makna Kata Umum-Kata Khusus

Kata umum adalah kata yang memiliki makna dan


Pilihan kata harus mempertimbangkan unsur makna
cakupan pemakaian yang luas.
kata.
Kata khusus adalah kata yang ruang lingkup dan
cakupan maknanya lebih sempit.
a) Makna Denotasi-Konotasi
Contoh:
Makna denotasi adalah makna yang tidak mengalami
perubahan apapun dari makna asalnya, sedangkan
makna konotasi adalah makna yang telah mengalami
penambahan-penambahan dari makna asalnya.

Contoh: Kata Umum Kata Khusus


Buah Apel, mangga
Denotasi  Tangan panjang
Memiliki tangan yang panjang Bunga Mawar, melati
Konotasi  Panjang tangan Melihat Menengok, melirik
Pencuri
c) Sinonim e) Homonim

Sinonim adalah kata yang memiliki makna yang sama Homonim adalah kata yang bentuk dan cara
atau hampir sama, tetapi bentuk katanya berbeda pelafalannya sama, tetapi memiliki makna yang
berbeda.
Contoh:
• Hewan – Binatang
Contoh:
• Senang – Bahagia
• Genting : tegang dan atap rumah
• Bisa : mampu dan racun
d) Antonim

Antonim adalah kata yang berlawanan makna. f) Homograf

Contoh: Homograf adalah kata yang tulisannya sama tetapi


• Siang – Malam pelafalan dan maknanya berbeda

• Awal – Akhir Contoh:


• Apel : buah dan upacara
• Serang : nama Kota dan menyerang
g) Homofon 2. -Akar pohon itu merusak bangunan rumahku (bagian
tumbuhan)
Homofon adalah kata yang cara pelafalannya sama, -Kita harus mencari akar permasalahannya (asal mula)
tetapi penulisan dan maknanya berbeda.
i) Perluasan Makna
Contoh:
• Bank – Bang : Lembaga keuangan dan kata sapaan Perluasan makna terjadi apabila cakupan suatu kata lebih
kakak laki laki luas dari makna asalnya

• Massa – Masa : satuan berat dan waktu Contoh:


1. Berlayar
h) Polisemi - Makna asal : mengarungi lautan dengan kapal layar
- Makna baru : mengarungi lautan dengan berbagai jenis
Polisemi adalah kata yang memiliki banyak makna kapal
2. Ibu
Contoh: - Makna asal : emak
1. -Ridwan jatuh hati pada Shani (cinta) - Makna baru : nyonya
-Nenek jatuh dari motor (turun ke bawah)
j) Penyempitan Makna Contoh:

Penyempitan makna terjadi apabila makna suatu kata lebih 1. Kata lama : bini
sempit cakupannya daripada makna asalnya. Kata baru : isteri
Contoh:
1. Ulama
2. Kata lama : Babu
-Makna Asal : Orang-orang yang berilmu Kata baru : Pembantu
-Makna Baru : Pemuka agama Islam

2. Sarjana l) Peyorasi
-Makna Asal : cendikiawan
-Makna Baru : gelar universitas Peyorasi adalah perubahan makna kata yang nilainya
menjadi
lebih rendah daripada makna sebelumnya.
k) Ameliorasi
Contoh:
Ameliorasi adalah perubahan makna kata yang nilai
rasanya lebih tinggi Fundamentalisme
daripada kata lain yang sudah ada sebelumnya -Makna asal : Orang yang berpegang teguh
-Makna baru :Orang yang hidup eksklusif
m) Sinestesia n) Asosiasi

Sinestesia adalah perubahan makna kata akibat Asosiasi adalah perubahan makna kata yang terjadi
pertukaran tanggapan antara dua indra yang berlainan. karena persamaan
sifat.
Contoh :
Sifat yang melekat pada benda tertentu dikenakan
1. Suaranya indah kepada situasi, benda, atau peristiwa lain yang memiliki
-Makna asal : indera penglihatan cirri-ciri sifat yang relatif sama
-Makna baru : indera pendengaran
Contoh :
2. Sikapnya kasar 1. Amplop
-Makna asal : indera peraba -Makna asal : wadah untuk surat
-Makna baru : Indera penglihatan -Makna baru : Suap

2. Buaya
-Makna asal : Jenis binatang buas
-Makna baru : orang jahat
03
Kesalahan
Kata
Kesalahan Pemilihan Contoh:
Kata Tidak baku Baku

1. Pleonastis Sangat terpencil sekali -Sangat terpencil


-Terpencil sekali
Penggunaan dua kata atau lebih yang arti atau
fungsinya sama merupakan suatu gejala yang disebut namun demikian ... Namun ...
pleonasme.
sejumlah data data sejumlah data
Gejala Bahasa pleonasme biasanya dipakai oleh para saling berkait-kaitan berkait-kaitan
sastrawan dalam karya sastra mereka untuk
memberikan tekanan pada arti. Akan tetapi, hal ini Agar supaya data Agar data yang
tidak diperlukan dalam penulisan karya ilmiah yang
Kesalahan Pemilihan Contoh:
Kata
2. Hiperkorek Tidak baku Baku
Dalam hal ini si penulis sengaja membetul-betulkan
himbau imbau
bentuk yang betul sehingga menjadi salah proses
pembentukan yang demikian disebut hiperkorek.
isarat isyarat
Disebabkan oleh penulisnya yang belum tahu mana
bentuk yang betul dan meniru apa saja yang telah azas asas
dituliskan oleh orang lain
Oleh karena itu tidak dibenarkan penggunaanya dalam tauladan teladan
karya ilmiah.
hakekat hakikat
Kesalahan Pemilihan Contoh:
Kata
3. Rancu Tidak baku Baku
Kontaminasi dapat juga disebut kerancuan atau
dipelajarkan dipelajari
kekacauan. Suatu kata yang rancu berasal dari dua
bentuk kata yang yang baku dan benar.
diajarkan
Misalnya, kata berulang kali adalah kata yang rancu. jangan boleh jangan biarkan
Kata ini dibentuk berdasarkan kata berulang-ulang dan tidak boleh
berkali-kali. belum usah tidak usah
Setiap kata atau bentuk yang rancu tergolong tidak belum boleh
baku dan tidak benar. Oleh karena itu tidak dibenarkan
dalam karangan ilmiah. mengenyampingkan menyampingkan

dipertinggikan ditinggikan
dipertinggi
Kesalahan Pemilihan Contoh:
Kata • Anak yang hilang itu tidak diketemukan

4. Kata yang Tidak Tepat Pemakaiannya Kata diketemukan seharusnya diubah menjadi
ditemukan
Penggunaan kata berimbuhan yang tidak tepat dalam • Setiap mahasiswa ditugaskan membuat skripsi
menyusun kalimat.
Kata ditugaskan seharusnya diubah menjadi ditugasi
Contoh :
*Banyak sinetron yang mempengaruhi pola pikir remaja • Di saat ini banyak orang yang kesusahan mencari
di Indonesia kerja
Kata tersebut berasal dari kata dasar pengaruh dan Kata di seharusnya diubah menjadi pada
mendapatkan imbuhan berupa awalan mem- dan akhiran
-i. Huruf p pada kata pengaruh lesap dan seharusnya
ditulis memengaruhi.
Kesalahan Pemilihan Contoh:
Kata 1. Banyakan seharusnya lebih banyak
2. Pengasilan seharusnya penghasilan
5. Kata yang Salah Pembentukannya 3. Menerjemahkan seharusnya menterjemahkan
4. Pertunjukkan seharusnya pertunjukan
5. Ditunjukan seharusnya ditunjukkan
Kata – kata yang digunakan tidak dibentuk sesuai
dengan kaidah tata Bahasa.

Kata – kata yang dibentuk tidak baku

Contoh :
- Kata dasar susun dibentuk menjadi nyusun, dimana
kata tersebut tidak sesuai dengan kaidan tata Bahasa
dan merupakan kata yang tidak baku. Jadi seharusnya
dibentuk menjadi Menyusun.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai