Anda di halaman 1dari 2

Vanni Gandi Putri

202FF05079
Herbal Medicine
Resume materi 1

Herbal medicine berasal dari kata herbal yang berarti bahan alam dan medicine yang
berarti pengobatan. Herbal medicine dapat diartikan juga sebagai pengobatan dengan
menggunakan bahan alam sebagai bahan baku. Bahan alam tersebut meliputi tumbuhan,
hewan dan mineral.

Pengobatan herbal kian populer pada masyarakat karena dipercaya bahwa


mengkonsumsi obat-obatan lebih aman dibandingkan dengan obat sintetik yang mempunyai
banyak efek samping. Pada masyarakat Indonesia sendiri mengkonsumsi obat herbal telah
dilakukan sejak lama dan sudah menjadi kebudayaan tersendiri contohnya jamu. Tidak hanya
populer di Indonesia, pengobatan herbal sudah banyak dilakukan di negara lain contohnya
Ayurveda yang berasal dari negara India.

Indonesia kaya akan sumber daya alam yang melimpah, termasuk juga tumbuhan
yang memiliki lebih dari 7000 spesies tumbuhan. Namun dari banyaknya tumbuhan tersebut
hanya beberapa tumbuhan yang teridentifikasi dan menjadi obat herbal selebihnya belum
diketahui. Latar belakang tersebut menjadi tantangan bagi farmasis untuk mengeksplorasi
lebih banyak spesies tanaman yang berpotensi sebagai tanaman obat dan dapat bermanfaat
untuk masyarakat

Obat herbal semakin banyak diminati dan memiliki potensi sebagai obat yang tidak
terdaftar di Lembaga Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan dapat
membahayakan pasien, sehingga perlu mengetahui bagaimana alur untuk mendapatkan
nomer registrasi sebagai obat tradisional. Di industri pada tahapan pre-market control atau
kontrol sebelum diedarkan, wajib registrasi produk melalui serangkaian proses pendaftaran.
Tidak hanya produk saja yang diawasi, sarana produksi juga diperiksa oleh BPOM. Setelah
lulus dari pemeriksaan sarana produksi BPOM akan mengeluarkan sertifikat Cara Pembuatan
Obat Tradisional yang Baik (CPOTB). Pengawasan tidak hanya berhenti pada ruang lingkup
industri, BPOM juga melakukan pengawasan post-marker control yaitu meliputi inspeksi
sarana produksi, inspeksi sarana dstribusi, sampling dan pengujian obat, sosialisasi dan
edukasi serta pengawasan iklan.
Data dari tahun 2010 sampai 2015 menunjukan peningkatan jumlah obat herbal yang
telah memiliki izin edar. Rata-rata kasus TMS tahun 2010 sampai 2015 sebesar 22,47%.
Penurunan persentase angka terjadi pada tahun 2014 yaitu sebesar 4,04%. Jumlah UMKM
obat tradisional pada tahun 2012 yang memiliki izin permenkes 006 sebesar 211 unit.

Di Indonesia ada 3 pengelompokan obat bahan alam yaitu ada jamu, obat herbal
terstandar (OHT) dan fitofarmaka. Jamu adalah obat bahan alam yang memiliki data empiris
atau aspek turun temurun. Obat herbal terstandar adalah obat bahan alam yang memiliki data
empiris dan telah melalui tahap mengujian secara pre-klinik. Fitofarmaka adalah obat bahan
alam yang memiliki data empiris, telah melalui tahap pengujian secara pre-klinik serta
melalui tahap pengujian secara klinik.

Resume materi 2 – Prinsip Farmakologi Herbal

Prinsip farmakologi herbal yaitu obat herbal tidak digunakan dalam pengobatan hanya
digunakan dalam memelihara Kesehatan tubuh. Obat herbal tidak memilliki efek secara
langsung tetapi memberikan efeknya secara perlahan-lahan sehingga tidak bisa digunakan
dalam keadaan darurat. Penggunaan jangka Panjang dengan dosis tepat tidak menimbulkan
efek samping yang signifikan.

Seledri, daun meniran, daun kumis kucing, daun ciplukan dapat membantu menurunkan
tekanan darah

Daun salam, pegagan, ubi jalar, daun sambung nyawa segar dapat membantu menurunkan
kolesterol.

Daun maja, kulit pule dan daging buah maja dapat membantu meringankan kencing manis
atau diabetes.

Buah mahkota dewa, daun sambiloto dan temulawak dapat membantu meringankan sakit
kuning

Kumis kucing, pegagan, alang-alang dapat membantu meluruhkan batu ginjal.

Anda mungkin juga menyukai