Anda di halaman 1dari 24

Core Values ASN BerAKHLAK dan

Employer Branding #Bangga Melayani Bangsa

Dr. ANDY, M.Si


Kepala Bidang Pemerintahan dan Pembangunan Manusia
Bappelitbangda Provinsi Sulawesi Selatan

Disampaiakan pada
Latsar IPDN Angkatan XXVIII Kelas E7
Diklat Regional Makassar
Nama : Andy
NIP : 19741222 199311 1 001
Pangkat/Golongan : Pembina Tk. I IV/b
Jabatan : Kepala Bidang Pemerintahan & Pembangunan Manusia
Instansi : Bappelitbangda Prov SulSel
Tempat/ Tgl Lahir : Bulukumba, 22 Desember 1974
Alamat Rumah : Jl. Mesjid Baiturahman No. 58 Makassar
Alamat Kantor : Jl. Urip Sumoharjo No. 264 Makassar
Nomor Handphone: 08114441122
Alamat Email : satyagrahas3@gmail.com
Pendidikan : D4 STPDN Jatinangor (Pemerintahan)
S1 IIP Jakarta (Manajemen Pembangunan)
S2 UNHAS Makassar (Pemberdayaan Masyarakat)
S3 UNHAS Makassar (Administrasi Publik)
Pengalaman Kerja : Kabag Tata Pemerintahan Kab. Bone
Plt. Camat Bonto Cani Kab. Bone
Kabag Pemerintahan Desa Kab. Bone
Kabag Kerjasama Kab. Bone
Kabag Organisasi Kab. Bone
Kabid Perencanaan Makro Bappeda Sulsel
Sekretaris Bappelitbangda Sulsel
Kabid Pemerintahan dan Pembangunan Manusia Bappelitbangda Sulsel
3
PENGERTIAN
1. Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai
pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah.
2. Pegawai Aparatur Sipil Negara (Pegawai ASN) adalah pegawai negeri sipil dan pegawai
pemerintah dengan perjanjian kerja yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian
dan diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas negara
lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan.
3. Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat
tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina
kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan.
4. Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) adalah warga negara Indonesia
yang memenuhi syarat tertentu, yang diangkat berdasarkan perjanjian kerja untuk
jangka waktu tertentu dalam rangka melaksanakan tugas pemerintahan.

(Pasal 1)
4
FUNGSI, TUGAS, DAN PERAN
1. Pegawai ASN berfungsi sebagai:
a. pelaksana kebijakan publik;
b. pelayan publik; dan
c. perekat dan pemersatu bangsa
2. Pegawai ASN bertugas:
a. melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
b. memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas;
c. mempererat persatuan dan kesatuan NKRI.
3. Pegawai ASN berperan sebagai perencana, pelaksana, dan pengawas
penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan pembangunan nasional melalui
pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang profesional, bebas dari intervensi politik,
serta bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme

(Pasal 10,11,12 UU No. 5 tahun 2014 ttg Aparatur Sipil Negara)


5
PETA JALAN N
PEMBANGUNA
Aparatur Sipil Negara
RPJM 4 (2020-2024)
4
BIROKRASI BERKELAS DUNIA

RPJM 3 (2015-2019)
SISTEM MERIT 3

RPJM 2 (2010-2014)
REFORMASI 2

BIROKRASI
RPJM 1 (2005-2009)
GOOD GOVERNANCE 1
BUDAYA KERJA

• Secara sederhana Budaya Kerja diartikan sebagai cara pandang


seseorang dalam memberi makna terhadap “ bekerja”.
• Budaya kerja diartikan sebagai sikap dan perilaku
individu dan kelompok yang didasari atas nilai-nilai yang diyakini
kebenarannya dan telah menjadi sifat serta kebiasaan dalam
melaksanakan tugas dan pekerjaan sehari-hari.
• Budaya kerja merupakan suatu komitmen organisasi, dalam upaya
membangun sumber daya manusia, proses kerja, dan hasil kerja yang
lebih baik.
Potret Budaya Kerja
Pola pikir (mind-set dan budaya kerja
(culture-set) birokrasi belum sepenuhnya
mendukung birokrasi yang efesien, efektif,
produktif dan profesional dan juga belum
benar-benar memiliki pola pikir yang
melayani masyarakat, belum mencapai
kinerja yang baik serta belum berorientasi
pada hasil (outcomes).
Kendala dalam Pelayanan Publik

Kurang Informatif Sukar Diakses


informasi yang disampaikan unit pelaksana pelayanan
kepada masyarakat cenderung Kurang Sukar
publik terletak sangat jauh dari
lambat atau bahkan tidak diterima Informatif Diakses
jangkauan masyarakat
oleh masyarakat
Kurang Responsif dan
Birokratis Kurang Koordinasi
pelayanan yang dilakukan Birokratis Responsif,
Respon terhadap berbagai
melalui proses yang terdiri dari
Koordinasi keluhan lambat dan sering
berbagai level
terjadi tumpang tindih
Kurang
kebijakan
Inefisien
Inefesien
Empati Kurang Empati
persyaratan yang diperlukan
Tidak mau mendengar
seringkali tidak relevan dengan
keluhan, saran, dan aspirasi
pelayanan yang diberikan
masyarakat.
REFORMASI BIROKRASI
Tujuan: Menciptakan birokrasi pemerintah yang profesional dengan karakteristik adaptif,
berintegritas, berkinerja tinggi, bebas dan bersih Korupsi, Kolusi dan Nepotisme, mampu
melayani publik, netral, sejahtera, berdedikasi, dan memegang teguh nilai-nilai dasar dan
kode etik aparatur negara.

S1. Meningkatnya kapasitas S2. Terwujudnya S3. Meningkatnya


dan akuntabilitas kinerja yang pemerintahan yang bersih kualitas pelayanan
efisien dan efeektif dan bebas KKN publik

Organisasi Organisasi yang tepat fungsi dan tepat ukuran (right sizing)
8 AREA PERUBAHAN RB

Tatalaksana Sistem, proses dan prosedur kerja yang jelas, efektif,efisien, terukur dan sesuai dengan
prinsip-prinsip good governance
Sumber daya manusia aparatur SDM apatur yang berintegritas, netral , kompeten, capable, profesional, berkinerja
tinggi dan sejahtera
Peraturan Perundang-undangan
Regulasi yang lebih tertib, tidak tumpang tindih dan kondusif
Pengawasan Meningkatnya penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan bebas KKN
Akuntabilitas Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi
Pelayanan publik Pelayanan prima sesuai kebutuhan dan harapan masyarakat
Budaya Kerja Aparatur (culture set
dan mind set) Birokrasi dengan integritas dan kinerja yang tinggi
Core values Berakhlak dilatarbelakangi
1. Adanya penerjemahan yang berbeda-beda terhadap nilai-nilai dasar
serta kode etik dan kode perilaku ASN yang tertuang dalam UU
nomor 5/2014 tentang ASN. Oleh karena itu, perlu ditetapkan
satu core values ASN untuk mensarikan nilai-nilai dasar ASN ke
dalam satu kesamaan persepsi yang lebih mudah dipahami dan
diterapkan oleh seluruh ASN.
2. Berbagai nilai-nilai yang ada di instansi pemerintah digabungkan dan
dikerucutkan menjadi tujuh nilai yang dapat berlaku secara umum.
sejak lama setiap pemerintah daerah memiliki nilai dan semboyan
sendiri sesuai dengan kekhasan daerah masing-masing. Hal tersebut
memang memperkaya keberagaman daerah di Indonesia. Namun
lebih baik lagi bila seluruh ASN baik pegawai pusat maupun daerah
mempunyai nilai dasar yang sama.
Maksud dan Tujuan
1. Core values ASN berperan sebagai panduan berpikir, bertutur,
dan berperilaku
2. Seluruh ASN memiliki kesamaan dalam menjalankan fungsinya,
yaitu memegang teguh nilai-nlai yang sama, orientasi yang sama,
melayani masyarakat yang sama, memiliki kesamaan jiwa
melayani masyarakat, memiliki sumber daya yang cukup untuk
melayani masyarakat, serta sama-sama menghadapi permasalahan
perubahan yang cepat yang harus diselesaikan secara kolaboratif.
3. Dengan nilai dasar dan semboyan ASN yang sama, diharapkan ASN
menjadi lebih lincah dan inovatif dalam menjalankan birokrasi
agar birokrasi menjadi dinamis dan cepat mengambil keputusan
dalam pemberian pelayanan publik.
1. Memberikan penguatan budaya kerja yang mendorong
pembentukan karakter ASN yang profesional di mana pun ASN
ditugaskan;
2. Memudahkan proses adaptasi bagi ASN Ketika yang
bersangkutan berpindah ke instansi pemerintah lain
(talentmobility);
3. Menjadi unsur untuk memperkuat peran ASN sebagai perekat
pemersatubangsa;
4. Budaya kerja yang kuat akan mendorong kinerja organisasi
dalam jangka panjang.
Sasaran
BUDAYA KERJA

Aparatur negara yang mampu merubah pola


pikir (mindset) dan budaya kerja (culture) menjadi
budaya yang mengembangkan sikap dan perilaku
kerja yang berorientasi pada hasil (outcome) yang
diperoleh dari produktivitas kerja dan kinerja yang
tinggi untuk memberikan pelayanankepada
masyarakat.
BUDAYA KINERJA Yang diharapkan

1. Start small, act big (mulai dari diri sendiri dan


mulai dari hal kecil untuk melakukan hal yang
lebih besar)
2. Built Trust (Membangun rasa saling percaya)
3. Engender Collaboration (Satukan visi dan
potensi)
4. Inspire Creativity (Menumbuhkan kreatifitas)
5. Inspire Action (Menginspirasi keberanian
untuk bertindak)
Paradigma Baru BerAKHLAK
Dilayani Melayani

Orientasi proses Orientasi outcome

Menunggu Menjemput

Tidak kompeten Kompeten

Rumit Sederhana

Koruptif Bersih
18
KOMPETENSI ASN

UU 5 TAHUN 2014

 Spesialisasi Pendidikan  Tingkat Pendidikan


 Pelatihan Teknis Fung- Kompetensi Kompetensi  Pelatihan Struktural/ Manajemen
Teknis Manajerial  Pengalaman Memimpin
sional
 Pengalaman Kerja
Kompetensi Kompetensi
Sosio Kultural Pemerintahan

Pengalaman Kerja berkaitan NEXT ???


dengan Masyarakat Majemuk
dalam hal Suku, Agama & Budaya
sehingga memiliki Wawasan Ke-
bangsaan
... Lanjutan ... Kompetensi Pemerintahan

UU 23 TAHUN 2014 tentang Pemerintahan Daerah

1.Pengetahuan, sikap dan keterampilan yang terkait dengan


kebijakan Desentralisasi;
2.Hubungan Pemerintah Pusat dengan Daerah;
3.Pemerintahan umum;
4.Pengelolaan keuangan Daerah;
5.Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah;
6.Hubungan Pemerintah Daerah dengan DPRD; dan
7.Etika Pemerintahan.
HARAPANNYA:
KESESUAIAN

KOMPETEN DAN KOMPETITIF

LOYALITAS/DEDIKASI

MORALITAS DAN INTEGERITAS

POTENSI

KINERJA DAN PRODUKTIF

POLA KARIER
DI S R U P T I O N ERA
sebuah era terjadinya inovasi dan perubahan besar-besaran yang secara fundamental mengubah semua sistem, tatanan,
dan landscape yang ada ke cara-cara baru. Perubahan besar terjadi setidaknya disebabkan oleh adanya revolusi 4.0,
perubahan iklim, dan pandemi Covid-19

3
SPEED
COLLABORATION
2 • Di era Industri 4.0, hampir 60% jenis
4 pekerjaan di negara OECD akan tergantikan
oleh otomatisasi*
INNOVATION • Kebutuhan terhadap pekerja high-skilled akan
semakin tinggi
• Kebijakan industri dan
pengembangan
ekonomi yangada saat ini akan ditantang

1 dengan derasnya arus digitalisasi

LITERATE

*The World Bank, World Development Report 2016:


Digital Dividends, May 2016.
Penutup
Di tengah dunia yang penuh disrupsi, peningkatan kapasitas dan
kompetensi, serta kemampuan beradaptasi dengan perubahan
menjadi mutlak bagi ASN. Sebab banyak sekali masalah yang
tidak bisa dipecahkan oleh satu dinas, oleh satu daerah, oleh
satu kementerian atau lembaga, maupun oleh satu keahlian,
dan satu disiplin ilmu. Kolaborasi lintas organisasi, lintas
daerah, lintas ilmu, lintas profesi menjadi sangat penting.
Semua masalah selalu lintas sektor dan lintas disiplin (cross
cutting issues)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai