Anda di halaman 1dari 38

KESEIMBANGAN

PENDAPATAN NASIONAL
DALAM PEREKONOMIAN
DUA SEKTOR
Pendapatan faktor2 produksi

Perusahaan Rumahtangga

2 Aliran
investasi 5 Konsumsi rumahtangga 3
tabungan

4 pinjaman Lembaga
Pengusaha
Keuangan

ALIRAN PENDAPATAN PEREKONOMIAN 2 SEKTOR


Daftar konsumsi dan tabungan rumahtangga

Pendapatan Pengeluaran Tabungan (S)


disposabel (Yd) Konsumsi (C)
0 125 -125
200 275 -75
400 425 -25
500 500 0
800 725 75
900 800 100
1000 875 125

1. Pada pendapatan rendah RT akan menggunakan tabungan u/


konsumsi
2. Kenaikan pendapatan menaikkan konsumsi
3. Pendapatan > konsumsi maka kelebihan pendapatan akan
ditabung.
Kecondongan mengkonsumsi &
kecondongan menabung
• MPC (marginal propensity to • MPS (marginal propensity to
consume) saving)

• APC (average propensity to • APS (average propensity to


consume) saving)
Tabel MPC & APC
Pendapatan Pengeluaran MPC APC
disposabel (Yd) Konsumsi (C) (ΔC / ΔYd) (C / Yd )
0 125 150/200=0,75 125/0= ~
200 275 150/200=0,75 275/200=1,38
400 425 75/100=0,75 425/400=1,07
500 500 250/300=0,83 500/500=1
800 750 150/200=0,74 750/800=0,93
1000 900 100/200=0,5 900/1000=0,90
1200 1000 1000/1200=0,83
Tabel MPC & APC
Pendapatan Pengeluaran Tabungan MPS APS
disposabel Konsumsi (S) (ΔS / ΔYd) (S/ Yd )
(Yd) (C)

0 125 -125 ? ?
200 275 -75 ? ?
400 425 -25 ? ?
500 500 0 ? ?
800 750 50 ? ?
1000 900 100 ? ?
1200 1000 200
MPC + MPS = 1

APC + APS = 1
Fungsi konsumsi & Fungsi Tabungan

• Fungsi konsumsi
Kurva yang menggambarkan sifat hub antara tingkat
konsumsi rumahtangga dalam perekonomian
dengan pendapatan nasional (atau pendapatan
disposebel) perekonomian tersebut.
• Fungsi tabungan
kurva yg menggambarkan sifat hub antara tingkat tab
rumahtangga dg pendapatan nasional (atau
pendapatan disposebel) perekonomian tersebut.
DAFTAR KONSUMSI DAN TABUNGAN

MPC konstan sebesar 0,75

Pendapatan negara Konsumsi agregat Tabungan agregat


(Y) (C) (S)
0 90 -90
120 ? ?
240 ? ?
360 ? ?
480 ? ?
600 ? ?
720 ? ?
840 ? ?
960 ? ?
1080 ? ?
1200 ? ?
Pendapatan Konsumsi Tabungan Investasi Pengeluaran Keadaan
negara (Y) agregat agregat (I) Agregat perekonomian
(C) (S) (AE)
0 90 -90 120 210 Ekspansi
120 180 -60 120 300 Ekspansi
240 270 -30 120 390 Ekspansi
360 360 0 120 480 Ekspansi
480 450 30 120 570 Ekspansi
600 540 60 120 660 Ekspansi
720 630 90 120 750 Ekspansi
840 720 120 120 840 Seimbang
960 810 150 120 930 Kontraksi
1080 900 180 120 1020 Kontraksi
1200 990 210 120 1110 kontraksi
DAFTAR KONSUMSI DAN TABUNGAN
Maka MPS = 0,25
MPC konstan sebesar 0,75

Pendapatan negara Konsumsi agregat Tabungan agregat


(Y) (C) (S)
0 90 -90
120 180 -60
240 270 -30
360 360 0
480 450 30
600 540 60
720 630 90
840 720 120
960 810 150
1080 900 180
1200 990 210
Keseimbangan perekonomian negara
(2 sektor)
Lihat contoh pada tabel di sadono
pendapatan nasional < pengeluaran agregat
maka keadaan perekonomian ekspansif

Pendapatan nasional > pengeluaran agregat


maka keadaan perekonomian kontraksi

Syarat keseimbangan perekonomian 2 sektor:


AS (agregat suply) = AE (agregat expenditure)
Y = C+I
C+S = C+I
S=I
• I (investasi) adalah suntikan ke dalam aliran
pendapatan
• S (tabungan) adalah bocoran dari aliran
pendapatan
• Pada keseimbangan ekonomi dua sektor
berlaku I = S
1400

1200

1000
Pengeluaran
agregat 800 C+I
C
600 Y = Pengeluaran
agregat
400

200

0
0 200 400 600 800 1000 1200 1400

Pendapatan Nasional
ANALISIS PENDAPATAN NASIONAL
DALAM PEREKONOMIAN TIGA SEKTOR

1. Aliran Pendapatan dan Syarat Keseimbangan


2. Kebijakan Fiskal dalam Perekonomian
3. Jenis-Jenis Pajak
4. Pengaruh Pajak terhadap Konsumsi dan Tabungan
5. Pengeluaran Pemerintah
6. Keseimbangan PN dalam Perekonomian Tiga Sektor
7. Masalah Ekonomi Makro dan Kebijakan Fiskal
Perekonomian Tiga Sektor
Aliran Pendapatan dan Syarat Keseimbangan
Aliran Pendapatan
1. Aliran pembayaran pajak yang merupakan sumber
pendapatan bagi pemerintah.
2. Aliran dari sektor pemerintah ke sektor perusahaan.
3. Aliran pendapatan dari sektor pemerintah ke sektor rumah
tangga (pembayaran pemerintah sebagai penggunaan
faktor-faktor produksi yang dimiliki RT).
Syarat Keseimbangan
Jenis Permintaan dan Pengeluaran Agregat meliputi:
1. Konsumsi Rumah Tangga
2. Investasi Perusahaan
3. Pengeluaran Pemerintah untuk membeli barang dan
jasa.

Keseimbangan Perekonomian Tiga Sektor


Penawaran Agregat = Permintaan Agregat
Y=C+I+G
Kegiatan produksi yang dilakukan perusahaan akan
mewujudkan aliran pendapatan ke rumah tangga dalam
bentuk: Gaji, Upah, Sewa, Bunga dan keuntungan. Aliran ini
sama nilainya dengan Pendapatan Nasional.
Pendapatan nasional digunakan untuk membiayai C, S dan T;
tercipta persamaan sbb:
Y=C+S+T
Berdasarkan persamaan diatas maka pendapatan Nasional
Equilibriumnya sbb:
C+I+G=C+S+T ATAU
I+G=S+T
Dalam Perekonomian Tiga Sektor
I dan G disebut Suntikan
S dan T disebut Bocoran

Dengan demikian untuk mencapai equilibrium,


berlaku:
Y = C + I + G dan I + G = S + T
Kebijakan Fiskal dalam Perekonomian
Volume transaksi yang dilakukan pemerintah di kebanyakan
negara cenderung untuk meningkat lebih cepat daripada
kenaikan pendapatan nasionalnya.
Kebijakan Fiskal merupakan tindakan yang diambil pemerintah
dalam bidang anggaran belanja. Anggaran Pendapatan dan
belanja Negara (APBN) terdiri dari penerimaan dari pungutan
pajak dan pengeluaran berupa government expenditure dan
government transfer.
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (G)
Meliputi semua pengeluaran pemerintah secara langsung
menerima balas jasanya.
Contoh: Pembayaran gaji PNS, Pembelian barang dan jasa
yang dilakukan pemerintah.
Transfer Pemerintah (Tr)
Merupakan pengeluaran konsumsi pemerintah dimana
pemerintah tidak menerima balas jasa secara langsung.
Contoh: Sumbangan pemerintah terhadap korban bencana
alam, pembayaran pensiun PNS, subsidi dan beasiswa.
Jenis – Jenis Pajak
Pungutan pajak dari rumah tangga dan perusahaan
digunakan untuk membiayai pengeluaran pemerintah.
1. Pajak Langsung
Jenis pungutan pemerintah secara langsung dikumpulkan
dari wajib pajak.
2. Pajak Tak Langsung
Pajak yang bebannya boleh dipindahkan kepada pihak lain,
seperti: pajak impor
Bentuk-bentuk Pajak Pendapatan
Sistem pajak dibedakan sbb:
1. Pajak Regresif
Sistem pajak yang presentase pungutannya menurun apabila
pendapatan yang dikenakan pajak menjadi bertambah tinggi.
2. Pajak Proporsional
Pungutan pajak yang tetap besarnya pada berbagai tingkat
pendapatan.
Contoh: pajak pendapatan 10%
3. Pajak Progresif
Pungutan pajak dengan presentase bertambah apabila
pendapatan semakin meningkat.
Efek Pajak ke atas Konsumsi dan Tabungan
Dalam 2 sektor pendapatan nasional sama dengan
pendapatan disposibel. Ketika terdapat pajak maka
pendapatan disposibel menjadi lebih kecil dari pendapatan
nasionalnya.

Penurunan pendapatan disposibel akan mengurangi konsumsi


dan tabungan RT. Hal ini dikarenakan pajak yang
dibayarkannya mengurangi kemampuannya untuk melakukan
pengeluaran konsumsi dan menabung.
Analisis pengaruh pajak terhadap konsumsi dan
tabungan dibedakan sebagai berikut:
1. Pengaruh pajak tetap ke atas pengeluaran konsumsi
dan tabungan.
2. Pengaruh pajak proporsional ke atas pengeluaran
konsumsi dan tabungan.

Perhitungan yang menunjukkan hubungan antara pajak,


konsumsi dan tabungan ditunjukkan seperti hal. 156 –
160 (Sadono Sukirno).
Explanation
Fungsi Konsumsi C = 90 + 0.75Y atau C = 90 + 0.75Yd
Fungsi Tabungan S = -90 + 0.25Y atau S = -90 + 0.25Yd
Kondisi: Perhitungan 1; t = 0
Perhitungan 2; t = 40
Explanation
Fungsi Konsumsi C = 90 + 0.75Y atau C = 90 + 0.75Yd
Fungsi Tabungan S = -90 + 0.25Y atau S = -90 + 0.25Yd
Kondisi: Perhitungan 1; t = 0
Perhitungan 2; t = 40
Calculation when Y= 240
C = 90 + 0.75Y C = 90 + 0.75Yd
= 90 + 0.75 (240) = 90 + 0.75 (240-40)
= 270 = 90 + 150
= 240
Kecondongan Mengkonsumsi dan
Menabung
1. Kecondongan Mengkonsumsi Marjinal
MPC adalah rasio diantara pertambahan konsumsi dengan
pertambahan pendapatan disposibel.

MPCy adalah rasio diantara pertambahan konsumsi dengan


pertambahan pendapatan nasional.
2. Kecondongan Menabung Marjinal
MPS adalah rasio diantara pertambahan tabungan dengan
pertambahan pendapatan disposibel.

MPSy adalah rasio diantara pertambahan tabungan dengan


pertambahan pendapatan nasional.
Pengaruh Pajak Tetap terhadap Fungsi Konsumsi dan
Fungsi Tabungan

Pajak sebanyak T menurunkan konsumsi sebanyak ∆C = bT. Maka


fungsi konsumsi dan tabungan akan menjadi sebagai berikut:
Fungsi Konsumsi:
C = -bT + a +bY

Fungsi Tabungan
S = -(1-b)T – a + (1-b)Y
Pengaruh Pajak Proporsional terhadap Fungsi Konsumsi
dan Fungsi Tabungan

Pajak Proporsional sebesar tY akan menurunkan konsumsi


sebanyak ∆C = -b.tY. Maka fungsi konsumsi dan tabungan akan
menjadi sebagai berikut:
Fungsi Konsumsi:
C = a + bY – b.tY
= a + b (1-t)Y
Fungsi Tabungan
S = -a + (1-b)Y – (1-b)tY
= -a + (1-b) (1-t)Y
Pengeluaran Pemerintah
Faktor yang mempengaruhi jumlah pengeluaran pemerintah meliputi:
1. Proyeksi jumlah pajak yang diterima, Makin banyak jumlah pajak yang
dapat dikumpulkan makin banyak pula perbelanjaan pemerintah yang
akan dilakukan.
2. Tujuan ekonomi yang ingin dicapai, untuk memenuhi beberapa tujuan
seperti mengatasi masalah pengangguran, menghindari inflasi dan
mempercepat pembangunan ekonomi, terkadang pemerintah
membelanjakan uang melebihi pendapatannya.
3. Pertimbangan politik dan keamanan, kekacauan politik, perselisihan
antar golongan masyarakat akan meningkatkan perbelanjaan
pemerintah sangat besar.
Keseimbangan Pendapatan Nasional dalam
Perekonomian Tiga Sektor
1. Sistem Pajak Tetap
Perhatikan contoh hal. 170–173 (Sadono Sukirno)
2. Sistem Pajak Proporsional
Perhatikan contoh hal. 174-176 (Sadono Sukirno)
Pajak Tetap dan Keseimbangan Pendapatan
Diketahui:
Fungsi: C= 60 + 0.75Y dan S = -100 + 0.25Y
Pajak Tetap: 40
Investasi Otonomi: 120 (triliun rupiah)
Pengeluaran Pemerintah: 60 (triliun rupiah)
Pajak Proporsional dan Keseimbangan Pendapatan
Diketahui:
Fungsi: C= 90 + 0.60Y dan S = -90 + 0.20Y
Pajak Proporsional: 0.20Y
Investasi Otonomi: 150 (triliun rupiah)
Pengeluaran Pemerintah: 240 (triliun rupiah)
Multiplier Tiga Sektor
1. Multiplier Investasi,
2. Multiplier Pengeluaran Pemerintah,
3. Multiplier Pajak.
Multiplier

Anda mungkin juga menyukai