Anda di halaman 1dari 17

REFERAT

ANESTESI PADA PASIEN OBESITAS


Oleh: Ayu Permata Sari Br Tarigan, S.Ked
Preseptor: dr. Dicky Noviar, Sp.An
BAB 1. PENDAHULUAN
• Obesitas  penumpukan lemak yang tidak normal atau berlebihan yang

menimbulkan risiko bagi kesehatan. Seseorang dengan BMI >30 disebut

dengan obesitas.

• Sebagaimana diklasifikasikan oleh WHO, obesitas merupakan penyakit

epidemic di seluruh dunia. Peningkatan prevalensi obesitas terus-menerus

merupakan tantangan tidak hanya bagi dokter di pusat-pusat khusus. Salah

satunya, seperti ahli anestesi yang akan segera berhadapan dengan pasien

obesitas dalam pekerjaannya sehari-hari.


WHY ?
Hipertensi

OBESITAS
Diabetes Mellitus
Tipe 2

PKV

Obstructive Sleep
Apnea (OSA)

Pada obesitas terjadi perubahan anatomi yang membuat manajemen jalan


napas akan berbeda dengan mereka tanpa keadaan obesitas. Tindakan
intubasi akan lebih sulit dan dibutuhkan peralatan dan teknik khusus.
• American Society of Anesthesiology (ASA)

merekomendasikan bahwa cara terbaik bagi pasien

obesitas untuk mempersiapkan operasi dan mencoba

meminimalkan risiko yang terkait dengan obesitas


Preoperative
assesment
(selain menurunkan berat badan sebelum operasi

elektif) adalah dengan menjalani pemeriksaan

menyeluruh yang dilakukan oleh dokter perawatan

primer sebelum operasi.


BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
O Adalah akumulasi lemak abnormal atau berlebihan dalam
B jaringan adiposa yang dapat berakibat pada gangguan kesehatan
E lebih lanjut

S Nilai BMI diperoleh melalui penghitungan berat badan dalam


I kilogram di bagi dengan tinggi badan dalam meter kuadrat

T
>30 kg/m2
A
S
Patofisiologi
1. EFEK DISTRIBUSI LEMAK

Distribusi lemak pada pinggang atau lingkar leher lebih prediktif untuk

menentukan komorbiditas kardiorespirasi dari pada BMI. Pada obesitas tipe

android pembedahan intra abdomen lebih sulit dilakukan dan hal ini juga

berkaitan dengan peningkatan penumpukan lemak di sekitar leher dan saluran

napas yang menyulitkan manajemen jalan nafas dan ventilasi paru.


2. SISTEM RESPIRASI

Akumulasi lemak pada thorak dan abdomen menurunkan luas permukaan


dan compliance paru. Penurunan compliance paru ini karena peningkatan
volume darah pulmonal akibat peningkatan volume darah rata-rata yang
diperlukan untuk perfusi lemak tubuh tambahan.
Ditinjau dari sisi posisi operasi, posisi supine mengurangi Functional Residual Capacity
(FRC) karena pergeseran diafragma kearah cephalad. Efek ini berlebihan pada pasien
obes, mengakibatkan penurunan FRC berat, penyempitan airway, dan peningkatan
usaha bernafas.

Peningkatan resistensi dan penurunan compliance dinding dada akan menurunkan


compliance respirasi total pada posisi supine dan mengakibatkan nafas dangkal dan
cepat, meningkatkan usaha napas, dan membatasi kapasitas ventilasi maksimal yang
secara klinis akan meningkatkan shunting intrapulmonal dan konsumsi oksigen
yang terjadi pada pasien obesitas ketika perubahan posisi dari sitting ke supine.
Penurunan FRC dan ERV adalah hal yang umum terjadi pada fungsi paru

pasien obesitas. Pengurangan FRC (akibat penurunan ERV) dapat berakibat

volume paru di bawah closing capacity dalam keadaan ventilasi dengan volume

tidal normal, berakibat penutupan jalan napas yang kecil, missmatch ventilasi

perfusi, shunting right to left dan hipoksemia arterial.


Manifestasi sindrom obstruksi jalan napas selama tidur pada pasien obesitas

Obstructive sleep • Terhentinya aliran udara lebih dari sepuluh detik yang terjadi lebih dari empat kali dalam 1
jam tidur, adanya usaha respirasi melawan penutupan glotis, dan disertai penurunan saturasi
apnea (OSA) oksigen lebih dari 4%.

Obstructive sleep • Penurunan 50% aliran udara selama >10 detik yang terjadi >14 kali selama satu jam tidur,

hypopnea berhubungan dengan snoring dan disertai desaturasi 4%.

• Timbulnya respon meningkatkan resistensi jalan nafas tanpa peningkatan Apnea hypopnea
Upper airway index (AHI). Apnea hypopnea index adalah jumlah periode apnea dan hypopnea perjam yang

resistance digunakan untuk menilai derajat beratnya OSA. Berat jika lebih dari 30, ringan jika antara 5-15
dan sedang jika antara 16-30.
3. SISTEM KARDIOVASKULAR

Cardiac output (COP) meningkat 20-30 ml/kg karena peningkatan berat, akibat

dilatasi ventrikel dan stroke volume yang meningkat Sebagian besar volume ini

terdistribusi ke jaringan lemak.


4. SISTEM LAIN

Lambung Peningkatan volume asam lambung, PH lambung yang


rendah dan peningkatan tekanan intra abdominal meningkatkan
risiko terjadinya aspirasi isi lambung
MANAJEMEN
ANESTESI
PADA PASIEN
OBESITAS
Intra-operatif

• Kegagalan napas merupakan


masalah pasca-operasi terbesar
pada pasien obesitas.
• Dianestesi di atas meja operasi di dalam kamar
operasi untuk mempermudah proses pemindahan
• Ekstubasi harus ditunggu hingga
pasien sehingga mengurangi risiko cedera baik pada
pasien maupun pada petugas kesehatan kerja dari pelumpuh otot telah
• Anamnesa dibalikkan dan pasien sadar.
• Kajian sistem Pasien obesitas harus tetap
• Anestesi regional pada pasien obesitas menurunkan
diintubasi hingga jalur napas yang
• Pemeriksaan fisik risiko dari kegagalan intubasi dan aspirasi asam adekuat dan volume tidal dapat
• Keadaan umum lambung. dipertahankan secara pasti.
• Laboratorium • Untuk pembedahan dada dan abdomen, sebagian • Untuk penatalaksanaan nyeri
• Diagnosis besar dokter anestesi menggunkan teknik paska-operasi, analgesik epidural
• Perencanaan anesthesia kombinasi epidural dan anestesi umum. dengan opioid atau anestesi lokal
merupakan pilihan yang paling
ASSESMEN PRA • Pasien obesitas memerlukan dosis anestesi spinal
20-25% lebih sedikit daripada dosis normal karena
efektif dan aman bagi pasien
obesitas.
ANESTESI DAN vena epidural yang terdistensi dan tekanan
intra-abdomen yang meningkat menyebabkan
SEDASI menyempitnya ruang epidural

• Apabila terdapat gejala OSA, maka sudah dapat


dipastikan morfologi jalan napas bagian atas yang
sedikit berbeda yang membuat pemakaian sungkup
menjadi sulit, sehingga intubasi dalam kesadaran PASCA-OPERASI
penuh lebih disarankan.
BAB 3. KESIMPULAN

Pasien obes mengalami perubahan anatomi, fisiologi, dan biokimia yang

berpengaruh saat pasien teranestesi dan pasca pembedahan. Patofisiologi

obesitas meliputi sistem respirasi, kardiovaskuler, endokrin, farmakokinetik, dan

farmakodinamik. Dengan pemeriksaan pra-anestesi dapat diperkirakan kesulitan

yang akan ditemui saat anestesi. Pemilihan teknik anestesi tergantung kondisi

pra-anestesi dan jenis pembedahan dengan memperhitungkan risiko dan

keuntungan masing-masing teknik.


TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai