Kamus Indikator Mutu Pelayanan Kesehatan 1592018
Kamus Indikator Mutu Pelayanan Kesehatan 1592018
PELAYANAN KESEHATAN
KEMENTERIAN KESEHATAN
Pasien A B C D
Identifikasi
secara benar
1 0 3
2 X 100% X 100%
2 3 1 X 100% 4 X 100%
Tujuan Terselenggaranya pelayanan kegawatdaruratan yang cepat dan tepat sehingga mampu mengoptimalkan upaya
menyelamatkan pasien gawat darurat.
` Emergency Response Time (waktu tanggap) adalah waktu yang dibutuhkan sejak pasien tiba di IGD, di triage,
sampai mendapat pelayanan dokter IGD.
Triage adalah proses pemilahan pasien berdasarkan tingkat kegawatdaruratannya
Standar waktu tanggap IGD adalah ≤ 5 menit.
Formula Jumlah kumulatif waktu yang dibutuhkan sejak pasien tiba di IGD, di triage sampai mendapat pelayanan dokter IGD menit
Jumlah pasien IGD yang di survey
Sumber data Rekam medik IGD : Formulir Triage dan Formulir Asesmen medis IGD
Frekuensi pengumpulan data Harian
Periode Pelaporan data Bulanan
Periode analisis Triwulan
Cara Pengumpulan Data Concurent
Sampel Populasi
Sampel : Metode : Ketersediaan / Convinience
Besar sampel . >= 640 = 128 sampel
320 – 639 = 20% dari total populasi
64 – 319 = 64 Sampel
< 64 = 100 % populasi
Rencana Analisis Data Run chart Control Chart
Instrumen Pengambilan Data Formulir RWTP IGD
Rencana Komunikasi Data a. Bulanan
1. Laporan Kepala Bidang/Bagian/Instalasi/Unit/Komite/Tim ke Komite/Tim Mutu
2. Laporan Komite/Tim Mutu ke Direktur
3. Laporan Direktur ke Kementerian Kesehatan
a. Triwulan
1. Laporan Direktur ke Dewan Pengawas (termasuk Feed back dari Dewan Pengawas)
Rerata Waktu Tunggu Rawat Jalan (RWTRJ) …..(1/2)
Judul Indikator Waktu Tunggu Rawat Jalan
Dasar pemikiran Pasal 29 Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
Dimensi Mutu 1. Aksesibilitas
2. Keselamatan
3. Fokus kepada pasien
4. Kesinambungan
Tujuan Tersedianya pelayanan dokter/ dokter spesialis di rawat jalan yang mudah dan cepat diakses oleh pasien pada hari
kerja
Definisi Operasional Waktu tunggu rawat jalan adalah waktu yang dibutuhkan mulai saat pasien kontak dengan petugas pendaftaran
sampai mendapat pelayanan dokter / dokter spesialis.
Kontak dengan petugas pendaftaran adalah proses saat petugas pendaftaran menanyakan dan mencatat /
menginput data pasien.
Pelayanan dokter / dokter spesialis adalah proses saat pasien kontak dengan dokter / dokter spesialis.
Dasar pemikiran Pasal 29 Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
Definisi Operasional Penundaan operasi elektif adalah perubahan jadwal operasi yang sudah direncanakan sebelumnya.
Operasi elektif adalah operasi atau tindakan yang terencana / dijadwalkan.
Tujuan Tergambarnya kepatuhan dokter spesialis terhadap ketepatan waktu melakukan visitasi kepada pasien rawat inap.
Definisi Operasional Waktu visite Dokter Spesialis adalah waktu kunjungan DPJP untuk melihat perkembangan pasien yang menjadi tanggung jawabnya
setiap hari termasuk hari libur.
Standar waktu visite DPJP : visite pasien < jam 14:00.
Denominator Jumlah visite Dokter Spesialis yang harus divisit pada hari tersebut
Standar ≥ 80%
Kepatuhan waktu Visite Dokter Spesialis / DPJP (KWV) ….. (2/2)
Kriteria: Pasien rawat Inap
- Inklusi Pasien yang baru masuk rawat inap hari itu
Pasien konsul
- Eksklusi
Definisi Operasional Hasil kritis adalah hasil pemeriksaan yang termasuk kategori kritis sesuai kebijakan rumah sakit dan memerlukan
penatalaksanaan segera
Waktu lapor hasil kritis laboratorium adalah waktu yang dibutuhkan sejak hasil pemeriksaan keluar dan telah dibaca oleh
dokter / analis yang diberi kewenangan hingga petugas melaporkan hasilnya kepada dokter yang meminta pemeriksaan
Standar Waktu lapor hasil kritis laboratorium adalah waktu pelaporan < 30 menit.
Numerator (pembilang) Jumlah hasil kritis laboratorium yang dilaporkan < 30 menit
Formula Jumlah hasil kritis laboratorium yang dilaporkan < 30 menit x 100%
Jumlah hasil kritis laboratorium yang survey
Sumber data Catatan data Laporan Hasil Tes kritis Laboratorium
Rekam medik
Frekuensi pengumpulan data Harian
Periode pelaporan data Bulanan
Periode analisis Triwulan
Cara Pengumpulan Data Concurent
Sampel Populasi
Sampel : Metode : Ketersediaan / Convinience
Besar sampel . >= 640 = 128 sampel
320 – 639 = 20% dari total populasi
64 – 319 = 64 Sampel
< 64 = 100 % populasi
Rencana Analisis Data Run chart Control chart
Instrumen Pengambilan Data Formulir PHKL
Penanggung Jawab Kepala Instalasi Laboratorium
Rencana Komunikasi Data a. Bulanan
1. Laporan Kepala Bidang/Bagian/Instalasi/Unit/Komite/Tim ke Komite/Tim Mutu
2. Laporan Komite/Tim Mutu ke Direktur
3. Laporan Direktur ke Kementerian Kesehatan
a. Triwulan
1. Laporan Direktur ke Dewan Pengawas (termasuk Feed back dari Dewan Pengawas)
2. Koordinasi & Integrasi (Rapat/Morning Report/Focus Group Discussion) dengan Bidang/Bagian/Instalasi/Unit/Komite/Tim
3. Feed back (Laporan/Story Board) Komite/Tim Mutu ke Bidang/Bagian/Instalasi/Unit/Komite/Tim
Kepatuhan Penggunaan Formularium Nasional (KPFN)
Rumah Sakit Provider Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (KPFN BPJS) ……(1/2)
Rumah sakit yang menggunakan indikator ini adalah rumah sakit provider BPJS, rumah sakit yang menerima sistem
pembiayaan dengan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Judul Indikator Kepatuhan Penggunaan Formularium Nasional
Dasar pemikiran Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/ MENKES/137/2016 tentang Perubahan Atas Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
HK.02.02/MENKES/ 523/2015 tentang Formularium Nasional
Dimensi Mutu 1. Efisiensi
2. Efektifitas
Tujuan Terwujudnya efisiensi pelayanan obat kepada pasien berdasarkan daftar yang ditetapkan secara nasional.
Definisi Operasional Formularium Nasional adalah daftar obat yang disusun berdasarkan bukti ilmiah muktahir oleh komite nasional penyusunan
Formularium Nasional.
Kepatuhan Penggunaan Formularium Nasional adalah Peresepan obat oleh DPJP kepada pasien sesuai daftar obat di
Formularium Nasional.
Dasar pemikiran Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/ MENKES/137/2016 tentang Perubahan Atas Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
HK.02.02/MENKES/ 523/2015 tentang Formularium Nasional
Dimensi Mutu 1. Efisiensi
2. Efektifitas
Tujuan Terwujudnya efisiensi pelayanan obat kepada pasien berdasarkan daftar yang ditetapkan rumah sakit.
Definisi Operasional Formularium RS adalah daftar obat yang disusun berdasarkan usulan dari profesi di rumah sakit oleh Komite Farmasi dan
Terapi Rumah Sakit.
Kepatuhan Penggunaan Formularium adalah Peresepan obat oleh DPJP kepada pasien sesuai daftar obat di Formularium
RS.
Disebut patuh bila seluruh obat dalam resep mengikuti formularium rumah sakit.
2. Sesudah Kontak dengan pasien meliputi menyentuh tubuh pasien, baju atau pakaian.
3. Sebelum melakukan Prosedur aseptik contoh: tindakan transfusi, perawatan luka, pemasangan kateter urin, suctioning, perawatan
daerah tindakan invasif.
4. Setelah bersentuhan dengan cairan tubuh pasien seperti muntah, darah, nanah, urin, feces, produksi drain, dan lain-lain.
5. Setelah menyentuh lingkungan meliputi: menyentuh tempat tidur pasien, linen yang terpasang di tempat tidur, alat-alat di sekitar
pasien atau peralatan lain yang digunakan pasien, kertas/lembar untuk menulis yang ada di sekitar pasien.
Petugas yang dinilai adalah semua petugas yang bertugas di ruangan (dokter, perawat, peserta didik, pekarya, cleaning service).
Total kebersihan tangan adalah jumlah kebersihan tangan yang dilakukan (Hand rub (HR) dan Handwash (HW)
Peluang kebersihan tangan adalah Indikasi cuci tangan sesuai lima kondisi ( five moments) yang diwajibkan cuci tangan
Sessi adalah Lama waktu untuk observasi yang dihitung sejak mulai sampai selesai
Tipe Indikator Proses
Ukuran Indikator Persentase
Numerator (pembilang) Total kebersihan tangan yang dilakukan
Denominator (penyebut) Peluang kebersihan tangan
Kepatuhan Kebersihan Tangan (KKT)… (2/2)
Kriteria: Semua peluang kebersihan tangan
- Inklusi
- Eksklusi
• Observer tidak boleh mencatat kebersihan tangan yang dilakukan petugas karena kebiasaan /secara
tidak sadar, mis memperbaiki posisi kacamata / merapihkan rambut.
• Pengecualian: kebiasaan / gangguan tersebut dilakukan ketika sedang melakukan tindakan
prosedursteril.
HAL PENTING DALAM MENGHITUNG KEPATUHAN KEBERSIHAN TANGAN
Ketika mengobservasi kepatuhan kebersihan tangan, observer harus paham hal sbb :
a) Minimal satu indikasi kebersihan tangan dalam suatu peluang
b) Setiap peluang disyaratkan melakukan satu tindakan kebersihan tangan;
c) Satu tindakan kebersihan tangan mungkin berlaku pada lebih dari satu indikasi;
d) tindakan kebersihan tangan yang dicatat : positif atau negatif sesuai dengan peluang;
e) Adanya tindakan positif kebersihan tangan tidak selalu menggambarkan adanya peluang.
Kepatuhan Terhadap Clinical Pathway (KTCP)......(1/2)
Judul Indikator Kepatuhan Terhadap Clinical Pathway
Dasar pemikiran - Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1438/MENKES/PER/IX/2010 tentang Standar Pelayanan Kedokteran
- Standar Akreditasi Rumah Sakit
Dimensi Mutu 1. Efisiensi
2. Efektifitas
3. Keselamatan
4. Kesinambungan
Tujuan Terselenggaranya standarisasi proses asuhan klinis di rumah sakit sehingga dapat memberikan jaminan kepada pasien untuk
memperoleh pelayanan klinis berdasarkan pada nilai ilmiah sesuai kebutuhan medis/klinis pasien.
Definisi Operasional Clinical Pathway adalah suatu konsep perencanaan pelayanan terpadu / terintegrasi yang merangkum setiap langkah yang diberikan
pada pasien, yang berdasarkan standar pelayanan medis, standar pelayanan keperawatan & standar pelayanan PPA lainnya yang
berbasis bukti dengan hasil terukur, pada jangka waktu tertentu selama pasien di rawat di Rumah Sakit.
Kepatuhan terhadap clinical pathway adalah proses pelayanan secara terintegrasi yang diberikan kepada pasien oleh DPJP, Perawat,
Farmasi, Gizi yang sesuai dengan clinical pathway yang ditetapkan Rumah Sakit.
Varian adalah perbedaan pelayanan yang diberikan dengan clinical pathway yang ditetapkan rumah sakit meliputi komponen :
Pemberian Terapi, Pemeriksaan penunjang (Laboratorium dan Radiologi) dan Lama hari rawat (LOS),
Formula Jumlah proses pelayanan yang sesuai dengan clinical pathway x 100%
Jumlah clinical pathway yang disurvey
Sumber data Rekam medis pasien
Frekuensi pengumpulan data Bulanan
Pelaporan data Bulanan
Periode analisa Triwulan
Metode Pengumpulan Data Retrospektif
Sampel Populasi
Sampel : Metode : Ketersediaan / Convinience
Besar sampel . >= 640 = 128 sampel
320 – 639 = 20% dari total populasi
64 – 319 = 64 Sampel
< 64 = 100 % populasi
Rencana Analisis Data Run chart Control chart
Instrumen Pengambilan Data Formulir Clinical Pathway
Penanggung Jawab Bidang Pelayanan Medik & Sub Komite Peningkatan Mutu Komite Medik
Rencana Komunikasi Data a. Bulanan
1. Laporan Kepala Bidang/Bagian/Instalasi/Unit/Komite/Tim ke Komite/Tim Mutu
2. Laporan Komite/Tim Mutu ke Direktur
3. Laporan Direktur ke Kementerian Kesehatan
a. Triwulan
1. Laporan Direktur ke Dewan Pengawas (termasuk Feed back dari Dewan Pengawas)
2. Koordinasi & Integrasi (Rapat/Morning Report/Focus Group Discussion) dengan Bidang/Bagian/Instalasi/Unit/Komite/Tim
3. Feed back (Laporan/Story Board) Komite/Tim Mutu ke Bidang/Bagian/Instalasi/Unit/Komite/Tim
LANGKAH IMPLEMENTASI CLINICAL PATHWAY
KRITERIA INKLUSI:
•MUNTAH DAN/ATAU DIARE ONSET BARU BUKAN KARENA PENYAKIT KRONIK, DENGAN MAUPUN TANPA DEMAM, MUAL, NYERI PERUT,
SEMUA DERAJAT DEHIDRASI
KRITERIA EKSKLUSI:(BILA PASIEN SUDAH MASUK CP LALU KELUAR BUAT GARIS MERAH DI AKHIR WAKTU PASIEN
MENGGUNAKAN CLINICAL PATHWAY.
•DIARE BERDARAH (PERTIMBANGKAN INFEKSI BAKTERI INVASIF ATAU PARASIT), DIARE BAKTERIAL
•KOMORBIDITAS (INFEKSI BAKTERIAL LAIN, PENYAKIT KOMPLEKS, GAGAL GINJAL, PENYAKIT JANTUNG, GIZI BURUK, PNEUMONIA)
VARIAN
LABORATO
RIUM,
TINDAK LANJUT
• UPAYA
VARIAN • PENYEBAB MENINGKATKAN
RADIOLOGI
VARIAN KEPATUHAN
ANALISA
• REVISI PPK &CP
VARIAN
TERAPI /
TINDAKAN
VARIAN LOS
REDUKSI VARIANS
AUDIT POST
IMPLEMENTASI
Kepatuhan Upaya Pencegahan Risiko Pasien Jatuh (KUPRPJ) ….(1/2)
Judul Indikator Kepatuhan Upaya Pencegahan Risiko Cedera Akibat Pasien Jatuh pada pasien Rawat Inap
Dasar pemikiran Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien.
Numerator (pembilang) Jumlah pasien berisiko jatuh yang mendapatkan ketiga upaya pencegahan risiko jatuh
Denominator (penyebut) Jumlah pasien rawat inap berisiko jatuh yang disurvei
Formula Jumlah pasien berisiko jatuh yang mendapatkan ketiga upaya pencegahan risiko jatuh x 100%
Jumlah pasien rawat inap yang berisiko jatuh yang di survei
Sumber data Rekam Medis pasien
Frekuensi pengumpulan data Bulanan
Periode pelaporan data Bulanan
Periode analisis Triwulan
Metode Pengumpulan Data Retrospektif
Sampel Populasi
Sampel : Metode : Ketersediaan / Convinience
Besar sampel . >= 640 = 128 sampel
320 – 639 = 20% dari total populasi
64 – 319 = 64 Sampel
< 64 = 100 % populasi
Rencana Analisis Data Run chart Control Chart
Instrumen Pengambilan Data Formulir KUPRC
Penanggung Jawab Kepala Bidang Keperawatan dan Ketua Sub Komite Keselamatan pasien
Rencana Komunikasi Data a. Bulanan
1. Laporan Kepala Bidang/Bagian/Instalasi/Unit/Komite/Tim ke Komite/Tim Mutu
2. Laporan Komite/Tim Mutu ke Direktur
3. Laporan Direktur ke Kementerian Kesehatan
a. Triwulan
1. Laporan Direktur ke Dewan Pengawas (termasuk Feed back dari Dewan Pengawas)
2. Koordinasi & Integrasi (Rapat/Morning Report/Focus Group Discussion) dengan Bidang/Bagian/Instalasi/Unit/Komite/Tim
3. Feed back (Laporan/Story Board) Komite/Tim Mutu ke Bidang/Bagian/Instalasi/Unit/Komite/Tim
Kepuasan Pasien dan Keluarga (KPK) ….(1/2)
Judul Indikator Kepuasan Pasien dan Keluarga
Dasar pemikiran - Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
- Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2014 tentang Pelayanan Publik
- Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor KEP/25/M.PAN/2/2004 tentang Pedoman Umum Penyusunan Indeks
Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Instansi Pemerintah
- Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
Dimensi Mutu 1. Fokus kepada pasien
2. Kesinambungan
Tujuan Terwujudnya pemantauan dan pengukuran tingkat kepuasan pasien dan keluarga sebagai dasar upaya-upaya peningkatan mutu
dan keselamatan pasien.
Terselenggaranya pelayanan di semua unit yang mampu memberikan kepuasan pelanggan.
Definisi Operasional - Kepuasan adalah pernyataan tentang persepsi pelanggan terhadap jasa pelayanan kesehatan yang diberikan oleh rumah sakit.
Kepuasan pelanggan dapat dicapai apabila pelayanan yang diberikan sesuai atau melampaui harapan pelanggan. Hal ini dapat
diketahui dengan melakukan survei kepuasan pelanggan untuk mengetahui tingkat kepuasan pelanggan dengan mengacu pada
kepuasan pelanggan berdasarkan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM).
- Pemantauan dan pengukuran kepuasan pasien dan keluarga adalah kegiatan untuk mengukur tingkat kesenjangan pelayanan
rumah sakit yang diberikan dengan harapan pasien dan keluarga di rawat jalan, rawat inap dan gawat darurat.
- Pelayanan yang diukur berdasarkan persepsi dan pengalaman pasien terhadap:
1. Fasilitas : sarana, prasarana, alat
2. SDM : perawat, dokter, petugas lain
3. Farmasi : kecepatan, sikap petugas, penjelasan penggunaan obat
4. Servis pendaftaran, ruang tunggu dan pelayanan: kecepatan, kemudahan, kenyamanan
Tipe Indikator Outcome
Ukuran Indikator Persentase
Numerator (pembilang) Hasil Penilaian IKM
Jumlah kumulatif hasil penilaian kepuasan dari pasien yang disurvei (dalam prosen)
Denominator (penyebut) Skala Maksimal Penilaian IKM
Jumlah responden yang di survey
Target Pencapaian > 80%
Kepuasan Pasien dan Keluarga (KPK) ….(2/2)
Kriteria:
- Inklusi Semua pasien, keluarga, pengunjung
- Eksklusi
Formula Jumlah kumulatif hasil penilaian kepuasan dari pasien yang disurvei (dalam prosen) x100%
Jumlah responden yang di survei
Sumber data Kuesioner kepuasan
Frekuensi pengumpulan data Bulanan
Periode Pelaporan data Bulanan
Periode analisis Bulanan
Metode Pengumpulan Data Survei
Sampel Tabel Kreji Morgan (terlampir)
Definisi Operasional Kecepatan waktu tanggap komplain adalah rentang waktu Rumah sakit dalam menanggapi komplain tertulis, lisan atau melalui
media masa melalui tahapan identfikasi, penetapan grading risiko, analisa hingga tindak lanjutnya.
Grading risiko Komplain dan standar waktu tanggap Komplain :
o Grading Merah (Ekstrim) ditanggapi dan ditindaklanjuti maksimal 1 x 24 jam. Kriteria : cenderung berhubungan dengan
polisi, pengadilan, kematian, mengancam sistem / kelangsungan organisasi, poptensi kerugian material, dan lain-lain.
o Grading Kuning (Tinggi) ditanggapi dan ditindaklanjuti maksimal 3 hari. Kriteria : cenderung berhubungan dengan
pemberitaan media, potensi kerugian in material, dan lain-lain.
o Grading Hijau (rendah) ditanggapi dan ditindaklanjuti maksimal 7 hari. Kriteria : tidak menimbulkan kerugian berarti baik
material maupun immaterial
TipeIndikator Proses
Numerator (pembilang) Jumlah komplain yang ditanggapi dan ditindaklanjuti sesuai waktu yang ditetapkan
Formula Jumlah komplain yang ditanggapi dan ditindaklanjuti sesuai waktu yang ditetapkan x 100%
Jumlah komplain yang disurvei
Sumber data Data Komplain
Frekuensi pengumpulan data Bulanan
Periode Pelaporan data Bulanan
Periode analisis Triwulan
Metode Pengumpulan Data Retrospektif
Sampel Populasi
Sampel : Metode : Ketersediaan / Convinience
Besar sampel . >= 640 = 128 sampel
320 – 639 = 20% dari total populasi
64 – 319 = 64 Sampel
< 64 = 100 % populasi
Rencana Analisis Data Run chart Control chart
Instrumen Pengambilan Data Formulir Komplain
Formulir analisa dan laporan tindak lanjut komplain
Penanggung Jawab Kepala Bagian Humas / Unit Pengaduan / Bagian yang menangani Komplain
Rencana Komunikasi Data a. Bulanan
1. Laporan Kepala Bidang/Bagian/Instalasi/Unit/Komite/Tim ke Komite/Tim Mutu
2. Laporan Komite/Tim Mutu ke Direktur
3. Laporan Direktur ke Kementerian Kesehatan
a. Triwulan
1. Laporan Direktur ke Dewan Pengawas (termasuk Feed back dari Dewan Pengawas)
2. Koordinasi & Integrasi (Rapat/Morning Report/Focus Group Discussion) dengan Bidang/Bagian/Instalasi/Unit/Komite/Tim
3. Feed back (Laporan/Story Board) Komite/Tim Mutu ke Bidang/Bagian/Instalasi/Unit/Komite/Tim
MATUR NUWUN