Anda di halaman 1dari 154

BANGUNAN KAPAL

& STABILITAS
NAUTIKA
1. UKURAN MEMBUJUR
2.UKURAN MELINTANG DAN TEGAK
3.UKURAN TONNAGE
UKURAN MEMBUJUR
( PANJANG SELURUHNYA )
LOA

( PANJANG MENURUT KELAS )

(LBP = PANJANG LAMB. BEBAS)


(PANJANG TERDAFTAR = RB)
(PANJANG SEPANJANG GARIS AIR)
LOWL
UKURAN TEGAK DAN MELINTANG

( EB = Lebar ekstrim = terdaftar )


(MB = Lebar dalam = Lebar Kelas)

1/3 CAMBER
DALAM LAMBUNG
TERDAFTAR BEBAS

LEBAR TONASE DALAM


MENURUT
KELAS
SARAT
DALAM
TONASE
UKURAN TONASE
GRT ( GROSS TONNAGE = Brutto Register Ton =BRT )
Volume atau isi sebuah kapal dikurangi dengan isi sejumlah ruangan
tertentu untuk keamanan kapal ( deducted spaces ).

NRT ( NET TONNAGE = Netto Register Ton = Isi Bersih )


Volume atau isi sebuah kapal dikurangi dengan jumlah isi ruangan –
ruangan yang tidak dapat di pakai untuki mengangkut muatan .

DISPLACEMENT = Berat Benaman


Jumlah berat kapal dan segalanya yang ada pada kapal tersebut
dan di nyatakan dalam Longton.
LOADED DISPLACEMENT = Berat Benaman dimuati Penuh
Jumlah berat kapal dan semuanya yang ada pada kapal tersebut pada saat
kapal tersebut dimuati sampai mencapai sarat maximum yang diijinkan .

LIGHT DISPLACEMENT = Berat Benaman Kapal Kosong


Jumlah berat kapal dan semuanya yang ada pada kapal tersebut pada saat
kapal kosong tanpa muatan.

VOLUME OF DISPLACEMENT= Isi Benaman


Jumlah berat kapal dan semuanya yang ada pada kapal tersebut pada saat
kapal kosong tanpa muatan.

DEAD WEIGT TONNAGE ( DWT = daya angkut / muat kapal )


Selisih antara Loaded Displacement – Light Displacement.
PENAMPANG MEMBUJUR
8
14
13 8
10
12
9 11 9
15 5 2 1
20 20 18 20 6 20 3
16
17 7 4
19 19
1. GUDANG SERANG 8. TIANG KAPAL 15. RUANG MESIN KEMUDI

2. BAK RANTAI 9. RUMAH GELADAK 16. TANKI FW BELAKANG

3. TANKI FRESH WATER DEPAN 10. BANGUNAN ATAS 17. TEROWONGAN POROS
BALING- BALING
4. TANKI DALAM 11. GELADAK AKOMODASI
18. KAMAR MESIN
5. GELADAK ANTARA ATAS 12. GELADAK SEKOCI
19. DASAR BERGANDA
6. GELADAK ANTARA BAWAH 13. GELADAK ANJUNGAN
20. SEKAT KEDAP AIR
7. GELADAK PALING BAWAH 14. CEROBONG
PENAMPANG MELINTANG
10 26
6 25 λ
21 20
9
20
21 24
8
21 20
5 22
17 16 24
7 29
15
19 14 18 1
4 28 11 28
3 30 2
13

12
28 28
27
PENAMPANG MELINTANG SEBUAH KAPAL DENGAN SISTEM KERANGKA MELINTANG
YANG MELALUI WRANG PENUH (ATAS) DAN WRANG TERBUKA (BAWAH)
PENAMPANG MELINTANG
1. LUNAS TEGAK
2. LUNAS DATAR
3. KULIT KPL BAG BAWAH
4. LAJUR SAMPING
5. KULIT LAMBUNG
6. LAJUR BINGKAI
7. LAJUR DASAR DALAM
8. GEL.ANTARA BAWAH
9. GEL ANTARA ATAS
10. GEL UTAMA
11. WRANG PENUH
12. WRANG TERBUKA
13. BAJA SIKU GADING BALIK
Penampang Melintang sebuah kapal dengan
14. LONGITUDINAL
sistem kerangka melintang yang Melalui
Wrang Penuh (atas) dan Wrang Terbuka 15. PLAT PENGISIAN
(bawah)
PENAMPANG MELINTANG
16. PLAT KIPAS
17. PAPAN PENUTUP GOT
18. LUBANG PERINGAN
19. LEMPENG SAMPING
20. BALOK GELADAK
21. PLAT LUTUT
22. GADING-GADING
23. LUNAS SAMPING
24. TIANG
25. AMBANG PALKA
26. PENYANGGAH AMBANG PALKA
27. BAJA SIKU GADING

Penampang Melintang sebuah kapal dengan 28. BRACKET

sistem kerangka melintang yang Melalui 29. LUBANG UDARA


Wrang Penuh (atas) dan Wrang Terbuka 30. LUBANG AIR
(bawah)
BENTUK GEOMETRIS BADAN KAPAL

SHEER SHEER

CAMBER

THUMBLEHOME

RISE OF FLOOR

FLARE
MACAM – MACAM BENTUK HALUAN

WL WL WL
WL

1. Haluan Lurus ( Plumb Bow 2. Haluan Miring 3. Haluan Miring 4. Haluan Gunting
atau Straight Bow ) ( Raked Bow ) ( Raked Bow II ) (Clipper Bow )

WL WL
WL
WL

5. Haluan Senduk 6. Haluan Meier 7. Haluan Pemecah Es 8. Haluan Berumbi


(Spoon Bow ) ( Meier Bow ) (Ice Breaker Bow ) ( Bulbous Bow )
MACAM – MACAM BENTUK BURITAN

W L W L

Buritan Counter Buritan Cruiser – spoon


( Counter Stern ) ( Cruiser – spoon Stern )

W L
W L

Buritan Cruiser – spoon 2 Buritan Full Cruiser


( Cruiser – spoon Stern 2 ) ( Full Cruiser Stern )
KONSTRUKSI HALUAN
3
1.SEKAT KEDAP AIR
2.BAK RANTAI
2 5 3.DEK JANGKAR
4
1
4.LINGGI DEPAN
6 5.PLAT BERLUBANG
6.FORE PEAK TANK
KONSTRUKSI BURITAN
1. PENGUAT TEGAK

1
2. KAMAR MESIN KEMUDI
2
3. TANKI CERUK
BELAKANG
4. WRANG
3
5. LINGGI BALING-BALING
5 6
6. SEKAT KEDAP AIR
4 7 BELAKANG
7. DASAR BERGANDA
DASAR BERGANDA
( DOUBLE BOTTOM )
PENGERTIAN DASAR BERGANDA
Dasar berganda ialah bagian dari konstruksi kapal yang di batas,
Bagian bawah - oleh kulit kapal bagian bawah (bottom shell
plating)
Bagian atas - oleh pelat dasar dalam (Inner bottom plating)
Bagian samping - oleh lempeng samping (margin plate)
Bagian depan - oleh sekat kedap air terdepan /sekat
pelanggaran (collision bulkhead)
Bagian belakang - sekat kedap air paling belakang atau sering

disebut sekat ceruk belakang ( after peak


bulkhead )
GUNA DASAR BERGANDA

Bila kapal kandas dan mengalami


kebocoran, masih ada dasar yg kedap air.

Sebagai ruangan muatan cair, air tawar,


bahan bakar, ballas, dlsb.

Membantu stabilitas kapal.

Menambah kekuatan melintang kapal.


KONSTRUKSI DASAR BERGANDA

Konstruksi dasar berganda terdiri dari :


1. Sistem konstruksi kerangka melintang
dengan wrang – wrang penuh dan wrang –
wrang terbuka
2. Sistem konstruksi kerangka membujur
dengan wrang – wrang penuh dan wrang –
wrang terbuka
DASAR BERGANDA KERANGKA MELINTANG,

ciri – cirinya :
- Dilengkapi dengan wrang–wrang penuh pada setiap
gading di bawah kamar mesin.

- Jarak antara wrang penuh tidak lebih dari 3,05 m


diselingi wrang terbuka.
- Wrang penuh yg terbentang melintang dari
penyanggah tengah sampai lempeng samping pada
setiap sisinya diberi lobang peringan.
- Pada sistem kerangka melintang, penyanggah
tengah dan lempeng samping tidak terputus.
WRANG TERBUKA PADA SISTEM KERANGKA
MELINTANG
SISTEM KERANGKA MEMBUJUR

ciri – cirinya :
Wrang penuh dipasang dibawah gading – gading kamar mesin,
kursi ketel, dinding kedap air dan pada ujung bracket deep
tank.
Penyanggah tengah diberi bracket dengan jarak 1,25 meter
Bila jarak antara sebuah wrang dengan wrang lainnya sampai 2
atau lebih jarak gading, dipasang penguat tegak paling seedikit
100mm untuk memperkuat longitudinals.
Kapal – kapal yang lebarnya sampai 14 – 21 m dipasang sebuah
longitudinals pada setiap sisi.
Pada kapal yang panjangnya kurang dari 215 m, longitudinals
terputus pada wrang kedap air dan sebagai gantinya diberi
bracket.
Jarak antara wrang yang satu dengan lainnya tidak melebihi
3,7 m, kecuali kapal tersebut diperuntukan bagi pengangkutan
barang – barang berat atau biji – bijian tambang.
4

3
1
5

7
2 7 6

1. Centre girder 4. Gading – gading


2. Longitudinals 5. Wrang penuh
3. Tank Top 6. Lempeng samping
7. Bracket
Floor/
Wrang
Flat bar

Longitudinals pada wrang penuh atau terbuka (bukan wrang tertutup)

Through bracket
o r
o
Fl
Longitudinals

Pada Wrang tertutup, longitudinals terputus


Ketentuan SOLAS ’74 mengenai dasar berganda.
Bab. II – I Peraturan 10.

Ketentuan panjang dasar berganda sebuah kapal menurut


SOLAS’74 sebagai berikut :
a.1.Untuk ukuran panjang kapal 50 m dan kurang dari 61 m
harus dipasang dasar berganda paling sedikit dari sekat di
depan KM s/d sekat ceruk depan atau sejauh dapat
dilaksanakan sedekat mungkin dengan sekat tersebut .

KM
DB

50 M < Panjang Dasar Berganda kapal < 61 m


2. Untuk kapal yang panjangnya 61 m (200 kaki) dan kurang
dari 76 m (249 kaki) harus dipasang dasar berganda
paling sedikit dari sekat – sekat kamar mesin diteruskan
sampai ke sekat ceruk haluan dan sekat ceruk buritan.

KM
DB DB

61 M < Panjang Dasar Berganda kapal < 76 m


3. Untuk kapal yang panjangnya 76 m (249 kaki) atau lebih
harus di pasang dasar berganda dari sekat ceruk haluan
sampai sekat ceruk buritan.

KM
DB DB DB

keel

Panjang Dasar Berganda kapal > 76 m


b. Bila dasar berganda di haruskan untuk dipasang, maka
tingginya ditentukan atau atas persetujuan Pemerintah
dan dasar dalam di teruskan sampai ke sisi lambung
sehingga dapat melindungi dasar kapal sampai ke
lengkungan got (bilge). Perlindungan ini dianggap
memenuhi syarat bila garis potong antara lempeng
samping (margin plate) dengan lajur samping (bilge
strake), tidak lebih rendah dari satu bidang datar yang
melalui titik potong garis gading dengan lunas, dimana
garis diagonal tersebut membentuk sudut 250 dengan alas
dan memotong bidang simetri pada setengah lebar kapal
terbesar.

c. Got pengering (drain well) yang dibuat di dalam dasar


berganda yang di gunakan untuk mengeringkan
palka/ruang muat dan dan lain sebagainya tidak boleh
lebih rendah dari yang di perlukan
d. Dasar berganda tidak diperlukan bagi kompartemen –
kompartemen kedap air yang berukuran sedang, yang khusus di
pergunakan untuk mengangkut minyak dan yang melakukan
pelayaran Internasional jarak dekat secara teratur .
e. Bagi kapal – kapal yang mempunyai kompartemen – kompartemen
kedap air berukuran sedang dan digunakan untuk mengangkut
minyak dan yang melakukan pelayaran internasional jarak dekat
secara teratur, pemerintah dapat memberikan kelonggaran
terhadap konstruksi dasar berganda di bagian manapun dari
kapal itu .
½ Lebar terbesar

CL

Dasar Berganda 250


WRANG ( FLOOR )
A

BINGKAI DASAR BERGANDA LONGITUDINAL


A. WRANG TERTUTUP B. WRANG PENUH
GADING-GADING
Guna gading-gading :
1. Gading-gading memperkuat badan kapal secara membujur.
karena Konstruksi Gading-gading melintang badan kapal.
2. Tempat menempelnya kulit kapal.

Gading-gading diberi Tanda / Nomor dengan Angka dari


Belakang ke Depan.
Penomoran dimulai dari Bidang tegak belakang (Cagak kemudi)
sebagai Gading Nol atau Gading Buritan.
Gading sebelah depan gading Nol diberi nomor urut : (+) 1, 2,
3, 4, 5 dst dan gading-gading sebelah belakang gading Nol
diberi nomor urut : (-) 1, 2, 3, 4, 5 dst atau dengan huruf abdjad
kecil : a, b, c, d, e dst.
Jenis Gading-gading :
1. Gading-gading Haluan : Gading-gading yang terletak
didepan Sekat Pelanggaran.
2. Gading Buritan : Gading yang terletak sebidang
dengan cagak / poros kemuadi.
3. Gading-gading Cermin : Gading-gading yang terletak
dibelakang gading Nol atau gading Buritan
4. Gading-gading Simpul : Gading-gading yang terletak
disepanjang tabung poros baling-baling, mulai dari sekat
kedap air belakang s/d linggi baling-baling.
5. Gading Besar : Gading yang terletak dipertengahan
panjang kapal dan dibagian-bagian yang membutuhkan
perkuatan, misalnya Kamar Mesin.
6. Gading-gading Biasa : Gading-gading selain 1 s/d 5.
JENIS GADING-GADING

2 SKA 5 SKA
3 6 6 1

4
KULIT KAPAL
GUNANYA :
1. MEMBUAT KAPAL KEDAP AIR DARI ARAH
SAMPING DAN BAWAH
2. MEMPERKUAT KONSTRUKSI KAPAL TERHADAP
TENGANGAN-TENGANGAN MEMBUJUR KAPAL.

• PEMASANGAN KULIT KAPAL PADA UMUMNYA


MEMANJANG KAPAL.
• KULIT KAPAL TERBUAT DARI BAJA YANG
CUKUP KUAT
• CARA PENYAMBUNGANNYA DENGAN CARA LAS
(WELDED) ATAU KELING (RIVETED).
PEMBERIAN NOMOR DAN TANDA
PADA KULIT KAPAL BAJA
• Tanda pada lajur :
Pemberian Tanda pada lajur biasanya mulai
dari bawah (lajur pengapit lunas) terus ke
atas secara alphabetis, A, B, C, D dst
kecuali I

• Nomor pada lajur :


Pemberian Nomor pada pelat lajur-lajur
tersebut secara berturut dari belakang ke
depan atau sebaliknya.
PINTU KEDAP AIR
A. CARGO SHIP
- SLIDING WATER TIGHT DOOR
- DAPAT DIBUKA / TUTUP ( MIRING
15 DERAJAT)
- DILAUT SELALU DITUTUP
- DILENGKAPI INDIKATOR BUKA /
TUTUP.

- HINGERS WATER TIGHT DOOR


- MENGGUNAKAN HANDLE DUA SISI.
PINTU KEDAP AIR
B. PASSENGER SHIP
- SLIDING WATER TIGHT DOOR
- MANUAL

1. MENGGUNAKAN HANDLE PADA DUA SISI


2. MENDATAR DAN VERTIKAL
3. DIGERAKKAN DENGAN RODA TANGAN PADA DUA SISI
4. VERTIKAL TUTUP MAKS 90 DETIK, DIPASANG DIATAS
GARIS MUAT, DIBAWAH GRS MUAT SESUAI
KETENTUAN CLASS
5. DILENGKAPI INDIKATOR SETEMPAT DAN ANJUNGAN.
PINTU KEDAP AIR
PASSENGER SHIP
- MEKANIK ( ELECTRIC / HIDROLIC) / TANGAN

( DUA SISI)
1. DIATAS GELADAK SEKAT , ≥ 5 PINTU DAPAT
DITUTUP DARI ANJUNGAN
2. JIKA ADA AKOMODASI DIBAWAH GELADAK SEKAT,
< 5 PINTU.

- HINGERS WATER TIGHT DOOR


- MANUAL
1. HANDLE PADA DUA SISI
2. RUANG AKOMODASI
3. JARAK 2,13 M DARI GRS MUAT MAKSIMUM
4. TIDAK DAPT DITUTUP MELAWAN TEKANAN AIR.
HINGED WT DOOR SLIDING WT DOOR

DOGS DOGS GUN METAL NUT


PENATAAN LENSA
(BILGE INTALLATION)
SISTEM LENSA HARUS DAPAT MENGISAP ATAU
MENGERINGKAN AIR KOTORAN, KERINGAT KAPAL,
KERINGAT MUATAN DARI :
1. GOT PALKA
2. GOT KAMAR MESIN
3. TUNNEL
4. RUANG PENDINGIN
5. KAMAR MESIN KEMUDI
6. GUDANG
7. COFERDAM
8. KAMAR-KAMAR POMPA
KOMPONEN SYSTEM LENSA

• POMPA GOT (BILGE PUMP)


• PIPA INDUK (BILGE MAIN PIPE)
• PIPA CABANG (BILGE BRANCH PIPE)
• KOTAK PEMBAGI (DISTRIBUTION BOX)
• SARINGAN KEMARAU (ROSE BOX)
KOMPONEN SYSTEM LENSA
• POMPA
A. BUKAN KAPAL PENUMPANG : MINIMAL 2 BUAH
B. KAPAL PENUMPANG : MINIMAL 3 BUAH
C. ANGKA KRITERIA KPL ≥ 30 : MINIMAL 4 BUAH
D. KEC ISAP MINIMAL 400 FT/MNT = 122 M/MNT
E. PENEMPATAN
- BUKAN KPL PENUMPANG : KAMAR MESIN
- KAPAL PENUMPANG : TIAP RUANGAN KEDAP AIR
KECUALI EMERGENCY PUMP
F. POMPA U/KPL PENUMPANG : ELECTRIC PUMP DAPAT
BEKERJA DIBAWAH
PERMUKAAN AIR
KOMPONEN SYSTEM LENSA
• PIPA INDUK

A. Ø ‘’ =  L (B+D) + 1
2500

B. Ø mm = 1,68  L (B+D) + 25

• PIPA CABANG

A. Ø ‘’ = ADMINISTRASI

B. Ø mm = BKI = 2,15  L (B+D) + 25.


KOMPONEN SYSTEM LENSA
• KOTAK PEMBAGI
A. NON RETURN VALVE
B. FILTER

• ROSE BOXES

A. Ø LUBANG = MINIMAL 3/8 ‘’ (10 mm)

B. JUMLAH LUAS LUBANG = ≥ 2 X PIPA CABANG

C. 1’’ DARI DASAR GOT.


KEMUDI
Kemudi biasa Berimbang Semi berimbang

70 -
75% >80%
100%

< 20 %
PENATAAN KEMUDI
• KEMUDI UTAMA
30  KANAN – TENGAH-TENGAH
30  KIRI – TENGAH-TENGAH.
DALAM WAKTU 28 DETIK
FULL AHEAD

• KEMUDI DARURAT
15  KANAN – TENGAH-TENGAH
15  KIRI – TENGAH-TENGAH.
DALAM WAKTU 60 DETIK
HALF AHEAD.
1. DAUN KEMUDI
KEDUDUKAN POROS :
a. KEMUDI BIASA (ORDINARY RUDDER)
b. KEMUDI BERIMBANG (BALANCE RUDDER)
c. KEMUDI PATENT (PATENT RUDDER)
- OERTZ RUDDER
- SIMPLEX RUDDER
- STARCONTRA RUDDER
- CONTRA GUIDE RUDDER
SUSUNAN PLAT
a. SINGLE PLATE RUDDER
b. DOUBLE PLATE RUDDER

2. KEMUDI DIBUAT HINGGA DAPAT BERGERAK 35 DEG


KIRI / KANAN CENTRE LINE.

3. PADA POROS KEMUDI TERDAPAT NOK PENAHAN


(RUDDER STOCK) UNTUK MENAHAN KEMUDI WAKTU
KEMUDI CIKAR
SEKAT KEDAP AIR
HALUAN MIRING
FP
Kapal barang :
b = Jarak terkecil dari
ketentuan
b = ≥ 5 % L atau
b = 10 meter

b b = ≤ 8 % L

Kapal Penumpang :
(seijin pemerintah)
5 % L + 3,05 M
SEKAT KEDAP AIR
BULLBOUS BOW x = Jarak terkecil dari ketentuan atau

FP Jarak FP ke pertengahan Bullbous bow atau


Jarak FP ke 15% L atau
Jarak FP ke 3 m .

b Kapal barang :

x b = Jarak terkecil dari


ketentuan
p
b = ≥ 5 % L atau
Kapal Penumpang : b = 10 meter
5 % L + 3,05 M b = ≤ 8 % L

(seijin pemerintah)
MERKAH KAMBANGAN
PLIMSOLL MARK

25 mm
300 mm 540 mm
230 mm

TF
x
F FWA

FWA T
x
S
x
W

WNA
300 mm
230 mm
450 mm
x = 1/48 S

FWA = W / 40 TPC

DWA = FWA X (1.025 – D ) / (1.025 – 1.000)


Tanda Plimsoll merupakan garis horisontal yang menembus lingkaran.
Tanda ini dicantumkan tegak lurus dibawah tengah-tengah garis geladak
sedemikian rupa sehingga jarak antara dari sisi atas kedua garis sama dengan
Lambung Timbul Musim Panas ( Freeboard Summer ). Adapun ketebalan garis-
garis pada tanda Plimsoll tersebut adalah setebal 25 mm.

Disamping dari tanda Plimsoll terdapat beberapa garis lambung timbul


yang menunjukkan tinggi maksimum garis muat bagi keadaan tertentu sesuai
dengan daerah pelayaran dimana kapal tersebut berada dan dengan sendirinya
dapat diketahui batasan maksimum daya angkut kapal itu demi untuk menjaga
keamanan kapal, muatan dan keselamatan Jiwa manusia di laut.

Tanda-tanda dan singkatan pada Jarak antara Tanda-tanda Sarat pada


Plimsoll Mark : PlimsollMark :
TF = Tropic Fresh water
F = Fresh water Jarak S – T = 1/48 bagian Sarat Summer
W = Winter Jarak S – W = 1/48 bagian Sarat Summer
S = Summer Jarak S – F = Fresh Water Allowance (FWA)
T = Tropic Jarak T – TF = Fresh Water Allowance (FWA)
WNA = Winter North Atlantic
Fresh Water Allowance adalah besarnya perubahan sarat kapal yang terjadi jika
kapal yang mengapung disuatu perairan laut yang memiliki berat jenis 1025 kg/m³,
berpindah tempat ke perairan yang memiliki berat jenis 1000 kg/m³ atau sebaliknya.

FWA = W / 40 TPC
W = Displacement pada sarat Summer (Summer Displacement)
TPC = Ton per centimetre Immersion

W2 L2 W1L1 = Grs air kpl mengapung di SW


W1 v L1 W2L2 = Grs air kpl mengapung di FW
V
Misalkan berat air laut dengan
vol v m³ = w ton, dan berat air
Volume di bawah garis W1L1 = V Meter Kubik
laut dengan vol V m³ = W ton ,
Volume di bawah garis W2L2 = V + v Meter Kubik
maka akibatnya ( analog )
Berat benaman = Vol benaman x Bj air dimana kpl mengapung
w = W/40.
Berat benaman di Laut = Berat benaman di Air Tawar
w adalah berat air laut dengan vol
Vol benaman di Laut x Bj air Laut = Vol benaman di Air Tawar x
v yaitu bagian kapal yang
Bj air tawar
dibatasi oleh W1L1 dan W2L2
V x 1.025 = ( V + v) x 1.000
dimana W1W2 ~ L1L2 = FWA
1.025 V = 1.000 V + 1.000 v
Jadi : w = FWA
25 V = 1.000 v
x TPC
V = 40 v
w = W/40
v = V/40
W = FWA/10 xTPC
FWA/10 xTPC = W/40 atau
FWA = W/4 TPC mms. Dimana
W = Berat benaman diair laut.
Dock Water Allowance adalah besarnya perubahan sarat kapal yang terjadi ketika
kapal bergerak dari air laut yang berat jenisnya 1025 kg/m³ ( 1,025 ton/m3 ) ke air
yang berat jenisnya berbeda antara berat jenis air laut dan air tawar, atau
sebaliknya.
Anggap x = Dock Water Allowance
Anggap D = B.J dari Dock Water (B.J. dimana kapal mengapung )
Maka:
x mm = 1025 – D
FWA mm 1025 – 1000
Atau :
DWA = FWA (1025 – D )
25
F 1.000
FWA 1.010
DWA S x
1.025

DWA : FWA = (1.025 – 1.010) : (1.025 – 1.000)


DWA x (1.025 – 1.000) : FWA x (1.025 – 1.010)
DWA = FWA x (1.025 – 1.010) / (1.025 – 1.000)

DWA = FWA x (1.025 – D ) / (1.025 – 1.000)


PENGARUH BERAT JENIS PADA SARAT
DAN BERAT BENAMAN KAPAL
EFFECT OF DENSITY ON DRAFT AND DISPLACEMENT

Berat jenis dimana kapal mengapung jika terjadi perubahan maka terjadi 2 (dua)
kemungkinan :
1. Bila Berat benaman kapal tetap maka Saratnya akan berubah.
2. Bila Sarat kapal tetap maka Berat banamannya akan berubah.

1. BERAT BENAMAN TETAP.


Bila berat benaman kapal tetap atau tidak berubah sedangkan berat jenis
air dimana kapal berada berubah maka dengan sendirinya volume
benaman kapal akan berubah yang akibatnya Sarat kapal pun berubah.
Berat benaman lama = Berat benaman baru
( W.1 = Vol.1 x bj.1 ) = ( W.2 = Vol.2 x bj.2 )
Berat benaman baru = vol baru x bj baru
Berat benaman lama = vol lama x bj lama
Vol.1 x bj.1 = Vol.2 x bj.2
Vol. 2 = bj. 1
Vol. 1 bj. 2
Vol.2 (baru) = Vol.1 (lama) x {bj.1 (lama) / bj.2 (baru)}
BERAT BENAMAN TETAP

W2 L2
W1 L1
Sarat
Sarat

Bj.1,025 Bj.1,000
W = V x Bj. W = V x Bj.

Vol baru = Vol lama x (bj lama / bj baru)


2. SARAT TETAP.

Bila Sarat kapal tetap atau tidak berubah sedangkan Berat jenis air
dimana kapal mengapung berubah maka berarti volume benaman
kapal tetap yang akibatnya berat benaman berubah.

Volume benaman baru = Volume benaman lama

Vol = Berat / Bj

Berat benaman baru = Berat benaman lama


Bj baru Bj lama

Bj.baru
Berat benaman baru = Berat benaman lama x
Bj.lama
Contoh :
1. Sebuah kapal mempunyai Berat benaman 7.000 ton, mengapung di air tawar
dengan bj. 1000 kg/m³. Hitunglah berat benaman kapal tersebut bila berada
pada sarat yang sama di Air laut dengan bj. 1025 kg/m³

Jawab : Berat benaman baru = berat benaman lama x bj baru


bj lama
= 7.000 x 1.025
1.000
= 7.175 ton

• Berat benaman sebuah kapal 6.400 ton terapung dilaut ( bj 1025 kg/m³ ) kapal
tersebut akan sandar pada dermaga yang memiliki bj air 1008 kg/m³.
Hitunglah berapa ton muatan yang harus dibongkar agar sarat kapal tetap
seperti di laut.
Jawab : Berat benaman baru = berat benaman lama x bj baru
bj lama
= 6.400 x 1.008
1.025
= 6.293,9 ton
Berat benaman Lama = 6.400,0 tons
Berat benaman Baru = 6.293,9 tons
Muatan di bongkar = 106,1 tons
Latihan Soal.

1). Volume benaman sebuah kapal diketahui = 7.500 m³, mengapung pada air
perairan yang memiliki bj. 1025. kg/m³.
Hitunglah Displacement ( berat benaman ) kapal tersebut jika mengapung pada
air perairan bj. 1015 kg/m³, dimana Sarat kapal diinginkan tetap.

2). Sebuah kapal mengapung dimuara sungai dengan bj air 1024 kg/m³ dan
memiliki Displacement 1.200 ton selanjutnya kapal direncanakan masuk ke
sungai dan akan sandar di pelabuhan yang memiliki bj air 1008 kg/m³ dimana
sarat kapal diinginkan tetap seperti sarat kapal saat berada dimuara sungai
tersebut.
Hitunglah banyak bobot muatan yang harus dibongkar di muara itu !

3). Sebuah kapal tiba di ambang sungai yang memiliki bj air 1016 kg/m³, dimana
sarat kapal tepat pada garis summer draft. Kapal tersebut membongkar muatan
sebanyak 150 ton kemudian melanjutkan pelayaran kepelabuhan berikutnya
dengan menggunakan bahan bakar sebanyak 15 ton dan ketika tiba di
pelabuhan tujuan sarat kapal tetap pada garis summer draft dimana bj air
pelabuhan tersebut 1004 kg/m³.
Hitunglah Displacement kapal saat tiba di pelabuhan terakhir.
No.1
Vo lume benaman sebuah kapal diketahui = 7.500 m³, mengapung pada air
perairan yang memiliki bj. 1025. kg/m³. Hitunglah Displacement ( berat benaman )
kapal tersebut jika mengapung pada air perairan bj. 1015 kg/m³, dimana Sarat kapal
diinginkan tetap.

Jawab.

Vo l-1 = 7.500 m3 Vo lume tetap


Bj-1 = 1.025 kg/m3 Vo l-1 = W-1/Bj-2
Bj-2 = 1.015 kg/m3 Vo l-1 = Vol-2

Vo lume tetap W-1/Bj-1 = W-2/Bj-2


Vo l-1 = Vol-2 W-2 = (W-1 x Bj-2 ) / Bj-1
W-2 = Vol-1 x Bj-2
W-2 = 7.500 x 1,015 W-1 = Vol-1 x Bj-1
= 7.612,5 ton. W-1 = 7.500 x 1,015
= 7.687,5 ton.

W-2 = (7.687,5 x 1,015) / 1,025


W-2 = 7.612,5 ton.
No.2
Sebuah kapal mengapung dimuara sungai dengan bj air 1024 kg/m³ dan memiliki
Displacement 1.200 ton selanjutnya kapal direncanakan masuk ke sungai dan akan
sandar di pelabuhan yang memiliki bj air 1008 kg/m³ dimana sarat kapal diinginkan
tetap seperti sarat kapal saat berada dimuara sungai tersebut.
Hitunglah banyak bobot muatan yang harus dibongkar di muara itu !

Jawab.

Vol-1 = W-1/Bj-1 Sarat tetap berarti Volume tetap


Vol-1 = 1.200 / 1,024
= 1.171,875 m3 W-2 = (W-1 x Bj-2)/Bj-1
= (1.200 x 1,008)/1,024
Vol-I = Vol-2 = 1.181,25 ton
W-2 = Vol-2 x Bj-2
Diaplacement -1 = 1.200 ton
W-2 = 1.171,875 x 1,008 Displacement -2 = 1.181,25 ton.
W-2 = 1.181,25 Bobot dibongkar = 18,75 ton.

Diaplacement -1 = 1.200 ton


Displacement -2 = 1.181,25 ton.
Bobot dibongkar = 18,75 ton.
No.3
Sebuah kapal tiba di ambang sungai yang memiliki bj air 1016 kg/m³, dimana sarat
kapal tepat pada garis summer draft. Kapal tersebut membongkar muatan sebanyak
150 ton kemudian melanjutkan pelayaran kepelabuhan berikutnya dengan
menggunakan bahan bakar sebanyak 15 ton dan ketika tiba di pelabuhan tujuan
sarat kapal tetap pada garis summer draft dimana bj air pelabuhan tersebut 1004
kg/m³. Hitunglah Displacement kapal saat tiba di pelabuhan terakhir.

Jawab.

150 t
S 15 t S
Bj.1,016 Bj.1,004

W-1 = Vo l-1 x Bj-1 W-2 = Vo l-2 x Bj-2


W-1 = 1,016 V W-2 = 1,004 V

Vo l-1 = Vo l-2

W-1 – 165 = W2 W-1 = W-2 W-2 = 1,004 V


W-1 = 1,016 V – 165 1,016 V -165 = 1,004 V = 1,004 x 13.750
W-2 = 1,004 V 0,012 V = 165 = 13.805,0 ton
V = 13.750 m3
KOEFISIEN BENTUK
FORM COEFFICIENT

1. WATERPLAN AREA COEFFICIENT


2. BLOCK COEFFICIENT
3. MIDSHIP SECTION COEFFICIENT
4. PRISMATIC COEFFICIENT.
WATERPLAN AREA COEFFICIENT (CW)

PERBANDIGAN DARI LUAS BID AIR SEB KAPAL PD SUATU


SARAT TERTENTU DENGAN LUAS PERSEGI PANJANG YG
MEMPUNYAI PANJANG YANG SAMA DGN PANJANG KAPAL
SEPANJANG GARIS AIR DAN LEBAR MAKSIMUM.

LUAS BID AIR (AWP)


CW =
P X L
AWP = AREA WATERPLAN
A B

AWP AWP = P X L X CW
L
D C

P
BLOCK COEFFICIENT (CB)

PERBANDINGAN VOLUME BENAMAN SEB KAPAL PD SUATU


SARAT TERTENTU DENGAN VOLUME BALOK PERSEGI
PANJANG YANG PANJANGNYA SAMA DGN PANJANG KAPAL
DAN LEBARNYA SAMA DGN LEBAR KPL SERTA DALAMNYA
SAMA DGN SARAT KAPAL.

VOLUME BENAMAN
CB =
P X L X D

L
D
VOL BENAMAN = P X L X D X CB
MIDSHIP SECTION COEFFICIENT (CM)
PERBANDINGAN LUAS BID MELINTANG TENGAH SEB KAPAL
PD SUATU SARAT TERTENTU DENGAN PERSEGI PANJANG
YANG MEMPUNYAI LEBAR SAMA DENGAN LEBAR KPL DAN
DALAMNYA SAMA DENGAN SARAT KAPAL.

LUAS AREA BID MELINTANG TENGAH KPL


CM =
LEBAR X DALAM (SARAT)

AREA MIDSHIP (AM)


CM =
LEBAR X DALAM

D
AM = L X D X CM

L
PRISMATIC COEFFICIENT (CP)
PERBANDINGAN VOLUME BENAMAN SEBUAH KAPAL PADA
SUATU SARAT TERTENTU DENGAN VOLUME SEB PRISMA
YANG MEMPUNYAI PANJANG SAMA DENGAN PANJANG
KAPAL SEPANJANG GARIS AIR DAN LUAS AREA BIDANG
MELINTANG TENGAH KAPAL.

VOLUME BENAMAN
CP =
P X AM

VOL BENAMAN = P X AM X CP

P VOL BENAMAN = P X L X D X CB
AREA MIDSHIP = L X D X CM

P X L X D X CB
CP =
P X L X D X CM

CP = CB / CM
Contoh Soal :

1. Panjang kapal = 135 meter dengan Lebar 18 meter dan Sarat = 7,6 meter.
Displacement kapal = 14.000 ton dengan AWP = 1.925 m² dan luas area
melintang tengah kapal ( Midship section area) = 130 m² .
Hitunglah : Cw, Cm, Cb dan Cp.

Jawab.
Cw = AWP/ P x L Cb = Vol Benaman / P x L x D
= 1925 / 135 x 18
= 0,792 Vol benaman = 14.000 / 1.025
= 13.658 m³
Cm = Am / L x D
= 130 / 18 x 7,6 Cb = 13.658 / 135 x 18 x 7,6
= 0,950 = 0,740

Cp = Vol Benaman / P x Am
= 13.658 / 135 x 130
= 0,778
atau
Cp = Cb / Cm
= 0,740 / 0,950
= 0,778.
2. Sebuah kapal dengan Displacement = 9.450 ton Cb = 0,7 ; Am = 106 m².
Jika lebar kapal = 0,13 x Panjang = 2,1 x Sarat. Hitunglah Panjang kapal
tersebut dan berapa Coefficient Prismaticnya.

Jawab.

Vol benaman kapal = 9.450 /1.025


= 9.219,5 m²

0,7 = 9.219,5
Cb = Vol Benaman P x 0,13 P x 0,0619 P
PxLxD
P³ = 9.219,5
0,7 x 0,13 x 0,0619
Panjang kapal = P
Lebar kapal = 0,13 P
P = 117, 9 m
Sarat kapal (D) = 0,13 P / 2,1
Cp = Vol benaman / P x Am
= 9.219,5 / 117,9 x 106
= 0,738.
Latihan Soal.

1). Jelaskan apakah yang dimaksud dengan :


a. Koefisien Bidang air. (Cw)
b. Koefisien Block (Cb)
c. Koefisien Bidang tengah melintang ( Cm)
d. Koefisien Prismatic (Cp).

2). Tuliskanlah rumus-rumus untuk memperoleh : Cw, Cb, Cm dan Cp.

3). Sebuah kapal terapung dengan panjang = 150 meter, lebar = 20,5 meter, sarat = 8,0
meter. Berat benaman = 19.500 ton dan TPC = 26,5. Midship Coefficient (Cm) =
0,94. Hitunglah : Cb, Cp, dan Cw.

4). Diketahui sebuah kapal dengan Panjang = 125 meter dan lebar = 17,5 meter,
mengapung di air bj. 1025 kg/m³ dengan sarat = 8,0 meter. Cw = 0,83, Cb = 0,759
dan Cm = 0,98.
Hitunglah : Cp, TPC dan banyak muatan yang dibongkar agar sarat kapal tetap
jika sandar didermaga bj air 1006 kg/m³
TONNE PER CENTIMETRE IMMERSION (TPC)

TPC adalah bobot yang diperlukan untuk menenggelamkan ataupun


mengapungkan sarat rata-rata kapal sebesar 1(satu) centimeter di laut.

W1 L1
1 cm

W0 L0

Kapal terapung di laut pada garis WoLo dengan luas bidang air ( AWP ) dalam m².
Jika sebuah bobot dimuat hingga sarat rata-rata kapal berubah sebesar 1 cm,
maka kapal terapung pada Garis air W1 L1
Bobot yang dimuat tadi adalah setara dengan TPC untuk sarat tersebut.

Berat = Vol x bj A = luas bidang air ( AWP )


Vol area bidang air ( AWP ) dengan tebal 1 cm
Jadi berat = ( AWP x 1 cm ) x bj / 100 TPC = A x BJ
Berat = AWP x bj 100
100 cm
Contoh Soal :

1. Sebuah kapal dengan Panjang 36 meter, Lebar 6 meter dan Sarat 2,5 meter.
Kapal tersebut mempunyai koefisien bidang air 0,8.
Hitunglah Area bidang air kapal tersebut.

Jawab :
Cw = AWP .
PxL

AWP = Cw x P x L
= 0,8 x 36 x 6
= 172,8 m²

2. Diketahui Panjang kapal 128 meter, Lebar maksimum 20 meter, Sarat kapal 5,6 meter
dan
diketahui Cw = 0,85. Hitunglah berapa TPC di air laut pada sarat tersebut.

Jawab :
TPC = A x BJ
100

A = P x L x Cw
= 128 x 20 x 0,85
= 2176 m²

TPC = 2176 x 1.025 = 2230,4


100 100
= 22,3 ton.
3. Sebuah kapal Panjang = 120 m, Lebar = 17 m dan Tinggi = 10 m. Coefficient Block =
0,89
pada Sarat musim panas 7,2 m, dimana kapal tersebut terapung diair tawar bj 1000. kg/m³.

Hitunglah muatan yang masih dapat di muat agar sarat kapal di laut bj. 1025 kg/m³ sama

dengan sarat kapal sewaktu mengapung diair tawar ( tetap = 7,2 m).
Jawab :

Vol benaman = P x L x D (sarat) x Cb ∆ baru = ∆ lama x bj baru .


= 120 x 17 x 7,2 x 0,89 bj lama.
= 13072,32 m³ = 13072,32 x 1.025
1.000
Berat benaman = Vol x Bj = 13.399,128 ton
= 13072,32 x 1,000 ∆ lama = 13.072,320 ton
= 13072,32 Ton Muatan = 326,808 ton.

4. Kapal terapung dilaut bj 1025 kg/m³ dengan luas bidang air 1.730 m². Hitunglah berapa TPC
dan berapa penambahan Sarat kapal jika dimuati muatan sebanyak 270 ton ?

Jawab : TPC = AWP x bj / 100


= 1.730 x 1.025 / 100
= 17,73
Penambahan sarat = w / TPC = 270 = 15,23 cm.
17,73
LENGKUNGAN TPC.

Melukis lengkungan TPC.


TPC dilukis bagi semua sarat yang bersangkutan.
Sarat dilukis pada poros tengak dan TPC pada poros mendatar.

50

45

40

35

30

8.0 8.5 9.0 9.5 10.0


TPC in Tonnes
Contoh Soal :

Buatlah curva TPC dengan data-data sebagai berikut :


Sarat ( m ) = 3,0 3,5 4,0 4,5
TPC (ton) = 8,0 8,5 9,2 10,0
a). Hitunglah TPC untuk Sarat 3,2 m, 3,7 m, dan 4,3 m.
b). Bila kapal tersebut memiliki sarat rata-rata = 4,0 m dan memuat 50 ton muatan, 10 ton air
tawar, 25 ton bahan bakar dan membuang ballast sebanyak 45 ton.
Hitunglah sarat rata-rata kapal tersebut setelah melakukan kegiatan itu !

Jawab :

a). Sarat = 3,2 m dengan TPC = ……


3,0 ~ 8,0
0,2 3,2 0,5 …. ? 0,5
3,5 ~ 8,5

Koreksi untuk 3,2 = 0,2 x 0,5 = 0,2


0,5
TPC untuk sarat 3,0 m = 8,0 . +
TPC untuk sarat 3,2 m = 8,2
Sarat = 3,7 m TPC = …….

3,5 ~ 8,5
0,3 3,7 0,5 ~ …. ? 0,7
4,0 ~ 9,2

Koreksi untuk 3,7 = 0,2 x 0,7 = 0,28


0,5
TPC untuk sarat 3,5 m = 8,5 +
TPC untuk sarat 3,7 m = 8,78

Sarat = 4,3 m TPC = …….

4,0 ~ 9,2
0,3 4,3 0,5 ~ …. ? 0,8
4,5 ~ 10,0

Koreksi untuk 4,3 = 0,3 x 0,8 = 0,48


0,5
TPC untuk sarat 4,0 m = 9,2 +
TPC untuk sarat 4,3 m = 9,68
b) Muat muatan 50 ton, Air tawar 10 ton dan Bahan bakar 25 ton
Buang Ballast 45 ton.

4.0 m

Sarat rata-rata akhir ?

Penambahan bobot = 85 ton


Pengurangan bobot = 45 ton.
Penambahan bobot = 40 ton.

TPC pada sarat 4,0 = 9,2 ton.

Perubahan sarat = w / TPC


= 40 / 9,2
= 4,347 cm = 0,04347 m

Sarat awal = 4,00 m


Perubahan sarat = 0,04 m
Sarat akhir = 4,04 m
Latihan Soal.

1). Lukiskan curva Displacement dengan sarat rata-rata sebagai berikut :


Sarat ( m ) = 3,0 3,5 4,0 4,5 5,0 5,5
Displacement ( ton ) = 2.700 3.260 3.800 4.450 5.180 6.060

2). Bila sarat kapal kosong ( light draft ) = 3,2 m dan sarat muat ( loaded draft ) = 5,4 m carilah
berapa DWT ( Dead weight ton ) kapal tersebut.dengan menggunakan Displacement curve
pada soal no.1

3). Bila kapal tersebut terapung dengan saat rata-rata = 3,6 m dan memuat 870 ton muatan
serta membongkar 200 ton muatan lainnya. Hitunglah berapa sarat barunya.

4). Bila kapal tersebut tiba di pelabuhan dengan mean draft ( sarat rata-rata ) 5,5 m, kemudian
membongkar muatan lalu mengisi bahan bakar sebanyak 200 ton dimana sarat rata-rata
kapal menjadi = 3,1 m. Hitunglah berapa berat muatan yang di bongkar itu.

5). Sebuah kapal dengan Berat benaman = 8.000 ton mengapung dilaut bj. 1025 kg/m³ TPC = 14.
Selanjutnya kapal menuju perairan yang memiliki bj. 1000 kg/m³ dan memuat muatan
sebanyak 300 ton. Hitunglah : Berapa penambahan sarat kapal tersebut.
CALCULATION OF AREA AND VOLUME

• Luas dari bidang air dan bagian kapal lainnya, tidak dapat dihitung
secara teliti dan sederhana, tetapi dapat dihitung dengan menggunakan
rumus Trapezoida atau Rumus Simpson (Simpson’s rule).

• Rumus Simpson (Simpson’s rule) berdasarkan bahwa bagian-bagian


kapal dan bidang airnya adalah merupakan lengkung parabola.

• Untuk menghitung luas sebuah bidang air sebuah kapal yaitu dengan
membuat sejumlah titik dengan jarak yang sama dari pusat, kemudian
melalui titik-titik tersebut dibuat garis tegak lurus dan membentuk
lengkungan sisi.
Panjang garis tegak disebut “Ordinat” dan jarak antaranya disebut
“Common interval”.
J K L
H M

A h h h h h h B
C D E F G

H1 J1 K1 L1 M1

• AB adalah garis pusat (center line) yang terbagi 6 (enam) bagian yang
panjangnya sama (common interval) dan Garis-garis tegak adalah
Ordinatnya yang tidak mempunyai panjang yang sama.

• Karena bentuk bagian kapal disekitar garis tengah adalah sama, maka yang
perlu dihitung adalah hanya luas dari setengah dari bidang air tersebut dan
untuk memperoleh luas dari seluruh bidang air itu, hasilnya di kali 2 (dua).

• Jika common interval serta ordinat-ordinatnya diukur dalam meter, maka


luas yang diperoleh adalah meter persegi.

d e f g
b c h
a j

h h h h h h h h

a s/d j : Semi ordinat


h : Common interval
“ Simpson Rule I “

Luas = h/3 x ( a + 4b + c )

 Rumus ini digunakan untuk menghitung luas jika


ada ordinat bernomor ganjil.

b c
a

h h
 Menghitung Luas bidang air dengan
menggunakan Rumus Simpson Rule - I

c d e f
a b
g
A-1 A-2 A-3

Bidang air ini dibagi 3 bagian ( area ) terpisah.


Dari simpson rule I digunakan masing-masing area yang terpisah.

Area 1 = h/3 x ( a + 4b + c )
Area 2 = h/3 x ( c + 4d + e )
Area 3 = h/3 x ( e + 4f + g )

Luas ½ bidang air = Area 1 + Area 2 + Area 3.


= h/3 x ( a + 4b + c ) + h/3 x ( c + 4d + e ) + h/3 x ( e + 4f + g )
= h/3 x ( a + 4b + 2c + 4d + 2e + 4f + g )

• Koefesien dari semi ordinat disebut “ Simpson Multipliers “ akan menjadi = “1424241”
• Jika terdapat 9 (sembilan) semi ordinat maka bentuk SM akan menjadi = “ 142424241”
• Umumnya lebih mudah menyelesaikan persoalan semi ordinat ini dalam bentuk tebel.
Contoh Soal :
Panjang kapal = 120 m pada garis air, mempunyai semi ordinat pada bidang air yang
berjarak antara sama, masing-masing dari depan ke belakang sebagai berikut :
0 ; 3,7 ; 7,6 ; 7,6 ; 7,5 ; 4,6 ; 0,1
Hitunglah : a). Luas bidang air kapal tersebut.
b). TPC pada sarat tersebut.
Jawab.
NO ½ Ordinat SM Hasil
A 0 1 0
B 3,7 4 14,8
C 7,6 2 15,2
D 7,6 4 30,4
E 7,5 2 15,0
F 4,6 4 18,4
G 0,1 1 0,1
Jumlah 93,9

a).Untuk luas bidang air = 2 x ( h x 93,9 ) b).TPC = A x bj


3 100
= 2 x 20 x 93.9 = 1.252 x 1,025
3 100
= 1.252 m² = 12,83
“ Simpson Rules II. “

3h
Luas = ( a + 3b + 3c + d )
8

Rumus ini digunakan untuk menghitung luas, jika terdapat Ordinat


yang sedemikian rupa dimana jika jumlah ordinat dikurangi satu
dari jumlah ordinat yang ada, maka sisanya dapat dibagi dengan
3 (tiga).

b c
a d

h h h
• Sebuah bidang air dibagi dengan 7 (tujuh) ordinat sebagaimana gambar

dibawah ini, dimana bidang air tersebut dibagi dalam 2 (dua) bagian /
area dan dimana setiap bagian / area memiliki 4 (empat) ordinat. Jadi
untuk menghitung luas bidang air ini, adalah menghitung setengah
bidang airnya yaitu Area 1 + Area 2.

c d e
b f
a g
Area - 1 Area - 2

Area 1 = 3 hx(a+3b+3c+d)
8
Area 2 = 3 hx(d+3e+3f+g)
8
Luas ½ AWP = Area 1 + area 2
= 3 hx(a+3b+3c+d)+ 3 hx(d+3e+3f+9)
8 8
atau = 3 h x ( a + 3 b + 3c + 2d + 3e + 3f + g )
8

• Koefisien Multiplier dari semi ordinat adalah = “ 1332331 “


• Jika terdapat 10 (sepuluh) semi ordinat maka SM akan menjadi = ”1332332331”
Contoh Soal.

Panjang bidang air sebuah kapal = 135 m. Setengah ordinat yang berjarak sama ,
dari belakang ke depan masing-masing adalah sebagai berikut :
1,2 ; 4,4 ; 6,7 ; 7,8 ; 8,0 ; 8,0 ; 7,7 ; 6,1; 3,8 dan 0 m.
Hitunglah : Luas bidang air (Area water plane) kapal tersebut.

Jawab :
½ ordinat SM Hasil Common interval = 135 = 15 m
9
1,2 1 1,2
4,4 3 13,2 AWP = 3 x h x  hasil x (2)
8
6,7 3 20,1
= 3 x 15 x 143,2 x (2)
7,8 2 15,6
8
8,0 3 24,0 = 1.611,0 m2
8,0 3 24,0
7,7 2 15,4
6,1 3 18,3
3,8 3 11,4
0 1 0
Jumlah 143,2
“ Simpson Rule III “( five / eight )

Area 1 = h ( 5a + 8b – c )
b c 12
a
Area-1 Area-2 Area 2 = h ( 5c + 8b – a )
12
h h

Rumus ini dikenal dengan rumus 5/8 , digunakan untuk menghitung


luas antara 2(dua) ordinat yang berurutan diketahui, dimana area antara
dua ordinat yang berurutan adalah sama dengan lima kali ordinat
pertama ditambah delapan kali ordinat tengah dan dikurangi ordinat
luar, selanjutnya semua hasilnya dikalikan dengan 1/12 dari common
interval.
Contoh soal.

Sebuah bidang air memiliki 3 semi ordinat berturutan yang berjarak


masing-masing 6 meter sebagai berikut : 7,0 ; 7,5 ; 7,75.
Hitunglah : Luas bidang air tersebut.

Jawab.
Area 1 = h ( 5a + 8b – c )
12
= 6 ( 35 + 60 – 7,75)
b c 12
a
Area-1 Area-2 = 43,625 m2

h h Area 2 = h ( 38,75 + 60 – 7 )
12
= 6 ( 35 + 60 – 7,75)
12
= 45,875 m2

Luas bidang air = 43,625 + 45,875


= 89,5 m2
Soal Latihan.
1. Area–area dari bidang air kapal adalah sebagai berikut :
Sarat (m) : 0 1 2 3 4
AWP (m2 ) : 650 660 662 661 660
Hitunglah : a. Berat benaman kapal tersebut jika mengapung diair laut bj. 1025 kg/cm³
dengan sarat 4,0 meter
b. FWA jika sarat muat penuh kapal 4,0 meter.
2. Sebuah kapal panjang 150 meter mempunyai semi ordinat mulai dari depan masing-
masing sebagai berikut : 0 ; 5 ; 9 ; 9 ; 9 ; 7 ; dan 0.
Hitunglah : Dimana letak titik pusat daya apung kapal tersebut dari depan.
3. Panjang sebuah bidang air kapal yang bermuatan penuh 60 m, panjang setengah ordinat
mulai dari depan diketahui masing-masing sebagai berikut :
0,1 ; 3,5 ; 4,6 ; 5,1 ; 5,2 ; 5,1 ; 4,9 ; 4,3 ; dan 0,1.
Hitunglah : Luas bidang air (AWP) , TPC pada air laut dan letak COF ( Centre of Flotation)
4. Tiga ordinat berurutan pada sebuah bidang air kapal masing-masing sebagai berikut :
6,3 ; 3,35 ; dan 0,75. Common intervalnya adalah 8 m.
Hitunglah : Luas area yang terletak antara ordinat terakhir.

5. Luas bidang air sebuah kapal pada berbagai sarat adalah sebagai berikut :
Sarat (m) : 6 7 8.
Area (m2) : 700 760 800
Hitunglah : Berat benaman kapal dan berapa TPC kira-kira pada sarat 7 dan 8 meter.

6. Panjang sebuah bidang air kapal = 320 meter, mempunyai panjang setengah ordinat
mulai dari depan masing-masing sebagai berikut :
0 ; 9 ; 16 ; 23 ; 25 ; 25 ; 22 ; 18 ; dan 0.
Hitunglah : AWP, TPC dan Cw.
STABILITAS MELINTANG
TRANSVERSE STATICAL STABILITY

Stabilitas kapal adalah : Kecenderungan dari sebuah kapal untuk


kembali pada kedudukan tegak semula setelah mendapat gaya-gaya
dari luar.

Gaya-gaya luar yang dapat menyebabkan kapal miring :


1). Angin
2). Ombak dan gelombang.

Stabilitas terbagi dalam 2 (dua) bagian :


1). Stabilitas statis : Stabilitas bagi kapal2 yang diam
2). Stabilitas dinamis : Stabilitas bagi kapal2 yang bergerak

Stabilitas statis juga terbagi dalam 2 bagian :


1). Stabilitas melintang
2). Stabilitas membujur.
Untuk memahami Stabilitas maka dibedakan antara Stabilitas pada
sudut-sudut seget kecil ( 7° - 10° ) yang disebut juga Stabilitas awal
serta pada sudut-sudut senget besar ( > 10° )

a). Tampak / profil Melintang b). Tampak / profil Membujur

CL AP FP

Stabilitas awal ditentukan oleh 3 (tiga) titik utama


yaitu :
1). Titik Berat ( Centre of Gravity ) “G“
2). Titik Apung ( Centre of Buoyancy ) “B“
3). Titik Metacentris ( Metacentre ) “M”
1. TITIK BERAT ( CENTRE OF GRAVITY )
TITIK “G”

Titik pusat dari semua gaya-gaya berat yang menekan tegak


lurus kebawah.

Kedudukan Titik “G” sangat tergantung daripada penempatan


bobot-bobot / gaya berat yang bekerja pada kapal itu.

W L

G
2. TITIK APUNG ( CENTRE OF BUOYANCY ).
TITIK “B”

Titik pusat dari semua gaya-gaya yang menekan tegak lurus

keatas.

Merupakan titik pusat dari bagian / badan kapal yang terbenam.

Kedudukan titik “B” sangat tergantung daripada bentuk bagian


kapal yang terbenam.
CL

W L

B
3. TITIK METACENTRIS ( METACENTRE )
TITIK “M”

Merupakan titik perpotongan antara centre line dengan garis


gaya-gaya yang menekan keatas yang melalui titik “B” saat
kapal miring.
Merupakan titik pusat penggerakan titik “B” saat kapal miring.

M M

B
B2 B1

B
“ KAPAL TEGAK DALAM KONDISI SEIMBANG “
“ EQUILIBRIUM “

CL

M  Jarak titik M terhadap lunas “ KM “


GM  Jarak titik G terhadap lunas “ KG “
G  Jarak titik G terhadap titik M “ GM “
KM  GM disebut “ Tinggi Metecenter “
KG B

= Berat benaman ( Displ )


M = Titik Metacenter
G = Titik Berat ( Gravity )
B = Titik Apung ( Buoyancy )
K = Lunas ( Keel )
CL = Centre Line
JENIS-JENIS STABILITAS

1. Jika letak titik G dibawah titik M maka stabilitas kapal “ Positip “


Nilai GM Positip.

2. Jika letak titik G diatas titik M maka stabilitas kapal “ Negatip “


Nilai GM Negatip.

3. Jika letak titik G berimpit dengan titik M, maka stabilitas kapal

“ Netral “ Nilai GM = 0.

M G G M

G M

B B B

K K K
STABILITAS POSITIP ( STABLE )
GM POSITIP
CL

W M L M
G G Z
G
B
B B1
K

Pada kapal yang memikili Stabilitas Positip, berarti letak dari titik berat (G)
kapal berada dibawah titik metacenter (M),
Bilamana kapal mendapat gaya dari luar sehingga kapal miring, maka titik
pusat daya apung (B) yang menekan keatas bergerak kesisi yang rendah sesuai
bentuk bangunan kapal yang terbenam sehingga timbullah dua buah gaya yang
berlawanan arah, antara pusat gaya yang menekan keatas melalui titik B dan
pusat gaya yang menekan kebawah melalui titik berat (G).
Adapun jarak antara kedua gaya ini adalah lengan (GZ) sehingga timbul kopple
dengan moment kopple sebesar Berat benaman x jarak antara kedua gaya (GZ)
Moment inilah yang menjadikan kapal tegak sehingga disebut :
“Moment Penegak.”
MOMENT PENEGAK
MOMENTS OF STATICAL STABILITY

MP = x GZ

GZ = Lengan penegak ( Righting lever )


= Berat benaman ( Displacement )

SUDUT KEMIRINGAN < 10°


Titik “ G “ dianggap tetap
 GZ fungsi dari pada “ GM “

 GZ = GM sin  M < 10°

Sin  = GZ .
GM G Z
GZ = GM Sin 

MP =  x GM x Sin  B1
Contoh soal.

KM diketahui = 7,0 m
KG diketahui = 6,5 m (Titik berat kapal terletak 6,5 m diatas lunas).
Displacement = 6.500 ton
Hitunglah : Moment of statical stability kapal tersebut jika miring 10o .

Jawab :
 = 6.500 ton
M 10°
M
KM = 7,0 m G
KM
KG = 6,5 m . KG B
G Z
GM = 0,5 m K

MP =  x GM x sin 
= 6.500 x 0,5 x sin 10
= 6.500 x 0,5 x 0,17365
= 564,36 t-m
STABILITAS NEGATIP ( UNSTABLE )
GM NEGATIP

G
G
M
Z G
M
B
B
K

MOMENT PENYEGET
MP = x GZ
GZ = Lengan penyeget
= Berat benaman ( Displacement )
MP = Capzising moment.
STABILITAS NETRAL ( NEUTRAL )
GM = 0

M G
M G G Z
B
B B1
K

MP = x GZ
TOPIK.7
SANDARAN SUDUT SENGET
ANGLE OF LOLL

Bermula dari nilai GM awal adalah negatip, dimana jika kapal


senget pada sudut kecil, maka timbul moment penyenget yang
memiliki gejala senget yang lebih lanjut.

G
M G
M Z G
B B B1
K
Bilamana terjadi sudut senget yang lebih besar, maka titik B
yang menekan keatas akan bergerak terus keluar hingga menjadi
segaris dengan gaya yang menekan kebawah, maka lengan
penegaknya (GZ) = 0 dan kapal akan bersandar pada sudut senget
ini yang dikenal dengan “ Angle of loll “

M
G Z G Z

B B1 B

Bila kapal l ebih senget lagi dengan sudut yang melebihi Angle of
loll , maka lengan penegaknya akan terbentuk Positip yang menimbulkan
moment penegak yang akan mengembalikan kapal pada posisi “ Angle of
loll “
PERGERAKAN DARI TITIK BERAT ( G )
MOVEMENT OF THE CENTRE OF GRAVITY

Letak titik berat kapal ( Titik G ) sangat tergantung dari


pada bobot-bobot yang berada diatas kapal.
Jika ada penambahan, pengurangan ataupun pergeseran
bobot dimana bobot-bobot tersebut secara vertikal akan
menghasilkan moment-moment vertikal terhadap lunas,
sehingga juga akan mempengaruhi letak titik berat kapal
secara vertikal.
Letak titik berat kapal (G) tersebut akan bergerak secara
vertikal jika ada penambahan, pengurangan ataupun
pergeseran bobot.
PENAMBAHAN BOBOT DIBAWAH TITIK “ G “.
( TITIK “ G “ TURUN )

G’ d KG = Titik berat kapal (m)


KG Kg = Titik berat muatan / bobot (m)
w = Berat muatan / bobot (ton)
Kg

w x d
GG1 =
 + w
d = Jarak tegak lurus terhadap titik berat kapal (G).
w = Berat bobot (ton)
 = Berat benaman ( Displacement )
G Bergerak ke G’ (Turun).
Contoh :

Berat benaman = 5000 ton


KG = 7,0 meter
Muat = 100 ton kg muatan = 2,0 meter.
Hitung : Letak KG baru.

Jawab.
W Vcg Moment GG1 = w x d
 + w
5.000 7,0 35.000
+ 100 2,0 + 200 + = 100 x ( 7 – 2 )
 w 5.100  M 35.200 5.000 + 100
= 500
KG’ = M
5.100
w
= 35.200 G GG’ = 0,098 m
G’
5.100
KG = 7,000 m
= 6,902 m GG’ = 0,098 m
K KG’ = 6,902 m
PENAMBAHAN BOBOT DIATAS TITIK “ G “
( TITIK “ G “ NAIK )

G’ d
G w x d
GG =1
 + w
KG

d = Jarak tegak lurus terhadap titik berat kapal


(G)
w = Berat bobot (ton)
 = Berat benaman ( Displacement )

G Bergerak ke G’ (Naik)
PENGURANGAN BOBOT DIBAWAH TITIK “ G “
( TITIK “ G “ NAIK )

G’
G w x d
GG =1

d
 - w
KG

d = Jarak tegak lurus terhadap titik berat kapal


(G)
w = Berat bobot (ton)
 = Berat benaman ( Displacement )

G Bergerak ke G’ (Naik)
PENGURANGAN BOBOT DIATAS TITIK “ G “
( TITIK “ G “ TURUN )

d
G w x d
GG =1
G’  - w
KG

d = Jarak tegak lurus terhadap titik berat kapal


(G)
w = Berat bobot (ton)
 = Berat benaman ( Displacement )

G Bergerak ke G’ (Turun)
PERGESERAN BOBOT
d = Jarak pergeseran titik berat bobot
(g)
w x d
GG =1 w = Berat bobot (ton)

 = Berat benaman ( Displacement )

PERGESERAN DARI BAWAH KE ATAS PERGESERAN DARI ATAS KE BAWAH

M M
d d
G’ G
G G’
KG KG

K K

TITIK G BERGERAK KEATAS TITIK G BERGERAK KEBAWAH


Contoh 1 :

Displacement kapal kosong = 5.500 ton, titik berat


kapal (G) terletak = 6 meter diatas lunas.
Dimuati bobot 400 ton yang titik beratnya 3 meter di
atas lunas dan bobot lainnya 250 ton yang titik beratnya
8 meter di atas lunas.
Hitunglah : Tinggi titik berat barunya ( KG baru ).
Jawab :
w x d KG Awal = 6,000 m
GG = 1
+W GG’ = 0,203 m -
400 x (6 – 3) KG Baru = 5,797 m
M =
5.500 + 400 GG’’ = 0,089 m +
G
G 8m KG’Baru = 5,886 m
KG 1.200
3m
=
5.900
K = 0,203 m (turun)
5.500 TON
w x d
W Vcg Moment GG =
2
+W
5.500 6,0 33.000 250 x ( 8 – 5,797 )
=
+ 400 3,0 + 1.200 5.900 + 250
+ 250 8,0 + 2.000 +
550,75
 w 6.150  M 36.200 =
6.150
M 36.200
KG baru = = = 5,886 meter = 0,089 m (naik)
W 6.150
Contoh 2 :

Displacement kapal 7.000 ton dengan KG = 6,7 meter, GM = 0,2


meter.
Membongkar :
Bobot 500 ton dengan titik berat 5,2 meter diatas lunas
Bobot 400 ton dengan titik berat 3,0 meter diatas lunas
Memuat :
Bobot 600 ton dengan titik berat 2,7 meter di atas lunas
Bobot 800 ton dengan titik berat 4,5 meter di atas lunas
Bobot 200 ton dengan titik berat 7,8 meter diatas lunas
Hitunglah : KG baru kapal setelah selesai kegiatan dan GM akhir !
Jawab :

W VCG M KG lama = 6,70 m


7.000 6,7 46.900 KG’ = 6,48 m
- 500 5,2 - 2.600 GG’ = 0,22 m
- 400 3,0 - 1.200
+ 600 2,7 + 1.620 GM lama = 0,20 m
+ 800 4,5 + 3.600 GG1 = 0,22 m
+ 200 7,8 + 1.560
GM0 = 0,42 m
W 7.700 KG’ M 49.880
M 49.880
KG baru = = = 6,48 meter
W 7.700
Contoh 3 :
Sebuah kapal memiliki Displacement = 3.420 ton . KG kapal diketahui = 3,7 m,
GM = 0,5 m. Selama pelayaran dipakai bahan bakar sebanyak 65 ton dengan
Kg = 0,45 dan Air tawar sebanyak 64 ton dengan Kg = 2,0 meter.
Hitunglah : GM kapal saat tiba.

Jawab :
W VCG M

M M
3.420 3,7 12.654 0,5 0,403
G G
- 65 0,45 -
- 64 2,0 - 128 +
29,25 3,797
W 3.291 KG1  M 12. 496,75 3,7

KG baru =  M = 12.496,75 = 3,797 meter K K


W 3.291
KG baru = 3,797 m
KG lama = 3,700 m -
GG1 = 0,097 m (naik)
GM awal = 0,500 m.-
GM akhir = 0,403 m
Soal Latihan :

1. Jelaskanlah mengapa sebuah kapal mampu untuk kembali kekedudukan


tegak semula setelah mengalami senget / miring yang disebabkan oleh
gaya-gaya luar yang mempengaruhinya.

2. Gambarkanlah sebuah kapal secara melintang dan lengkapilah dengan


letak dari titik- Berat (G), titik Apung (B) dan titik Metacenter (M) bagi
kapal yang memiliki kondisi stabilitas positip, stabilitas negatip dan
stabilitas netral

3. Sebuah kapal mengapung dengan tegak memiliki berat benaman = 2.400


ton dengan KG = 4,6 meter dan KM = 5,0 meter. Kemudian sebuah
muatan berat di Lower hold seberat 50 ton dengan Kg = 2,0 dipindahkan
ke geladak dan ditempatkan pada titik berat 7,8 meter diatas lunas.
Hitunglah : Letak titik berat kapal yang baru.

4. Displacement sebuah kapal = 2.500 ton dengan KG = 11 meter.


Hitunglah KG barunya jika bobot seberat 50 ton yang ada dikapal itu
dipindahkan 4,5 meter secara tegak.

5. Sebuah kapal dengan displacement = 1.500 ton. Jika berat sebuah


muatan 25 ton dipindahkan dari sisi kanan lower hold ke sisi kiri diatas
deck yang jaraknya sejauh 16 meter secara tegak. Hitunglah pergeseran
titik berat kapal tersebut
6. Sebuah kapal memiliki berat benaman = 5.600 ton dengan tinggi metacenter
(GM) = 0,9 meter. Kapal tersebut dalam pelayarannya mendapat pengaruh
dari luar sehingga miring sebesar 5 derajat.
Hitunglah : Berapa besar Moment of statical stability yang dimiliki oleh
kapal tersebut.

7. Sebuah kapal memiliki berat benaman = 1.200 ton dan titik beratnya (KG) =
3,0 meter.
Kapal tersebut akan melakukan kegiatan sbb :
Memuat muatan campuran 3.400 ton dengan titik berat (Kg) = 2,5 meter
diatas lunas.
Mengisi Bahan bakar 400 ton dengan titik berat (Kg) = 5,0 meter diatas
lunas.
Hitunglah : Letak titik berat baru (KG) kapal tersebut setelah selesai
mengadakan kegiatan itu.

8. Berat benaman kapal kosong = 2.000 ton dengan KG = 3,6 meter. Kapal
tersebut
memuat 2.500 ton muatan dengan Kg = 5,0 meter dan mengisi 300 ton bahan
bakar
dengan Kg = 3,0 meter. Setelah selesai kegiatan tersebut GM diketahui = 0,15
meter.
Hitunglah : GM kapal tersebut jika bahan bakar habis terpakai.
9. Sebuah kapal memiliki berat benaman = 4.450 ton dengan KG = 5,0 meter. Kapal tersebut
melakukan kegiatan bongkar muat sbb :
Bongkar :
360 ton Muatan yang memiliki titik berat 4,6 meter diatas lunas
1.480 ton Muatan yang memiliki titik berat 3,2 meter diatas lunas.
Memuat :
1.800 ton Muatan yang memiliki titik berat 4,8 meter diatas lunas.
200 ton Bahan bakar dengna titik berat 1,2 meter diatas lunas.
50 ton Muatan geladak (on deck) yang memiliki titik berat 8,4 meter diatas lunas .
Hitunglah : Letak titik berat (KG baru) kapal tersebut setelah selesai melakukan
kegiatan itu.

10. Berat beaman sebuah kapal = 2.480 ton dengan KG = 6,4 meter.. Kapal direncanakan
akan memuat muatan sejumlah = 1.320 ton yang akan ditempatkan pada Lower Hold
dengan titik berat 0,6 meter diatas lunas dan pada Tween Deck dengan titik berat 4,28
meter diatas lunas. Untuk kegiatan ini diinginkan GM kapal = 0,6 meter.
Hitunglah : Berat muatan masing-masing yang dimuat di tempat-tempat tersebut jika
KM setelah kegiatan diketahui = 5,7 meter.

11. Sebuah kapal dengan displacement = 5.750 ton dengan KG = 4,5 meter, KM = 5,4 meter .
Bobot di muat sbb : 1.000 ton dengan Kg = 3,8 meter dan 1.000 ton dengan Kg = 7,6
meter.
Hitunglah : Berapa bobot yang dapat di muat di geladak dengan Kg = 9,0 meter, bila
kapal harus bertolak dengan GM minimum = 0,4 meter.
PENGARUH BOBOT YANG TERGANTUNG
EFFECT OF SUSPENDED WEIGHT

G1 G2
G3
G

• Jika sebuah bobot tergantung pada sebuah titik, maka titik beratnya
tergantung pada titik tersebut dan tidak tergantung dari jarak bobot
tersebut dengan titik gantungnya.

• Jadi saat bobot terangkat dari dek dan tergantung pada ujung batang
pemuat, maka titik beratnya berpindah dari posisi semula ke ujung
batang pemuat / titik gantungnya.
Keterangan :
G adalah titik berat semula dari kapal.
g adalah titik berat sebuah bobot yang berada Lower Hold, pada saat bobot tersebut
di angkat ( dihibob ) maka titik beratnya berada atau berpindah ke g1 dan ini
menyebabkan titik berat kapal bergeser dari G ke G1 sejajar dengan gg1 dan titik berat
masing masing tetap berada di G1 dan g1 selama bobot itu di hibob.

Jika batang pemuat di ayun ke sisi lambung maka ujung batang pemuat akan bergerak
dimana titik berat bobot yang tergantung di ujung batang pemuat tersebut juga
bergerak dari g1 ke g2 ini mengakibatkan titik berat kapal juga bergeser dari G1 ke G2.

Jika bobot itu di turunkan / area kebawah dan telah menyentuh dermaga serta tali muat
slack maka titik berat bobot juga telah terlepas dari ujung batang pemuat.( bobot telah
terlepas dari ujung batang pemuat ). Maka titik berat kapal bergeser dari G2 ke G3
dengan arah menjauhi g2. Jadi G3 adalah posisi akhir dari titik berat kapal setelah
membongkar muatan tersebut.

Kesimpulan :
Titik berat sebuah benda akan bergerak ke arah titik berat dari bobot yang di
tambahkan
Titik berat sebuah benda akan bergerak menjauhi titik berat dari bobot yang di ambil.
Titik berat sebuah benda akan bergeser sejajar dengan pergeseran dari titik berat tiap
bobot yang bergerak dalam benda itu.
Contoh soal :
Displacement kapal = 3.000 ton dengan KG = 5,2 meter. Hitung KG baru jika
sebuah bobot yang sudah ada di kapal seberat 50 ton dengan titik berat 1,0 m
diatas lunas di hibob tegak lurus ke atas setinggi 3 meter dari dasar palka
dengan menggunakan batang pemuat yang ujungnya terletak 16,0 meter
diatas lunas.
Jawab :
 = 3.000 ton
KG = 5,2 meter.
Bobot 50 ton di hibob menggunakan batang pemuat yang ujungnya 16,0 meter
diatas lunas.
16 m
W VCG MOMENT
G
3.000 5,2 15.600
5,2 m ± 50 15 + . 750 .
3m 50 t
3.000 16.350
KG =  M = 16.350 = 5,45 meter
 W 3.000
GG1 = W x d .

= 50 x 15 = 750 = 0,25 meter ( Naik )
3.000 3.000
KG lama = 5,20 m
GG1 = 0,25 m +
KG baru = 5,45 m
PERCOBAAN STABILITAS
INCLINING EXPERIMENT

Tujuan percobaan stabilitas adalah untuk


mengetahui letak titik berat (G) kapal kosong.
Untuk melakukan percobaan stabilitas,
biasanya dilakukan setelah kapal selesai
dibangun sehingga kapal benar-benar masih
dalam keadaan kosong.
Kapal dibuat miring dengan menggeser sejumlah
bobot (w) yang telah disiapkan untuk maksud itu,
dan sebuah tali digantung bebas dengan ketinggian
tertentu dan pada dasar dalam dipasang papan
skala secara melintang.

Jika sejumlah bobot (w) digeser secara melintang


kapal dengan jarak (d) akan menyebabkan kapal
miring, dan hal ini menyebabkan terjadinya
simpangan melintang dari tali (unting-unting) yang
digantung bebas tersebut yang besarnya dapat
diketahui pada papan skala / pengukur dan dengan
perhitungan maka nilai GM kapal tersebut dapat
diketahui
Untuk melaksanakan percobaan stabilitas ini, maka hal-
hal yang perlu diperhatikan dan dalam persiapannya
adalah :
• Kapal tegak dan terapung bebas bergerak.
• Keadaan cuaca dan laut tenang.
• Benda-benda yang dapat bergerak terikat kencang.
• Bobot yang akan digeser untuk memiringkan kapal

1/ 500 s/d 1/1.000 Displacement.


d
A

B C
A A

B C
B C

M Segitiga ABC : Cot  = AB / BC


Segitiga GG1M : Cot  = GM / GG1
Jadi Cot  = GM / GG1
G G1
atau Tg  = GG1 / GM
G G1
Tg  = GG1.
GG1 = GM . Tg 
GG1 = W x d
GM 
W x d = GM Tg 

GM = Wxd .
 x Tg  GG1 = W x d

W x d = GM Tg 

HM =  x GM x Tg 
W x d =  x GM x Tg 

GM kapal kosong =
Diagram ( KM ) =

KG KAPAL KOSONG =
PENGARUH CAIRAN BEBAS PADA STABILITAS
EFFECT OF FREE SURFACE OF LIQUID ON STABLITY
Bila sebuah tanki dikapal diisi penuh dengan cairan, maka cairan tersebut
tidak dapat bergerak didalam tanki itu walaupun kapal mengalami miring atau
senget. Hal ini menunjukkan bahwa titik berat dari cairan tersebut (g) juga
tetap berada dalam tanki itu.

Bila kapal mengalami kemiringan dengan sudut yang kecil, dan tidak ada
bobot yang bergeser dalam kapal tersebut, maka titik berat kapal (G) akan
tetap berada ditempat semula

Bila kapal mengalami kemiringan dengan sudut yang kecil, maka titik
pusat gaya apung akan bergerak dari centre line ke sisi yang lebih rendah
yaitu (B1)

Jika tidak ada bobot yang bergerak dalam kapal tersebut saat mengalami
kemiringan, maka moment of statical stability = W x GZ atau = W x GM x
Sin Ø
M M
W L
G G Z
B
B B1
g
g1

Bilamana isi tanki hanya sebagian dan kapal miring, maka cairan yang berada
dalam tanki tersebut akan mengalir ke sisi tanki yang lebih rendah dan akibatnya
titik berat dari cairan tersebut akan berpindah dari (g) ke (g1). Hal ini menyebabkan
titik berat kapal (G) juga akan berpindah dari (G) ke (G1) sejajar dengan gg1.

Moment of statical stability = W x G1Z1


= W x GvZv
= W x GvM x Sin Ø

Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh permukaan bebas (free surface)


mengurangi tinggi metacenter efektip dari GM ke GvM, dimana GGv adalah kenaikan
semu dari GM (Virtual loss of GM)
Virtual loss of GM = i x d1 x 1 (meter)
V d2 n²

Dimana : i = Moment kedua dari free surface thdp garis tengah


V= Volume benaman
d1 = Berat jenis cairan dalam tanki
d2 = Berat jenis cairan dimana kapal mengapung

Bagi bidang air dengan bentuk bersegi empat panjang (Kotak), maka moment
kedua
disekitar garis tengah diperoleh dengan rumus :
i = LB³ Dimana L = Panjang bidang air
12 B = Lebar bidang air.
M
GGv = Kenaikan semu titik berat kapal
Gv Zv
GG1 = w x gg1
W
G Z
GG1 = v x d1 x gg1
G1 Z1
V x d2
B
B1
Untuk menghitung letak titik Berat (G) yang baru setelah tanki diisi cairan yang
menimbulkan permukaan bebas, maka haruslah dipertimbangkan 3(tiga) hal sbb :
1. Titik berat (G) akan bergerak ke arah titik berat cairan.
2. Volume benaman kapal akan bertambah sesuai berat cairan yang
ditambahkan.
3. Akan terjadi kenaikan titik G secara semu akibat adanya
permukaan bebas.

Diumpamakan bahwa pengaruh permukaan bebas terjadi pada tanki dasar


berganda maka :
w = Berat air yang diisi kedalam tanki
W = Berat benaman kapal setelah tanki diisi
g = Titik berat cairan dalam tanki
G = Titik Berat kapal sebelum tanki diisi
V = Volume benaman kapal setelah tanki diisi.

Pergeseran titik G kebawah : w x Gg


W
atau LB³
Kenaikan semu titik G akibat permukaan bebas = i 12V
V
Dengan 2 (dua) rumus tersebut, maka letak titik G terakhir dapat dihitung.
Contoh soal 1.
Sebuah kapal memiliki tanki dasar berganda yang persegi panjang
dengan ukuran panjang = 15 meter, lebar = 12,5 meter dan tinggi =
1,40 meter. Dari data kapal diketahui KM = 7,8 m, KG = 6,0 m dengan
Berat benaman = 5.250 ton Hitunglah GM barunya jika tanki tersebut
diisi air laut sampai dengan tinggi 0,8 meter.

Contoh soal 2.
Sebuah kapal dengan berat benaman = 6.000 ton terapung diair laut,
memiliki tanki dasar berganda berukuran p x l x t = 20 m x 12 m x 2
m. Tanki tersebut terbagi dua secara membujur dan berisi minyak
dengan bj. 0,82 ton/m³. Hitunglah kehilangan semu GM akibat
permukaan bebas.
Jawab 1 :

Berat air yang masuk kedalam tanki = Volume x Bj ( 15 x 12,5 x 0,8 ) x 1,025
= 153,75 ton
W VCG Moment

5.250 6,0 31.500.0


153,75 0,4 61,5
5.403,75 31.561,5

KG akibat penambahan cairan = 31.561,5 = 5,84 m


5.403,75

Kenaikan titik G akibat permukaan bebas = lb³ = 15 x (12,5)³


12 V 12 x (5.403,75/1,025)
= 0,46 m
Letak titik G akibat pemambahan berat = 5,84 m +
KG baru pengaruh permukaan bebas = 6,30 m
KM kapal lama = 7,80 m -
GM baru = 1,50 m
Jawab 2 :

Virtual loss of GM = i x d1 x 1 (meter)


V d2 n²

= 20 x (12) ³ x 820 x 1
12 x (6.000/1,025) 1025 (2)²

= 0,49 x 0,8 x 0,25

= 0,098 m
SENGET
“LIST”
Jika kapal dalam keadaan tegak maka titik berat kapal (G) dan
titik pusat daya apung (B) terletak pada satu garis yaitu pada
garis dipertengahan kapal (Centre line)

Jika subuah bobot yang berada diatas kapal di geser secara


melintang, maka mengakibatkan titik berat kapal (G) akan
berpindah ke G1 dan hal ini menghasilkan moment kemiringan
(listing moment) sebesar = W x GG1 dimana kapal akan
miring sampai titik G1 dan titik apung (B) berada pada satu
garis tegak yang sama dan posisi dari titik G1 ini juga berada
tegak lurus di bawah titik Metacenter (M) sepanjang sudut
kemiringannya kecil.
Jika letak akhir dari titik Metacentre dan titik berat kapal diketahui,
maka kemiringan kapal dapat dihitung dengan menggunakan
Trigonometry dimana pada segitiga GG1 M sudut siku-siku pada
titik (G).
Jika letak akhir dari titik Metacentre dan titik berat kapal diketahui,
maka kemiringan kapal dapat dihitung dengan menggunakan
Trigonometry dimana pada segitiga GG1 M sudut siku-siku pada
titik (G).

Letak akhir dari titik berat kapal (G) dapat diperoleh dari moment-
moment terhadap lunas dan moment-moment terhadap centre line

Dari segitiga GG1M :


M
Cot  = GM
GG1

Tg  = GG1
G G1 GM
SENGET
“LIST”
W
CL CL
M
M

G G1
G
B Gl

B
B1

M W
Cot  = GM
GG1

Tg  = GG1
G G1 GM
Contoh soal -1 :
Sebuah kapal dengan displacement = 6.000 ton memiliki KM = 7,3 meter
dan KG = 6,7 meter dalam keadaan tegak. Sebuah bobot seberat 60 ton
yang berada diatas kapal dipindahkan secara melintang sejauh 12 meter.
Hitung berapa kemiringan kapal .

12
w x d Tg  = GG1.
M
GG =
1

G
 GM
7,3 60 x 12
60 t GG1 = 0,12
6,7 6.000 =
0,60
GG1 = 0,12
= 0,2
KM = 7,3 m
KG = 6,7 m  = 11° 18”
GM = 0,6 m
Contoh soal – 2

Sebuah kapal dalam keadaan tegak dengan displacement =


12.000 ton dan diketahui memiliki KM = 8,5 meter, GM = 1,0
meter.
Dimuati 200 ton muatan yang di tempatkan 5,0 meter di kanan
centre line dengan Kg = 8 meter diatas lunas.
Hitunglah berapa kemiringan kapal tersebut.
Soal Latihan :

1. Sebuah kapal dalam keadaan tegak dengan displacement = 8.000 ton.


KM = 8,7 m, KG = 7,6 m. Kapal tersebut mengadakan kegiatan sebagai
berikut : Muat 250 ton dengan Kg = 6,1 m diatas lunas dengan titik
berat 3,1 m dikanan centre line. Muat 300 ton bahan bakar Kg = 0,6 m
diatas lunas dengan titik berat 6,4 m dikiri centre line dan Buang
ballast 50 ton dengan Kg = 1,2 m diatas lunas dengan titik berat 4,6 m
disebelah kiri centre line. Hitung kondisi kapal sekarang. (Q = 4 33’)

2. Displacement = 13.750 ton dengan GM = 0,75 m dan kapal dalam


keadaan miring 2 ½ o kanan dimana kapal masih harus di muati 250 ton.
Ruangan yang disediakan untuk muatan ini yaitu pada tween deck, yang
ditempatkan dengan jarak masing-masing 6,1 meter dari centre line.
Hitung berapa banyak muatan yang dimuat pada tiap-tiap sisi agar kapal
tegak ( Wp = 161,9 Ts, Ws = 88,1 Ts )
3. A ship of 5.000 tonnes displacement has. KG 4,2 m . KM 4,5 m
and .listed 5 degrees to port. Assuming that the KM remains
constant. Find the final list if 80 tonnes of bunkers are loaded in no 2
starboard tank whose centre of gravity 1,0 metre above the keel and 4
metres out from the center line.

4. A ship of 4.515 tonnes displacement is upright and has KG = 5,4 m


and KM = 5,8 m it is required to list the ship 2 degrees to starboard
and a weight of 15 tonnes is to be shifted transversely for this purpose.
Find the distance through which it must be shifted.

5. A ship of 1.500 tonnes displacement has KB 2,1 m, KG 2,7 m and KM


3,1 m and is floating upright in salt water. Find the list if a weight of 10
tonners is shifted transversely across the deck through a distance of
10 metres

6. A weight of 12 tonnes, when moved transversely across the deck


through a distance of 12 m, causes a ship 4.000 tonnes displacement
to list 3,8 degrees to starboard. KM 6 m. Find the KG.

Anda mungkin juga menyukai