TATA KELOLA PEMERINTAHAN DESA

ADAT DI BALI

I WAYAN DUARTHA S.S, M.Par

KETUA SABHA DESA
[ DESA ADAT KUTUH ]

DISAMPAIKAN DALAM KUNJUNGAN STUDI BANDING

MAHASISWA FAKULTAS EKONONI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PGRI ADI BUANA- SURABAYA
KUTUH, 26 OKTOBER 2020
PENDAHULU
AN (1) PENGAKUAN NEGARA
 UUD 1945 Pasal 18B (2) :
Negara mengakui dan menghormati kesatuan-
kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak-
hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan
sesuai dengan perkembangan masyarakat dan
prinsip NKRI yang diatur dalam undang-undang.”
 MASYARAKAT HUKUM ADAT adalah
Persekutuan dari masyarakat adat dengan
Indikator :
 Merupakan kesatuan dari manusia yg teratur
(memiliki aturan)
 Mereka menetap di daerah tertentu (ada unsur
sifat komunal)
 Mereka mempunyai penguasa (Kepala Adat)
 Mereka mempunyai kekayaan (Berwujud dan/atau
Tidak Berwujud)
PENDAHULU
AN (2) PENGAKUAN NEGARA
UU NOMOR 1 TAHUN 2014
TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 27 TAHUN 2007
TENTANG PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL
Pendahuluan MASYARAKAT ADAT
(2) BALI
 Eksistensi Masyarakat Hukum adat di Bali sangat
berbeda dengan masyarakat Adat lainnya yang ada di
luar Bali
 Masyarakat Hukum Adat di Bali berkomunitas dalam
DESA ADAT sebagaimana konsep dari Mpu Kuturan
 DESA ADAT adalah bagian dari kesatuan masyarakat
hukum adat di Provinsi Bali yang mempunyai satu
kesatuan tradisi dan tata krama pergaulan hidup
masyarakat umat hindu secara turun temurun dalam
IKATAN KAHYANGAN TIGA (kahyangan desa – PURA
PUSEH – PURA DESA – PURA DALEM) yang
mempunyai daerah tertentu dan harta kekayaan
sendiri serta berhak mengurus rumah tangganya
sendiri;
 TIPE DESA ADAT : (1) DESA BALIAGE [Bali Mula] (2)
DESA APANAGE [Pola Majapahit], DAN (3) DESA ADAT
BARU [Pengembangan Akibat Perpindahan Penduduk]
Pendahuluan SEBARAN
(3) DESA ADAT DAN DESA DI BALI
KEDINASAN
KABUPATEN/ DESA
NO KEC
KOTA ADAT
KELURAHAN DESA

1 BADUNG 6 16 46 122
2 BULELENG 9 19 129 170
3 BANGLI 4 4 68 168
4 GIANYAR 7 6 64 274
5 JEMBRANA 5 10 41 64
6 KARANGASEM 8 3 75 190
7 KLUNGKUNG 4 6 53 121
8 TABANAN 10 0 133 349
9 DENPASAR 4 16 27 35
JUMLAH 57 80 636 1493
“PEMERINTAHAN”
DESA ADAT DI BALI
KEARIFAN LOKAL DESA ADAT DI BALI

Pengembangan Pariwisata Bali

berbasis Masyarakat Adat tidak
terlepas dari Beberapa Kearifan
Lokal Bali yang menjadi
landasan dalam membangun
kepariwisataan Bali, yaitu :
TRI HITA KARANA
TRI MANDALA
TRI ANGGA
HULU TEBEN
SAWEN
HUKUM ADAT BALI

• HUKUM ADAT BALI adalah Hukum adat

yang hidup dalam masyarakat DESA
ADAT di BALI yang bersumber dari Catur
Dresta serta dijiwai oleh Agama Hindu
Bali [Termuat dalam Perda Provinsi Bali
Nomor 3 Tahun 2003]
• CATUR DRESTA adalah empat acuan
pembenaran, terdiri atas (1)
Kuna/Purwa Dresta, (2) Loka Dresta, (3)
Desa Dresta, dan (4) Sastra Dresta
KLASIFIKASI HUKUM ADAT BALI

• HUKUM ADAT TIDAK TERTULIS

Banyak hukum adat Bali
keberadaannya dalam bentuk hukum
tidak tertulis, namun tetap diakui dan
ditaati keberadaanya
• HUKUM ADAT TERTULIS
1. AWIG-AWIG DESA ADAT
2. PERAREM DESA ADAT
a. Perarem Penyahcah
b. Perarem Pengele - Penyeje
c. Perarem Panepas Wicara
3. PUTUSAN KEPALA ADAT / BENDESA
ADAT
KEDUDUKAN HUKUM POSITIF-HUKUM
ADAT
HUKUM POSITIF HUKUM ADAT
UUD 1945
UUD 1945

UU

AWIG AWIG DESA ADAT

PP

PERDA PROVINSI
PERAREM

PERDA KAB/KOTA

PUTUSAN BANDESA ADAT

PERDES
PERKEMBANGAN HUKUM ADAT BALI

• Eksistensi atas keberadaan hukum adat Bali tidak

bersifat kaku, tapi harus menyesuaikan dengan
perkembangan jaman
• Perkembangan hukum adat Bali berpegangan pada
kearifan loka “TRI PRAMANA“
TRI = TIGA Sedangkan PRAMANA = JALAN [DALAM
HAL INI JALAN UNTUK MENCAPAI KEBENARAN],
Yaitu :
a. DESA = Disesuaikan dengan wilayah / Desa
b. KALA = Disesuaikan dengan Waktu
c. PATRA = Disesuaikan dengan Situasi/Kondisi
STRUKTUR KELEMBAGAAN
DESA ADAT KUTUH
DUALITAS
KEPEMIMPINAN DESA
• Dalam pengembangan pariwisata Bali antara Desa
Dinas dan Desa Adat merupakan dua komponen
kekuatan yang saling terkait dan tidak dapat
dipisahkan satu dengan yang lain – Bila dipisahkan
akan mengakibatkan adanya dualisme kepemimpinan;
• Desa Adat memang merupakan desa yang sangat
potensial dalam menunjang pariwisata di Bali, karena
memiliki berbagai potensi sebagai aset pariwisata, di
samping juga karena corak kepariwisataan di Bali
adalah pariwisata budaya;
• Desa dinas memiliki kekuatan karena merupakan
bagian dari Pemerintahan Negara yang ada di Desa;
• Dalam Mengembangkan pariwisata Desa yang
berkelanjutan [termasuk juga pembangunan dalam
arti luas], harus dibangun sinergisitas antara
pemerintahan Desa Adat dan Desa Administrasi –
MEMBANGUN DUALITAS KEPEMIMPINAN DESA
KONSEP DESA ADAT
• Konsep Kearifan Lokal TRI
HITA KARANA ( Tri = 3 ; Hita
= Kebahagiaan ; Karana =
Penyebab) Tiga Penyebab
untuk mencapai
kebahagiaan, yaitu:
• Hubungan Manusia dengan
Tuhan Yang Mahaesa
• Hubungan Manusia dengan
Alam Lingkungan
• Hubungan Manusia dengan
Manusia
 HARTA KEKAYAAN
DESA ADAT DI BALI
 Harta kekayaan desa adat adalah kekayaan
yang telah ada maupun yang akan ada yang berupa
harta bergerak dan tidak bergerak, material dan
inmaterial serta benda-benda yang bersifat religius
magis yang menjadi milik desa Adat;
 DESA ADAT Memiliki Harta Kekayaan Sendiri,
bahkan pada umumnya LEBIH KAYA Dari Desa
Dinas (terutama terkait Kekayaan dalam bentuk
Tanah)
 HARTA TIDAK BERGERAK – TANAH – TERSERTIFIKAT
 TANAH PELABA PURA
 TANAH AYAHAN DESA
 TANAH PUPONAN DESA
 Pengelolaan harta kekayaan desa adat dilakukan
oleh Bendesa/Kelian Desa Adat bersama Prajuru
desa adat sesuai dengan awig-awig dan Perarem
desa adat masing-masing; 15
 PENGELOLAAN HARTA KEKAYAAN
• DESA ADAT BERWENANG MENGATUR
PENGELOLAAN HARTA KEKAYAAN DESA ADAT –
MENGURUS RUMAH TANGGA SENDIRI (PASAL 5
HURUF C – PERDA 03/2003 – AWIG DESA ADAT;
• SAMPAI SAAT INI DARI 1493 DESA ADAT BELUM
MAKSIMAL MELAKUKAN PENGELOLAAN HARTA
KEKAYAAN DAN SUMBER DAYA ALAMNYA
• DITELANTARKAN;
• DIKELOLA SECARA TRADISIONAL
• DISERAHKAN KEPADA DESA DINAS
• DIKERJASAMAKAN DENGAN PIHAK KETIGA DENGAN
SISTEM SEWA KONTRAK
• UNTUK MEMAKSIMALKAN PENGELOLAAN
POTENSI DESA ADAT [TERMASUK POTENSI
PARIWISATANYA], MAKA PERLU DIKELOLA
DENGAN LEBIH MAKSIMAL MELALUI
MANAGEMEN MODERN – MANAGEMEN
KEKINIAN – BENTUK BUMDA ATAU BUMDESA
16
POTENSI EKONOMI DESA ADAT
• POTENSI EKONOMI DESA ADAT adalah sesuatu yang
dimiliki oleh desa adat yang dapat dikembangkan
atau dapat ditingkatkan pemanfaatan nilainya untuk
kesejahteraan masyarakat desa adat
• Misalnya :
• Potensi Alam (Darat, Laut, Udara)
• Potensi Sosial Budaya ( Kesenian , Tradisi, Adat Istiadat)
• Potensi Sumber Daya Manusia ( Penduduk Asli, Penduduk
Pendatang, dan Penduduk Musiman)
 POTENSI DESA KUTUH
 POTENSI SDM
• Penduduk 1200 KK (4.500 Jiwa)
• Klasifikasi Penduduk
o Krama Ngarep
o Krama Tamiu
o Tamiu
• POTENSI WILAYAH
• Luas Wilayah 999,57 Ha
• Hak Kuasa Kepemilikan Lahan
o Komunitas Adat
o Perseorangan
o Perusahaan
• POTENSI BUDAYA
• Paradigma Budaya Masa Lalu
o Ritus Budaya
o Tradisi Budaya
• Paradigma Budaya Masa Kini –
Kesiapan Bertransformasi
 TRANSFORMASI
KONDISI AWAL HASIL
TRANSPORMASI KESEJAHTERAAN
 DESA SEBAGAI MASYARAKAT
OBYEK  DESA SEBAGAI
 DESA SUBYEK
MENGABAIKAN  DESA HARUS
POTENSI MEMPERHATIKAN
 DESA POTENSINYA
MENYERAHKAN  DESA MENGELOLA DESA
PENGELOLAAN KAS SECARA MANDIRI
DESA KE PERSONAL KOMUNITAS
 DESA KEHILANGAN  MENGUPAYAKAN
TANAH KAS DESA TANAH KAS DESA

PROSES TRANSPORMASI
 KEMAMPUAN
 KEMAUAN
 KEBERANIAN
 PELUANG DAN TANTANGAN
DESA ADAT KUTUH
PELUANG
 Adanya Warisan dari para tetua atas sejumlah
luasan tanah Pelaba Pura, Tanah Karang
Ayahan, Tanah Karang Puponan, dan berbagai
Tempat Ibadah / Parhyangan Desa;
 Desa Kutuh berada di kawasan strategis
pariwisata nasional [ Kuta-sanur –Nusa Dua]
 Perkembangan jumlah kunjungan wisatawan
asing maupun domestik yang cenderung
meningkat;
 Bertambahnya jumlah penduduk, baik dari
pertambahan Krama Ngarep, Krama Tamiu
dan Tamiu ;
 Meningkatnya pembangunan akomodasi
wisata di desa kutuh, yang dibangun oleh
masyarakat lokal maupun pengusaha;
 PELUANG DAN TANTANGAN
DESA ADAT KUTUH
TANTANGAN
• Kualitas Sumber Daya Manusia - Paradigma pikir
konservatif dari sebagian masyarakat adat,
utamanya golongan tua;
• Pengelolaan yang kurang Profesional, karena
sebagian besar masyarakat yang kurang
memahami posisi sebagai pengelola dan pemilik
sebagai akibat masih pola pikir yang masih
konservatif – “Managemen Rumah Tangga”;
• Tingkat Pendidikan Formal Masyarakat masih
mayoritas SMA – sebagian kecil Sarjana;
• Berpotensi Merusak Budaya lokal – pergeseran
nilai upacara adat menjadi komersial, pergaulan
bebas;
• Ketidak Pahaman dan Ketidaksetujuan dari
Sejumlah masyarakat atas sebuah pengembangan
potensi Desa;
ALTERNATIF SOLUSI
DIKELOLA :
MENGAPA HARUS DIKELOLA ?
• Menghargai Warisan Para Tetua Terkait Potensi
Desa, terutama terkait Tanah Pelaba Pura yang
telah diatur dalam Awig-awig Desa Adat;
• Bahwa untuk pelaksanaan kegiatan Keagamaan,
Adat dan Budaya di Desa Adat Kutuh
diperlukannya pendanaan yang cukup besar,
dalam setahun hampir 4 Milyard;
• Menyadari Pentingnya Eksistensi Pembangunan
yang Berkelanjutan bagi Kehidupan Masyarakat
Desa Adat Kutuh – Diwariskan Untuk Anak dan
Cucu;
• Diperlukan Model Pengelolaan Potensi Desa
yang mengikuti perkembangan Global [Dinamis
sesuai Jaman]
SUMBER PENDAPATAN DAN
PEMBIAYAAN DESA ADAT KUTUH
 DESA ADAT KUTUH DALAM SETIAP TAHUNNYA RATA-RATA
MEMERLUKAN DANA SEBESAR 4 MILYARD RUPIAH UNTUK
MELAKSANAKAN KEGIATAN RITUAL ADAT DAN AGAMA SERTA
PEMERINTAHAN DESA ADAT;
 SUMBER PENDAPATAN
 Urunan Krama Desa Pakraman;
 Hasil Pengelolaan Kekayaan Desa Pakraman - BUMDA;
 Hasil Usaha Lembaga Perkreditan Desa (LPD);
 Bantuan Pemerintah Dan Pemerintah Daerah;
 Sumbangan Pihak Ketiga Yang Tidak Mengikat.
 Pendapatan Lainnya Yang Sah;
 POS PEMBIAYAAN – PENGELUARAN
 Belanja Bhaga Parhyangan
 Belanja Bhaga Palemahan
 Belanja Bhaga Pawongan
 Belanja Kesekretariatan Desa Adat
 Lain-lain Belanja Yang Sah
MODEL MANAGEMEN PENGELOLAAN
USAHA DESA TERINTEGRASI
MELALUI BUMDA

NI LUH HEPI WIRADANI, SH

DIREKTUR UTAMA
[ BUMDA DESA KUTUH ]

DISAMPAIKAN DALAM KUNJUNGAN STUDI BANDING

ROMBONGAN LEMBAGA MASYARAKAT ADAT 7 SUKU TELUK BINTUNI –
PAPUA BARAT
KUTUH, 26 OKTOBER 2020
SEKILAS
PENGELOLAAN PARIWISATA
BERBASIS DESA ADAT
TANAH LOT
WISATA ALAM, SPIRITUAL,
DAN BUDAYA
PENGELOLAAN :
DESA ADAT BERABAN TABANAN
BEKERJASAMA DENGAN PEMDA
TABANAN

ULUN DANU BERATAN

WISATA ALAM, SPIRITUAL,
DAN BUDAYA
PENGELOLAAN :
DESA ADAT BERATAN TABANAN
BEKERJASAMA DENGAN PEMDA
TABANAN
 SEKILAS
PENGELOLAAN PARIWISATA
BERBASIS DESA ADAT

SANGEH MONKEY
FOREST
WISATA ALAM
PENGELOLAAN :
DESA ADAT SANGEH
BEKERJASAMA DENGAN PEMDA
BADUNG

UBUD MONKEY
FOREST
WISATA ALAM
PENGELOLAAN :
DESA ADAT PADANG TEGAL
GIANYAR
 SEKILAS
PENGELOLAAN PARIWISATA
BERBASIS DESA ADAT

KAWASAN
PANTAI
PANDAWA
WISATA ALAM - PANTAI
PENGELOLAAN :
DESA ADAT KUTUH
BEKERJASAMA DENGAN PEMDA
BADUNG

GUNUNG PAYUNG
CULTURAL PARK
WISATA ALAM - BUDAYA
PENGELOLAAN :
DESA ADAT KUTUH - BADUNG
 SEKILAS
PENGELOLAAN PARIWISATA
BERBASIS DESA ADAT
TAMAN BALI
HARMONI – BUKIT
ASAH
WISATA ALAM
PENGELOLAAN :
DESA ADAT BUGBUG KABUPATEN
KARANGASEM

PANTAI MELASTI
WISATA ALAM - PANTAI
PENGELOLAAN :
DESA ADAT UNGASAN KUTA
SELATAN - BADUNG
 SEKILAS
PENGELOLAAN PARIWISATA
BERBASIS DESA ADAT

DESA
PENGLIPURAN
DESA WISATA BUDAYA
PENGELOLAAN :
DESA ADAT PENGLIPURAN
KABUPATEN BANGLI

DESA TENGANAN
PEGRINGSINGAN
DESA WISATA BUDAYA
PENGELOLAAN :
DESA ADAT TENGANAN
PEGRINGSINGAN
 SEKILAS
PENGELOLAAN PARIWISATA
BERBASIS DESA ADAT

KULINER CAFÉ
JIMBARAN
WISATA KULINER
PENGELOLAAN :
DESA ADAT JIMBARAN KUTA
SELATAN - BADUNG

KULINER CAFÉ
KEDONGANAN
WISATA KULINER
PENGELOLAAN :
DESA ADAT KEDONGANAN –
KECAMATAN KUTA - BADUNG
 SEKILAS
PENGELOLAAN PARIWISATA
BERBASIS DESA ADAT
NUNGNUNG WATER
FALL
WISATA ALAM
PENGELOLAAN :
DESA ADAT NUNGNUNG – PETANG -
BADUNG

DESA WISATA
PEMUTERAN
WISATA ALAM - BAHARI
PENGELOLAAN :
DESA ADAT PEMUTERAN –
GEROKGAK - BULELENG
 MODEL PENGELOLAAN
 PENGELOLAAN DILAKUKAN SECARA TERINTEGRASI MELALUI
BUMDA [BHAGA UTSAHA MANUNGGAL DESA ADAT]
 SAMPAI SAAT INI, BUMDA SEBAGAI HOLDING COMPANY
MEMILIKI 7 UNIT USAHA DAN 1 UNIT LAYANAN TERPADU
1. UNIT USAHA WISATA PANTAI PANDAWA
2. UNIT USAHA WISATA GUNUNG PAYUNG CULTURAL PARK
3. UNIT USAHA BARANG JASA
4. UNIT USAHA PIRANTI YADNYA
5. UNIT USAHA ATRAKSI PARAGLIDING
6. UNIT USAHA SENI DAN BUDAYA
7. UNIT USAHA TRANSPORTASI
8. UNIT LAYANAN TERPADU
 LANDASAN HUKUM PENGELOLAAN
DASAR HUKUM PENGELOLAAN KAWASAN WISATA
PANTAI PANDAWA, DIANTARANYA :
A. HUKUM ADAT
 AWIG-AWIG DESA ADAT KUTUH
 PERAREM DESA ADAT KUTUH NOMOR 1 TAHUN 2014
TENTANG PEMBENTUKAN BUMDA
 PERAREM DESA ADAT NOMOR 05 TAHUN 2019
PERUBAHAN ATAS PERAREM 01 TAHUN 2014 TENTANG
PENGELOLAAN BUMDA
 PERAREM DESA ADAT TERKAIT LAINNYA
 KEPUTUSAN BENDESA ADAT TERKAIT LAINNYA
B. HUKUM POSITIF - PEMERINTAHAN
 PERDA PROV. BALI 4 TAHUN 2019
 PERBUP NO. 43 TAHUN 2014
 PERDA KAB. BADUNG NO. 6 TAHUN 2016
PERUBAHAN ATAS PERDA 25 TAHUN 2011
 PERBUP NO. 23 TAHUN 2016
 PERDES NO. 8 TAHUN 2014
 DAN PERATURAN HUKUM POSITIF TERKAIT LAINNYA
MAKSUD PEMBENTUKAN BUMDA

PASAL 3 – PERAREM 05 TAHUN 2019

• Pembentukan BUMDA dimaksudkan
sebagai Lembaga Usaha Desa Adat
yang diarahkan pada usaha
perekonomian untuk mendorong dan
menampung seluruh kegiatan
pengelolaan padruwen Desa Adat
untuk meningkatkan taraf hidup
Krama Desa Adat sesuai tujuan
pembangunan Desa Adat dengan
berlandaskan pada Tri Hita Karana.
TUJUAN PEMBENTUKAN BUMDA
PASAL 4 – PERAREM 05 TAHUN 2019
Sebagai usaha desa adat, pembentukan BUMDA bertujuan untuk :
a.meningkatkan rasa srada bakti krama terhadap kebesaran Ida Sanghyang
Widhi Wasa;
b.memperkokoh keharmonisan hubungan antar krama desa adat;
c.menjaga dan melestarikan palemahan desa adat;
d.melestarikan seni budaya desa adat yang berlandaskan pada nilai-nilai adat
budaya Bali serta dijiwai oleh nilai-nilai agama hindu;
e.mengoptimalkan pengelolaan potensi desa adat sehingga bermanfaat dan
bernilaiguna bagi keberlangsungan kehidupan perekonomian krama desa adat;
f. mendorong berkembangnya kegiatan perekonomian krama desa adat;
g.meningkatkan pendapatan desa adat melalui usaha kreatif dan peluang usaha
produktif;
h.meningkatkan kesejahteraan krama desa adat;
i. menciptakan kesempatan berusaha bagi krama desa adat;
KEPENGURUSAN BUMDA
Pasal 7 Perarem 01 Tahun 2014
(1) susunan organisasi kepengurusan
BUMDA terdiri atas :
a. Dewan Komisaris
b. Direksi
c. Badan Pengawas
d. Badan Pembina
(2) dalam pengelolaan penatausahaan,
kepengurusan dibantu oleh sejumlah
pegawai;
(3) jumlah kepengurusan dan/atau
pegawai disesuaikan dengan
kebutuhan, kemampuan, dan
perkembangan usaha;
DEWAN KOMISARIS
Pasal 8 Perarem 05 Tahun 2019 TUGAS DAN
• dewan komisaris bertanggungjawab KEWAJIBAN
secara umum atas pengembangan,
pengendalian, dan pengawasan FUNGSI DAN
KEWENANGAN
dengan mengedepankan prinsip
kehati-hatian sehingga dapat
menjamin keberadaan BUMDA yang HAK - PENGHASILAN
sehat;
• dewan komisaris terdiri atas komisaris
utama dan sejumlah komisaris;
• komisaris utama secara ex officio
dijabat oleh Bendesa Adat;
• komisaris diisi oleh Kelihan Banjar
Adat se Desa Adat Kutuh.
DIREKSI
Pasal 12 Perarem 05 Tahun 2019
• direksi adalah orang yang
bertanggungjawab atas kegiatan
Manajerial BUMDA;
• direksi terdiri atas direktur utama,
dan sejumlah direktur;
TUGAS DAN
• direksi dalam melaksanakan KEWAJIBAN
kegiatan manajerial sebagaimana
dimaksud ayat (1) berpedoman FUNGSI DAN
KEWENANGAN
pada prinsip kehati-hatian
sehingga dapat menjamin
keberadaan BUMDA yang sehat. HAK - PENGHASILAN
BADAN PENGAWAS
Pasal 19 Perarem 01 Tahun 2014
• badan pengawas merupakan
badan yang bertugas membantu
dewan komisaris untuk melakukan
pengawasan teknis agar
penyelenggaraan penatausahaan
dan pelaporan seluruh usaha
TUGAS DAN
berjalan sesuai dengan perarem; KEWAJIBAN
• badan Pengawas merupakan
utusan Banjar Adat sesuai keahlian FUNGSI DAN
KEWENANGAN
yang diperlukan, dan ditetapkan
dalam rapat Pemerintahan Desa
HAK - PENGHASILAN
Adat.
BADAN PEMBINA
Pasal 26 Perarem 05 Tahun 2019 TUGAS DAN
KEWAJIBAN
• Badan Pembina diisi oleh Prajuru
Desa Adat, Sabha Desa, dan Kerta FUNGSI DAN
Desa. KEWENANGAN

• Badan Pembina berfungsi untuk

memberikan pertimbangan, HAK - PENGHASILAN

pembinaan, dan mediator agar

penyelenggaraan BUMDA dapat
lebih berdayaguna.
BUMDA DESA KUTUH
DIKELOLA SECARA
MANUNGGAL
(TERINTEGRASI) DENGAN
TUJUAN :
 UNTUK
MENGOPTIMALKAN
PENGEMBANGAN
USAHA
 STANDARISASI
TERPADU
MANAGEMEN USAHA
 MENGHINDARI
TERJADINYA
PERSAINGAN TIDAK
SEHAT ANTAR UNIT
USAHA
 PENGELOLAAN SDM
SECARA TERINTEGRASI
 EFISIENSI BIAYA
PROMOSI
 STRUKTUR ORGANISASI
PENYESUAIAN PERDA 4/2019
 SEKTOR KEUANGAN
UNIT USAHA
LEMBAGA PERKREDITAN DESA [LPD]
• LPD Desa Adat Kutuh didirikan tahun 1998
– Merupakan pengendali usaha sektor
keuangan Milik Desa Adat Kutuh;
• Gagasan mendirikan LPD dilakukan oleh
Gubernur Bali Prof. Dr. Ida Bagus Mantra –
yang diilhami dari keberadan Lumbung
Pitih Nagari(LPN) yang merupakan
lembaga simpan pinjam untuk masyarakat DANA AWAL
adat yang sukses di Padang Sumatera 13.000.000
Barat;
• LPD di Bali Pertama kali didirikan tahun ASET SAAT INI
1985 – Pembentukan berdasarkan Hukum
Adat [Perarem Desa Adat] diinisiasi oleh
126.000.000.000
Gubernur;
• Usahanya : Sektor Keuangan Simpan
Pinjam dengan berbagai program
• Kategori Usaha : Mandiri
UNIT USAHA SEKTOR RIIL
BUMDA DTW PANTAI PANDAWA
• Pembukaan (pemotongan tebing)
untuk akses kegiatan ritual dan
pertanian rumput laut (1998 -2010)
dilakukan dengan sistem kerjasama
dengan pihak ketiga [tidak keluar dana
– tapi sebaliknya dapat dana]
• Dilouching sebagai Kawasan Wisata
tahun 2011
• Pengembangan awal sebagai kawasan
wisata (2013) MEMANFAATKAN DANA
PINJAMAN dari LPD, sebesar 1 MILYAR;
• Kawasan Wisata Unggulan Desa –
Kategori Usaha: Mandiri
UNIT USAHA SEKTOR RIIL
BUMDA DTW GUNUNG PAYUNG CULTURAL PARK
• Unit ini dikembangkan mulai tahun 2015, dengan
mengedepankan Daya Tarik Taman Wisata Budaya
– Cultural Park dan Sport Tourism
• Gunung Payung Cultural Park dibangun di atas
lahan Pelaba Pura Dhang Kahyangan Gunung
Payung dengan total luasan area mencapai 20 Ha.
• Penataan dan Pengembangan awal kawasan
dilakukan melalui mekanisme kerjasama dengan
pihak ketiga [ PT. Bali Ragawisata]
• Pengembangan lanjutan sebagai kawasan wisata
rintisan, memanfaatkan dana pinjaman dari LPD
Desa Adat Kutuh, tahun 2018 sebesar Rp. 5
Milyard [ Lunas Juli 2019] dan Lanjut Tahun 2019
ini juga sudah Pinjam 7,5 Milyard
• Kategori Usaha : Binaan
UNIT USAHA Unit Usaha BUMDA
BUMDA PARAGLIDING
• Merupakan Atraksi
Wisata Minat Khusus
• Ada di Desa Kutuh dari
tahun 1995, namun
baru dikelola oleh desa
pada tahun 2015
• Memiliki dua Landasan
Terbang (Timbis dan
Gunung Payung)
• Pola usaha Sharing
Pendapatan dengan
Warga / Pilot Tandem
• Status Usaha : Binaan
UNIT USAHA Unit Usaha BUMDA
BUMDA ATRAKSI SENI BUDAYA
• Unit Atraksi Seni dan Budaya
dikembangkan mulai tahun 2016
• Sebagai ajang pelestarian Kesenian
di Desa Adat Kutuh, karena melibat
kelompok seni [Kecak Api, Barong
Keris, dan Lainnya]
• Pementasan Rutin Tari Kecak Fire
Dance dan
Barong Keris Dance [sesusi
pesanan]
• Lokasi Pementasan di Kalangan
Lelangon Pandawa dan Open Stage
Tedung Jagat Gunung Payung
• Kategori Usaha : Rintisan
UNIT USAHA Unit Usaha BUMDA
BUMDA BARANG DAN JASA
• Unit Barang dan Jasa dikembangkan
mulai tahun 2015
• Tujuan Pendirian Unit ini adalah sebagai
PUSAT DISTRIBUTOR penyediaan
barang bagi pedagang Kawasan Wisata
dan Akomodasi Wisata di Wilayah Desa
Kutuh
• Saat ini juga sudah bisa menjadi
distributor beberapa Akomodasi Wisata
di Luar Desa Kutuh [Hotel bintang 5 dan
Villa ];
• Sedang dirintis Pengembangan Pasar
Cinderamata dan Cafetaria Catring;
• Menjalin kerjasama dengan berbagai
Mitra Produsen Barang
• Kategori Usaha : Binaan
UNIT USAHA Unit Usaha BUMDA
BUMDA PIRANTI YADNYA
• DIDIRIKAN TAHUN 2015
• MENGELOLA PENGADAAN
DAN DISTRIBUSI
MATERIAL KEGIATAN
RITUAL KEAGAMAAN
• MERUPAKAN PROGRAM
MOTIVASI COMMUNITY
BASE DEVELOPMENT
(CBD-TAHUN 2003)
• TIDAK BOLEH MEMATIKAN
WARUNG WARGA
• PENGEMBANGAN KE
PUSAT PRODUKSI
UPAKARA ADAT DAN
RITUAL
• Kategori Usaha : Binaan
UNIT USAHA Unit Usaha BUMDA
BUMDA TRANSPORTASI
• Mengelola Potensi
Pengelolaan Jasa Transportasi
Pariwisata
• Penyediaan Armada
• Proteksi Wilayah
• Sinergi dengan Hotel/Villa
• Sinergi dengan Kawasam Wisata
• Pengembangan dari program
Sekaa Demen (2010),
DIORGANISISR DESA TAHUN
2016
• KERJASAMA DENGAN OLNLINE
• ARMADA MILIK WARGA,
BUMDA MEMAGEMEN
• KATEGORI Usaha : BINAAN
UNIT USAHA Unit Usaha BUMDA
BUMDA LAYANAN TERPADU
• Unit Layanan Terpadu
meliputi:
• Layanan Kesehatan dan
Asuransi;
• Layanan Pengamanan
Wilayah
• Wisata Edukasi;
• Unit Layanan Kesehatan
dan Asuransi, kenyamanan
Pengunjung Desa Kutuh –
Kemanan dan Kesehatan
sebuah Investasi;
 PENCAPAIAN BUMDA
LABA/RUGI TAHUN
NO UNIT USAHA
2015 2016 2017 2018
1 UNIT LPD 3.500.050.197 3.674.108.775 2.307.582.070 1.669.346.992
2 UNIT PENGELOLA PANTAI PANDAWA 5.060.932.497 8.018.657.501 10.395.108.809 10.695.925.450
3 UNIT GUNUNG PAYUNG CULTURAL PARK 28.842.708 56.328.366 193.713.234 204.398.324
4 UNIT BARANG DAN JASA 229.324.331 583905527 579.364.380 669.859.131
5 UNIT PIRANTI YADNYA 105.634.958 152579718 380.844.043 75.124.827
6 UNIT TIMBIS PARAGLIDING 51.375.958 155693036 302.832.766 801.907.474
7 UNIT ATRAKSI SENI DAN BUDAYA - - 5.254.984 112.853.318 296.100.369
8 UNIT TRANSPORTASI - 2118547 - 86.317.632
TOTAL 8.976.160.649 12.638.136.486 14.272.298.620 14.498.980.199
 PENCAPAIAN BUMDA

TAHUN TARGET (Rp.) CAPAIAN (Rp.)

2015 7.500.000.000,- 8.976.160.649,-

2016 12.545.000.000,- 12.638.136.486,-

2017 13.975.000.000,- 14.272.140.124,-

2018 14.376.235.321,- 14.498.980.199,-

2019 15.000.000.000,- 11.193.785.315,-

2020 3.753.263.557,-
 PERKEMBANGAN SAAT INI
Melihat tred pencapaian target BUMDA mengalami Penurunan
pencapaian yang sangat signifikan di Tahun 2020 dari pada tahun
sebelumnya.
Indikator penurunan pendapatan :
1. Kondisi perekonomian global menurun akibat pandemic virus covid –
19 saat ini
2. Beberapa unit usaha khususnya obyek wisata dan jasa wisata tidak
berpenghasilan karena tingkat kunjungan / konsumen menurun
3. Kondisi saat ini membuat darurat financial bagi usaha
4. Efisiensi operasional jam kerja karyawan
5. Efisiensi pembiayaan perusahaan
6. Mengoptimalkan pendapatan pada sector non pariwisata yaitu unit
usaha Barang jasa ( Sektor Distribusi Penjualan Barang )
MANFAAT BUMDA
UNTUK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
 TELAH MENYERAP 200 - AN TENAGA KERJA, YANG SEMUANYA
ADALAH KRAMA/PENDUDUK DESA KUTUH;
 TELAH MEMBERI KESEMPATAN KEPADA 160 LEBIH KEPALA
KELUARGA MENJADI WIRAUSAHA PARIWISATA, DENGAN
BERJUALAN DI KAWASAN PANDAWA DAN GUNUNG PAYUNG
 PEMANFAATAN DANA SOSIAL, DIANTARANYA :
 Untuk SANTUNAN KEMATIAN Rp. 3.000.000,- / orang,
ditambah ada alokasi dana Upakara APBDes sebesar
Rp. 3.000.000,- sehingga Total Rp. 6 Juta/Orang
 Untuk BEASISWA PER-TAHUN DENGAN TOTAL
SEBESAR 150 JUTA RUPIAH LEBIH;
 UNTUK PUNIA UPAKARA PUJAWALI DI PAIBON, Rp.
2.500.000,- PER PAIBON, ditambah ada alokasi dari
APBDes, Rp. 5 JUTA, sehingga total menjadi Rp 7,5
Juta Per-Paibon
 UNTUK PUNIA UPAKARA PUJAWALI DI MASING-
MASING BANJAR Rp. 20.000.000,-
 Untuk KEGIATAN TIRTAYATRA MASSAL (BATUR –
BESAKIH) PER-TAHUN Rp. 40.000.000,-
 DAN LAINNYA …
MANFAAT EKONOMI KEPADA
MASYARAKAT LOKAL
 TINGKAT KEHIDUPAN MASYARAKAT MENINGKAT,
0% KEMISKINAN DAN 0% PENGANGGURAN;
 PERCEPATAN PERBAIKAN BEBERAPA PURA DAN
UPACARANYA
 MASYARAKAT TIDAK LAGI ADA KEWAJIBAN
MENGIKAT UNTUK MENGELUARKAN PEMBIAYAAN;
 MASYARAKAT JUSTRU MENERIMA BAGIAN DALAM
BENTUK:
 SANTUNAN KEMATIAN
 BANTUAN BEASISWA MASYARAKAT
 BEASISWA TUGAS BELAJAR – BAGI PEGAWAI
 BANTUAN DANA KESEHATAN – BAGI PEGAWAI
 BANTUAN UPACARA PAIBON
FASILITASI NGABEN MASAL
DAN LAINNYA …
PERMASALAHAN MENDASAR

DUKUNGAN SUMBER DAYA MANUSIA

MODEL DAN KUALITAS MANAGEMEN

PENGELOLAAN

DUKUNGAN TERHADAP FASILITAS DAN

INFRASTRUKTUR KAWASAN

DUKUNGAN TERHADAP PEMENUHAN

ATURAN HUKUM PENGELOLAAN - PERAREM
MEMBANGUN SINERGI DENGAN
PEMANGKU KEPENTINGAN – PRINSIP
BERBAGI
MASALAH
DUKUNGAN
SUMBER DAYA
MANUSIA
 Permasalahan dari sisi Kuantitas
dan Kualitas
 Permasalahan dari sisi Spesifikasi
Kebutuhan SDM [ Pemimpin,
Pengelola, dan Pegawai]
 Jumlah Pegawai Desa Adat sampai
saat ini 160 Orang lebih
 Kunci ada di Pemimpin yang
memiliki kemampuan dalam
KEPEMIMPINAN, dan ingatLAH ….
Bahwa KEPEMIMPINAN ADALAH
TINDAKAN BUKAN POSISI
 Kewajiban Utama Pemimpin BUKAN
menjalankan aspirasi setiap
masyarakat, TAPI Adalah
Mensejahterakan Masyarakatnya
PENINGKATAN KUALITAS
SUMBER DAYA MANUSIA
• Menanamkan kepada pegawai
untuk senantiasa BELAJAR dan
BELAJAR [ bukan KERJA dan KERJA]
• Menanamkan sikap agar Jangan
ragu bahwa kita mampu –
KESUKSESAN BERAWAL DARI
KEMAUAN YANG KUAT
• Kesuksesan itu dimulai dari kecil
untuk menjadi Besar
• Menyediakan Program
Peningkatan SDM
• Kursus / Pelatihan
• Beasiswa Khusus