Anda di halaman 1dari 33

HIPERTENSI

MARI MENGENAL DAN


MENGONTROL

CREATED BY : SUCI NILAM SARI,


S.KEP
PENGERTIAN
■ Hipertensi dapat
didefinisikan sebagai
tekanan darah persisten
dimana tekanan
sistoliknya di atas 140
mmHg dan diastolik di
atas 90 mmHg.
(American Heart
Association, 2017)
FAKTOR RESIKO HIPERTENSI
FAKTOR YANG TIDAK DAPAT DI
KONTROL
1 USIA 2 JENIS KELAMIN

Semakin tinggi umur seseorang


semakin tinggi tekanan darahnya, Dari hasil penelitian didapatkan hasil lebih
jadi orang yang lebih tua cenderung dari setengah penderita hipertensi berjenis
mempunyai tekanan darah yang kelamin wanita sekitar 56,5%. Tetapi lebih
tinggi dari orang yang berusia lebih banyak menyerang wanita setelah umur 55
muda. Hipertensi pada usia lanjut tahun, sekitar 60% penderita hipertensi
harus ditangani secara khusus. Hal adalah wanita. Hal ini sering dikaitkan
ini disebabkan pada usia tersebut dengan perubahan hormon setelah
ginjal dan hati mulai menurun, menopause.
karena itu dosis obat yang diberikan
harus benar-benar tepat.
3 GENETIK

Adanya faktor genetik pada keluarga tertentu akan


menyebabkan keluarga itu mempunyai risiko menderita
hipertensi. Individu dengan orang tua dengan hipertensi
mempunyai risiko dua kali lebih besar untuk menderita
hipertensi dari pada orang yang tidak mempunyai
keluarga dengan riwayat hipertensi.
FAKTOR YANG DAPAT DI KONTROL

1. Obesitas / kegemukan
Risiko relatif untuk menderita hipertensi pada orang gemuk 5 kali lebih tinggi
dibandingkan dengan seorang yang berat badannya normal. Hal ini berkitan
dengan beban kerja jantung yang semakin bertambah untuk memompa darah ke
seluruh tubuh.
2. Stress
Stress yang berkepanjangan dapat mengakibatkan tekanan darah menetap
tinggi. stres akan meningkatkan resistensi pembuluh darah perifer dan curah
jantung sehingga akan menstimulasi aktivitas saraf simpatis. Adapun stres ini
dapat berhubungan dengan pekerjaan, kelas sosial, ekonomi, dan karakteristik
personal
3. Gaya Hidup
a. Kurang aktivitas fisik
Olahraga banyak dihubungkan dengan pengelolaan penyakit tidak menular,
karena olahraga teratur dapat menurunkan tekanan darah (untuk hipertensi) dan
melatih otot jantung sehingga menjadi terbiasa apabila jantung harus melakukan
pekerjaan yang lebih berat.
b. Menkonsumsi garam berlebih
Badan kesehatan dunia yaitu World Health Organization (WHO)
merekomendasikan pola konsumsi garam yang dapat mengurangi risiko terjadinya
hipertensi. Kadar sodium yang direkomendasikan adalah tidak lebih dari 100 mmol
(sekitar 2,4 gram sodium atau 6 gram garam) perhari.
c. Mengkonsumsi kopi, merokok, dan mengkonsumi
alkohol
Faktor kebiasaan minum kopi didapatkan dari
satu cangkir kopi mengandung 75 – 200 mg kafein, di
mana dalam satu cangkir tersebut berpotensi
meningkatkan tekanan darah 5 -10 mmHg.
d. Mengkonsumsi makanan tinggi lemak / kolesterol
tinggi
kadar kolesterol yang tinggi di dalam darah
dapat menyebabkan tekanan darah tinggi karena
mengganggu elastisitas pembuluh darah. Kolesterol
tinggi disebabkan oleh banyaknya mengkonsumsi
makanan tinggi lemak, seperti gorengan, makanan
bersantan dan lain-lain.

Smeltzer & Bare, 2012


Tanda dan Gejala Hipertensi
Tanda dan gejala hipertensi

Tanda dan gejala yang dialami beberapa pasien yang


menderita hipertensi yaitu : Mengeluh sakit kepala,
pusing Lemas, kelelahan, Sesak nafas, Gelisah, Mual
Muntah, Epistaksis, Kesadaran menurun.

Smeltzer & Bare, 2012


Cegah hipertensi dengan CERDIK
MODIFIKASI GAYA HIDUP UNTUK
HIPERTENSI
1. POLA MAKAN
Tingkatkan konsumsi
sayur dan buah

Kurangi konsumsi
lemak

Kurangi konsumsi
garam
2. AKTIVITAS FISIK
Prinsip Aktivitas Fisik yang dapat dilakukan pasien hipertensi adalah :
1. Jangan memulai latihan bila tekanan darah masih diatas 170/ 100 mmhg

2. Macam olah raga yaitu isotonis dan dinamis seperti jalan, lari, jogging, bersepeda, berenang
dan lain-lain

3. Lamanya latihan berkisar antara 20 – 25 menit

4. Frekuensi latihan sebaiknya 3 x perminggu dan paling baik 5 x perminggu


RELAKSASI OTOT PROGRESIF
Teknik relaksasi otot progresif memusatkan perhatian pada suatu aktivitas otot
dengan mengidentifikasi otot yang tegang kemudian menurunkan ketegangan
dengan melakukan teknik relaksasi untuk mendapatkan perasaan relaks (Herodes,
2010). Relaksasi progresif adalah salah satu cara dari teknik relaksasi
mengombinasikan latihan napas dalam dan serangkaian seri kontraksi dan
relaksasi otot tertentu.
MANFAAT
Menurunkan ketegangan otot, kecemasan, nyeri leher dan punggung, tekanan darah tinggi, frekuensi
jantung, laju metabolik.

Memperbaiki kemampuan untuk mengatasi stress

Meningkatkan rasa kebugaran, konsentrasi


Persiapan latihan
■ Posisikan tubuh secara nyaman yaitu berbaring dengan mata tertutup menggunakan
bantal dibawah kepala dan lutut atau duduk dikursi dengan kepala ditopang, hindari
posisi berdiri.
■ Lepaskan asesoris yang digunakan seperti kacamata, jam, dan sepatu;
■ Longgarkan ikatan dasi, ikat pinggang atau hal lain yang sifatnya mengikat ketat.
• ditujukan untuk melemaskan otot-otot wajah (seperti otot dahi, mata, rahang, dan mulut).
• Gerakkan otot dahi dengan cara mengerutkan dahi dan alis sampai otot terasa dan kulitnya keriput.
• Tutup keras-keras mata sehingga dapat dirasakan disekitar mata dan otot-otot yang mengendalikan
Gerakan 1 gerakan mata.

• ditujukan untuk mengendurkan ketegangan yang dialami oleh otot rahang


• Katupkan rahang, diikuti dengan menggigit gigi sehingga terjadi ketegangan disekitar otot rahang
Gerakan 2

• ditujukan untuk mengendurkan otot-otot sekitar mulut


• Bibir dimoncongkan sekuat-kuatnya sehingga akan dirasakan ketegangan di sekitar mulut.
Gerakan 3
• ditujukan untuk merileksikan otot leher bagian depan maupun belakang
• Gerakan diawali dengan otot leher bagian belakang baru kemudian otot leher bagian depan.
• Letakkan kepala sehingga dapat beristirahat.
Gerakan 4 • Tekan kepala pada permukaan bantalan kursi sedemikian rupa sehingga dapat merasakan ketegangan
dibagian belakang leher dan punggung atas.

• ditujukan untuk melatih otot leher begian depan.


• Gerakan membawa kepala ke muka.
Gerakan 6 • Benamkan dagu ke dada, sehingga dapat merasakan ketegangan di daerah leher bagian muka.

• ditujukan untuk melatih otot tangan.


• Genggam tangan kiri sambil membuat suatu kepalan.
• Buat kepalan semakin kuat sambil merasakan sensasi ketegangan yang terjadi.
• Pada saat kepalan dilepaskan, klien dipandu untuk merasakan relaks selama 10 detik.
Gerakan 7 • erakan pada tangan kiri ini dilakukan dua kali sehingga klien dapat membedakan perbedaan antara
ketegangan otot dan keadaan relaks yang dialami.
• Prosedur serupa juga dilatihkan pada tangan kanan.
• ditujukan untuk melatih otot tangan bagian belakang.
• Tekuk kedua lengan ke belakang pada pergelangan tangan sehingga otot di tangan bagian
belakang dan lengan bawah menegang, jari-jari menghadap ke langit-langit.
Gerakan 8 • Gerakan melatih otot tangan bagian depan dan belakang ditunjukkan pada gambar.

• ditujukan untuk melatih otot biseps (otot besar pada bagian atas pangkal lengan).
• Genggam kedua tangan sehingga menjadi kepalan.
Gerakan 9 • Kemudian membawa kedua kepalan ke pundak sehingga otot biseps akan menjadi tegang.

• ditujukan untuk melatih otot bahu supaya mengendur


• Angkat kedua bahu setinggi-tingginya seakan-akan hingga menyantuh kedua telinga.
Gerakn 10 • Fokuskan ke bahu atas, dan leher.
• ditujukan untuk melatih otot punggung
• Angkat tubuh dari sandaran kursi.
• Punggung dilengkungkan.
• Busungkan dada, tahan kondisi tegang selama 10 detik, kemudian relaks.
Gerakan 11 • Saat relaks, letakkan tubuh kembali ke kursi sambil membiarkan otot menjadi lemas.

• ditujukan untuk melemaskan otot dada.


• Tarik napas panjang untuk mengisi paru-paru dengan udara sebanyak-banyaknya.
• Ditahan selama beberapa saat, sambil merasakan ketegangan di bagian dada sampai turun ke perut, kemudian
Gerakan 12 dilepas.

• ditujukan untuk melatih otot perut.


• Tarik dengan kuat perut kedalam.
• Tahan sampai menjadi kencang dank eras selama 10 detik, lalu dilepaskan bebas.
Gerakan 13 • Ulangi kembali seperti gerakan awal perut ini.
• ditujukan untuk melatih otot-otot kaki (seperti paha dan betis).
Gerakan 14-
15

• Luruskan kedua telapak kaki sehingga otot paha terasa tegang.


• Lanjutkan dengan mengunci lutut sedemikian rupa sehingga
ketegangan pindah ke otot betis.
• Tahan posisi tegang selama 10 detik, lalu dilepas.
• Ulangi setiap gerakan masing-masing dua kali
3. PEMERIKSAAN KESEHATAN RUTIN
melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin
ke pelayanan kesehatan terdekat, seperti
pengecekan tekanan darah dapat mencegah
terjadinya kompliaksi akibat tekanan darah yang
tinggi secara mendadak. Pemeriksaan kesehatan
dapat dilakukan di PUSKESMAS atau KLINIK
kesehatan terdekat.
PEMERIKSAAN KESEHATAN RUTIN DAN IKUTI
SARAN tenaga kesehatan

• Lakukan pemeriksaan rutin setiap bulan ke


1. pelayanan kesehatan terdekat walaupun tidak
ada gejala

• Ikuti saran tenaga kesehatan


2. dan patuhi dosis obat yang
telah diberikan dokter
Manfaat Pemeriksaan Kesehatan Rutin

1. Mengetahui sedini mungkin kondisi kesehatan kita secara terperinci


2. Mencegahnya berkembangnya suatu kelainan atau penyakit
3. Melakukan pengobatan segera
4. Mencegah atau menunda terjadinya komplikasi penyakit
5. Meneghemat biaya pengobatan
6. Memperpanjang usia produktif dan usia harapam hidup
7. Meningkatkan kualitas hidup
4. MENGENDALIKAN STRESS
Bisa dilakukan dengan teknik relaksasi ( napas dalam ) dan juga meditasi untuk
menstabilkan emosi dan pikiran. Dianjurkan untuk berpikir positif. Teknik napas dalam
dengan cara menarik napas dari hidung secara perlahan dan menahannya selama 3 detik,
kemudian keluarkan melalui mulut secara perlahan dengan mulut membentuk huruf O. Saat
pagi dan sore hari, selama lima menit tarik nafas secara dalam dan buang secara perlahan.
5. ISTIRAHAT YANG CUKUP
DUKUNGAN KELUARGA UNTUK
PASIEN HIPERTENSI
Dukungan keluarga adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan oleh
anggota keluarga. Ketika keluarga berbagi masalahnya dengan sitem dukungan sosial
maka saran dan bimbinggan akan diberikan kepada klien. Menciptakan lingkungan
yang penuh kasih sayang, mengarahkan dan menemukan sumber perawatan serta
memberikan bantuan finansial merupakan bentuk umum dari dukungan keluarga.
Menurut Osamor (2015), dukungan sosial akan meningkatkan kesadaran untuk
menggunakan pelayanan kesehatan yang merupakan salah satu komponen penting dari
kepatuhan.
DUKUNGAN KELUARGA BERUPA :
1. MENDUKUNG KLIEN RUTIN MEMERIKSAKAN KESEHATAN DAN PATUH
MINUM OBAT

2. KELUARGA SERING MEMBERI TAHU RESPONDEN


MAKANAN APA YANG HARUS DIHINDARI

3. MENGINGATKAN RESPONDEN UNTUK TIDAK MENGKONSUMSI MAKANAN SIAP


SAJI

4. MENDORONG PASIEN UNTUK RUTIN OLAHRAGA ATAU


OLAHRAGA BERSAMA

5. MELAKUKAN KEGIATAN UNTUK MENGURANGI STRESS BERSAMA-


SAMA SEPERTI MENONTON TV BERSAMA

6. MEMBERI PUJIAN JIKA ADA KEMAJUAN KESEHATAN DAN Yeni, F ., Husna, M.,
KEBRHASILAN MENGONTROL HIPERTENSI
& Dachriyanus . 2016

Anda mungkin juga menyukai