Anda di halaman 1dari 7

TUGAS PJJ IPS KELAS 9

BULAN FEBRUARI 2022


ASSALAMUALAIKUM Wr. Wb.
PELAJARI MATERI BERIKUT KEMUDIAN CATAT DI
BUKU TUGAS (POJOK KANAN ATAS DIBUKU
TUGAS DITULISI HARI DAN TANGGAL PADA
WAKTU DIBERI TUGAS !
SELAMAT MENGERJAKAN
PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN

A. Perjuangan Fisik
1. Insiden Hotel Yamato Di Surabaya
Peristiwa Ini Pada Tanggal 19 September 1945 Terjadi Dihotel Surabaya
Peristiwa Ini Berawal Belanda Mengibarkan Bendera Merah Putih Biru
Di Hotel Yamato, Sehingga Menimbulkan Kemarahan Rakyat
Surabaya, Mereka Mendatangi Hotel Yamato Dengan Cara Merobek
Dan Berusaha Mengganti Bendera Belanda Dengan Bendera Indonesia
Sehingga Terjadilah Pertempuran Di Hotel Di Hotel Yamato.
2. Pertempuran Surabaya
Pertempuran ini berawal dari datangnya pasukan Sekutu di Surabaya di
bawah pimpinan Mallaby, sehingga rakyat Surabaya tidak suka atas
kedatangan pasukan Sekutu di Surabaya, Apalagi setelah beberapa
waktu Mallaby menghilang tidak diketahui rimbanya sehingga pasukan
sekutu menuduh rakyat Surabaya yang menculik atau membunuh
Mallaby.
Kemudian Pasukan Sekutu memberi ultimatum (ancaman) kepada
rakyat Surabaya, yang berbunyi siapa saja rakyat Surabaya yang menculik
atau membunuh Mallaby dan yang memiliki senjata segera menyerahkan
diri paling lambat pada tanggal 10 November 1945 pukul 06.00 WIB
kalau tidak kota Surabya akan dibumi hanguskan, namun sampai batas
waktu yang ditentukan sekutu rakyat Surabya tidak ada tanda-tanda yang
menyerahkan diri. Sehingga terjadi pertempuran di Surabaya

3. Pertempuran Lima Hari di Semarang


Peristiwa ini terjadi di Semarang pada tanggal 15-20 Oktober 1945.
Pertempuan ini berawal dari adanya desas desus bahwa cadangan air
minum yang ada di daerah Candi di racun oleh Jepang, Dr. Karyadi yang
meneliti cadangan air minum tersebut meninggal ditembak oleh Jepang,
sehingga rakyat Semarang marah dan terjadilah pertempuran selama
lima hari yang kemudian di kenal dengan Pertempuran Lima Hari di
Semarang.
B. Perjuangan Diplomasi
Perjuangan diplomasi menunjukan bangsa Indonesia berusaha menunjukkan sikap
dan itikad baik dalam menyelesaikan perselisihan dengan Belanda. Berikut adalah
beberapa perjuangan Indonesia secara diplomasi antara lain :
1. Perundingan Linggarjati (25 Maret 1947)
Perundingan ini antara Indonesia dengan Belanda yang dilaksanakan di Linggar-
jati kuningan jawa barat. Dalam perundingan ini Indonesia diwakili oleh Sutan
Syahrir sedangkan Belanda di wakili oleh Schermerhorn. Keputusan
perundingan ini antara lain :
a. Belanda mengakui secara de facto wilayah RI yaitu Sumatra, Jawa, Madura
b. Belanda harus meninggalkan wilayah RI paling lambat tanggal 1 Januari 1949
c. RI dan Belanda sepakat membentuk negara RIS (Republik Indonesia Serikat),
dimana salah satu negara bagiannya adalah RI.
d. Dalam membentuk RIS Indonesia dan Belanda bersatu kepalanya ratu
Belanda
2. Perundingan Renville (8 Desember 1947)
Agresi Milter I mendapat reaksi keras dari dunia Internasional, khususnya dalam
forum PBB. Dalam menyelesaikan sengketa Indonesia dengan Belanda maka PBB
membentuk Komisi Tiga Negara (KTN). Negara anggotanya KTN antara lain :
a. Australia (pilihan Indonesia) diwakili oleh Richard Kirby.
b. Belgia (pilihan Belanda) diwakili oleh Paul Van Zeeland
c. Amerika Serikat (pilihan Indonesia dan Belanda) diwakili oleh
Frank Porter Graham.
Berkat KTN terjadilah perundingan Renville yang diselenggarakan diatas kapal
Amerika Serikat USS Renville, sehingga perundingan ini dinamakan perundingan
Renville. Hasil perundingan ini antara lain :
a. Penghentian tembak menembak
b. Belanda hanya mengakui Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Sumatra sebagai
bagian wilayah RI
c. Disetujuinya sebuah garis demarkasi yang memisahkan wilayah Indo nesia dan
daerah pendudukan Belanda
d. TNI harus ditarik mundur dari daerah pendudukan Belanda di Jawa Barat dan
Jawa Timur
e. Belanda bebas membentuk negara-negara federal di daerah-daerah yang
didudukinya dengan melalui masa peralihan terlebih dahulu.
3. Perundingan Roem-Royen (7 Mei 1949)
Kesepakatan yang dicapai dalam perundingan Renville juga diingkari Belanda dengan adanya
agresi militer II. Untuk mengatasi agresi militer ke-2 Belanda, PBB kemudian membentuk UNCI
(United Nations Commission For Indonesia) . Berkat UNCI maka Indonesia dan Belanda duduk
dalam meja perundingan lagi yaitu Perundingan Roem-Royen, Dalam perundingan ini
Indonesia diwakili oleh Mr. Moh. Roem sedangkan Belanda diwakili oleh Dr. Van Royen dan
UNCI diwakili oleh Merle Cochran (Mediator perundingan). Hasil keputusan Perundingan
Roem-Royen :
a. Pihak Indonesia menyatakan kesediaan untuk :
1. Menghentikan perang gerilya
2. Bekerja sama dalam mengembalikan perdamaian dan menjaga ketertiban dan keamanan
3. Turut serta dalam Konferensi Meja Bundar di Den Haag
b. Pihak Belanda menyatakan kesediaan untuk :
1. Menyetujui kembalinya RI ke Yogyakarta
2. Menjamin penghentian gerakan militer dan membebaskan semua tahanan politik
3. Tidak akan mendirikan negara-negara yang ada di daerah yang dikuasai oleh RI sebelum
19 Desember 1948
4. Berusaha dengan sesungguh-sungguhnya supaya KMB segera diadakan sesudah peme-
rintah RI ke Yogyakarta

4. Konferensi Meja Bundar (23 Agustus – 2 November 1949)


Dalam perundingan ini Indonesia diwakili oleh Drs. Moh. Hatta . Belanda diwakili Van Maarse-
veen. BFO (Bijeenkomstvoor Federaal Overleg) yaitu suatu badan yang merupakan kumpulan
negara-negara bagian bagian bentukan Belanda diwakili oleh Sultan Hamid II. Dan UNCI
diwakili oleh Chritchley
Hasil keputusan KMB antara lain :
1. Belanda mengakui RIS sebagai negara yang merdeka dan
berdaulat
2. Pengakuan kedaulatan dilakukan selambat-lambatnya tanggal 30
Desmber 1949
3. Masalah Irian Barat akan diadakan perundingan lagi dalam satu
tahun setelah pengakuan kedaulatan RIS
4. Antara RIS dan Kerajaan Belanda akan diadakan hubungan Uni
Indonesia-Belanda yang diketuai Belanda
5. RIS harus membayar semua utang Belanda sejak tahun 1942

Anda mungkin juga menyukai