& STABILITAS
NAUTIKA
1. UKURAN MEMBUJUR
2.UKURAN MELINTANG DAN TEGAK
3.UKURAN TONNAGE
UKURAN MEMBUJUR
( PANJANG SELURUHNYA )
LOA
1/3 CAMBER
DALAM LAMBUNG
TERDAFTAR BEBAS
3. TANKI FRESH WATER DEPAN 10. BANGUNAN ATAS 17. TEROWONGAN POROS
BALING- BALING
4. TANKI DALAM 11. GELADAK AKOMODASI
18. KAMAR MESIN
5. GELADAK ANTARA ATAS 12. GELADAK SEKOCI
19. DASAR BERGANDA
6. GELADAK ANTARA BAWAH 13. GELADAK ANJUNGAN
20. SEKAT KEDAP AIR
7. GELADAK PALING BAWAH 14. CEROBONG
PENAMPANG MELINTANG
10 26
6 25 λ
21 20
9
20
21 24
8
21 20
5 22
17 16 24
7 29
15
19 14 18 1
4 28 11 28
3 30 2
13
12
28 28
27
PENAMPANG MELINTANG SEBUAH KAPAL DENGAN SISTEM KERANGKA MELINTANG
YANG MELALUI WRANG PENUH (ATAS) DAN WRANG TERBUKA (BAWAH)
PENAMPANG MELINTANG
1. LUNAS TEGAK
2. LUNAS DATAR
3. KULIT KPL BAG BAWAH
4. LAJUR SAMPING
5. KULIT LAMBUNG
6. LAJUR BINGKAI
7. LAJUR DASAR DALAM
8. GEL.ANTARA BAWAH
9. GEL ANTARA ATAS
10. GEL UTAMA
11. WRANG PENUH
12. WRANG TERBUKA
13. BAJA SIKU GADING BALIK
Penampang Melintang sebuah kapal dengan
14. LONGITUDINAL
sistem kerangka melintang yang Melalui
Wrang Penuh (atas) dan Wrang Terbuka 15. PLAT PENGISIAN
(bawah)
PENAMPANG MELINTANG
16. PLAT KIPAS
17. PAPAN PENUTUP GOT
18. LUBANG PERINGAN
19. LEMPENG SAMPING
20. BALOK GELADAK
21. PLAT LUTUT
22. GADING-GADING
23. LUNAS SAMPING
24. TIANG
25. AMBANG PALKA
26. PENYANGGAH AMBANG PALKA
27. BAJA SIKU GADING
SHEER SHEER
CAMBER
THUMBLEHOME
RISE OF FLOOR
FLARE
MACAM – MACAM BENTUK HALUAN
WL WL WL
WL
1. Haluan Lurus ( Plumb Bow 2. Haluan Miring 3. Haluan Miring 4. Haluan Gunting
atau Straight Bow ) ( Raked Bow ) ( Raked Bow II ) (Clipper Bow )
WL WL
WL
WL
W L W L
W L
W L
1
2. KAMAR MESIN KEMUDI
2
3. TANKI CERUK
BELAKANG
4. WRANG
3
5. LINGGI BALING-BALING
5 6
6. SEKAT KEDAP AIR
4 7 BELAKANG
7. DASAR BERGANDA
DASAR BERGANDA
( DOUBLE BOTTOM )
PENGERTIAN DASAR BERGANDA
Dasar berganda ialah bagian dari konstruksi kapal yang di batas,
Bagian bawah - oleh kulit kapal bagian bawah (bottom shell
plating)
Bagian atas - oleh pelat dasar dalam (Inner bottom plating)
Bagian samping - oleh lempeng samping (margin plate)
Bagian depan - oleh sekat kedap air terdepan /sekat
pelanggaran (collision bulkhead)
Bagian belakang - sekat kedap air paling belakang atau sering
ciri – cirinya :
- Dilengkapi dengan wrang–wrang penuh pada setiap
gading di bawah kamar mesin.
ciri – cirinya :
Wrang penuh dipasang dibawah gading – gading kamar mesin,
kursi ketel, dinding kedap air dan pada ujung bracket deep
tank.
Penyanggah tengah diberi bracket dengan jarak 1,25 meter
Bila jarak antara sebuah wrang dengan wrang lainnya sampai 2
atau lebih jarak gading, dipasang penguat tegak paling seedikit
100mm untuk memperkuat longitudinals.
Kapal – kapal yang lebarnya sampai 14 – 21 m dipasang sebuah
longitudinals pada setiap sisi.
Pada kapal yang panjangnya kurang dari 215 m, longitudinals
terputus pada wrang kedap air dan sebagai gantinya diberi
bracket.
Jarak antara wrang yang satu dengan lainnya tidak melebihi
3,7 m, kecuali kapal tersebut diperuntukan bagi pengangkutan
barang – barang berat atau biji – bijian tambang.
4
3
1
5
7
2 7 6
Through bracket
o r
o
Fl
Longitudinals
KM
DB
KM
DB DB
KM
DB DB DB
keel
CL
2 SKA 5 SKA
3 6 6 1
4
KULIT KAPAL
GUNANYA :
1. MEMBUAT KAPAL KEDAP AIR DARI ARAH
SAMPING DAN BAWAH
2. MEMPERKUAT KONSTRUKSI KAPAL TERHADAP
TENGANGAN-TENGANGAN MEMBUJUR KAPAL.
( DUA SISI)
1. DIATAS GELADAK SEKAT , ≥ 5 PINTU DAPAT
DITUTUP DARI ANJUNGAN
2. JIKA ADA AKOMODASI DIBAWAH GELADAK SEKAT,
< 5 PINTU.
A. Ø ‘’ = L (B+D) + 1
2500
B. Ø mm = 1,68 L (B+D) + 25
• PIPA CABANG
A. Ø ‘’ = ADMINISTRASI
• ROSE BOXES
70 -
75% >80%
100%
< 20 %
PENATAAN KEMUDI
• KEMUDI UTAMA
30 KANAN – TENGAH-TENGAH
30 KIRI – TENGAH-TENGAH.
DALAM WAKTU 28 DETIK
FULL AHEAD
• KEMUDI DARURAT
15 KANAN – TENGAH-TENGAH
15 KIRI – TENGAH-TENGAH.
DALAM WAKTU 60 DETIK
HALF AHEAD.
1. DAUN KEMUDI
KEDUDUKAN POROS :
a. KEMUDI BIASA (ORDINARY RUDDER)
b. KEMUDI BERIMBANG (BALANCE RUDDER)
c. KEMUDI PATENT (PATENT RUDDER)
- OERTZ RUDDER
- SIMPLEX RUDDER
- STARCONTRA RUDDER
- CONTRA GUIDE RUDDER
SUSUNAN PLAT
a. SINGLE PLATE RUDDER
b. DOUBLE PLATE RUDDER
b b = ≤ 8 % L
Kapal Penumpang :
(seijin pemerintah)
5 % L + 3,05 M
SEKAT KEDAP AIR
BULLBOUS BOW x = Jarak terkecil dari ketentuan atau
b Kapal barang :
(seijin pemerintah)
MERKAH KAMBANGAN
PLIMSOLL MARK
25 mm
300 mm 540 mm
230 mm
TF
x
F FWA
FWA T
x
S
x
W
WNA
300 mm
230 mm
450 mm
x = 1/48 S
FWA = W / 40 TPC
FWA = W / 40 TPC
W = Displacement pada sarat Summer (Summer Displacement)
TPC = Ton per centimetre Immersion
Berat jenis dimana kapal mengapung jika terjadi perubahan maka terjadi 2 (dua)
kemungkinan :
1. Bila Berat benaman kapal tetap maka Saratnya akan berubah.
2. Bila Sarat kapal tetap maka Berat banamannya akan berubah.
W2 L2
W1 L1
Sarat
Sarat
Bj.1,025 Bj.1,000
W = V x Bj. W = V x Bj.
Bila Sarat kapal tetap atau tidak berubah sedangkan Berat jenis air
dimana kapal mengapung berubah maka berarti volume benaman
kapal tetap yang akibatnya berat benaman berubah.
Vol = Berat / Bj
Bj.baru
Berat benaman baru = Berat benaman lama x
Bj.lama
Contoh :
1. Sebuah kapal mempunyai Berat benaman 7.000 ton, mengapung di air tawar
dengan bj. 1000 kg/m³. Hitunglah berat benaman kapal tersebut bila berada
pada sarat yang sama di Air laut dengan bj. 1025 kg/m³
• Berat benaman sebuah kapal 6.400 ton terapung dilaut ( bj 1025 kg/m³ ) kapal
tersebut akan sandar pada dermaga yang memiliki bj air 1008 kg/m³.
Hitunglah berapa ton muatan yang harus dibongkar agar sarat kapal tetap
seperti di laut.
Jawab : Berat benaman baru = berat benaman lama x bj baru
bj lama
= 6.400 x 1.008
1.025
= 6.293,9 ton
Berat benaman Lama = 6.400,0 tons
Berat benaman Baru = 6.293,9 tons
Muatan di bongkar = 106,1 tons
Latihan Soal.
1). Volume benaman sebuah kapal diketahui = 7.500 m³, mengapung pada air
perairan yang memiliki bj. 1025. kg/m³.
Hitunglah Displacement ( berat benaman ) kapal tersebut jika mengapung pada
air perairan bj. 1015 kg/m³, dimana Sarat kapal diinginkan tetap.
2). Sebuah kapal mengapung dimuara sungai dengan bj air 1024 kg/m³ dan
memiliki Displacement 1.200 ton selanjutnya kapal direncanakan masuk ke
sungai dan akan sandar di pelabuhan yang memiliki bj air 1008 kg/m³ dimana
sarat kapal diinginkan tetap seperti sarat kapal saat berada dimuara sungai
tersebut.
Hitunglah banyak bobot muatan yang harus dibongkar di muara itu !
3). Sebuah kapal tiba di ambang sungai yang memiliki bj air 1016 kg/m³, dimana
sarat kapal tepat pada garis summer draft. Kapal tersebut membongkar muatan
sebanyak 150 ton kemudian melanjutkan pelayaran kepelabuhan berikutnya
dengan menggunakan bahan bakar sebanyak 15 ton dan ketika tiba di
pelabuhan tujuan sarat kapal tetap pada garis summer draft dimana bj air
pelabuhan tersebut 1004 kg/m³.
Hitunglah Displacement kapal saat tiba di pelabuhan terakhir.
No.1
Vo lume benaman sebuah kapal diketahui = 7.500 m³, mengapung pada air
perairan yang memiliki bj. 1025. kg/m³. Hitunglah Displacement ( berat benaman )
kapal tersebut jika mengapung pada air perairan bj. 1015 kg/m³, dimana Sarat kapal
diinginkan tetap.
Jawab.
Jawab.
Jawab.
150 t
S 15 t S
Bj.1,016 Bj.1,004
Vo l-1 = Vo l-2
AWP AWP = P X L X CW
L
D C
P
BLOCK COEFFICIENT (CB)
VOLUME BENAMAN
CB =
P X L X D
L
D
VOL BENAMAN = P X L X D X CB
MIDSHIP SECTION COEFFICIENT (CM)
PERBANDINGAN LUAS BID MELINTANG TENGAH SEB KAPAL
PD SUATU SARAT TERTENTU DENGAN PERSEGI PANJANG
YANG MEMPUNYAI LEBAR SAMA DENGAN LEBAR KPL DAN
DALAMNYA SAMA DENGAN SARAT KAPAL.
D
AM = L X D X CM
L
PRISMATIC COEFFICIENT (CP)
PERBANDINGAN VOLUME BENAMAN SEBUAH KAPAL PADA
SUATU SARAT TERTENTU DENGAN VOLUME SEB PRISMA
YANG MEMPUNYAI PANJANG SAMA DENGAN PANJANG
KAPAL SEPANJANG GARIS AIR DAN LUAS AREA BIDANG
MELINTANG TENGAH KAPAL.
VOLUME BENAMAN
CP =
P X AM
VOL BENAMAN = P X AM X CP
P VOL BENAMAN = P X L X D X CB
AREA MIDSHIP = L X D X CM
P X L X D X CB
CP =
P X L X D X CM
CP = CB / CM
Contoh Soal :
1. Panjang kapal = 135 meter dengan Lebar 18 meter dan Sarat = 7,6 meter.
Displacement kapal = 14.000 ton dengan AWP = 1.925 m² dan luas area
melintang tengah kapal ( Midship section area) = 130 m² .
Hitunglah : Cw, Cm, Cb dan Cp.
Jawab.
Cw = AWP/ P x L Cb = Vol Benaman / P x L x D
= 1925 / 135 x 18
= 0,792 Vol benaman = 14.000 / 1.025
= 13.658 m³
Cm = Am / L x D
= 130 / 18 x 7,6 Cb = 13.658 / 135 x 18 x 7,6
= 0,950 = 0,740
Cp = Vol Benaman / P x Am
= 13.658 / 135 x 130
= 0,778
atau
Cp = Cb / Cm
= 0,740 / 0,950
= 0,778.
2. Sebuah kapal dengan Displacement = 9.450 ton Cb = 0,7 ; Am = 106 m².
Jika lebar kapal = 0,13 x Panjang = 2,1 x Sarat. Hitunglah Panjang kapal
tersebut dan berapa Coefficient Prismaticnya.
Jawab.
0,7 = 9.219,5
Cb = Vol Benaman P x 0,13 P x 0,0619 P
PxLxD
P³ = 9.219,5
0,7 x 0,13 x 0,0619
Panjang kapal = P
Lebar kapal = 0,13 P
P = 117, 9 m
Sarat kapal (D) = 0,13 P / 2,1
Cp = Vol benaman / P x Am
= 9.219,5 / 117,9 x 106
= 0,738.
Latihan Soal.
3). Sebuah kapal terapung dengan panjang = 150 meter, lebar = 20,5 meter, sarat = 8,0
meter. Berat benaman = 19.500 ton dan TPC = 26,5. Midship Coefficient (Cm) =
0,94. Hitunglah : Cb, Cp, dan Cw.
4). Diketahui sebuah kapal dengan Panjang = 125 meter dan lebar = 17,5 meter,
mengapung di air bj. 1025 kg/m³ dengan sarat = 8,0 meter. Cw = 0,83, Cb = 0,759
dan Cm = 0,98.
Hitunglah : Cp, TPC dan banyak muatan yang dibongkar agar sarat kapal tetap
jika sandar didermaga bj air 1006 kg/m³
TONNE PER CENTIMETRE IMMERSION (TPC)
W1 L1
1 cm
W0 L0
Kapal terapung di laut pada garis WoLo dengan luas bidang air ( AWP ) dalam m².
Jika sebuah bobot dimuat hingga sarat rata-rata kapal berubah sebesar 1 cm,
maka kapal terapung pada Garis air W1 L1
Bobot yang dimuat tadi adalah setara dengan TPC untuk sarat tersebut.
1. Sebuah kapal dengan Panjang 36 meter, Lebar 6 meter dan Sarat 2,5 meter.
Kapal tersebut mempunyai koefisien bidang air 0,8.
Hitunglah Area bidang air kapal tersebut.
Jawab :
Cw = AWP .
PxL
AWP = Cw x P x L
= 0,8 x 36 x 6
= 172,8 m²
2. Diketahui Panjang kapal 128 meter, Lebar maksimum 20 meter, Sarat kapal 5,6 meter
dan
diketahui Cw = 0,85. Hitunglah berapa TPC di air laut pada sarat tersebut.
Jawab :
TPC = A x BJ
100
A = P x L x Cw
= 128 x 20 x 0,85
= 2176 m²
Hitunglah muatan yang masih dapat di muat agar sarat kapal di laut bj. 1025 kg/m³ sama
dengan sarat kapal sewaktu mengapung diair tawar ( tetap = 7,2 m).
Jawab :
4. Kapal terapung dilaut bj 1025 kg/m³ dengan luas bidang air 1.730 m². Hitunglah berapa TPC
dan berapa penambahan Sarat kapal jika dimuati muatan sebanyak 270 ton ?
50
45
40
35
30
Jawab :
3,5 ~ 8,5
0,3 3,7 0,5 ~ …. ? 0,7
4,0 ~ 9,2
4,0 ~ 9,2
0,3 4,3 0,5 ~ …. ? 0,8
4,5 ~ 10,0
4.0 m
2). Bila sarat kapal kosong ( light draft ) = 3,2 m dan sarat muat ( loaded draft ) = 5,4 m carilah
berapa DWT ( Dead weight ton ) kapal tersebut.dengan menggunakan Displacement curve
pada soal no.1
3). Bila kapal tersebut terapung dengan saat rata-rata = 3,6 m dan memuat 870 ton muatan
serta membongkar 200 ton muatan lainnya. Hitunglah berapa sarat barunya.
4). Bila kapal tersebut tiba di pelabuhan dengan mean draft ( sarat rata-rata ) 5,5 m, kemudian
membongkar muatan lalu mengisi bahan bakar sebanyak 200 ton dimana sarat rata-rata
kapal menjadi = 3,1 m. Hitunglah berapa berat muatan yang di bongkar itu.
5). Sebuah kapal dengan Berat benaman = 8.000 ton mengapung dilaut bj. 1025 kg/m³ TPC = 14.
Selanjutnya kapal menuju perairan yang memiliki bj. 1000 kg/m³ dan memuat muatan
sebanyak 300 ton. Hitunglah : Berapa penambahan sarat kapal tersebut.
CALCULATION OF AREA AND VOLUME
• Luas dari bidang air dan bagian kapal lainnya, tidak dapat dihitung
secara teliti dan sederhana, tetapi dapat dihitung dengan menggunakan
rumus Trapezoida atau Rumus Simpson (Simpson’s rule).
• Untuk menghitung luas sebuah bidang air sebuah kapal yaitu dengan
membuat sejumlah titik dengan jarak yang sama dari pusat, kemudian
melalui titik-titik tersebut dibuat garis tegak lurus dan membentuk
lengkungan sisi.
Panjang garis tegak disebut “Ordinat” dan jarak antaranya disebut
“Common interval”.
J K L
H M
A h h h h h h B
C D E F G
H1 J1 K1 L1 M1
• AB adalah garis pusat (center line) yang terbagi 6 (enam) bagian yang
panjangnya sama (common interval) dan Garis-garis tegak adalah
Ordinatnya yang tidak mempunyai panjang yang sama.
• Karena bentuk bagian kapal disekitar garis tengah adalah sama, maka yang
perlu dihitung adalah hanya luas dari setengah dari bidang air tersebut dan
untuk memperoleh luas dari seluruh bidang air itu, hasilnya di kali 2 (dua).
d e f g
b c h
a j
h h h h h h h h
Luas = h/3 x ( a + 4b + c )
b c
a
h h
Menghitung Luas bidang air dengan
menggunakan Rumus Simpson Rule - I
c d e f
a b
g
A-1 A-2 A-3
Area 1 = h/3 x ( a + 4b + c )
Area 2 = h/3 x ( c + 4d + e )
Area 3 = h/3 x ( e + 4f + g )
• Koefesien dari semi ordinat disebut “ Simpson Multipliers “ akan menjadi = “1424241”
• Jika terdapat 9 (sembilan) semi ordinat maka bentuk SM akan menjadi = “ 142424241”
• Umumnya lebih mudah menyelesaikan persoalan semi ordinat ini dalam bentuk tebel.
Contoh Soal :
Panjang kapal = 120 m pada garis air, mempunyai semi ordinat pada bidang air yang
berjarak antara sama, masing-masing dari depan ke belakang sebagai berikut :
0 ; 3,7 ; 7,6 ; 7,6 ; 7,5 ; 4,6 ; 0,1
Hitunglah : a). Luas bidang air kapal tersebut.
b). TPC pada sarat tersebut.
Jawab.
NO ½ Ordinat SM Hasil
A 0 1 0
B 3,7 4 14,8
C 7,6 2 15,2
D 7,6 4 30,4
E 7,5 2 15,0
F 4,6 4 18,4
G 0,1 1 0,1
Jumlah 93,9
3h
Luas = ( a + 3b + 3c + d )
8
b c
a d
h h h
• Sebuah bidang air dibagi dengan 7 (tujuh) ordinat sebagaimana gambar
dibawah ini, dimana bidang air tersebut dibagi dalam 2 (dua) bagian /
area dan dimana setiap bagian / area memiliki 4 (empat) ordinat. Jadi
untuk menghitung luas bidang air ini, adalah menghitung setengah
bidang airnya yaitu Area 1 + Area 2.
c d e
b f
a g
Area - 1 Area - 2
Area 1 = 3 hx(a+3b+3c+d)
8
Area 2 = 3 hx(d+3e+3f+g)
8
Luas ½ AWP = Area 1 + area 2
= 3 hx(a+3b+3c+d)+ 3 hx(d+3e+3f+9)
8 8
atau = 3 h x ( a + 3 b + 3c + 2d + 3e + 3f + g )
8
Panjang bidang air sebuah kapal = 135 m. Setengah ordinat yang berjarak sama ,
dari belakang ke depan masing-masing adalah sebagai berikut :
1,2 ; 4,4 ; 6,7 ; 7,8 ; 8,0 ; 8,0 ; 7,7 ; 6,1; 3,8 dan 0 m.
Hitunglah : Luas bidang air (Area water plane) kapal tersebut.
Jawab :
½ ordinat SM Hasil Common interval = 135 = 15 m
9
1,2 1 1,2
4,4 3 13,2 AWP = 3 x h x hasil x (2)
8
6,7 3 20,1
= 3 x 15 x 143,2 x (2)
7,8 2 15,6
8
8,0 3 24,0 = 1.611,0 m2
8,0 3 24,0
7,7 2 15,4
6,1 3 18,3
3,8 3 11,4
0 1 0
Jumlah 143,2
“ Simpson Rule III “( five / eight )
Area 1 = h ( 5a + 8b – c )
b c 12
a
Area-1 Area-2 Area 2 = h ( 5c + 8b – a )
12
h h
Jawab.
Area 1 = h ( 5a + 8b – c )
12
= 6 ( 35 + 60 – 7,75)
b c 12
a
Area-1 Area-2 = 43,625 m2
h h Area 2 = h ( 38,75 + 60 – 7 )
12
= 6 ( 35 + 60 – 7,75)
12
= 45,875 m2
5. Luas bidang air sebuah kapal pada berbagai sarat adalah sebagai berikut :
Sarat (m) : 6 7 8.
Area (m2) : 700 760 800
Hitunglah : Berat benaman kapal dan berapa TPC kira-kira pada sarat 7 dan 8 meter.
6. Panjang sebuah bidang air kapal = 320 meter, mempunyai panjang setengah ordinat
mulai dari depan masing-masing sebagai berikut :
0 ; 9 ; 16 ; 23 ; 25 ; 25 ; 22 ; 18 ; dan 0.
Hitunglah : AWP, TPC dan Cw.
STABILITAS MELINTANG
TRANSVERSE STATICAL STABILITY
CL AP FP
W L
G
2. TITIK APUNG ( CENTRE OF BUOYANCY ).
TITIK “B”
keatas.
W L
B
3. TITIK METACENTRIS ( METACENTRE )
TITIK “M”
M M
B
B2 B1
B
“ KAPAL TEGAK DALAM KONDISI SEIMBANG “
“ EQUILIBRIUM “
CL
“ Netral “ Nilai GM = 0.
M G G M
G M
B B B
K K K
STABILITAS POSITIP ( STABLE )
GM POSITIP
CL
W M L M
G G Z
G
B
B B1
K
Pada kapal yang memikili Stabilitas Positip, berarti letak dari titik berat (G)
kapal berada dibawah titik metacenter (M),
Bilamana kapal mendapat gaya dari luar sehingga kapal miring, maka titik
pusat daya apung (B) yang menekan keatas bergerak kesisi yang rendah sesuai
bentuk bangunan kapal yang terbenam sehingga timbullah dua buah gaya yang
berlawanan arah, antara pusat gaya yang menekan keatas melalui titik B dan
pusat gaya yang menekan kebawah melalui titik berat (G).
Adapun jarak antara kedua gaya ini adalah lengan (GZ) sehingga timbul kopple
dengan moment kopple sebesar Berat benaman x jarak antara kedua gaya (GZ)
Moment inilah yang menjadikan kapal tegak sehingga disebut :
“Moment Penegak.”
MOMENT PENEGAK
MOMENTS OF STATICAL STABILITY
MP = x GZ
Sin = GZ .
GM G Z
GZ = GM Sin
MP = x GM x Sin B1
Contoh soal.
KM diketahui = 7,0 m
KG diketahui = 6,5 m (Titik berat kapal terletak 6,5 m diatas lunas).
Displacement = 6.500 ton
Hitunglah : Moment of statical stability kapal tersebut jika miring 10o .
Jawab :
= 6.500 ton
M 10°
M
KM = 7,0 m G
KM
KG = 6,5 m . KG B
G Z
GM = 0,5 m K
MP = x GM x sin
= 6.500 x 0,5 x sin 10
= 6.500 x 0,5 x 0,17365
= 564,36 t-m
STABILITAS NEGATIP ( UNSTABLE )
GM NEGATIP
G
G
M
Z G
M
B
B
K
MOMENT PENYEGET
MP = x GZ
GZ = Lengan penyeget
= Berat benaman ( Displacement )
MP = Capzising moment.
STABILITAS NETRAL ( NEUTRAL )
GM = 0
M G
M G G Z
B
B B1
K
MP = x GZ
TOPIK.7
SANDARAN SUDUT SENGET
ANGLE OF LOLL
G
M G
M Z G
B B B1
K
Bilamana terjadi sudut senget yang lebih besar, maka titik B
yang menekan keatas akan bergerak terus keluar hingga menjadi
segaris dengan gaya yang menekan kebawah, maka lengan
penegaknya (GZ) = 0 dan kapal akan bersandar pada sudut senget
ini yang dikenal dengan “ Angle of loll “
M
G Z G Z
B B1 B
Bila kapal l ebih senget lagi dengan sudut yang melebihi Angle of
loll , maka lengan penegaknya akan terbentuk Positip yang menimbulkan
moment penegak yang akan mengembalikan kapal pada posisi “ Angle of
loll “
PERGERAKAN DARI TITIK BERAT ( G )
MOVEMENT OF THE CENTRE OF GRAVITY
w x d
GG1 =
+ w
d = Jarak tegak lurus terhadap titik berat kapal (G).
w = Berat bobot (ton)
= Berat benaman ( Displacement )
G Bergerak ke G’ (Turun).
Contoh :
Jawab.
W Vcg Moment GG1 = w x d
+ w
5.000 7,0 35.000
+ 100 2,0 + 200 + = 100 x ( 7 – 2 )
w 5.100 M 35.200 5.000 + 100
= 500
KG’ = M
5.100
w
= 35.200 G GG’ = 0,098 m
G’
5.100
KG = 7,000 m
= 6,902 m GG’ = 0,098 m
K KG’ = 6,902 m
PENAMBAHAN BOBOT DIATAS TITIK “ G “
( TITIK “ G “ NAIK )
G’ d
G w x d
GG =1
+ w
KG
G Bergerak ke G’ (Naik)
PENGURANGAN BOBOT DIBAWAH TITIK “ G “
( TITIK “ G “ NAIK )
G’
G w x d
GG =1
d
- w
KG
G Bergerak ke G’ (Naik)
PENGURANGAN BOBOT DIATAS TITIK “ G “
( TITIK “ G “ TURUN )
d
G w x d
GG =1
G’ - w
KG
G Bergerak ke G’ (Turun)
PERGESERAN BOBOT
d = Jarak pergeseran titik berat bobot
(g)
w x d
GG =1 w = Berat bobot (ton)
= Berat benaman ( Displacement )
M M
d d
G’ G
G G’
KG KG
K K
Jawab :
W VCG M
M M
3.420 3,7 12.654 0,5 0,403
G G
- 65 0,45 -
- 64 2,0 - 128 +
29,25 3,797
W 3.291 KG1 M 12. 496,75 3,7
7. Sebuah kapal memiliki berat benaman = 1.200 ton dan titik beratnya (KG) =
3,0 meter.
Kapal tersebut akan melakukan kegiatan sbb :
Memuat muatan campuran 3.400 ton dengan titik berat (Kg) = 2,5 meter
diatas lunas.
Mengisi Bahan bakar 400 ton dengan titik berat (Kg) = 5,0 meter diatas
lunas.
Hitunglah : Letak titik berat baru (KG) kapal tersebut setelah selesai
mengadakan kegiatan itu.
8. Berat benaman kapal kosong = 2.000 ton dengan KG = 3,6 meter. Kapal
tersebut
memuat 2.500 ton muatan dengan Kg = 5,0 meter dan mengisi 300 ton bahan
bakar
dengan Kg = 3,0 meter. Setelah selesai kegiatan tersebut GM diketahui = 0,15
meter.
Hitunglah : GM kapal tersebut jika bahan bakar habis terpakai.
9. Sebuah kapal memiliki berat benaman = 4.450 ton dengan KG = 5,0 meter. Kapal tersebut
melakukan kegiatan bongkar muat sbb :
Bongkar :
360 ton Muatan yang memiliki titik berat 4,6 meter diatas lunas
1.480 ton Muatan yang memiliki titik berat 3,2 meter diatas lunas.
Memuat :
1.800 ton Muatan yang memiliki titik berat 4,8 meter diatas lunas.
200 ton Bahan bakar dengna titik berat 1,2 meter diatas lunas.
50 ton Muatan geladak (on deck) yang memiliki titik berat 8,4 meter diatas lunas .
Hitunglah : Letak titik berat (KG baru) kapal tersebut setelah selesai melakukan
kegiatan itu.
10. Berat beaman sebuah kapal = 2.480 ton dengan KG = 6,4 meter.. Kapal direncanakan
akan memuat muatan sejumlah = 1.320 ton yang akan ditempatkan pada Lower Hold
dengan titik berat 0,6 meter diatas lunas dan pada Tween Deck dengan titik berat 4,28
meter diatas lunas. Untuk kegiatan ini diinginkan GM kapal = 0,6 meter.
Hitunglah : Berat muatan masing-masing yang dimuat di tempat-tempat tersebut jika
KM setelah kegiatan diketahui = 5,7 meter.
11. Sebuah kapal dengan displacement = 5.750 ton dengan KG = 4,5 meter, KM = 5,4 meter .
Bobot di muat sbb : 1.000 ton dengan Kg = 3,8 meter dan 1.000 ton dengan Kg = 7,6
meter.
Hitunglah : Berapa bobot yang dapat di muat di geladak dengan Kg = 9,0 meter, bila
kapal harus bertolak dengan GM minimum = 0,4 meter.
PENGARUH BOBOT YANG TERGANTUNG
EFFECT OF SUSPENDED WEIGHT
G1 G2
G3
G
• Jika sebuah bobot tergantung pada sebuah titik, maka titik beratnya
tergantung pada titik tersebut dan tidak tergantung dari jarak bobot
tersebut dengan titik gantungnya.
• Jadi saat bobot terangkat dari dek dan tergantung pada ujung batang
pemuat, maka titik beratnya berpindah dari posisi semula ke ujung
batang pemuat / titik gantungnya.
Keterangan :
G adalah titik berat semula dari kapal.
g adalah titik berat sebuah bobot yang berada Lower Hold, pada saat bobot tersebut
di angkat ( dihibob ) maka titik beratnya berada atau berpindah ke g1 dan ini
menyebabkan titik berat kapal bergeser dari G ke G1 sejajar dengan gg1 dan titik berat
masing masing tetap berada di G1 dan g1 selama bobot itu di hibob.
Jika batang pemuat di ayun ke sisi lambung maka ujung batang pemuat akan bergerak
dimana titik berat bobot yang tergantung di ujung batang pemuat tersebut juga
bergerak dari g1 ke g2 ini mengakibatkan titik berat kapal juga bergeser dari G1 ke G2.
Jika bobot itu di turunkan / area kebawah dan telah menyentuh dermaga serta tali muat
slack maka titik berat bobot juga telah terlepas dari ujung batang pemuat.( bobot telah
terlepas dari ujung batang pemuat ). Maka titik berat kapal bergeser dari G2 ke G3
dengan arah menjauhi g2. Jadi G3 adalah posisi akhir dari titik berat kapal setelah
membongkar muatan tersebut.
Kesimpulan :
Titik berat sebuah benda akan bergerak ke arah titik berat dari bobot yang di
tambahkan
Titik berat sebuah benda akan bergerak menjauhi titik berat dari bobot yang di ambil.
Titik berat sebuah benda akan bergeser sejajar dengan pergeseran dari titik berat tiap
bobot yang bergerak dalam benda itu.
Contoh soal :
Displacement kapal = 3.000 ton dengan KG = 5,2 meter. Hitung KG baru jika
sebuah bobot yang sudah ada di kapal seberat 50 ton dengan titik berat 1,0 m
diatas lunas di hibob tegak lurus ke atas setinggi 3 meter dari dasar palka
dengan menggunakan batang pemuat yang ujungnya terletak 16,0 meter
diatas lunas.
Jawab :
= 3.000 ton
KG = 5,2 meter.
Bobot 50 ton di hibob menggunakan batang pemuat yang ujungnya 16,0 meter
diatas lunas.
16 m
W VCG MOMENT
G
3.000 5,2 15.600
5,2 m ± 50 15 + . 750 .
3m 50 t
3.000 16.350
KG = M = 16.350 = 5,45 meter
W 3.000
GG1 = W x d .
= 50 x 15 = 750 = 0,25 meter ( Naik )
3.000 3.000
KG lama = 5,20 m
GG1 = 0,25 m +
KG baru = 5,45 m
PERCOBAAN STABILITAS
INCLINING EXPERIMENT
B C
A A
B C
B C
GM kapal kosong =
Diagram ( KM ) =
KG KAPAL KOSONG =
PENGARUH CAIRAN BEBAS PADA STABILITAS
EFFECT OF FREE SURFACE OF LIQUID ON STABLITY
Bila sebuah tanki dikapal diisi penuh dengan cairan, maka cairan tersebut
tidak dapat bergerak didalam tanki itu walaupun kapal mengalami miring atau
senget. Hal ini menunjukkan bahwa titik berat dari cairan tersebut (g) juga
tetap berada dalam tanki itu.
Bila kapal mengalami kemiringan dengan sudut yang kecil, dan tidak ada
bobot yang bergeser dalam kapal tersebut, maka titik berat kapal (G) akan
tetap berada ditempat semula
Bila kapal mengalami kemiringan dengan sudut yang kecil, maka titik
pusat gaya apung akan bergerak dari centre line ke sisi yang lebih rendah
yaitu (B1)
Jika tidak ada bobot yang bergerak dalam kapal tersebut saat mengalami
kemiringan, maka moment of statical stability = W x GZ atau = W x GM x
Sin Ø
M M
W L
G G Z
B
B B1
g
g1
Bilamana isi tanki hanya sebagian dan kapal miring, maka cairan yang berada
dalam tanki tersebut akan mengalir ke sisi tanki yang lebih rendah dan akibatnya
titik berat dari cairan tersebut akan berpindah dari (g) ke (g1). Hal ini menyebabkan
titik berat kapal (G) juga akan berpindah dari (G) ke (G1) sejajar dengan gg1.
Bagi bidang air dengan bentuk bersegi empat panjang (Kotak), maka moment
kedua
disekitar garis tengah diperoleh dengan rumus :
i = LB³ Dimana L = Panjang bidang air
12 B = Lebar bidang air.
M
GGv = Kenaikan semu titik berat kapal
Gv Zv
GG1 = w x gg1
W
G Z
GG1 = v x d1 x gg1
G1 Z1
V x d2
B
B1
Untuk menghitung letak titik Berat (G) yang baru setelah tanki diisi cairan yang
menimbulkan permukaan bebas, maka haruslah dipertimbangkan 3(tiga) hal sbb :
1. Titik berat (G) akan bergerak ke arah titik berat cairan.
2. Volume benaman kapal akan bertambah sesuai berat cairan yang
ditambahkan.
3. Akan terjadi kenaikan titik G secara semu akibat adanya
permukaan bebas.
Contoh soal 2.
Sebuah kapal dengan berat benaman = 6.000 ton terapung diair laut,
memiliki tanki dasar berganda berukuran p x l x t = 20 m x 12 m x 2
m. Tanki tersebut terbagi dua secara membujur dan berisi minyak
dengan bj. 0,82 ton/m³. Hitunglah kehilangan semu GM akibat
permukaan bebas.
Jawab 1 :
Berat air yang masuk kedalam tanki = Volume x Bj ( 15 x 12,5 x 0,8 ) x 1,025
= 153,75 ton
W VCG Moment
= 20 x (12) ³ x 820 x 1
12 x (6.000/1,025) 1025 (2)²
= 0,098 m
SENGET
“LIST”
Jika kapal dalam keadaan tegak maka titik berat kapal (G) dan
titik pusat daya apung (B) terletak pada satu garis yaitu pada
garis dipertengahan kapal (Centre line)
Letak akhir dari titik berat kapal (G) dapat diperoleh dari moment-
moment terhadap lunas dan moment-moment terhadap centre line
Tg = GG1
G G1 GM
SENGET
“LIST”
W
CL CL
M
M
G G1
G
B Gl
B
B1
M W
Cot = GM
GG1
Tg = GG1
G G1 GM
Contoh soal -1 :
Sebuah kapal dengan displacement = 6.000 ton memiliki KM = 7,3 meter
dan KG = 6,7 meter dalam keadaan tegak. Sebuah bobot seberat 60 ton
yang berada diatas kapal dipindahkan secara melintang sejauh 12 meter.
Hitung berapa kemiringan kapal .
12
w x d Tg = GG1.
M
GG =
1
G
GM
7,3 60 x 12
60 t GG1 = 0,12
6,7 6.000 =
0,60
GG1 = 0,12
= 0,2
KM = 7,3 m
KG = 6,7 m = 11° 18”
GM = 0,6 m
Contoh soal – 2