(Financial Instrument)
LOGO
Instrumen keuangan adalah suatu kontrak
yang memberikan kenaikan asset keuangan dari
suatu entitas dan liabilitas keuangan atau
instrument ekuitas dari entitas lain.
LOGO
Klasifikasi Instrumen Keuangan
Definisi Instrumen Keuangan
setiap kontrak yang menambah nilai aset keuangan entitas dan
kewajiban keuangan atau instrumen ekuitas entitas lain
Aset Keuangan
Instrumen Kontrak diselesaikan
Hak
Kas ekuitas entitas dengan instrumen
kontraktual
lain ekuitas entitas
Liabilitas keuangan
Ekuitas
Kontrak yang memberikan hak residual atas aset suatu entitas setelah
ikurangi dengan seluruh kewajibannya
LOGO
3
Bentuk Instrumen Keuangan
Aset keuangan
Liabilitas Keuangan
Instrumen Ekuitas
Instrumen Derivatif
Instrumen Lindung Nilai
LOGO
Jenis Instrumen Keuangan (PSAK 55)
Instrumen Keuangan
Pinjaman Bentuk
Tujuan
atau NO Investasi dlm NO YES
Spekulatif
Piutang Utang
NO
YES
Diukur dg
YES Nilai Wajar
Held to
No YES
maturity
Nilai Wajar
Nilai Beli LOGO
6
Instrumen Keuangan
LOGO
7
PSAK 55 R – Instrumen keungan pengakuan dan
Pengukuran
LOGO
8
PSAK 55 R – Instrumen keungan pengakuan dan
Pengukuran
Empat kategori aset keuangan:
1. Aset keuangan yang ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui
laporan laba rugi;
2. Investasi dimiliki hingga jatuh tempo;
3. Pinjaman yang diberikan atau piutang; dan
4. Aset keuangan tersedia untuk dijual.
Dua kategori liabilitas keuangan
1) Kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan
laba rugi
2) Kewajiban lain
Pengukuran aset keuangan dengan menggunakan nilai wajar
dalam arti luas
Beberapa perbedaan dalam praktik dalam mengidentifikasi
derivatif majemuk.
LOGO
9
Tujuan
LOGO
10
Ruang Lingkup
LOGO
11
Definisi Derivatif
LOGO
12
Aset/Kewajiban Keuangan yang Diukur pada
Nilai Wajar melalui Laporan Laba Rugi
(Sama PSAK 55 dan 71)
Diperdagangkan:
– Diperoleh/dimiliki untuk tujuan dijual/dibeli kembali dalam waktu dekat
(trading);
– Bagian dari portofolio instrumen keuangan tertentu yang memiliki pola
ambil untung dalam jangka pendek; atau
– merupakan derivatif (kecuali derivatif yang ditetapkan sebagai
instrumen lindung nilai dan efektif).
LOGO
13
Investasi Dimiliki hingga Jatuh
Tempo/HTM (PSAK 55, sdgkan PSAK 71
disebut Amortized cost)
Kriteria:
Aset keuangan non
derivatif; Kecuali:
Pembayaran ditetapkan sbg aset
tetap/telah ditentukan; keu pada nilai wajar
Jatuh tempo telah melalui L/R;
ditetapkan; ditetapkan sbg AFS;
Entitas memiliki memenuhi definisi
maksud dan pinjaman yang
kemampuan untuk diberikan dan piutang.
memiliki hingga jatuh
tempo
LOGO
14
Pinjaman Diberikan dan Piutang (PSAK
55, sdgkan PSAK 71 disebut Amortized cost)
Kecuali:
LOGO
15
Aset Keuangan Tersedia
untuk Dijual/AFS (PSAK 55,
sdgkan PSAK 71 disebut FVOCI)
Kriteria:
Aset keuangan non derivatif;
Ditetapkan sebagai AFS;
Tidak diklasifikasikan sbg:
pinjaman yang diberikan/piutang,
dimiliki hingga jatuh tempo, atau
dinilai pada nilai wajar melalui L/R.
LOGO
16
Pengukuran Awal
Diukur pada nilai wajar melalui Tidak diukur pada nilai wajar
laba rugi (FVTPL) melalui laba rugi (amortized cost
dan FVOCI)
LOGO
Definisi Nilai Wajar - baru
LOGO
19
Pengukuran Selanjutnya
Biaya Dikapitalisasi
Pinjaman diamortisasi - Laba rugi Laba rugi Laba rugi
Diberikan dan
Piutang
LOGO
Pengukuran Selanjutnya
Utang/ Nilai wajar Pendapatan Laba Rugi Laba Rugi Laba Rugi
Dikapitalisasi komprehensif
lain*
Ekuitas/ Nilai wajar Pendapatan Laba Rugi Laba Rugi Pendapatan
Dikapitalisasi komprehensif komprehensif
lain* lain
AFS
Ekuitas: Harga - Laba Rugi Laba Rugi -
Tidak dapat perolehan
diukur secara
andal/
Dikapitalisasi
LOGO
* Dibebankan ke laba rugi saat pelepasan atau terjadi penurunan nilai
Pengukuran Setelah Pengakuan Awal
Pinjaman dan Piutang
a) Nilai wajar
b) Biaya diamortisasi
c) Biaya (penggunaan terbatas hanya jika
nilai wajar tidak dapat ditentukan)
PSAK 55 mengklasifikasikan:
4 kategori aset keuangan
2 kategori kewajiban keuangan
Kategori tersebut menentukan metode yang
digunakan untuk pengukuran selanjutnya
LOGO
22
Biaya Amortisasi
Jumlah saat
pengukuran awal
PLUS OR MINUS
Akumulasi amortisasi
dg effectiv interest
method
MINUS
Pembayaran
MINUS
Penurunan Nilai
LOGO
23
Suku bunga efektif
LOGO
24
Investasi dalam Sekuritas Ekuitas
LOGO
Perlakuan Akuntansi dan Pelaporan Sekuritas Ekuitas
LOGO
Investasi pada efek ekuitas (PSAK
15)
No significance
Significance
influence, jointly Jointly control Control
influence
control, or control
Financial
Associates Joint venture Subsidiary
instrument
LOGO
PSAK 15
18/02/2009 29
Overview Categories
Perubahan Klasifikasi instrument keuangan dari
PSAK 55/IAS39,IFRS9PSAK 71/IFRS9revisi
LOGO
30
Overview Categories
LOGO
31
Klasifikasi Aset
Keuangan
• Terdapat perubahan signifikan dalam mengklasifikasikan aset
keuangan
• Kategori pengukuran serupa dengan PSAK 55
PSAK 71 PSAK 55
FVTPL* FVTPL*
Amortised Cost Loans & receivable / HTM*
FVOCI* AFS*
* FVTPL: fair value through profit or loss (diukur pada nilai wajar melalui laba rugi)
* FVOCI: fair value through OCI (diukur pada nilai wajar melalui penghasilan komprehensif lain)
* HTM: held to maturity (dimiliki hingga jatuh tempo)
* AFS: available for sale (tersedia untuk dijual)
LOGO
Klasifikasi Aset
Keuangan
• Klasifikasi aset keuangan berdasarkan dua pertimbangan:
• Arus kas kontraktual (apakah berasal dari pembayaran pokok dan bunga
(solely payments of principal and interest - SPPI))
• Model bisnis dimana aset keuangan dimiliki
Source: http://www.ifrsbox.com/wp-content/uploads/IFRS9ClassificationFinancialAssets.png
21
LOGO
Solely Payments of Principal and
Interest
(SPPI)
• Apakah arus kas hanya terdiri dari pokok dan bunga?
• Definisi Pokok dan Bunga:
• Pokok: nilai wajar aset pada saat pengakuan awal
• Bunga: imbalan atas nilai waktu uang, risiko kredit, risiko pinjaman dasar
lainnya (misal risiko likuiditas), biaya terkait lainnya (misalnya biaya
administratif), dan marjin laba
LOGO
Model Bisnis
Model Bisnis Fitur Utama Pengukuran
Memiliki untuk Tujuan: memiliki aset untuk mendapatkan arus kas Biaya perolehan
mendapatkan arus kas kontraktual diamortisasi*
kontraktual Penjualan sifatnya incidental (shg no tainting rules)
Penjualan biasanya sangat sedikit (secara frekuensi
dan volume)
Memiliki baik untuk Tujuan: mendapatkan arus kas dan menjual sifatnya FVOCI*
mendapatkan arus kas tak terpisahkan untuk mencapai tujuan dalam model
kontraktual dan untuk bisnis ini
dijual Umumnya lebih banyak penjualan (secara frekuensi
dan volume) dari model bisnis memiliki untuk
mendapatkan arus kas kontraktual
Lainnya Tujuan: bukan untuk mendapatkan arus kas atau untuk FVTPL**
dijual
* Tunduk pada kriteria SPPI dan tidak menerapkan opsi pengukuran pada nilai wajar (fair value option)
** Kriteria SPPI tidak relevan – aset tersebut diukur pada FVTPL
LOGO
Klasifikasi Aset Keuangan: Instrumen
Utang
Instrumen Ekuitas
Tidak
Apakah arus kas kontraktual Apakah tujuan model bisnisnya
Ya Ya
dari aset tersebut semata untuk memiliki dalam rangka
pembayaran pokok dan mendapatkan arus kas
bunga (SPPI)? kontraktual (business model)?
Tidak Tidak
Apakah model bisnisnya untuk
Tidak untuk mendapatkan arus kas
kontraktual dan menjual aset
keuangan?
Ya
Biaya perolehan
FVTPL FVOCI*
diamortisasi*
26
*Tunduk pada opsi penerapan FVTPL – jika dapat mengurangi accounting mismatch
LOGO
Business Model Test
LOGO
37
IFRS 9 Business Model Test – A
Challenging New Principle
Under IAS 39, it can be quite challenging at times to compare the accounting treatment for the
same type of financial instruments as it can be classified in various ways. It is not surprising to find
more than 20 options or combinations for classifying or measuring financial assets. A debt
instrument can be classified as one category for a corporate such as held to maturity; however, a
bank can have two or three categories for the same type of instrument. Under IFRS 9, IASB has
taken a more simplified approach by reducing the classification to two categories:
amortized cost or fair value. The approach appears simpler, but it does present some new
challenges, particularly for those organizations with large and/or complex portfolios.
Fundamentally, the classification of financial assets under IFRS 9 depends on two criteria:
the contractual cash flow of the instrument and the entity’s business model for managing its
financial instruments. An entity can classify an instrument at amortized cost if contractual cash
flows are solely payments of principal and interest and if the business model is to hold instruments
to collect contractual cash flows (‘business model test’). If an instrument fails to meet both criteria,
then the financial asset should be measured at fair value.
Business model test is a new accounting concept and is a shift from previous accounting
principles on how financial instruments are classified. The assessment of a business model is
based on how key personnel actually manage the business, rather than management’s intent for
specific financial assets. It implies a more rigorous test and may potentially require entities to
provide additional evidence or accumulate more historical analysis.
LOGO
IFRS 9 seems to have taken a more strategic or broader approach as the
business model test requires companies to assess the nature of their
business and how it allocates its financial assets and not just by simply
establishing the nature and risk of the asset itself. It will have a far-reaching
impact on an entity’s business – its strategy and policies. For example,
banks may need to revisit their ALM policies/strategies and consider impact
to IFRS 9.
There are certain flexibilities allowed under the new standard. For instance,
an entity can define more than one business model however, the challenge
would be defining the various business models that would be consistent with
the company’s strategy and risk appetite. For banks and other companies
with significant financial assets, this would be a major exercise and it would
require a robust system of monitoring these assets going forward.
Once again, the principle implied in the accounting standard will require
some further interpretation. It would seem that the question would not be if
the asset is risky or not, but rather, if the business strategy behind an entity’s
portfolio of assets is considered risky as defined under IFRS 9.
LOGO
LOGO
some additional guidance in the application of the
Business Model and SPPI tests:
LOGO