BIROKRASI REPUBLIK
INDONESIA
Disampaikan Oleh :
ABU HASAN
Widyaiswara Madya Kementerian Dalam Negeri
PERKENALAN
TUJUAN PEMBELAJARAN
Indikator Keberhasilan :
Kompetensi Dasar :
Setelah selesai pembelajaran,
peserta mampu membekali peserta 1) Menjelaskan Road Map Reformasi
untuk memiliki kemampuan Birokrasi.
memahami kebijakan reformasi
birokrasi, pelaksanaan reformasi 2) Menjelaskan Pedoman Pelaksanaan
birokrasi dan pembangunan zona Evaluasi Reformasi Birokrasi
integritas menuju Wilayah Bebas
Korupsi (WBK) dan Wilayah 3) Menjelaskan Delapan Area
Birokrasi Bersih Melayani (WBBM).
Perubahan Reformasi Birokrasi
4) Menjelaskan Penyederhanaan
Birokrasi sebagai Mandatori Nasional
Fenomena Pembangunan Penyebab
• Ketersediaan infrastruktur yang belum Permasalahan pembangunan tersebut antara lain
memadai disebabkan oleh permasalahan birokrasi
Indonesia yang sangat kompleks, antara lain:
• Korupsi, kolusi dan nepotisme yang 1) Organisasi yang belum tepat fungsi dan
masih marak berbagai lapisan, baik di ukuran serta masih terdapat tumpang tindih
sektor formal maupun informal yang kewenangan
mengkibatkan inefisiensi ekonomi 2) Pola pikir dan budaya kerja yang belum
berorientasi pada kinerja, regulasi yang
• Angka kemiskinan dan kesenjangan multitafsir dan tumpang tindih
pendapatan yang relatif tinggi 3) SDM aparatur yang tidak kompeten
• Otonomi daerah yang belum memberi 4) Kualitas pelayanan publik yang belum mampu
hasil yang menggembirakan. memenuhi ekspektasi masyarakat.
KEBUTUHAN PUBLIK VS KEMAMPUAN PEMERINTAH
ASYMMETRY
8
7
6
5 Kebutuhan Publik
4 Kemampuan Pemerintah
Axis Title
3
2
1
0
KESEMPATAN
PENGANGGURAN
KERJA
KERUSUHAN
DISTRUST
01
Komitmen pimpinan instansi di 04
dalam pencegahan dan Penerapan e-government
pemberantasan korupsi &pungli belum terintegrasi & Merata
masih lemah
05
02 Inefisiensi penggunaan
Peran Aparat Pengawasan anggaran
Internal Pemerintah (APIP)
masih lemah
06
03
Partisipasi publik
Inovasi dalam
Penyelenggaraan Pelayanan
dalam Publik belum dilakukan
penyelenggaraan secara merata
pemerintahan masih
rendah
07 10
Lemahnya penegakkan hukum
& tumpang tindih peraturan Akuntabilitas Kinerja masih
08 09 rendah
Sistem, proses dan prosedur kerja Sistem, proses dan prosedur kerja yang jelas,
Tatalaksana efektif, efisien, terukur dan sesuai dengan
tidak jelas prinsip-prinsip good governance
Peraturan PerUUan Tumpang Tindih (Overlapping) Regulasi yang lebih tertib, tidak tumpang tindih
Perundang-undangan dan kondusif
Mind set dan culture Pola pikir berdasarkan aturan semata Birokrasi dengan integritas dan kinerja 17
Set Aparatur (ruled based) & Integritas yang masih rendah yang tinggi 17
TUGAS DISKUSI KELOMPOK
• Membagi 4 Kelompok
• Media Breakout Room
• Waktu Diskusi 45 Menit
• Tugas Menginventarisasi Isu-isu
aktual terkait Delapan Area
Perubahan
• Output PPT
• Presentasi Hasil
PEMBAGIAN TUGAS KELOMPOK
KELOMPOK AREA PERUBAHAN
I Perubahan Mindset dan Budaya Kinerja di Lingkungan Organisa
Deregulasi kebijakan
II Penyederhanaan Organisasi
Perbaikan tata laksana
III Penataan sumberdaya aparatur
Penguatan Akuntabilitas dan Efisiensi Anggaran
IV Penguatan Pengawasan
Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik
TARGET PERUBAHAN AREA 1
• Semakin konsistennya keterlibatan pimpinan dan seluruh jajaran
pegawai kementerian/lembaga/pemerintah daerah dalam
melaksanakan reformasi birokrasi.
• Perubahan pola pikir dan budaya kerja
kementerian/lembaga/pemerintah daerah yang semakin meningkat,
khususnya dalam merespon perkembangan zaman.
• Menurunnya resistensi terhadap perubahan.
• Budaya perubahan yang semakin melekat (embedded) pada setiap
kementerian/lembaga/pemerintah daerah
TARGET PERUBAHAN AREA 2
• Menurunnya tumpang tindih dan disharmonisasi peraturan
perundangundangan yang dikeluarkan oleh istansi pemerintah.
• Meningkatnya efektivitas pengelolaan peraturan perundang-
undangan kementerian/lembaga/pemerintah daerah.
• Menurunnya kebijakan yang menghambat investasi/ perizinan/
kemudahan berusaha.
TARGET PERUBAHAN AREA 3
• Menurunnya tumpang tindih tugas pokok dan fungsi internal
kementerian/lembaga/pemerintah daerah.
• Meningkatnya kapasitas kementerian/lembaga/pemerintah daerah
dalam melaksanakan tugas dan fungsi
• Terciptanya desain organisasi kementerian/lembaga/pemerintah
daerah yang mendukung kinerja.
• Berkurangnya jenjang organisasi kementerian/lembaga/pemerintah
daerah dalam rangka meningkatkan efektivitas dan efisiensi kerja.
TARGET PERUBAHAN AREA 4
• Meningkatnya penggunaan teknologi informasi dalam proses
penyelenggaraan manajemen pemerintahan di kementerian /
lembaga / pemerintah daerah.
• Terciptanya pemanfaatan teknologi informasi terintegrasi yang akan
menghasilkan keterpaduan proses bisnis, data, infrastruktur, dan
aplikasi secara nasional.
• Meningkatnya efektivitas dan efisiensi proses manajemen
pemerintahan.
• Meningkatnya kinerja di kementerian/lembaga/pemerintah daerah.
TARGET PERUBAHAN AREA 5
• Meningkatnya ketaatan terhadap pengelolaan SDM aparatur pada
masing-masing kementerian/lembaga/pemerintah daerah.
• Meningkatnya transparansi dan akuntabilitas pengelolaan SDM aparatur
pada masing-masing kementerian/lembaga/pemerintah daerah
• Meningkatnya disiplin SDM Aparatur pada masing-masing
kementerian / lembaga / pemerintah daerah.
• Meningkatnya efektivitas manajemen SDM aparatur pada masingmasing
kementerian/lembaga/pemerintah daerah.
• Meningkatnya profesionalisme SDM Aparatur pada masing-masing
kementerian / lembaga / pemerintah daerah.
TARGET PERUBAHAN AREA 6
• Meningkatnya komitmen pimpinan dan jajaran pegawai terhadap
kinerja dibandingkan sekedar kerja rutunitas semata
• Meningkatnya kemampuan kementerian / lembaga / pemerintah
daerah dalam mengelola kinerja organisasi.
• Meningkatnya kemampuan kementerian/lembaga/pemerintah daerah
dalam menetapkan strategi yang tepat untuk mencapai tujuan
organisasi.
• Meningkatnya efektivitas dan efisiensi penggunaan anggaran
kementerian / lembaga / pemerintah daerah .
TARGET PERUBAHAN AREA 7
• meningkatnya kepatuhan dan efektivitas terhadap pengelolaan
keuangan negara oleh masing-masing
kementerian/lembaga/pemerintah daerah.
• Menurunnya tingkat penyalahgunaan wewenang pada masing-masing
kementerian/lembaga/pemerintah daerah.
• Meningkatkan sistem integritas di kementerian / lembaga /
pemerintah daerah dalam upaya pencegahan KKN
TARGET PERUBAHAN AREA 8
• Meningkatnya kualitas pelayanan publik (lebih cepat, lebih murah,
lebih aman, dan lebih mudah dijangkau) pada
kementerian/lembaga/pemerintah daerah.
• Meningkatnya jumlah unit pelayanan yang memperoleh standardisasi
pelayanan internasional pada kementerian/lembaga/pemerintah
daerah.
• Meningkatnya indeks kepuasan masyarakat terhadap
penyelenggaraan pelayanan publik oleh masing-masing kementerian /
lembaga / pemerintah daerah.
Apa yang hendak diwujudkan dalam
RB ? Prinsip Pelaksanaan:
Outcomes Oriented , Terukur, Efisien,Efektif, Realistik,
Konsisten, Sinergi,Inovatif,Kepatuhan,Dimonitor
From: To:
Bad Governance PROSES PERBAIKAN Good Governance
8 Area Perubahan
Hasil antara
Isu Strategis perubahan 8
Birokrasi • Evaluasi RB Area
• Evaluasi AKIP
• Evaluasi ZI WBK/WBBM Percontohan
(Proses & Hasil) Unit Kerja WBK/WBBM
Pelopor
Penggerak Perubahan
Kapasitas Mindset (pola pikir)
(Agent of Changes &
Assesor Culture set (budaya kerja)
Role Model)
Komitmen apa yang harus dimiliki peserta
Latsar CPNS dalam mendukung RB ?