Anda di halaman 1dari 23

Saintifikasi Jamu

Tim FFS UHAMKA


PERATURAN MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR : 003/MENKES/PER/I/2010
TENTANG
SAINTIFIKASI JAMU DALAM PENELITIAN
BERBASIS
PELAYANAN KESEHATAN
Saintifikasi Jamu

 Saintifkasi Jamu adalah pembuktian ilmiah jamu melalui penelitian


berbasis pelayanan kesehatan.

 2. Jamu adalah obat tradisional Indonesia.

 3. Obat Tradisional adalah bahan / ramuan bahan berupa bahan tumbuhan,


hewan, mineral, sediaan sarian (galenik), atau campuran dari bahan tersebut
yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan, dan dapat
diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat.

 4.
Cont…

4. Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam


bidang Kesehatan, memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui
pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan
kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.

5. Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu alat dan/atau tempat yang


digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik
promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh
Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat.
Saintifikasi Jamu
Program KemenKes berupa upaya dan proses pembuktian ilmiah jamu melalui penelitian berbasis pelayanan
Kesehatan.

Tujuan
Meningkatkan penyediaan jamu yang aman, memiliki khasiat nyata yang teruji
secara ilmiah, dan dimanfaatkan secara luas baik untuk pengobatan sendiri
maupun dalam fasilitas pelayanan kesehatan

Jamu Saintifik
Hasil penelitian program Saintifikasi jamu berupa ramuan jamu yang
dinyatakan aman dan berkhasiat setara dengan obat standar berdasarkan
hasil uji klinik
Pengobatan komplementer alternatif

 Pengobatan Komplementer-Alternatif
adalah pengobatan non konvensional yang ditujukan untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat meliputi
upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang diperoleh
melalui Pendidikan terstruktur dengan kualitas, keamanan, dan
efektifitas yang tinggi yang berlandaskan ilmu pengetahuan
biomedik, yangbelum diterima dalam kedokteran konvensional.
Tujuan pengaturan saintifikasi jamu
a. Memberikan landasan ilmiah (evidence based ) penggunaan jamu
secara empiris melalui penelitian berbasis pelayanan kesehatan.

b. Mendorong terbentuknya jejaring dokter atau dokter gigi dan


tenaga kesehatan lainnya sebagai peneliti dalam rangka upaya
preventif, promotif, rehabilitatif dan paliatif melalui penggunaan jamu

c. Meningkatkan kegiatan penelitian kualitatif terhadap pasien


dengan penggunaan jamu.

d. Meningkatkan penyediaan jamu yang aman, memiliki khasiat


nyata yang teruji secara ilmiah, dan dimanfaatkan secara luas baik
untuk pengobatan sendiri maupun dalam fasilitas pelayanan
kesehatan.
Ruang lingkup Saintifikasi jamu

(1) Ruang lingkup saintifikasi jamu diutamakan untuk upaya


preventif, promotif, rehabilitatif dan paliatif

(2) Saintifikasi jamu dalam rangka upaya kuratif hanya dapat


dilakukan atas permintaan tertulis pasien sebagai komplementer-
alternatif setelah pasien memperoleh penjelasan yang cukup.
Kriteria Jamu

Jamu harus memenuhi kriteria:


a. aman sesuai dengan persyaratan yang khusus untuk itu;

b. klaim khasiat dibuktikan berdasarkan data empiris yang ada

c. memenuhi persyaratan mutu yang khusus untuk itu.

Pelaksanaan
Saintifikasi jamu dalam penelitian berbasis pelayanan kesehatan
hanya dapat dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan yang
telah mendapatkan izin atau sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Peran apt dalam Saintifikasi Jamu
Peran dan tanggung jawab apoteker dalam saintifikasi jamu meliputi
proses Pembuatan/ penyediaan simplisia dan penyimpanan, Pelayanan
Resep mencakup skrining Resep, Penyiapan obat, Peracikan,
pemberian Etiket, pemberian Kemasan Obat, Penyerahan Obat, dan
Informasi Obat, Konseling.

Tujuan dan Manfaat Saintifikasi Jamu


1.Memberikan landasan ilmiah (evidence based) penggunaan jamu,
2.Mendorong jejaring peneliti dan pelayanan jamu (dual system),
3.Meningkatkan penyediaan jamu yang aman, bermutu dan berkhasiat.
Metodologi Penelitian Saintifikasi Jamu
1. Studi Etnomedisin & Etnofarmakologi (Data dasar).
2. Evaluasi manfaat & Keamanan

Formula Empiris Formula Baru


(Uji Klinik Fase 2- (Uji Praklinik,
Uji Klinik Fase 3) Uji Klinik Fase 1, 2 dan 3.

Orientasi:
Produk Fitofarmaka
Hasil Uji klinik Fase 1,2,3 Uji pra klinik & klinik
Aman, Khasiat, Manfaat
sesuai aturan BPOM
Studi klinik dalam saintifikasi jamu diperlukan untuk

 Upaya terobosan dalam rangka mempercepat penelitian di sisi hilir,


yakni pengujian terkait manfaat dan keamanan jamu untuk upaya
promotif, preventif, kuratif, paliatif, dan rehabilitatif, dengan
membentuk jejaring dokter yang mampu melaksanakan penelitian
berbasis pelayanan.

 Hasil-hasil penelitian tentang jamu yang sudah ada sangat diperlukan


dalam memberikan bukti ilmiah yang kokoh agar jamu dapat diterima
di pelayanan kesehatan formal.
Ramuan Jamu Saintifik (11) Hasil Riset B2P2TOOT

Rimpang kunyit Daun Kepel

Herba Meniran
Ramuan jamu
Asam urat
Rimpng
Temulawak

Herba
tempuyung Kayu Secang
Daun kumis
Rimpang kunyit
kucing

Herba Pegagan Tekanan


darah Rimpang
tinggi Temulawak

Herba meniran

Herba seledri
Rimpang
Temulawak
Rimpang
kunyit Daun
Jati Cina

Kolesterol
Herba
tinggi
Tempuyung
Herba
meniran

Daun jati
Herba
blanda
Teh hijau
Batu Saluran
Obesitas
kencing

Rimpang temulawak
Rimpang kunyit
Herba tempuyung
Rimpang alang alang
Daun kemuning
Daun kejibeling
Daun jati blanda
Daun kumis kucing
Akar kelembak
Herba meniran
Herba tempuyung
Wasir Radang sendi
 Rimpang kunyit  Rimpang temulawak
 Rimpang temulawak  Rimpang kunyit
 Daun ungu  Daun kumis kucing
 Daun duduk  Herba meniran
 Daun iler  Herba rumput bolong
 Herba meniran  Biji adas
Kencing manis Kebugaran

 Rimpang temulawak  Rimpang temulawak


 Kayu manis  Rimpang kunyit
 Herba sambiloto  Herba meniran
 Daun Salam

Fungsi hati Lambung

 Rimpang temulawak  Rimpang jahe


 Rimpang kunyit  Rimpang kunyit
 Daun jombang  Jinten hitam
 Herba sembung
Saintifikasi jamu

Simplisia Khasiat
Budidaya bahan baku berkualitas Uji di tempat pelayanan
Budidaya Kesehatan
Panen
Pasca panen Monitoring

Jamu
Saintifik
Kementerian Kesehatan

Pusat pengelolaan Pasca Panen TO (P4TO)


Pusat Ekstrak daerah (PED)

Ada di banyak daerah di Indonesia


( Kal.tengah, Sumatra, Jawa, Bali)

Menjadi pusat
Menyediakan BBOT Meningkatkan nilai
pembelajaran
simplisia atau ekstrak ekonomi tanaman obat
pengolahan pasca
yang berkualitas dan yang berpotensi
panen tanaman obat di
memenuhi standar dikembangkan didaerah
daerah
PT BT kerja sama dengan P4TO

Tempat (menerima fasilitas dari PT.BT:


Jahe merah Panen 1. Kota Pekelongan
(penanam petani) Diproses pada P4TO 2. Kab Bandung
3. Kab Bondowoso
4. Prop. Bali
5. Kab. Mesuji
6. Kab Solik SElatan

Kualitas bahan baku


yang baik
Mekanisme studi etnofarmakologi

1. Studi etnofarmakologi sebagai dasar untuk mendapakan base-line data terkait


penggunaan tanaman secara tradisional  tanaman obat menjadi jamu
tersaintifikasi

2. Seleksi formula jamu yang potensial untuk terapi komplementer

3. Studi praklinik untuk membuktikan khasiat dan keamanan pada hewan coba.

4. Studi klinik guna mendapatkan bukti terkait manfaat & keamanan bagi pasien.

“Jamu yang terbukti berkhasiat dan aman dapat diintegrasikan dalam


sistem pelayanan kesehatan,”
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai