Anda di halaman 1dari 16

Umum

Pelaksanaan putusan pengadilan merupakan sebuah proses akhir yang


dilaksanakan oleh Oditur selaku eksekutor dari suatu putusan pengadilan
yang telah berkekuatan hukum tetap, untuk melaksanakan apa yang
diperintahkan hakim dalam amar putusan.

Pelaksanaan Putusan
Untuk melaksanakan putusan pidana penjara atau pidana kurungan,
pelaksanaanya dilaksanakan di Lembaga Pemasyarakatan Militer dan atau
Lembaga Pemasyarakatan umum
KESATUAN MASMIL

PUT BHT ODITUR

MASYARAKAT LP
Mekanisme Pelaksanaan di Masmil
Terpidana yang pelaksanaannya pidananya dilaksanakan di Masmil
merupakan Terpidana yang tidak dijatuhi pidana tambahan pemecatan
dari dinas kemiliteran.
Setelah putusan berkekuatan hukum tetap, dan salinan diterima,
maka Oditur selaku eksekutor melakukan :

1. Memanggil Terpidana melalui Ankum, dan untuk melaksanakan


didasarkan adanya surat perintah dari Ankum, dan dilengkapi dengan
surat keterangan kesehatan dari RS, dan membawa perlengkapan dan
ULP.
2. Melakukan pemeriksaan persyaratan diantaranya Sprin, keterangan
kesehatan dll
3. Mencocokan waktu pidana yang harus dijalani dan memberikan
pengarahan untuk pelaksanaanya
4. Menyerahkan Terpidana ke Masmil dengan disertai Berita Acara
Penyerahan Terpidana, yang pelaksanaannya dengan pengawalan dari
kesatuan Terpidana.
5. Menerima tembusan pengembalian bekas Terpidana dari Masmil
Mekanisme Pelaksanaan di Lembaga Pemasyarakatan
Terpidana yang pelaksanaannya pidananya dilaksanakan di
Lembaga Pemasyarakatan Umum merupakan Terpidana yang dijatuhi
pidana tambahan pemecatan dari dinas kemiliteran.
Setelah putusan berkekuatan hukum tetap, dan salinan diterima,
maka Oditur selaku eksekutor melakukan :

1. Memanggil Terpidana melalui Ankum dan atau Tempat Terpidana


ditahan atau melanjutkan pemanggilan yang dilakukan Panitera, dan
untuk melaksanakan tidak harus adanya surat perintah, surat kesehatan
dan tanpa membawa ULP.
2. Melakukan pemeriksaan persyaratan administrasi
3. Mencocokan waktu pidana yang harus dijalani dan memberikan
pengarahan untuk pelaksanaanya
4. Menyerahkan Terpidana ke LP dengan disertai Berita Acara
Penyerahan Terpidana, yang pelaksanaannya dengan pengawalan dari
kesatuan Terpidana dan Oditurat.
5. Memberitahukan pelaksanaan pidana kepada Ankum disertai dengan
permintaan agar Ankum menindak lanjuti secara administrasi.
Pengembalian Mantan Napi
Prajurit TNI yang dijatuhi pidana penjara atau kurungan apabila sudah
selesai melaksakan pidananya, dikembalikan ke kesatuan asal, sedangkan
untuk Prajurit TNI yang dijatuhi pidana penjara atau kurungan dengan
disertai penjatuhan pidana tambahan pemecatan, maka setelah selesai
melaksanakan pemidanaanya, Mantan napi kembali ke masyarakat.

Pelaksanaan Putusan Pidana Tambahan


Penjatuhan pidana tambahan berupa pemecatana dari dinas TNI, apabila
yang bersangkutan masih harus menjalani pidana penjara, maka
pelaksanaanya dilaksanakan di LP, dan untuk administrasinya dilaksanakan
oleh kesatuan, untuk pelepasana status keprajuritan, mantan prajurit
diupacarakan di kesatuan, atau tanpa upacara.
Pelaksanaan Putusan Pidana Denda
Dalam perkara tertentu seperti Narkoba, Korupsi dll selain adanya
pemindaan penjara juga ada penjatuhan pidana denda. Didalam
penjatuhan pidana denda, Terpidana diwajibkan untuk membayar sejumlah
denda yang ditentukan dalam amar putusan. Penjatuhan pidana denda
selalu disubsiderkan, artinya apabila Terpidana tidak bisa membayar,
maka digantikan dengan pidana kurungan dalam waktu tertenu.
Untuk pembayaran denda, dilakukan oleh Oditur bersamaan dengan
pelaksanaan putusan pidana bandan, dan hasil pembayaran uang denda
yang diterima oleh Oditur diserahkan ke Kasnegara.
Dalam hal Terpidana tidak dapat membayar uang denda, maka
Terpidana harus melaksanakan subsidernya atau penggantinya yaitu
pidana kurungan, yang pelaksanaanya bisa disertakan saat Terpidana
melaksanakan pidana badan atau Pokok.
HAKIM ANKUM PELANGGARAN

PUT BHT ODITUR PEMBUKTIAN

MASMIL
Pidana Bersyarat
Pidana bersyarat merupakan bentuk putusan pemidanaan, hanya
pelaksanaanya ditangguhkan dengan persyaratan tertentu sebagaimana
disebutkan dalam amar putusan.
Dalam putusan bersyarat selain adanya penjatuhan pidana badan
(penjara atau kurungan) walaupun tidak harus dilaksanakan juga adanya
syarat umum maupun syarat khusus.

1. Syarat umum. Terpidana tidak boleh melakukan tindak pidana atau


pelanggaran disiplin selama waktu menjalankan pidana bersyarat. Untuk
merubah pelaksanaan pidana bersyarat karena melanggar syarat umum,
pelaksanaanya setelah dibuktikan dan ada putusan perbuatan yang baru
dan putusannya telah BHT.
2. Syarat khusus. Terpidana harus mengganti kerugian atas
perbuatannya dalam kurun waktu yang ditentukan selama masa
percobaan. Untuk merubah pelaksanaan pemidanaan bersyarat karena
adanya pelanggaran syarat khusus, mekanismenya Oditur dan Ankum
menyampaikan kepada Hakim tentang hal tesebut dan dengan perintah
Hakim pelaksanaan pidana bersyarat dirubah.
Mekanisme Pelaksanaan Pidana Bersyarat
Setelah putusan pidana bersyarat BHT, Oditur selaku eksekutor,
menyampaikan pelaksanaan pidana kepada Ankum untuk dilaksanakan dan
pengawasannya, dengan catatan Ankum harus memberikan laporan
perkembangan dan pelaksanaan kepada Hakim dan Odiatur.

Perubahan Pelaksanaan Pidana Bersyarat


Terpidana yang selama melakukan pidana percobaan, melakukan
tindak pidana dan telah mendapatkan putusan yang BHT, atau Terpidana
yang melakukan pelanggaran disiplin dan telah mendapatkan putusan
hukuman disiplin, atau karena Terpidana melanggar Syarat khusus yang
sudah dilaporkan kepada Hakim, maka Hakim yang memutus perkara
dengan penjatuhan pidana bersyarat mengeluarkan perintah dalam bentuk
putusan atau penetapan, Oditur selaku eksekutor melakukan :

1. Pemberitahuan adanya perubahan pelaksanaan pidana ke Ankum


2. Melakukan mekanisme sebagaimana eksekusi tanpa pemecatan ke
Masmil.
MUSNAHKAN KAS NEGARA

PUT BHT DIRAMPAS DILELANG

DIKEMBALIKAN
Mekanisme Eksekusi Barang
1. Dirampas untuk di Negara.
Barang bukti yang rampas untuk negara, oleh Oditur dilakukan
proses pelelangan, dengan memebentuk panitia lelang yang melibatkan
instansi terkait dan dengan prosedur lelang yang ada. Hasil dari
pelelangan barang bukti yang dirampas untuk Negara, selanjutnya
diserahkan ke Kas Negara, sebagai bentuk pendapat Negara.

2. Dimusnahkan
Barang bukti statusnya dimusnahkan, setelah putusan BHT maka
dilakukan pemusnahan dengan mekanisme dan dibuatkan Berita Acara.

3. Dikembalikan
Barang bukti yang dikembalikan, sangat tergantung penunjukan
siapa yang berhak menerima pengembalian barang bukti. Jika tidak
ditunjuk secara tegas, maka yang akan menerima pengembalian terlebih
dahulu menunjukan bukti bahwa dirinya yang berhak terhadap barang
bukti tersebut.
KUBUR

GRASI RUBAK SASARAN

MEDIS

PUT BHT ODITUR TERPIDANA

RAHANIAWAN

PK
Mekanisme Pelaksanaan Pidana Mati
Setelah putusan BHT dan upaya hukum luar biasa baik PK maupun
Grasi ditolak, maka Oditur selaku eksekutor melakukan :

1. Menyusun perencanaan eksekusi dengan membentuk panita


2. Menentukan hari pelaksanaan eksekusinya
3. Penentuan tempat eksekusi
4. Menyipkan regu tembak, rohaniawan maupun medis
5. Memberitahukan akan dilaksanakannya pidana mati dengan
menanyakan permintaan terakhirnya
6. Pembimbingan rahiawan dan pengecekan kesehatan
7. Penyiapan lapangan dan unsur pelaksana
8. Membawa Terpidana menuju lokasi dg didampingi rohaniawan dan
medis
9. Pelaksanaan penembakan
10. Pengecekan oleh Medis
11. Apabila belum meninggal Danrubak mengeksekusi sendiri
12. Mengupacarakan jenasah
13. Penyerahan jenasah ke ahli waris
14. Penguburan
Pelaksanaan Putusan In Absensia
Terhadap putusan pengadilan In Absensia, yang putusannya telah BHT,
maka langkah-langkah Oditur yang harus dilakukan diantaranya :

1. Menyampaikan isi putusan kepada Ankum


2. Meminta agar Ankum menindaklanjuti pemecatan secara Administrasi
dan meminta agar dilakukan pencaharian.
3. Dalam hal Terpidana ketangkap, maka pelaksanaan eksekusinya
mengacu pelaksanan putusan pidana ke LP

Pelaksanaan Putusan Sela


Terhadap putusan sela yang menyatakan dakwaan Oditur Militer tidak
dapat diterima atau karena kewenangan, dan sudah tidak ada upaya
hukumnya maka Oditur dalam melaksanakan putusannya harus mengacu
pada isi putusan sela, apakah surat dakwaan untuk diperbaiki, dilimpahkan
kepengadilan lain dan lain sebagainya.
Pelaksanaan Putusan Pembebasan dan Pelepasan
Terhadap putusan pengadilan amarnya bersifat pembebasan dari
dakwaan atau pelepasan dari segala tuntutan, dan putusannya telah BHT,
maka Oditur segera menyampaikan isi putusan tersebut kepada Ankum,
untuk ditindak lanjuti sebagaimana isi putusan.

Pelaksanaan Putusan Bersifat Menetapkan


Terhadap putusan yang bersifat menetapkan, contoh Hakim
memerintahkan agar dilakukan pemeriksaan ulang karena belum di dampingi
PH, Maka terhadap putusan tersebut setelah BHT, Oditur segera menindak
lanjuti sebagaimana yang isi amar putusan.

Anda mungkin juga menyukai