Anda di halaman 1dari 19

ARA-455

ISU PERUMAHAN PEMUKIMAN


DESA ADAT SADE LOMBOK

KELOMPOK
M. LUTHFIE RACHMAN 21 2017 138
GUNTUR RAMADHAN 21 2017 157
ALDY RIFKY FAHRURROZY 21 2017 161
ABDUL ROJAK 21 2017 163
1
PENDAHULUAN
o LATAR BELAKANG
Indonesia sebagai salah satu negara kepulauan terbesar di dunia memiliki daya tarik tersendiri
untuk menjadi destinasi wisata dunia. Di Asia Tenggara, Indonesia adalah negara dengan luas wilayah terbesar,
jumlah penduduk terbanyak dan sumber daya alam terkaya. Terdiri dari ribuan pulau besar dan kecil, Indonesia
memiliki laut dan hamparan pantai yang indah tempat wisatawan melakukan aktivitas wisata bahari seperti diving,
snorkeling dan surfing. Ditunjang dengan iklim tropis, Indonesia mendapat sinar matahari sepanjang tahun karena
berada pada lintasan garis khatulistiwa, sehingga aktivitas kepariwisataan tidak dipengaruhi oleh pergantian musim.
Selain itu, Bangsa Indonesia terdiri atas lebih dari 500 suku (etnis), dengan bahasa dan budaya yang beraneka ragam.
Keragaman suku dan budaya tersebut menjadikan Indonesia sebagai destinasi wisata dunia karena memiliki atraksi
wisata budaya dan kuliner yang sangat unik dan beragam. Keindahan alam dan keanekaragaman budaya Indonesia
merupakan aset nasional yang belum sepenuhnya dikelola dan dikembangkan untuk dimanfaatkan sebagai objek dan
daya tarik wisata. Salah satu destinasi wisata di Indonesia adalah Pulau Lombok.

Pulau Lombok adalah sebuah pulau di kepulauan Sunda Kecil atau Nusa Tenggara yang
terpisahkan oleh Selat Lombok dari Bali di sebelah barat dan Selat Alas di sebelah timur dari Sumbawa. Topografi
pulau ini didominasi 2 oleh gunung berapi Rinjani yang ketinggiannya mencapai 3.726 meter di atas permukaan laut
dan menjadikannya yang ketiga tertinggi di Indonesia. Dusun Sade merupakan salah satu desa wisata di Lombok
Tengah yang merupakan dusun tradisional suku Sasak asli, memiliki luas wilayah sekitar 3 Ha dan dihuni oleh 150
kepala keluarga. Dusun Sade ditetapkan sebagai Desa wisata sesuai dengan SK Gubernur NTB Nomor 2 tahun 1989
(Pusat Pengelolaan Ekoregion Bali dan Nusa Tenggara, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, 2014).

Keunikan yang dimiliki dusun Sade sebagai desa wisata yaitu masih mempertahankan budaya dan
adat-istiadat yang sudah ada dan melekat pada masyarakat Suku Sasak (Amrullah, 2014). Lebih jauh lagi, Kurniansyah
(2014) menyatakan bahwa masyarakat Dusun Sade ini lebih memilih mengabaikan modernisasi dunia luar dan terus
melestarikan tradisi budaya, mulai dari bangunan rumah, adat-istiadat hingga kesenian berupa kerajinan tangan dan
3 tarian yang sangat menarik untuk disaksikan.Selain aktivitas penduduk yang terbilang tradisional, masih terdapat
aktivitas lain yang bisa dinikmati di Dusun Sasak Sade yaitu pesta kesenian dan tradisi budaya Sasak yang masih
sangat kental.
2
PENDAHULUAN
o SEJARAH DESA ADAT SADE

Sejak tahun 1975 desa tradisional ini dikunjungi oleh para


wisatawan, baik wisatawan lokal maupun dari mancanegara. Pemerintah Provinsi
Nusa Tenggara Barat telah menetapkan Desa Sade sebagai Desa Wisata pada
tahun 1989. Menurut sejarah desa ini telah ada sejak 600 tahun yang lalu dan
masyarakat menganut ajaran Watte Telu, namun ajaran itu kini telah ditinggalkan
dan semua masyarakatnya memeluk islam. Penghuni di Desa Sade Lombok ini
sekitar 700 jiwa. Mata pencaharian penduduk di Desa Sade Lombok Tengah ini
adalah bertani dan pekerjaan menenun dan merupakan pekerjaan sambilan
kaum wanita, setelah selesai bekerja di sawah. Mereka menenun dengan hanya
mengunakan alat tenun tradisional yang sangat sederhana. Hasil tenunan mereka
sangat beraneka ragam seperti, taplak meja, kain sarung, kain songket,
selendang, dan lain-lain.

3
GAMBARAN KASUS
o LOKASI
Sade adalah salah satu dusun di desa Rembitan, Pujut,
Lombok Tengah. Dusun ini dikenal sebagai dusun yang mempertahankan adat
suku Sasak. Suku Sasak Sade sudah terkenal di kalangan wisatawan yang
datang ke Lombok.
Dusun Sade merupakan salah satu dusun yang berada di
desa Rembitan, kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah.
Dusun Sade berbatasan dengan :
a) Sebelah Utara Dusun Rembitan
b) Sebelah Timur Dusun Selat
c) Sebelah Selatan Dusun Peluq
d) Sebelah Barat Dusun Penjalu
Luas wilayahnya 6 hektar yang dihuni sekitar 260 KK dengan
penduduk 715 jiwa dengan jumlah 150 rumah tradisional.

o PERMASALAHAN o TUJUAN
Beberapa kekurangan yang ada di Desa Sade Lombok menjadi masalah
serius bagi pemerintah setempat untuk mempromosikan pariwisata disana untuk menarik
calon wisatawan seperti sirkulasi yang sempit karena tempat tinggal penduduk lokal yang
saling berdekatan dan kurangnya pendidikan yang berdampak kepada keterbatasan
berbahasa Indonesia oleh warga lokal sehingga hal ini berdampak pula pada sektor o MANFAAT
pariwisata disana yang membutuhkan komunikasi terhadap wisatawan, misalnya dalam
hal jual beli souvenir maupun tour guide. Selain itu dengan jarang adanya bahkan bisa
dibilang tidak ada masyarakat luar disana yang masuk ke Desa tersebut akan membuat
warga lokal kebingungan dengan kedatangan orang luar.

4
LANDASAN TEORI
o Planning / Design Land Policy
Kajian yang membahas dan mengupas permasalahan dalam desain serta
suatu perencanaan disebuah perumahan permukiman juga membahas
tentang kebijakankebijakan yang berlaku pada permukiman tersebut.
PLANNING/DESIGN AND LAND
o Financing /Affordibility
POLICY
Kajian yang dilibatkan oleh factor keuangan dan kemampuan masyarakat.

o Quality Issues
Kajian yang mengupas tentang masalah - masalah kualitas pembangunan
perumahan pemukiman

o Culture And Social Values


Kajian yang mengupas masalah sosial dan budaya yang harus diperhatikan
dalam pembangunan perumahan permukiman

o Construction Technology / IT CULTURE AND SOCIAL VALUES


Kajian yang megupas masalah pembangunan perumahan permukiman dari
aspek teknologi konstruksi maupun teknologi informatika

o Environment / Maintenance
Mengupas masalah lingkungan lingkungan dan pemeliharaan pada
pembangunan perumahan permukiman

5
PEMBAHASAN
• DEMOGRAFI DUSUN SADE
Dusun Sade merupakan dusun yang terletak di Desa Rembitan,
Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, Pulau Lombok, Provinsi Nusa Tenggara
Barat. Berjarak kurang lebih 70 km dari Kota Mataram atau sekitar 2 jam dalam
perjalanan. Penduduk Dusun Sade ini merupakan keturunan generasi ke-15. B

Penduduk Dusun Sade berjumlah 529 jiwa, dengan jumlah laki-laki 262 jiwa dan
C
jumlah perempuan 267 jiwa. Di dalam Dusun Sade memiliki kepala keluarga yang
berjumlah kurang lebih 152 KK. Dalam aturan Dusun Sade, tidak ditemukan adanya D

hal yang mangatur pembatasan jumlah penduduk.


A
Persebaran penduduk Dusun Sade terpusat, namun dalam
perkembangannya mulai terjadi penyebaran penduduk secara perlahan. Masyarakat
Dusun Sade memiliki prinsip hidup senang berkumpul, sehingga pola penyatuan
hidup lebih diutamakan. Jadi pola penyebaran penduduk Dusun Sade terpusat pada
satu kampung. .
Sistem perkawinan yang berlaku di masyarakat adalah perkawinan
endogami dusun, namun tak jarang terjadi perkawinan eksogami. Dalam hal sistem
pewarisan, anak laki-laki diberikan hak prioritas untuk mewarisi rumah dari kedua
E
orang tuanya. Akan tetapi apabila dalam satu keluarga tidak mempunyai anak laki-
laki, maka pewarisan akan jatuh pada anak laki-laki dari kerabat atau saudara. Anak
perempuan juga memiliki hak waris, namun yang dapat diwariskan untuk anak
perempuan hanyalah barang perabotan rumah tangga.

(Sumber: Dirjen Perkim, 2007:67)

6
PEMBAHASAN

• ASAL-USUL PENDUDUK DAN BAHASA


Ada beberapa versi mengenai asal-usul penduduk Dusun Sade. Versi yang pertama
menyebutkan bahwa asal-usul penduduk Dusun Sade berdasarkan cerita berasal dari Jawa, yaitu
berasal dari leluhur Hama Ratu Mas Sang Haji. Perkembangan penduduk Dusun Sade sampai sekarang
sudah mencapai generasi ke 15 berlangsung selama 1 abad lebih. Bale Tani
Sumber:
Versi kedua menyebutkan bahwa penduduk Dusun Sade berasal dari kerajaan
HinduBudha, dengan rajanya yaitu Raja A.A Gede Karangasem. Pengaruh kerajaan tersebut dapat
dilihat dari bentuk rumah penduduk yang berdasarkan tiga tangga, yang merupakan simbol dari
waktu telu. Agama yang dianut penduduk Dusun Sade adalah Islam waktu telu, Islam yang masih
memiliki pengaruh ajaran Hindu-Budha.
Penduduk Dusun Sade menggunakan bahasa Sasak sebagai bahasa pengantar dalam
kehidupan sehari-hari. Aksara atau bahasa tertulisnya sangat dekat dengan aksara Jawa dan Bali,
sama sama menggunakan aksara Ha Na Ca Ra Ka …dst tetapi dalam pengucapan huruf vokal menjadi Bale Tani
Sumber:
He Ne Ce Re Ke..dst.

• TIPOLOGI BANGUNAN
Tipologi Desa Sade memiliki pola penggunaan lahan berupa kawasan permukiman yang
memiliki tingkat kepadatan yang minim. Pola ruang kawasan yang mendominasi Desa
Sade adalah penggunaan lahan untuk Permukiman dan Kawasan wisata.

Desa sade yang berada di desa rembitan dikelilingi banyak pegunungan, dan desa adat
yang lainnya.

Bale Tani Bale Tani


Sumber: Sumber:
7
PEMBAHASAN
• MATA PENCAHARIAN PENDUDUK Tabel Mata Pencaharian Hidup Penduduk Desa Rembitan

Mata pencaharian penduduk Dusun Sade terdiri atas petani, peternak,


penenun, pelayan restoran, pemandu wisata, dan penjual aksesoris. Kaum laki-laki
mayoritas bekerja sebagai petani di ladang, sedangkan kaum perempuan sebagai
penenun. Letak ladang penduduk dari dusun berada kira-kira 100-200 meter. Ladang
penduduk biasanya berada di luar dusun. Tanaman yang ditanam di ladang yaitu jenis
padi dan kedelai. Ada juga masyarakat bekerja sebagai pelayan restoran yang berada di
luar dusun dengan jarak kira-kira 7 km dari Dusun Sade. Sebagai mata pencaharian
tambahan, mereka juga membuat cinderamata berupa kalung, gelang, dan berbagai
aksesoris lainnya untuk dijual kepada wisatawan yang datang.
Selain bertani, masyarakat Dusun Sade juga beternak hewan, seperti
sapi dan ayam. Ternak biasanya dipelihara di luar dusun, kecuali ternak ayam yang dapat
dipelihara di dalam dusun. Hasil ternak tersebut biasanya dikonsumsi sendiri dan bisa
juga dijual. Pada saat tertentu masyarakat juga berburu hewan. Hewan yang biasa
diburu adalah babi. Berburu babi dilakukan apabila ada warga yang membutuhkan
untuk upacara. Masyarakat yang melakukan kegiatan berburu mendapatkan upah atau
bayaran, namun mereka tidak menyebutnya menjual karena itu dianggap haram.
Dusun Sade juga terkenal dengan kerajinan tenunnya. Hasil tenun
tersebut biasanya dijual untuk wisatawan yang berkunjung ke Dusun Sade, namun ada
juga yang dijual di Pasar Kamis. Disebut Pasar Kamis karena pasar tersebut hanya
beroperasi pada hari kamis. Pasar Kamis terletak di daerah Sengkol kira-kira 5 km dari
Dusun Sade. Hasil Kain Tenun
Sumber:

8
PEMBAHASAN
Dalam hal pembatasan wilayah teritorialnya, masyarakat Dusun Sade
memanfaatkan rumpun – rumpun bambu atau pagar bambu sebagai pembatas. Pembangunan
• POLA PERMUKIMAN DUSUN SADE rumah – rumah di perbukitan dimulai pada bagian bawah bukit dan selanjutnya dilakukan
secara bertahap ke bagian bukit yang lebih tinggi (semakin ke atas semakin tinggi letak suatu
Secara geografis, sebagian besar wilayah Dusun Sade merupakan
rumah). Adapun bangunan yang ada di Dusun Sade, meliputi bale tani, bale kodong, lumbung
lahan perbukitan yang kering dan tandus sehingga kurang baik untuk kegiatan
padi, bale bontar, tempat beternak dan lain – lain. Pengaturan bangunan disesuaikan dengan
pertanian serta perkebunan. Walaupun demikian, ternyata di sebelah utara Dusun Sade
fungsinya masing – masing.
terdapat sebuah sungai yang mengalir dan pada bagian lembahnya terdapat tanah
Tata ruang dalam bangunan atau rumah adat masyarakat Dusun Sade
produktif. Lahan perbukitan yang kering dan tandus cenderung dimanfaatkan oleh
diatur sedemikian rupa sehingga memiliki tujuan dan maksud tertentu. Pasangan antara satu
masyarakat Dusun Sade untuk membuat sebuah pemukiman dan tanah yang produktif
ruang dengan ruang lainnya mencerminkan hubungan dalam kelompok sosial yang dikaitkan
lebih digunakan untuk kegiatan bercocok tanam.
dengan generasi baru, hubungan antar jenis kelamin, hubungan antar saudara, hubungan
Masyarakat Dusun Sade memilih bukit – bukit yang tergolong
dengan orang lain, bahkan hubungan antara orang yang sudah meninggal dengan orang yang
kering, tandus dan tidak dapat ditanami sebagai tempat membuat sebuah pemukiman
masih hidup.
karena didasari pemikiran, bahwa untuk membuat sebuah pemukiman tidak perlu di
Pada awalnya orientasi arah rumah yang berkembang di Dusun Sade ialah
tanah yang subur, tetapi tanah yang subur tersebut hanya mereka dambakan untuk
memiliki konsep timur – barat (timuk – baat), di mana sebuah rumah tidak boleh menumbuk
kegiatan pertanian dan perkebunan. Pemilihan bukit yang kering dan tandus
gunung atau bukit dan harus menghadap ke lembah dan laut (dataran yang lebih rendah).
menyiratkan bahwa sangat pentingnya tanah yang subur untuk kegiatan bercocok
Masyarakat Dusun Sade meyakini bahwa jika aturan ini dilanggar, maka akan berdampak tidak
tanam bagi masyarakat Dusun Sade dahulunya.
baik bagi penghuni rumah seperti sering menderita sakit. Namun, sejalan dengan persebaran
Pola pemukiman Dusun Sade memiliki konsep organis yang
agama Islam di Dusun Sade, ada beberapa anggota masyarakat yang memiliki konsep lain
mengakibatkan letak rumah haruslah sejalan dengan topografi perbukitan, yaitu
terkait
semakin atas semakin tinggi letak suatu rumah dan mengelilingi bukit. Hal ini tercermin
pada suatu aturan yang tidak membolehkan masyarakat untuk membangun sebuah
rumah di daerah dataran. Apabila terjadi kepadatan lahan hunian, maka masyarakat
Dusun Sade harus membangun sebuah rumah di perbukitan lain sekitar dusun yang
merupakan wilayahnya. Demikian seterusnya hingga perbukitan yang ada sekitar dusun
habis terpakai untuk hunian. Namun, apabila sudah tidak ada perbukitan yang dapat
dijadikan lahan hunian, maka boleh membangun sebuah rumah di daerah dataran
dengan syarat masih dalam keadaan kosong (tidak ada tanaman).

Pola Permukiman
Sumber: http://www.lombokmandalika.co.id/rumah-tradisional-suku-sasak-lombok-ntb-menarik-untuk-dikenal/

9
PEMBAHASAN
• JUMLAH PENDUDUK
Jumlah penduduk Desa Rembitan berdasarkan hasil sensus pada tahun 2013 adalah sebanyak 7.461 jiwa dengan menganut agama Islam, terdiri dari 3.582 jiwa
penduduk laki-laki dan 3.879 jiwa penduduk perempuan, masuk kedalam 2.146 Kepala Keluarga. Struktur kependudukan menurut mata pencaharian
menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk menggantungkan sumber kehidupannya disektor pertanian, sektor lain yang menonjol dalam penyerapan
tenaga kerja adalah buruh tani, sektor industry rumah tangga dan pengolahan dan swasta, dan sektor lainnya seperti pegawai negeri, karyawan sastra dan
berbagai sektor lainya. Dusun Sade memiliki jumlah penduduk 758 jiwa. sekitar 187 kk. Struktur kependudukan bermata pencaharian petani, peternak dan juga
industry rumah tangga dengan membuat berbagai jenis kerajinan tangan seperti gelang, kalung, menenun kain.

Jumlah penduduk berdasarkan atas kelompok tenaga kerja yaitu : Jumlah Penduduk menurut mobilitas penduduk :
a) 20-26 tahun : 2.225 jiwa a) Lahir : 387 Orang
b) 27-40 Tahun : 2.146 Jiwa b) Mati : Orang
c) 40-60 Tahun : 5 Jiwa c) Datang : 37 Orang
d) Pindah : -
Jumlah penduduk menurut pendidikan yaitu :
a) Lulus Pendidikan Umum : 2.156 Orang
b) Lulusan : -
c) Pendidikan Khusus : 33 Orang

Sumber:
http://eprints.umm.ac.id/40935/4/BAB%20III.pdf
10
PEMBAHASAN

• BENTUK-BENTUK PERUBAHAN SOSIAL YANG


TERJADI PADA MASYARAKAT DUSUN SADE

Perubahan sosial dapat diartikan sebagai suatu proses pergeseran atau berubahnya struktur/tatanan di dalam
masyarakat, meliputi pola pikir yang lebih inovatif, sikap, serta kehidupan sosialnya untuk mendapatkan penghidupan yang lebih
bermartabat. Adanya perubahan-perubahan tersebut akan dapat diketahui bila kita melakukan suatu perbandingan dengan menelaah
suatu masyarakat pada masa tertentu yang kemudian kita bandingkan dengan keadaan masyarakat pada waktu yang lampau. Perubahan-
perubahan yang terjadi di dalam masyarakat, pada dasarnya merupakan suatu proses yang terus-menerus.
Ini berarti bahwa setiap masyarakat pada kenyataannya akan mengalami perubahan-perubahan. Tetapi perubahan yang
terjadi antara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain tidak selalu sama. Hal ini dikarenakan adanya suatu masyarakat yang
mengalami perubahan yang lebih cepat bila dibandingkan dengan masyarakat lainnya. Perubahan tersebut dapat berupa perubahan-
perubahan yang tidak menonjol atau tidak menampakkan adanya suatu perubahan. Juga terdapat adanya perubahan-perubahan yang
memiliki pengaruh luas maupun terbatas.
Di samping itu ada juga perubahan-perubahan yang prosesnya lambat, dan perubahan yang berlangsung dengan cepat.
Bentuk-bentuk perubahan sosial yang dapat ditemukan di Dusun Sade Lombok adalah dalam beberapa bidang kehidupan yang diuraikan
sebagai berikut.

11
PEMBAHASAN
• Bahasa Bahasa
• BENTUK-BENTUK PERUBAHAN SOSIAL sehari-hari masyarakat Dusun Sade menggunakan bahasa Sasak. Akan tetapi
sejak banyaknya wisatawan serta naiknya tingkat pendidikan, sudah banyak
YANG TERJADI PADA MASYARAKAT
warga Dusun Sade yang fasih berbahasa Indonesia dan hanya beberapa orang
DUSUN SADE yang tidak bisa berbahasa Indonesia, contohnya para lansia yang sudah tidak
• Mata Pencaharian bisa belajar membaca dan menulis. Selain bahasa Indonesia ternyata banyak
Pada mulanya mayoritas mata pencaharian hidup masyarakat Dusun Sade juga masyarakat Dusun Sade yang mahir berbahasa Inggris, terutama anak-
adalah melakukan kegiatan pengolahan sawah dan ladang yaitu sebagai petani anak yang membantu orangtuanya berjualan pernak-pernik. Kemampuan
untuk yang laki-laki dan penenun untuk yang perempuan. Namun seiring berbahasa Inggris digunakan mereka untuk menarik pembeli dari kalangan
dengan waktu, terutama ketika arus pariwisata berkembang pesat, banyak turis asing.
masyarakat beralih profesi ke bidang pariwisata seperti tour guide dan
pedagang kesenian serta ada pula yang memilih pekerjaan di bidang • Teknologi
pendidikan seperti menjadi guru dan di bidang pemerintahan. Selain itu, Perkembangan teknologi di jaman globalisasi telah sampai pada kehidupan
banyak juga anak-anak yang membantu orangtuanya mencari uang dengan serta kebiasaan masyarakat Dusun Sade. Dahulu ketika listrik belum masuk,
berjualan pernak-pernik seperti gelang ataupun sendok nasi yang terbuat dari masyarakat Sade menggunakan lampu tempel yang diberikan minyak jarak,
tanduk kerbau yang direbus. minyak kelapa atau minyak gas untuk menyalakannya. Namun sekarang listrik
telah masuk hingga ke pelosok dusun, mendukung adanya lampu, televisi
• Bentuk Pemukiman
serta alat-alat elektronik lainnya. Masuknya teknologi ke Dusun Sade
Dusun Sade terbagi dalam lima wilayah yang sering disebut sebagai Sade I,
membuat pola dan gaya hidup kebanyakan masyarakat berubah, terlebih lagi
Sade II, Sade III, Sade IV, dan Sade V. Di wilayah Sade I dan Sade II masih
di kalangan remaja. Banyak para remaja yang lebih sering bermain dengan
memiliki bangunan yang sama seperti bangunan yang dahulu (dari bambu dan
gadget mereka daripada bergaul dengan yang lainnya. Mereka lebih terfokus
atap ilalang). Masyarakat yang tinggal di wilayah Sade I dilarang untuk
dengan sosial media yang ada. Selain itu banyak pemuda-pemudi desa yang
mengubah bentuk bangunan rumahnya karena merupakan salah satu daya
lebih memilih bekerja pada bidang pariwisata sebagai guide atau pelayan di
tarik wisata. Untuk wilayah Sade III, Sade IV, dan Sade V, bangunan rumahnya
hotel dan objek wisata lainnya dari pada bekerja melanjutkan pekerjaan orang
sudah merupakan percampuran antara rumah adat dengan modern. Antara
tuanya sebagai petani.
wilayah Sade I hingga Sade V tidak ada pembatas yang jelas, sehingga sulit
untuk membedakan satu wlayah dengan wilayah lainnya.
12
PEMBAHASAN

• BENTUK-BENTUK PERUBAHAN SOSIAL • Tingkat Pendidikan

YANG TERJADI PADA MASYARAKAT Semenjak berkembangnya daerah Desa Rembitan akibat gencarnya
pariwisata Dusun Sade, maka pendidikan masyarakat pun mulai
DUSUN SADE
mendapat perhatian. Tingkat pendidikan masyarakat di Dusun Sade sudah
lebih maju daripada yang dahulu.
• Uang Tradisional (Uang Kepeng)
Uang kepeng merupakan alat tukar masyarakat Dusun Sade pada jaman
• Komodifikasi Kain Tenun
dahulu, namun sekarang uang kepeng telah beralih fungsi menjadi sarana
Kain tenun yang pada awalnya diproduksi hanya untuk keperluan upacara
dalam upacara penguburan masyarakat Sade. Pada saat ini uang kepeng
dan berpakaian perlahan-lahan dikomodifikasi untuk kepentingan
Sade tidak diproduksi lagi, namun jika ingin mencari maka harus mencari
ekonomi. Komodifikasi kain tenun ini adalah dimana kain tenun yang
pada orang-orang tua atau lansia yang masih memilikinya.
awalnya bukan merupakan barang komoditas, dijadikan komoditas atau

• Kesenian diperjual-belikan, sehingga pada saat ini kain tenun yang diproduksi oleh
masyarakat Sade tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan sendiri tapi
Pada jaman dahulu kesenian masyarakat Suku Sasak digunakan hanya
juga untuk kepentingan dan keperluan ekonomi.
untuk sebagai pengiring upacara adat. Contohnya adalah Tari Petug yang
ditarikan oleh anak-anak ketika terjadi prosesi khitanan. Tarian ini
berfungsi sebagai penghibur. Namun saat ini tarian-tarian yang biasa
dijadikan pengiring upacara adat tersebut dijadikan sarana untuk
memperoleh penghasilan. Tarian-tarian tersebut bisa disaksikan apabila
kita memesan dan membayar para penari tersebut.

13
PEMBAHASAN

• FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERUBAHAN SOSIAL


DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT DUSUN SADE

Perubahan yang terjadi pada masyarakat Dusun Sade disebabkan oleh beberapa faktor. Masuknya pariwisata sejak era pemerintahan
Presiden Soeharto menjadi salah satu faktor yang sangat mempengaruhi perubahan masyarakat. Sejak masuknya wisatawan asing ke Dusun Sade, pola
hidup masyarakat berubah. Banyak dari mereka yang berhenti dari pekerjaannya sebagai petani dan berpindah ke bidang pariwisata karena hasilnya
lebih menjanjikan. Puncaknya terjadi saat pembukaan Bandara Internasional Lombok.
Banyaknya wisatawan asing yang masuk ke dalam kehidupan masyarakat Sade menyebabkan perubahan pola pikir masyarakatnya. Dari
yang awalnya hanya berfokus pada memenuhi kebutuhan sehari-hari saja menjadi terfokus pada mencari keuntungan ekonomi yang lebih. Selain itu,
pengaruh budaya luar membuat banyak anak muda Dusun Sade menjadi melupakan jati diri sukunya, yaitu Suku Sasak dan lebih cenderung mulai
mengikuti gaya orang asing. Teknologi membawa perubahan yang paling besar hampir di segala aspek kehidupan masyarakat, tak terkecuali masyarakat
Dusun Sade. Orang-orang mulai berlomba untuk memiliki berbagai barang berteknologi canggih dan mulai lupa dengan apa yang sebenarnya mereka
perlukan dalam kehidupannya.
Teknologi juga banyak mengubah pola pikir masyarakat, terutama dengan masuknya radio dan televisi. Selain itu teknologi juga
mengubah masyarakat menjadi pasif. Misalnya saja dengan adanya sepeda motor, banyak anak-anak muda yang selalu menyibukkan diri dengan
motornya, bahkan hanya ke warung dekat rumah pun harus menggunakan motor. Perubahan tidak hanya dipengaruhi oleh faktor eksteren, tetapi juga
dari faktor intern. Beberapa kejadian, seperti bencana sedikit banyak menyebabkan perubahan dalam pola pikir masuyarakat Sade. Salah satunya adalah
peristiwa kebakaran rumah yang membuat orang Sade trauma memiliki rumah berdinding bambu dan beratap ilalang, sehingga mereka beralih ke
bentuk rumah modern yang menggunakan material seperti batako, semen, serta genteng.

14
PEMBAHASAN

• DAMPAK YANG DITIMBULKAN DARI


PERUBAHAN SOSIAL DI DUSUN SADE

Pariwisata yang semakin berkembang di Desa Sade sangat berpengaruh terhadap kehidupan sosial
masyarakatnya. Kemajuan-kemajuan dari segala aspek membuat keadaan sosial di Dusun Sade banyak berubah walaupun masih
ada yang tetap mempertahankan ketradisionalannya. Dampak sosial yang paling terlihat adalah berkurangnya solidaritas antar
masyarakat Desa Sade, sehingga sikap gotong-royong antar warga semakin memudar. Saat ini, sangat jarang terlihat warga
bekerja sama dalam hal bercocok tanam dan beternak karena memang pekejaan meeka sudah beralih pada bidang pariwisata.
Masyarakat resah akan perkembangan mental anak-anak muda Dusun Sade yang sekarang condong ke arah
apatis terhadap budaya sendiri, akan tetapi lebih senang meniru budaya lain. Anak-anak muda juga dinilai kurang
memprioritaskan pendidikan, tetapi lebih jmendahulukan bekerja untuk mendapatkan uang agar bisa bergaya mengikuti zaman.
Perubahan tidak hanya memiliki dampak yang negatif bagi masyarakat, namun juga memiliki dampak positif. Kemajuan teknologi
pun memiliki dampak postf terhadap perkembangan pariwisata Dusun Sade.
Dusun Sade saat ini semakin dikenal dan menjadi destinasi pilihan wisatawan domestik maupun wisatawan
mancanegara. Perkembangan rumah modern rupanya tidak disepakati oleh seluruh warga Dusun Sade. Beberapa masih
menganggap bahwa tinggal di rumah tradisional lebih nyaman, sebab rumah modern dirasa lebih pengap dibandingkan rumah
tradisional.

15
PEMBAHASAN

Planning / Design Land Policy


Mengupas masalah pola sirkulasi dan penataan Kawasan desa
yang sempit karena tempat tinggal penduduk lokal yang saling
berdekatan

JALAN/ SIRKULASI PEJALAN KAKI SEMPIT


Sirkulasi yang sempit karena tempat tinggal penduduk lokal yang saling
berdekatan membuat wisatawan kesulitan untuk mengakses ke tempat
tempat tertentu di dalam desa tersebut.

Solusi
Karena pola bangunan dan sirkulasi disana terbentuk karena
faktor sosial dan budaya yang masih kental akan
ketradisionalannya. Harus sepatutnya hal tersebut dijaga oleh
masyarakat sekita dan pemerintah namun karena ini
menyangkut sektor pariwisata, diperlukan desain sirkulasi yang
baik untuk jalan setapak disana agar terlihat lebih menarik
tanpa mengurangi ciri khas budaya disana.

16
PEMBAHASAN
Culture And Social Values
Mengupas masalah kurangnya pendidikan yang berdampak kepada
keterbatasan berbahasa Indonesia oleh warga lokal sehingga hal ini
berdampak pula pada sektor pariwisata disana yang membutuhkan
komunikasi terhadap wisatawan

PENDIDIKAN DAN SUMBER DAYA MANUSIA


Pendidikan dan SDM menjadi faktor utama kekurangan dari
sektor pariwisata. Masih banyaknya masyarakat lokal yang
masih tidak bisa berbahasa Indonesia dan masih jauh dari
peradaban modern. Pemerintah menyebutkan bahwa
masyarakat disana masih kebingungan jika ada orang luar desa
yang datang kesana mereka sering memperhatikan wisatawan
dengan tatapan yang aneh. Dan mereka juga belum bisa
berkomunikasi baik dengan wisatawan yang datang kesana.

Solusi

Pemerintah setempat melakukan pemberdayaan


masyarakat yang dikenal dengan Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) contohnya dengan
melakukan Gerakan Sadar Wisata. Program ini
berfungsi untuk memberikan bantuan sosial dan
bimbingan sadar wisata.

17
KESIMPULAN

Meski isu-isu sosial sudah teratasi dan modernisasi sudah masuk ke Desa
Sade di Rembitan, Lombok Tengah ini, Mereka masih berpegang teguh
menjaga keaslian desa. Dapat dikatakan, Sade adalah cerminan suku asli
Sasak Lombok walaupun listrik dan program Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) dari pemerintah sudah masuk ke sana,
Desa Sade masih menampilkan suasana perkampungan asli pribumi
Lombok.

18
DAFTAR PUSTAKA

https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/e7a3f3d728
423c1e774e83c429e5fb17.pdf

https://www.academia.edu/11893256/marlionllc_com_Desa_Sade

https://core.ac.uk/download/pdf/11731418.pdf

https://wisataplus.com/desa-sade-lombok/

https://travel.kompas.com/read/2011/10/18/18122224/kurangnya.p
emberdayaan.masyarakat.jadi.kendala.pariwisata

19

Anda mungkin juga menyukai