Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang dapat dimanfaatkan
sebagai bahan obat. Tanaman obat telah lama digunakan oleh penduduk
Indonesia sebagai pengobatan, baik untuk pencegahan penyakit, penyembuhan
dan peningkatan derajat kesehatan. Kecenderungan sekarang juga bahwa
masyarakat di Indonesia pola hidupnya kembali ke alam. Penggunaan obat
herbal sebagai obat tradisional telah dilakukan oleh nenek moyang sejak
berabad-abad yang lalu. WHO merekomendasikan penggunaan obat tradisional
dalam pemeliharaan kesehatan masyarakat, pencegahan penyakit, dan
pengobatan penyakit. Penggunaan obat tradisional dinilai lebih aman dari
penggunaan obat modern karena memiliki efek samping lebih sedikit daripada
obat modern.
Obat herbal sebagai bahan baku yang berasal dari tumbuhan diyakini tidak
memiliki efek samping dan bermanfaat bagi kesehatan. Obat herbal bisa
digunakan secara langsung maupun dengan pengolahan terlebih dahulu. Obat
herbal tidak hanya digunakan di Indonesia tapi juga banyak dikembangkan di
negara maju. Pemanfaatannya diyakini dapat meningkatkan usia harapan
hidup, adanya kegagalan penggunaan obat modern, dan semakin meluasnya
akses informasi obat herbal diseluruh dunia. Obat herbal merupakan obat yang
berasal dari campuran bahan alami yang berbentuk ramuan dalam formulasi
yang diinginkan. Penggunaan obat herbal sekarang sudah berkembang pesat
dengan penggunaan bahan dari alam. Herbal diklasifikasikan menjadi 3
kategori yaitu jamu, obat herbal dan fitofarmaka. Obat herbal dalam bentuk
sediaan banyak dijual dimasyarakat umum tetapi ini belum terstandar.
Misalnya pada ibu nifas. Masa nifas / Postpartum merupakan masa setelah
melahirkan dari plasenta lahir dan berakhir ketika alat – alat kandungan
kembali seperti sebelum hamil sekitar 6 minggu. Asuhan masa postpartum
sangat diperlukan karena termasuk masa kritis baik ibu maupun bayinya.
Diperkirakan 60% kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan dan
50% kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama. Perawatan pada masa
nifas sangat penting karena bisa mendeteksi secara dini dan mengatasi
komplikasi yang timbul pasca persalinan dan untuk memberikan informasi
yang penting kepada ibu tentang cara merawat diri dan bayinya. Pada masa
postpartum terdapat tiga proses perubahan penting yaitu masa pengecilan
rahim (involusi), kekentalan darah dan masa laktasi atau menyusui.
Kepercayaan masyarakat bahwa setelah masa melahirkan memanggil
dukun untuk merawat dirinya maupun bayinya. Dukun melakukan pemijatan
maupun memandikan bayinya sampai puput atau lepasnya tali pusat.
Dukun bayi memberikan ramuan dalam bentuk jamu maupun yang dilumuri
didalam tubuh ibu nifas. masih banyak dukun yang membantu ibu setelah
bersalin seperti memijat ibu nifas dan memandikan bayi sampai puput tali
pusatnya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian obat herbal ?
2. Apa saja jenis-jenis tanaman herbal yang bisa di gunakan oleh ibu nifas?
3. Apa manfaat dari tanaman herbal untuk ibu nifas ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian obat herbal
2. Untuk mengetahui jenis-jenis tanaman herbal yang bisa di gunakan oleh ibu
nifas
3. Untuk mengetahui manfaat dari tanaman herbal untuk ibu nifas
BAB II
Tinjauan Teori

A. Pengertian Obat Herbal


Obat herbal adalah obat yang berasal dari tumbuhan yang diproses atau
diekstrak sedemikian rupa sehingga menjadi serbuk, pil atau cairan yang dalam
prosesnya tidak menggunakan zat kimia. Seperti yang di ketahui obat herbal
dapat menyembuhkan penyakit dengan efek samping yang minim karena
dibuat dari bahan-bahan yang alami, tidak seperti obat-obat sintetis yang dapat
memberikan efek samping baik secara langsung maupun setelah waktu yang
lama. Obat herbal sebagai bahan baku yang berasal dari tumbuhan diyakini
tidak memiliki efek samping dan bermanfaat bagi kesehatan. Obat herbal bisa
digunakan secara langsung maupun dengan pengolahan terlebih dahulu. Obat
herbal tidak hanya digunakan di Indonesia tapi juga banyak dikembangkan di
negara maju. Pemanfaatannya diyakini dapat meningkatkan usia harapan
hidup, adanya kegagalan penggunaan obat modern, dan semakin meluasnya
akses informasi obat herbal diseluruh dunia. Obat herbal merupakan obat yang
berasal dari campuran bahan alami yang berbentuk ramuan dalam formulasi
yang diinginkan. Penggunaan obat herbal sekarang sudah berkembang pesat
dengan penggunaan bahan dari alam. Herbal diklasifikasikan menjadi 3
kategori yaitu jamu, obat herbal dan fitofarmaka. (Pertan. 2011;7(1)
1. Jamu
Jamu adalah obat tradisional Indonesia. Seperti yang dijelaskan diatas
tentang obat tradisional, maka definisi jamu sama seperti obat tradisional
yaitu ramuan bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian
(galenik) atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun
telah digunakan untuk pengobatan. Jamu merupakan jenis obat tradisional
yang paling sederhana, dimana pembuktian ilimiah atas khasiat dan
keamanannya hanya didasarkan pada bukti-bukti secara empiris atau turun
temurun. Bahan baku yang digunakan juga tidak diwajibkan untuk
dilakukan standarisasi namun tetap harus memenuhi persyaratan mutu yang
ditetapkan (Farmakope atau Peraturan Kepala Badan).
2. Obat Herbal Terstandar (OHT)
Obat Herbal Terstandar (OHT) merupakan sediaan obat bahan alam atau
obat tradisional yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara
ilmiah dengan uji praklinik dan bahan bakunya telah di standarisasi. Jamu
dapat naik tingkat menjadi obat tradisional dengan melakukan standarisasi
pada bahan baku yang digunakan dan melakukan uji toksisitas dan
farmakodinamik secara pre-klinik. Standarisasi bahan baku dilakukan
dengan kontrol kualitas melalui serangkaian pengujian ataupun kegiatan
yang memastikan kandungan aktif dari bahan baku tersebut selalu sama
sehingga khasiat dan keamanannya selalu sama, misalkan dengan
melakukan pengujian kadar quercetin dari ekstrak jambu biji. Setelah
distandarisasi, sediaan OHT dibuktikan khasiat dan keamanannya dengan
dilakukan uji khasiat dan toksisitas secara pre-klinik pada hewan uji seperti
menci atau kelinci, misalkan uji-preklinik efek penurunan frekuensi BAB
dari ekstrak daun jambu biji. Karena pembuktian yang medium, maka
klaim yang dapat diajukan berada pada level medium. Logo OHT berupa
”JARI-JARI DAUN (3 PASANG) TERLETAK DALAM
LINGKARAN”.
3. Fitofarmaka
Fitofarmaka merupakan sediaan obat bahan alam atau obat tradisional yang
telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji
praklinik dan uji klinik, bahan baku dan produk jadinya telah di
standarisasi. Tambahan mutu dan bukti ilmiah dari Fitofarmaka
dibandingkan OHT adalah standarisasi produk jadi dan uji klinik. Sama
halnya dengan standarisasi bahan baku, standarisasi produk jadi dilakukan
dengan kontrol kualitas melalui serangkaian pengujian ataupun kegiatan
yang memastikan kandungan aktif dari bahan baku tersebut selalu sama
sehingga khasiat dan keamanannya selalu sama, misalkan dengan
melakukan pengujian kadar senyawa aktif dari herba meniran. Setelah
distandarisasi, sediaan Fitofarmaka dibuktikan khasiat dan keamanannya
dengan dilakukan uji khasiat dan toksisitas secara pre-klinik pada hewan uji
seperti menci atau kelinci dan uji klinik pada manusia, misalkan uji-
preklinik efek peningkatan respon imun dari ekstrak meniran pada mencit
serta toksisitasnya. Bila lolos uji pre-klinik, maka dilakukan uji klinik pada
manusia. Karena pembuktian yang tinggi, maka klaim yang dapat diajukan
berada pada level medium sampai tinggi. (Rineka Cipta; 2015.)

B. Jenis-jenis Obat Herbal yang bisa di gunakan Ibu Nifas

NO Nama Bagian Sumber Cara Penggunaan


Tanaman Yang Perolehan
Digunakan
1 Kunyit Umbi Tanam sendiri Kunyit ditumbuk kemudian
direbus dan diambil sarinya
2 Asam Jawa Buah Tanam sendiri  Dicampurkan dengan
kunyit
 Asem dicampurkan
dengan kunyit dan diberi
gula merah
3 Katuk Daun Tanam sendiri Daun katuk direbus dibuat
sup untuk dikonsumsi

C. Manfaat Tanaman Herbal


1. Manfaat kunyit untuk ibu Nifas
kunyit tidak hanya digunakan sebagai bumbu masak, tetapi juga diyakini
dapat memperlancar produksi ASI. Tidak hanya untuk memperlancar ASI,
beberapa manfaat lain yang bisa ibu menyusui dapatkan ketika
mengonsumsi kunyit, antara lain:
a) Meningkatkan sistem kekebalan tubuh
Menurut sebuah laporan tentang manfaat kunyit bagi kesehatan
manusia, kandungan kurkumin pada kunyit terbukti dapat mengurangi
risiko peradangan tubuh. Hal ini karena kunyit mengandung senyawa
kurkumin yang bersifat antijamur, antibakteri, dan antivirus. Ketiganya
berperan meningkatkan sistem kekebalan tubuh sehingga menjauhkan
ibu dari virus dan bakteri selama menyusui. Dengan begitu, anak Anda
pun akan jauh dari gangguan penyakit.
b) Mengurangi peradangan
Tidak hanya meningkatkan sistem imun, manfaat kunyit untuk ibu
menyusui ternyata juga dapat mengurangi peradangan dan
pembengkakan pada payudara. Pada beberapa kasus, seorang ibu dapat
merasakan nyeri saat menyusui bayinya akibat kelenjar susu yang
tersumbat dan menyebabkan payudara membengkak.
c) Menjaga berat badan
Ibu menyusui mungkin agak kesulitan menjaga berat badannya karena
nafsu makan yang besar demi kelancaran produksi ASI. Supaya berat
badan mereka tetap stabil, tentu ada beberapa cara yang bisa dilakukan
oleh ibu menyusui. Olahraga hingga mengatur pola makan bisa jadi
salah satu caranya.
d) Mengatasi masalah pencernaan
Tidak jarang ibu menyusui mengalami masalah pencernaan karena
perubahan dari masa kehamilan ke masa menyusui. Hal ini disebabkan
karena tubuh kembali melakukan penyesuaian. Biasanya, masalah
konstipasi dan perut kembung menjadi salah satu yang sering
dikeluhkan. Kunyit rupanya juga punya manfaat untuk meringankan
masalah ibu menyusui yang satu ini. Kandungan serat dalam kunyit
dipercaya mampu mengurangi gas pada perut Anda yang menjadi
penyebab perut kembung dan konstipasi.
e) Menyamarkan stretch marks
Selain baik untuk kesehatan anda, manfaat kunyit untuk ibu menyusui
lain yang bisa Anda dapatkan adalah menyamarkan stretch marks.
Setelah melahirkan, banyak wanita yang mengeluhkan semburat tipis
yang ada di paha merusak penampilan mereka.
2. Manfaat Asam jawa untuk ibu nifas
Berkaitan dengan makanan sehat untuk ibu nifas, ada beberapa jenis
makanan yang memiliki banyak manfaat dan salah satunya adalah asam
jawa.
a) Menghilangkan rasa tidak enak pada mulut
Manfaat asam jawa untuk ibu menyusui yang pertama adalah membantu
menghilangkan rasa tidak enak yang dapat muncul pada ibu menyusui.
Meskipun tidak semua ibu pasca proses persalinan merasakan kondisi
mulut yang tidak enak namun ada beberapa orang yang dapat merasakan
hal tersebut sehingga dapat menyebabkan kondisi yang tidak nyaman
serta berkontribusi untuk membuat ibu meyusui malas makan. Dengan
mengkonsumsi asam jawa yang ditambah gula maka rasa mual dan tidak
enak pada mulut akan teratasi.
b) Memberikan efek tenang dan nyaman
Selain mengatasi masalah mulut yang terasa tidak enak, asam jawa jika
dikonsumsi oleh ibu menyusui dapat memberikan rasa tenang serta
nyaman karena rasa asam asam segar dan manis yang ditimbulkan.
Dengan kondisi nyaman dan perasaan tenang tersebut menjadikan ibu
menyusui dapat terhindar dari kondisi stress yang bisa jadi
membahayakan bagi kesehatan dirinya yang dapat berdampak juga pada
bayi.
c) Mengatasi demam saat nifas
Bagi semua wanita yang telah menjalani proses persalinan akan
mengalami masa nifas setelah melahirkan. Nifas merupakan keadaan
keluarnya darah dari rahim setelah melahirkan. Beberapa ibu dapat
mengalami demam pada saat hal tersebut terjadi sehingga bisa jadi
menganggu aktifitas pemberian air susu ibu pada bayinya. Untuk
mengatasi kondisi demam tersebut dapat mengunakan ramuan herbal
dengan bahan dasar asam jawa dan gula aren secukupnya.
3. Manfaat Daun Katuk Untuk Ibu Nifas
a. Membantu Meningkatkan Produksi ASI
Daun katuk mengandung Laktagogum dan Prolaktin yang tinggi,
sehingga dapat membantu meningkatkan serta melancarkan produksi
ASI. Sebagai variasi menu, Ibu bisa mengonsumsi daun katuk dalam
bentuk sayur rebusan atau lalapan yang lezat.
b. Membantu Mencegah Osteoporosis
Daun bernama Latin Sauropus androgynus ini kaya Kalsium, Fosfor, Zat
Besi, dan Potassium. Dalam seikat daun katuk, kandungan masing-
masing mineral tersebut bisa mencapai 2,8%. Bahkan, kandungan Zat
Besi dalam daun katuk lebih tinggi daripada daun pepaya dan daun
singkong. Selain mencukupi kebutuhan mineral tubuh, adanya
kandungan-kandungan tersebut juga dapat meminimalisir risiko
osteoporosis.
c. Menjaga Kesehatan Gigi
Kandungan kalsium tidak hanya bermanfaat bagi tulang saja, tetapi juga
untuk gigi. Kalsium akan membantu menjaga kesehatan gigi supaya
lebih kuat dan tidak mudah keropos.
d. Membantu Meningkatkan Imun Tubuh
Kondisi tubuh yang lelah usai melahirkan membuat Ibu butuh sistem
imun yang lebih kuat agar tidak mudah sakit. Jika Ibu sakit, tentu si
Kecil juga berisiko tertular penyakit melalui ASI
e. Baik untuk Kesehatan Mata
Daun katuk merupakan sumber Vitamin A yang cukup baik. Vitamin A
sangat diperlukan tubuh untuk meminimalisir risiko gangguan
penglihatan. Vitamin ini dapat membantu metabolisme sel yang terdapat
pada lapisan paling luar retina yang berfungsi untuk beradaptasi dengan
cahaya terang dan gelap.
f. Mengobati Diabetes
Daun katuk disebut dapat mempengaruhi kadar gula darah, sehingga
bagi ibu menyusui yang memiliki penyakit diabetes disarankan untuk
mengonsumsinya secara teratur. Dengan mengonsumsi daun katuk,
indeks glikemik gula darah pada penderita diabetes akan lebih rendah
dibandingkan tidak mengonsumsinya sama sekali.
g. Mengurangi Tekanan Darah
Kandungan kalsium di dalam katuk tidak hanya baik untuk tulang dan
gigi, tapi juga mampu mengurangi tekanan darah. Jadi bagi Ibu yang
cenderung memiliki tekanan darah tinggi, sebaiknya rutin
mengonsumsinya dalam pengawasan agar tekanan darah jadi lebih
terkontrol.
h. Mencegah Kolesterol
Selama menyusui, Ibu biasanya akan mudah lapar dan ingin selalu
makan. Sebenarnya hal ini tak masalah karena makanan yang masuk ke
tubuh Ibu juga akan dikonsumsi oleh bayi. Namun berhati-hatilah,
karena jika makan secara sembarangan bisa menumpuk kolesterol di
dalam tubuh. Berkat adanya daun katuk, kandungan kolesterol di dalam
makanan, khususnya daging ayam, dapat dicegah sehingga kadar
kolesterol Ibu dapat terjaga dengan baik.
i. Mengatasi Anemia
Ekstrak daun katuk telah terbukti memiliki peranan dalam mengatasi
anemia. Ini karena sayuran hijau tersebut dapat meningkatkan
kemampuan menyerap pada saluran pencernaan sehingga akan
menghambat penyakit yang berhubungan dengan pembuluh darah.
BAB III
PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian terhadap responden tentang minat


pemanfaatan tanaman herbal, alasan pemanfaatan, jenis tanaman herbal, cara
pemanfaatan sumber perolehan, dan pengetahuan tentang pemanfaatan tanaman
herbal pada ibu nifas. Triangulasi juga dilakukan pada salah satu Bidan Desa di
Wilayah Kerja Puskesmas karangtengah :

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan, tidak semua responden


memiliki tingkat pengetahuan yang sama tentang pemanfaatan tanaman herbal
pada ibu nifas, mereka hanya menggunakan tanaman herbal karena tanaman
tersebut sudah digunakan secara turun temurun dan masih dilestarikan hingga
sekarang. Ada juga responden yang mengetahui manfaat dari tanaman herbal,
karena mereka juga merasakan sendiri manfaat tersebut. “Jaman dulu kan suruh
minum kunir asem biar ASInya lancar” (Responden 1) Hal ini diungkapkan juga
oleh WHO 2012 dalam Ricther peracikan obat tradisional dilakukan berdasarkan
tradisi (turun temurun) sehingga bentuk pengobatan tersebut masih terjaga hingga
saat ini. Pengobatan tradisional mencakup elemen dan karakteristik yang luas,
sperti praktik kesehatan, pendekatan, pengetahuan, dan kepercayaan, yang
menggabungkan pengobatan dengan menggunakan tanaman dan terapi-terapi
spiritual, yang dibuat berdasarkan pengalaman serta cara-cara manual (tradisional)
yang diturunkan dari generasi ke generasi.

Hasil wawancara dengan beberapa responden, ditemukan bahwa ibu yang


membuat tanaman herbal dengan takarannya adalah dengan beberapa ruas.
Takaran untuk mengkonsumsi obat tersebut ada yang mengkonsumsi obat
tradisional dengan takaran gelas dan ada juga yang satu gelas. “diminum selama 7
hari tapi ga setiap hari dikasih gitu sekitar tiga kali dikasihnya satu gelas
belimbing tapi lebih gede,ga tau buatnya jadi ya langsung diminum” (Responden
2) Adanya aturan dalam penggunaan obat tradisional dapat didasarkan pada
pengalaman dari nenek moyang yang menyampaikan informasi penggunaan
pengobatan nifas kepada keturunannya. Hal ini dilakukan oleh nenek moyang
terdahulu yang bisa merupakan sebuah bentuk trial and error, dengan dosis atau
penggunaan yang berlebihan justru dapat membahayakan. Inilah yang disebut
oleh Ngatimin sebagai imperical behaviour, perilaku yang didapatkan karena
pengalaman. Ngatimin menambahkan bahwa dari pengalaman perilaku inilah
diperoleh manfaat bahwa trial and error merupakan bagian dari pola hidup sehat
masyarakat. Hasil penelitian ini mendukung kepercayaan masyarakat bahwa jamu
dapat memperlancar ASI. Perilaku positif yang masih dijalankan oleh sebagian
besar ibu nifas dari Suku Jawa setelah melahirkan yaitu kebiasaan minum jamu
dengan tujuan agar ASI mereka lancar serta untuk menjaga kesehatan dan
kebugaran ibu. Jamu diminum agar ASI lancer.

Jenis tanaman herbal yang digunakan responden yaitu Asem jawa.


“minumnya kunir tapi kaya ada asem-asemnya palingan ya dicampur asem”
(Responden 3) Asem jawa mengandung Kalori, Protein, Lemak, Hidrat arang,
Kalsium, Vitamin A, Vitamin B1, Vitamin C. Asem Jawa karena banyaknya
kandungan kimiawi yang ada di dalamnya, maka asam jawa dapat digunakan
untuk menyembuhkan berbagai penyakit seperti asma, batuk, demam, sakit panas,
rematik, sakit perut, morbili, alergi (biduren), sariawan, luka baru, luka borok,
eksim, bisul, bengkak karena disengat lipan atau lebah, gigitan ular berbisa, dan
rambut rontok. Dilihat dari manfaatnya asam jawa dapat menjaga kesehatan fisik
ibu nifas, kesehatan fisik ibu merupakan salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi produksi ASI. Jenis tanaman herbal yang digunakan responden
yaitu daun katuk. “biasa dikasih kunir asem…makan katuk terus” (Responden 4).
Daun katuk memiliki kandungan protein, lemak, kalsium, posfor, besi, vitamin A,
vitamin B1, vitamin C. Kandungan gizi daun katuk adalah kandungan steroid dan
polifenol yang bisa membantu untuk meningkatkan kadar prolaktin. Kadar
prolaktin yang sangat tinggi ini akan membantu untuk meningkatkan,
mempercepat dan juga melancarkan produksi ASI.
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan pemanfaatan obat herbal pada ibu nifas yaitu berdasarkan minat
pemanfaatan tanaman herbal, alasan pemanfaatan, jenis tanaman herbal, cara
pemanfaatan sumber perolehan, dan pengetahuan tentang pemanfaatan tanaman
herbal pada ibu nifas. Jenis tanaman herbal yang digunakan yaitu kunyit, asam
jawa, dan katuk.
B. Saran
Obat herbal dimanfaatkan oleh masyarakat karena faktor kepercayaan secara
tradisional dan turun-temurun sehingga tenaga bidan perlu memberikan
pendidikan kesehatan terkait pemanfaatan obat herbal pada ibu nifas.
DAFTAR PUSTAKA

Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI.


2018. Riset kesehatan dasar. Jakarta.

Christian. 2020. Khasiat Antioksidan Ekstrak Pare: Kajian In Vivo Pada Tikus
Hiperglikemia. Program Studi Biokimia Fakultas Matematika Dan Ilmu
Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor.

Hernani. Pengembangan Biofarmaka Sebagai Obat Herbal Untuk kesehatan.


Bul Teknol PascapanenPertan. 2011;7(1).

Mulyanti, Sri, dkk. 2017. Isolasi Dan Karakterisasi Senyawa Metabolit


Sekunder Dari Fraksi Aktif Antidiabetes Daging Buah Paria (Momordica
Charantia Linn). Jurnal Sains dan Teknologi Kimia Vol.1 No. 2. Oktober
2017 Hal. 191-199.

Pratama, Fahri Trisnaryan. 2011. Pengaruh Decocta Buah Pare (Momordica


Charantia L.) Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Tikus Wistar
Yang Diberi Beban Glukosa. Karya Tulis Ilmiah. Program Pendidikan
Sarjana Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.

Yuda, I Ketut Angga, dkk. 2013. Identifikasi Golongan Senyawa Kimia Estrak
Etanol Buah Pare (Momordicacharantia) dan Pengaruhnya Terhadap
Penurunan Kadar Glukosa Darah Tikus Putih Jantan (Rattus
novergicus) yang Diinduksi Aloksan. Buletin Veteriner Udayana. Vol. 5
No. 2 Agustus 2013.

Anda mungkin juga menyukai