Disusun Oleh:
Balqis Okta Putry2110221079
Pembimbing:
Identitas jurnal
Judul
Penulis
Informasi Jurnal
ABSTRAK
Epidemi obesitas semakin meluas.
Pasien obesitas sering menderita kombinasi
hipertensi, dislipidemia, dan diabetes mellitus
tipe 2 (T2DM), “sindrom metabolic”.
Penelitian skala besar di Inggris, proporsi komplikasi utama berikut masalah jalan
napas primer yang berhubungan dengan intubasi trakea adalah serupa pada pasien
obesitas dan non-obesitas [8].
INTUBASI
DISKUSI
ENDOTRAKEAL
• Kesulitan dalam manajemen jalan napas berkurang setelah memberikan
preoksigenasi yang optimal dan posisi ramped.
• pasien dengan obesitas, posisi pasien yang tepat membentuk 90% dari persiapan
untuk manajemen jalan napas yang tepat [9]. Selain itu, penggunaan perangkat jalan
napas alternatif (video laryngoscope) mengurangi kegagalan intubasi endotrakeal
[10].
Obstructive Sleep
DISKUSI Apnea
dan Perawatan Perioperatif
• OSAS umum terjadi pada populasi obesitas IMT > 35 kg/m2 hampir 20% OSA
berat [1]. OSA sering tidak terdiagnosis tetapi dikaitkan dengan desaturasi pasca
operasi yang lebih tinggi, gagal napas, dan efek samping jantung [11].
• OHS ditandai dengan hipoksia kronis, hiperkapnia, dan asidosis respiratorik [12].
Hipoksia kronis dan hiperkapnia vasokonstriksi paru [12]. hipertensi
pulmonal dan gradien tekanan diastolik transpulmoner yang signifikan selain
peningkatan tekanan pengisian ventrikel kiri [12, 13].
Obstructive Sleep
DISKUSI Apnea
dan Perawatan Perioperatif
• Pasien dengan OSAS peningkatan risiko AF, bahkan tanpa penyakit jantung yang
mendasarinya, dan pada kohort obesitas, prevalensi OSAS dapat meluas hingga
90% [14].
• The Sleep Heart Study menunjukkan bahwa risiko AF empat kali lebih besar
pada pasien dengan gangguan pernapasan saat tidur (apnea tidur obstruktif dan
sentral) dibandingkan dengan pasien tanpa gangguan pernapasan saat tidur [15].
• Penyebab dari respon yang berkurang ini belum ditemukan. Faktor yang mungkin
termasuk leptin dan ILGF-1 karena efek stimulasinya pada pusat pernapasan pusat
[19].
• obesitas sedang atau berat ditemukan peningkatan volume darah yang signifikan,
dan disertai dengan peningkatan curah jantung [12]. (Hasil dari studi pencucian gas
inert)
• Volume sekuncup yang lebih besar secara signifikan dan curah jantung diamati [32,
33], atau tren meningkat [34].
DISKUSI
REMODELLING KARDIAK
• Sebagian besar faktor risiko komplikasi pasca operasi adalah akibat dari sindrom
metabolik akibat obesitas.
• hubungan antara waktu, durasi, dan obesitas lebih implisit, diperlukan metode
penilaian yang menunjukkan beban obesitas dan perkembangan penyakit penyerta
pada tingkat individu.
BAGAIMANA MELAKUKAN
DISKUSI
SKRINNING YG MEMADAI?
• apakah kita perlu menyaring pasien obesitas yang dijadwalkan untuk operasi bariatrik untuk
mengidentifikasi potensi komplikasi pascaoperasi? Berkenaan dengan komplikasi paru,
beberapa penelitian telah dilakukan. Namun, pedoman belum ditemukan.
• apakah kita perlu menyaring pasien obesitas untuk adanya OSAS [19, 79]? Hal ini karena OSAS
sering tidak diobati dan dapat menyebabkan komplikasi pasca operasi [80-83].
• Literatur terkini mengenai hubungan antara gangguan fungsi paru dan terjadinya komplikasi
pasca operasi masih jarang.
• Farina et al. [84] nilai spirometri sebagai alat skrining pra operasi diselidiki. Ini digunakan
untuk mengidentifikasi pasien yang berisiko mengalami komplikasi paru pascaoperasi (PPC
tingkat komplikasi 7,5% pada pasien dengan dugaan gangguan paru restriktif [84].
• Hamoui dkk. [85] penurunan VC (p = 0,0007) merupakan prediktor signifikan untuk PPC [85].
• Catheline et al. [86] kelainan paru pra operasi tidak memiliki konsekuensi untuk pengelolaan
periode perioperatif pada pasien bedah bariatrik.
BAGAIMANA MELAKUKAN
DISKUSI
SKRINNING YG MEMADAI?
• Tidak ada konsensus mengenai apakah pasien yang dijadwalkan
untuk operasi bariatrik perlu diskrining untuk OSAS.
• Nilai tambahan skrining untuk sleep apnea sebelum operasi
bariatrik laparoskopi untuk memprediksi PPC dipertanyakan
menurut penelitian oleh Nepomnayshy et al. [87].
• Peromaa-Haavisto et al. [88populasi 197 pasien obesitas
yang dijadwalkan untuk operasi bariatrik, prevalensi OSAS
adalah 71%, dengan prevalensi yang lebih tinggi secara
signifikan pada pria (90%) dibandingkan pada wanita (60%).
Hasil studi mereka merekomendasikan skrining OSAS sebelum
operasi terutama pada pria gemuk [88].
Kesimpulan
Kesimpulan Jurnal
• Berdasarkan literatur saat ini, ada cukup bukti bahwa pasien dengan obesitas
memiliki fungsi kardiopulmoner yang berubah dan risiko yang lebih tinggi
untuk mengalami komplikasi pasca operasi setelah operasi bariatrik.
• Sayangnya, tidak ada konsensus tentang mengapa, bagaimana, dan kapan
harus menyaring pasien obesitas.
• Berdasarkan literatur saat ini, kita dapat menyimpulkan bahwa BMI yang
tinggi bukanlah satu-satunya penjelasan. Faktor-faktor seperti usia dan durasi
obesitas juga perlu diperhitungkan.
• Meskipun tidak ada alat penilaian yang memadai untuk mengidentifikasi
pasien ini, ada kebutuhan yang meningkat untuk sistem penilaian yang
menilai "beban" obesitas. Alat tersebut mungkin membantu dalam
mengidentifikasi pasien yang rentan terhadap komplikasi pasca operasi.
Terimakasih