KELOMPOK
M. LUTHFIE RACHMAN 21 2017 138
GUNTUR RAMADHAN 21 2017 157
ALDY RIFKY FAHRURROZY 21 2017 161
ABDUL ROJAK 21 2017 163
1
PENDAHULUAN
o LATAR BELAKANG
Indonesia sebagai salah satu negara kepulauan terbesar di dunia memiliki daya tarik tersendiri
untuk menjadi destinasi wisata dunia. Di Asia Tenggara, Indonesia adalah negara dengan luas wilayah terbesar,
jumlah penduduk terbanyak dan sumber daya alam terkaya. Terdiri dari ribuan pulau besar dan kecil, Indonesia
memiliki laut dan hamparan pantai yang indah tempat wisatawan melakukan aktivitas wisata bahari seperti diving,
snorkeling dan surfing. Ditunjang dengan iklim tropis, Indonesia mendapat sinar matahari sepanjang tahun karena
berada pada lintasan garis khatulistiwa, sehingga aktivitas kepariwisataan tidak dipengaruhi oleh pergantian musim.
Selain itu, Bangsa Indonesia terdiri atas lebih dari 500 suku (etnis), dengan bahasa dan budaya yang beraneka ragam.
Keragaman suku dan budaya tersebut menjadikan Indonesia sebagai destinasi wisata dunia karena memiliki atraksi
wisata budaya dan kuliner yang sangat unik dan beragam. Keindahan alam dan keanekaragaman budaya Indonesia
merupakan aset nasional yang belum sepenuhnya dikelola dan dikembangkan untuk dimanfaatkan sebagai objek dan
daya tarik wisata. Salah satu destinasi wisata di Indonesia adalah Pulau Lombok.
Pulau Lombok adalah sebuah pulau di kepulauan Sunda Kecil atau Nusa Tenggara yang
terpisahkan oleh Selat Lombok dari Bali di sebelah barat dan Selat Alas di sebelah timur dari Sumbawa. Topografi
pulau ini didominasi 2 oleh gunung berapi Rinjani yang ketinggiannya mencapai 3.726 meter di atas permukaan laut
dan menjadikannya yang ketiga tertinggi di Indonesia. Dusun Sade merupakan salah satu desa wisata di Lombok
Tengah yang merupakan dusun tradisional suku Sasak asli, memiliki luas wilayah sekitar 3 Ha dan dihuni oleh 150
kepala keluarga. Dusun Sade ditetapkan sebagai Desa wisata sesuai dengan SK Gubernur NTB Nomor 2 tahun 1989
(Pusat Pengelolaan Ekoregion Bali dan Nusa Tenggara, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, 2014).
Keunikan yang dimiliki dusun Sade sebagai desa wisata yaitu masih mempertahankan budaya dan
adat-istiadat yang sudah ada dan melekat pada masyarakat Suku Sasak (Amrullah, 2014). Lebih jauh lagi, Kurniansyah
(2014) menyatakan bahwa masyarakat Dusun Sade ini lebih memilih mengabaikan modernisasi dunia luar dan terus
melestarikan tradisi budaya, mulai dari bangunan rumah, adat-istiadat hingga kesenian berupa kerajinan tangan dan
3 tarian yang sangat menarik untuk disaksikan.Selain aktivitas penduduk yang terbilang tradisional, masih terdapat
aktivitas lain yang bisa dinikmati di Dusun Sasak Sade yaitu pesta kesenian dan tradisi budaya Sasak yang masih
sangat kental.
2
PENDAHULUAN
o SEJARAH DESA ADAT SADE
3
GAMBARAN KASUS
o LOKASI
Sade adalah salah satu dusun di desa Rembitan, Pujut,
Lombok Tengah. Dusun ini dikenal sebagai dusun yang mempertahankan adat
suku Sasak. Suku Sasak Sade sudah terkenal di kalangan wisatawan yang
datang ke Lombok.
Dusun Sade merupakan salah satu dusun yang berada di
desa Rembitan, kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah.
Dusun Sade berbatasan dengan :
a) Sebelah Utara Dusun Rembitan
b) Sebelah Timur Dusun Selat
c) Sebelah Selatan Dusun Peluq
d) Sebelah Barat Dusun Penjalu
Luas wilayahnya 6 hektar yang dihuni sekitar 260 KK dengan
penduduk 715 jiwa dengan jumlah 150 rumah tradisional.
o PERMASALAHAN o TUJUAN
Beberapa kekurangan yang ada di Desa Sade Lombok menjadi masalah
serius bagi pemerintah setempat untuk mempromosikan pariwisata disana untuk menarik
calon wisatawan seperti sirkulasi yang sempit karena tempat tinggal penduduk lokal yang
saling berdekatan dan kurangnya pendidikan yang berdampak kepada keterbatasan
berbahasa Indonesia oleh warga lokal sehingga hal ini berdampak pula pada sektor o MANFAAT
pariwisata disana yang membutuhkan komunikasi terhadap wisatawan, misalnya dalam
hal jual beli souvenir maupun tour guide. Selain itu dengan jarang adanya bahkan bisa
dibilang tidak ada masyarakat luar disana yang masuk ke Desa tersebut akan membuat
warga lokal kebingungan dengan kedatangan orang luar.
4
LANDASAN TEORI
o Planning / Design Land Policy
Kajian yang membahas dan mengupas permasalahan dalam desain serta
suatu perencanaan disebuah perumahan permukiman juga membahas
tentang kebijakankebijakan yang berlaku pada permukiman tersebut.
PLANNING/DESIGN AND LAND
o Financing /Affordibility
POLICY
Kajian yang dilibatkan oleh factor keuangan dan kemampuan masyarakat.
o Quality Issues
Kajian yang mengupas tentang masalah - masalah kualitas pembangunan
perumahan pemukiman
o Environment / Maintenance
Mengupas masalah lingkungan lingkungan dan pemeliharaan pada
pembangunan perumahan permukiman
5
PEMBAHASAN
• DEMOGRAFI DUSUN SADE
Dusun Sade merupakan dusun yang terletak di Desa Rembitan,
Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, Pulau Lombok, Provinsi Nusa Tenggara
Barat. Berjarak kurang lebih 70 km dari Kota Mataram atau sekitar 2 jam dalam
perjalanan. Penduduk Dusun Sade ini merupakan keturunan generasi ke-15. B
Penduduk Dusun Sade berjumlah 529 jiwa, dengan jumlah laki-laki 262 jiwa dan
C
jumlah perempuan 267 jiwa. Di dalam Dusun Sade memiliki kepala keluarga yang
berjumlah kurang lebih 152 KK. Dalam aturan Dusun Sade, tidak ditemukan adanya D
6
PEMBAHASAN
• TIPOLOGI BANGUNAN
Tipologi Desa Sade memiliki pola penggunaan lahan berupa kawasan permukiman yang
memiliki tingkat kepadatan yang minim. Pola ruang kawasan yang mendominasi Desa
Sade adalah penggunaan lahan untuk Permukiman dan Kawasan wisata.
Desa sade yang berada di desa rembitan dikelilingi banyak pegunungan, dan desa adat
yang lainnya.
8
PEMBAHASAN
Dalam hal pembatasan wilayah teritorialnya, masyarakat Dusun Sade
memanfaatkan rumpun – rumpun bambu atau pagar bambu sebagai pembatas. Pembangunan
• POLA PERMUKIMAN DUSUN SADE rumah – rumah di perbukitan dimulai pada bagian bawah bukit dan selanjutnya dilakukan
secara bertahap ke bagian bukit yang lebih tinggi (semakin ke atas semakin tinggi letak suatu
Secara geografis, sebagian besar wilayah Dusun Sade merupakan
rumah). Adapun bangunan yang ada di Dusun Sade, meliputi bale tani, bale kodong, lumbung
lahan perbukitan yang kering dan tandus sehingga kurang baik untuk kegiatan
padi, bale bontar, tempat beternak dan lain – lain. Pengaturan bangunan disesuaikan dengan
pertanian serta perkebunan. Walaupun demikian, ternyata di sebelah utara Dusun Sade
fungsinya masing – masing.
terdapat sebuah sungai yang mengalir dan pada bagian lembahnya terdapat tanah
Tata ruang dalam bangunan atau rumah adat masyarakat Dusun Sade
produktif. Lahan perbukitan yang kering dan tandus cenderung dimanfaatkan oleh
diatur sedemikian rupa sehingga memiliki tujuan dan maksud tertentu. Pasangan antara satu
masyarakat Dusun Sade untuk membuat sebuah pemukiman dan tanah yang produktif
ruang dengan ruang lainnya mencerminkan hubungan dalam kelompok sosial yang dikaitkan
lebih digunakan untuk kegiatan bercocok tanam.
dengan generasi baru, hubungan antar jenis kelamin, hubungan antar saudara, hubungan
Masyarakat Dusun Sade memilih bukit – bukit yang tergolong
dengan orang lain, bahkan hubungan antara orang yang sudah meninggal dengan orang yang
kering, tandus dan tidak dapat ditanami sebagai tempat membuat sebuah pemukiman
masih hidup.
karena didasari pemikiran, bahwa untuk membuat sebuah pemukiman tidak perlu di
Pada awalnya orientasi arah rumah yang berkembang di Dusun Sade ialah
tanah yang subur, tetapi tanah yang subur tersebut hanya mereka dambakan untuk
memiliki konsep timur – barat (timuk – baat), di mana sebuah rumah tidak boleh menumbuk
kegiatan pertanian dan perkebunan. Pemilihan bukit yang kering dan tandus
gunung atau bukit dan harus menghadap ke lembah dan laut (dataran yang lebih rendah).
menyiratkan bahwa sangat pentingnya tanah yang subur untuk kegiatan bercocok
Masyarakat Dusun Sade meyakini bahwa jika aturan ini dilanggar, maka akan berdampak tidak
tanam bagi masyarakat Dusun Sade dahulunya.
baik bagi penghuni rumah seperti sering menderita sakit. Namun, sejalan dengan persebaran
Pola pemukiman Dusun Sade memiliki konsep organis yang
agama Islam di Dusun Sade, ada beberapa anggota masyarakat yang memiliki konsep lain
mengakibatkan letak rumah haruslah sejalan dengan topografi perbukitan, yaitu
terkait
semakin atas semakin tinggi letak suatu rumah dan mengelilingi bukit. Hal ini tercermin
pada suatu aturan yang tidak membolehkan masyarakat untuk membangun sebuah
rumah di daerah dataran. Apabila terjadi kepadatan lahan hunian, maka masyarakat
Dusun Sade harus membangun sebuah rumah di perbukitan lain sekitar dusun yang
merupakan wilayahnya. Demikian seterusnya hingga perbukitan yang ada sekitar dusun
habis terpakai untuk hunian. Namun, apabila sudah tidak ada perbukitan yang dapat
dijadikan lahan hunian, maka boleh membangun sebuah rumah di daerah dataran
dengan syarat masih dalam keadaan kosong (tidak ada tanaman).
Pola Permukiman
Sumber: http://www.lombokmandalika.co.id/rumah-tradisional-suku-sasak-lombok-ntb-menarik-untuk-dikenal/
9
PEMBAHASAN
• JUMLAH PENDUDUK
Jumlah penduduk Desa Rembitan berdasarkan hasil sensus pada tahun 2013 adalah sebanyak 7.461 jiwa dengan menganut agama Islam, terdiri dari 3.582 jiwa
penduduk laki-laki dan 3.879 jiwa penduduk perempuan, masuk kedalam 2.146 Kepala Keluarga. Struktur kependudukan menurut mata pencaharian
menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk menggantungkan sumber kehidupannya disektor pertanian, sektor lain yang menonjol dalam penyerapan
tenaga kerja adalah buruh tani, sektor industry rumah tangga dan pengolahan dan swasta, dan sektor lainnya seperti pegawai negeri, karyawan sastra dan
berbagai sektor lainya. Dusun Sade memiliki jumlah penduduk 758 jiwa. sekitar 187 kk. Struktur kependudukan bermata pencaharian petani, peternak dan juga
industry rumah tangga dengan membuat berbagai jenis kerajinan tangan seperti gelang, kalung, menenun kain.
Jumlah penduduk berdasarkan atas kelompok tenaga kerja yaitu : Jumlah Penduduk menurut mobilitas penduduk :
a) 20-26 tahun : 2.225 jiwa a) Lahir : 387 Orang
b) 27-40 Tahun : 2.146 Jiwa b) Mati : Orang
c) 40-60 Tahun : 5 Jiwa c) Datang : 37 Orang
d) Pindah : -
Jumlah penduduk menurut pendidikan yaitu :
a) Lulus Pendidikan Umum : 2.156 Orang
b) Lulusan : -
c) Pendidikan Khusus : 33 Orang
Sumber:
http://eprints.umm.ac.id/40935/4/BAB%20III.pdf
10
PEMBAHASAN
Perubahan sosial dapat diartikan sebagai suatu proses pergeseran atau berubahnya struktur/tatanan di dalam
masyarakat, meliputi pola pikir yang lebih inovatif, sikap, serta kehidupan sosialnya untuk mendapatkan penghidupan yang lebih
bermartabat. Adanya perubahan-perubahan tersebut akan dapat diketahui bila kita melakukan suatu perbandingan dengan menelaah
suatu masyarakat pada masa tertentu yang kemudian kita bandingkan dengan keadaan masyarakat pada waktu yang lampau. Perubahan-
perubahan yang terjadi di dalam masyarakat, pada dasarnya merupakan suatu proses yang terus-menerus.
Ini berarti bahwa setiap masyarakat pada kenyataannya akan mengalami perubahan-perubahan. Tetapi perubahan yang
terjadi antara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain tidak selalu sama. Hal ini dikarenakan adanya suatu masyarakat yang
mengalami perubahan yang lebih cepat bila dibandingkan dengan masyarakat lainnya. Perubahan tersebut dapat berupa perubahan-
perubahan yang tidak menonjol atau tidak menampakkan adanya suatu perubahan. Juga terdapat adanya perubahan-perubahan yang
memiliki pengaruh luas maupun terbatas.
Di samping itu ada juga perubahan-perubahan yang prosesnya lambat, dan perubahan yang berlangsung dengan cepat.
Bentuk-bentuk perubahan sosial yang dapat ditemukan di Dusun Sade Lombok adalah dalam beberapa bidang kehidupan yang diuraikan
sebagai berikut.
11
PEMBAHASAN
• Bahasa Bahasa
• BENTUK-BENTUK PERUBAHAN SOSIAL sehari-hari masyarakat Dusun Sade menggunakan bahasa Sasak. Akan tetapi
sejak banyaknya wisatawan serta naiknya tingkat pendidikan, sudah banyak
YANG TERJADI PADA MASYARAKAT
warga Dusun Sade yang fasih berbahasa Indonesia dan hanya beberapa orang
DUSUN SADE yang tidak bisa berbahasa Indonesia, contohnya para lansia yang sudah tidak
• Mata Pencaharian bisa belajar membaca dan menulis. Selain bahasa Indonesia ternyata banyak
Pada mulanya mayoritas mata pencaharian hidup masyarakat Dusun Sade juga masyarakat Dusun Sade yang mahir berbahasa Inggris, terutama anak-
adalah melakukan kegiatan pengolahan sawah dan ladang yaitu sebagai petani anak yang membantu orangtuanya berjualan pernak-pernik. Kemampuan
untuk yang laki-laki dan penenun untuk yang perempuan. Namun seiring berbahasa Inggris digunakan mereka untuk menarik pembeli dari kalangan
dengan waktu, terutama ketika arus pariwisata berkembang pesat, banyak turis asing.
masyarakat beralih profesi ke bidang pariwisata seperti tour guide dan
pedagang kesenian serta ada pula yang memilih pekerjaan di bidang • Teknologi
pendidikan seperti menjadi guru dan di bidang pemerintahan. Selain itu, Perkembangan teknologi di jaman globalisasi telah sampai pada kehidupan
banyak juga anak-anak yang membantu orangtuanya mencari uang dengan serta kebiasaan masyarakat Dusun Sade. Dahulu ketika listrik belum masuk,
berjualan pernak-pernik seperti gelang ataupun sendok nasi yang terbuat dari masyarakat Sade menggunakan lampu tempel yang diberikan minyak jarak,
tanduk kerbau yang direbus. minyak kelapa atau minyak gas untuk menyalakannya. Namun sekarang listrik
telah masuk hingga ke pelosok dusun, mendukung adanya lampu, televisi
• Bentuk Pemukiman
serta alat-alat elektronik lainnya. Masuknya teknologi ke Dusun Sade
Dusun Sade terbagi dalam lima wilayah yang sering disebut sebagai Sade I,
membuat pola dan gaya hidup kebanyakan masyarakat berubah, terlebih lagi
Sade II, Sade III, Sade IV, dan Sade V. Di wilayah Sade I dan Sade II masih
di kalangan remaja. Banyak para remaja yang lebih sering bermain dengan
memiliki bangunan yang sama seperti bangunan yang dahulu (dari bambu dan
gadget mereka daripada bergaul dengan yang lainnya. Mereka lebih terfokus
atap ilalang). Masyarakat yang tinggal di wilayah Sade I dilarang untuk
dengan sosial media yang ada. Selain itu banyak pemuda-pemudi desa yang
mengubah bentuk bangunan rumahnya karena merupakan salah satu daya
lebih memilih bekerja pada bidang pariwisata sebagai guide atau pelayan di
tarik wisata. Untuk wilayah Sade III, Sade IV, dan Sade V, bangunan rumahnya
hotel dan objek wisata lainnya dari pada bekerja melanjutkan pekerjaan orang
sudah merupakan percampuran antara rumah adat dengan modern. Antara
tuanya sebagai petani.
wilayah Sade I hingga Sade V tidak ada pembatas yang jelas, sehingga sulit
untuk membedakan satu wlayah dengan wilayah lainnya.
12
PEMBAHASAN
YANG TERJADI PADA MASYARAKAT Semenjak berkembangnya daerah Desa Rembitan akibat gencarnya
pariwisata Dusun Sade, maka pendidikan masyarakat pun mulai
DUSUN SADE
mendapat perhatian. Tingkat pendidikan masyarakat di Dusun Sade sudah
lebih maju daripada yang dahulu.
• Uang Tradisional (Uang Kepeng)
Uang kepeng merupakan alat tukar masyarakat Dusun Sade pada jaman
• Komodifikasi Kain Tenun
dahulu, namun sekarang uang kepeng telah beralih fungsi menjadi sarana
Kain tenun yang pada awalnya diproduksi hanya untuk keperluan upacara
dalam upacara penguburan masyarakat Sade. Pada saat ini uang kepeng
dan berpakaian perlahan-lahan dikomodifikasi untuk kepentingan
Sade tidak diproduksi lagi, namun jika ingin mencari maka harus mencari
ekonomi. Komodifikasi kain tenun ini adalah dimana kain tenun yang
pada orang-orang tua atau lansia yang masih memilikinya.
awalnya bukan merupakan barang komoditas, dijadikan komoditas atau
• Kesenian diperjual-belikan, sehingga pada saat ini kain tenun yang diproduksi oleh
masyarakat Sade tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan sendiri tapi
Pada jaman dahulu kesenian masyarakat Suku Sasak digunakan hanya
juga untuk kepentingan dan keperluan ekonomi.
untuk sebagai pengiring upacara adat. Contohnya adalah Tari Petug yang
ditarikan oleh anak-anak ketika terjadi prosesi khitanan. Tarian ini
berfungsi sebagai penghibur. Namun saat ini tarian-tarian yang biasa
dijadikan pengiring upacara adat tersebut dijadikan sarana untuk
memperoleh penghasilan. Tarian-tarian tersebut bisa disaksikan apabila
kita memesan dan membayar para penari tersebut.
13
PEMBAHASAN
Perubahan yang terjadi pada masyarakat Dusun Sade disebabkan oleh beberapa faktor. Masuknya pariwisata sejak era pemerintahan
Presiden Soeharto menjadi salah satu faktor yang sangat mempengaruhi perubahan masyarakat. Sejak masuknya wisatawan asing ke Dusun Sade, pola
hidup masyarakat berubah. Banyak dari mereka yang berhenti dari pekerjaannya sebagai petani dan berpindah ke bidang pariwisata karena hasilnya
lebih menjanjikan. Puncaknya terjadi saat pembukaan Bandara Internasional Lombok.
Banyaknya wisatawan asing yang masuk ke dalam kehidupan masyarakat Sade menyebabkan perubahan pola pikir masyarakatnya. Dari
yang awalnya hanya berfokus pada memenuhi kebutuhan sehari-hari saja menjadi terfokus pada mencari keuntungan ekonomi yang lebih. Selain itu,
pengaruh budaya luar membuat banyak anak muda Dusun Sade menjadi melupakan jati diri sukunya, yaitu Suku Sasak dan lebih cenderung mulai
mengikuti gaya orang asing. Teknologi membawa perubahan yang paling besar hampir di segala aspek kehidupan masyarakat, tak terkecuali masyarakat
Dusun Sade. Orang-orang mulai berlomba untuk memiliki berbagai barang berteknologi canggih dan mulai lupa dengan apa yang sebenarnya mereka
perlukan dalam kehidupannya.
Teknologi juga banyak mengubah pola pikir masyarakat, terutama dengan masuknya radio dan televisi. Selain itu teknologi juga
mengubah masyarakat menjadi pasif. Misalnya saja dengan adanya sepeda motor, banyak anak-anak muda yang selalu menyibukkan diri dengan
motornya, bahkan hanya ke warung dekat rumah pun harus menggunakan motor. Perubahan tidak hanya dipengaruhi oleh faktor eksteren, tetapi juga
dari faktor intern. Beberapa kejadian, seperti bencana sedikit banyak menyebabkan perubahan dalam pola pikir masuyarakat Sade. Salah satunya adalah
peristiwa kebakaran rumah yang membuat orang Sade trauma memiliki rumah berdinding bambu dan beratap ilalang, sehingga mereka beralih ke
bentuk rumah modern yang menggunakan material seperti batako, semen, serta genteng.
14
PEMBAHASAN
Pariwisata yang semakin berkembang di Desa Sade sangat berpengaruh terhadap kehidupan sosial
masyarakatnya. Kemajuan-kemajuan dari segala aspek membuat keadaan sosial di Dusun Sade banyak berubah walaupun masih
ada yang tetap mempertahankan ketradisionalannya. Dampak sosial yang paling terlihat adalah berkurangnya solidaritas antar
masyarakat Desa Sade, sehingga sikap gotong-royong antar warga semakin memudar. Saat ini, sangat jarang terlihat warga
bekerja sama dalam hal bercocok tanam dan beternak karena memang pekejaan meeka sudah beralih pada bidang pariwisata.
Masyarakat resah akan perkembangan mental anak-anak muda Dusun Sade yang sekarang condong ke arah
apatis terhadap budaya sendiri, akan tetapi lebih senang meniru budaya lain. Anak-anak muda juga dinilai kurang
memprioritaskan pendidikan, tetapi lebih jmendahulukan bekerja untuk mendapatkan uang agar bisa bergaya mengikuti zaman.
Perubahan tidak hanya memiliki dampak yang negatif bagi masyarakat, namun juga memiliki dampak positif. Kemajuan teknologi
pun memiliki dampak postf terhadap perkembangan pariwisata Dusun Sade.
Dusun Sade saat ini semakin dikenal dan menjadi destinasi pilihan wisatawan domestik maupun wisatawan
mancanegara. Perkembangan rumah modern rupanya tidak disepakati oleh seluruh warga Dusun Sade. Beberapa masih
menganggap bahwa tinggal di rumah tradisional lebih nyaman, sebab rumah modern dirasa lebih pengap dibandingkan rumah
tradisional.
15
PEMBAHASAN
Solusi
Karena pola bangunan dan sirkulasi disana terbentuk karena
faktor sosial dan budaya yang masih kental akan
ketradisionalannya. Harus sepatutnya hal tersebut dijaga oleh
masyarakat sekita dan pemerintah namun karena ini
menyangkut sektor pariwisata, diperlukan desain sirkulasi yang
baik untuk jalan setapak disana agar terlihat lebih menarik
tanpa mengurangi ciri khas budaya disana.
16
PEMBAHASAN
Culture And Social Values
Mengupas masalah kurangnya pendidikan yang berdampak kepada
keterbatasan berbahasa Indonesia oleh warga lokal sehingga hal ini
berdampak pula pada sektor pariwisata disana yang membutuhkan
komunikasi terhadap wisatawan
Solusi
17
KESIMPULAN
Meski isu-isu sosial sudah teratasi dan modernisasi sudah masuk ke Desa
Sade di Rembitan, Lombok Tengah ini, Mereka masih berpegang teguh
menjaga keaslian desa. Dapat dikatakan, Sade adalah cerminan suku asli
Sasak Lombok walaupun listrik dan program Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) dari pemerintah sudah masuk ke sana,
Desa Sade masih menampilkan suasana perkampungan asli pribumi
Lombok.
18
DAFTAR PUSTAKA
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/e7a3f3d728
423c1e774e83c429e5fb17.pdf
https://www.academia.edu/11893256/marlionllc_com_Desa_Sade
https://core.ac.uk/download/pdf/11731418.pdf
https://wisataplus.com/desa-sade-lombok/
https://travel.kompas.com/read/2011/10/18/18122224/kurangnya.p
emberdayaan.masyarakat.jadi.kendala.pariwisata
19