Anda di halaman 1dari 10

Revisi Seminar Proposal

 Perbaikan paragraf
 Penjelasan singkatan
 Menambahkan struktur organisasi
 Perbaikan pembahasan unsur pengendalian internal
 Perbaikan kerangka konsep
 Penjelasan perbedaan dengan penelitian terdahulu
 Perbaikan teknik pengumpulan data
 Penjelasan analisi yang merujuk peraturan yang digunakan
 Menambahkan daftar pustaka mengenai peraturan yang
digunakan
Ringkasan
FIRA FADHILLA FIRMAN. 2021. Analisis Pengendalian Internal Sistem Persediaan Obat
pada Rumah Sakit Nene Mallomo Kabupaten Sidenreng Rappang. Skripsi. Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Makassar. Pembimbing: Mukhammad Idrus, SE., M.Si.,Ak.,CA.dan
Sahade, S.Pd., M.Pd.

Penelitian ini bertujuan (1) untuk menganalisis sistem pengendalian internal atas persediaan
obat yang diterapkan oleh Rumah Sakit Nene Mallomo Kabupaten Sidenreng Rappang dan
(2) untuk mengetahui kesesuaian sistem pengendalian internal atas persediaan obat yang
diterapkan oleh Rumah Sakit Nene Mallomo Kabupaten Sidenrang Rappang dengan standar
Sistem Pengendalian Internal Pemerintah. Variabel penelitian ini adalah Sistem Pengendalian
Internal Pemerintah dan Sistem Persediaan Obat. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan
cara wawancara dan checklist. Teknik analisis data dilakukan dengan analisis flowchart.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Rumah Sakit Nene Mallomo belum sepenuhnya
menerapkan Pengendalian Internal Sistem Persediaan Obat sesuai dengan standar Sistem
Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP).
Hasil Penelitian dan Pembahasan

 Analisis Flowchart
 Flowchart Pengadaan Persediaan
 Flowchart Penerimaan dan Penyimpanan
Persediaan
 Flowchart Penjualan Obat
 Analisis kesesuaian pengendalian internal
persediaan obat dengan Standar Pengendalian
Internal Pemerintah (SPIP)
Analisis Flowchart

 Flowchart Pengadaan Persediaan


 Gambar
Penjelasan flowchart pengadaan
 Setelah dilakukan penelitian dalam proses pelaksanaan prosedur pengadaan persediaan
obat di rumah sakit masih terdapat risiko yang mungkin terjadi yakni kekosongan atau
kekurangan persediaan di gudang dan risiko dari lingkungan eksternal rumah sakit yaitu
dari distributor obat seperti pengiriman obat ke rumah sakit terlambat, ketersediaan
jumlah dan jenis pesanan obat pada distributor serta kerusakan obat saat pengiriman.

 Beberapa risiko yang mungkin timbul tersebut telah diidentifikasi oleh rumah sakit
sehingga rumah sakit sudah mempunyai beberapa aktivitas pengendalian yang
meminimalisir risiko dalam proses pengadaan persediaan obat. Seperti risiko ketersediaan
jumlah dan jenis obat pada distributor, aktivitas pengendalian yang dilaksanakan adalah
dengan bekerja sama dengan beberapa distributor, jadi tidak bergantung pada satu
distributor.

 Adapun kekurangan rumah sakit bagian persediaan obat pada saat proses pengadaan obat
yang belum dilaksanakan sesuai flowchart dan prosedur yakni, sistem otorisasinya kurang
baik karena sebagian besar surat pesanan telah mendapatkan persetujuan berupa tanda
tangan Kepala Instalasi Farmasi disertai stempel padahal masih kosong.
 Flowchart Penerimaan dan penyimpanan
Persediaan
 Gambar
Penjelasan flowchart penerimaan
dan penyimpanan
 Terdapat risiko yang mungkin terjadi dalam pelaksanaan prosedur
penerimaan persediaan obat dari distributor berupa pesanan obat
yang sampai di rumah sakit mungkin tidak sesuai dengan yang
dipesan serta obat yang dikirim rusak akibat pengiriman.
 Untuk mengatasi masalah ini, rumah sakit menjalankan aktivitas
pengendalian yakni menjalankan prosedur retur persediaan obat
ke distributor. Risiko lain adalah kemungkinan terjadinya fraud
karena pegawai instalasi farmasi yang bertugas untuk melakukan
administrasi umum, penerimaan dan pemeriksaan hanya satu
orang. Hal ini merupakan kekurangan rumah sakit bagian
persediaan obat karena pegawainya hanya tiga orang, jadi satu
orang bertugas melakukan lebih dari satu tugas yakni Ibu Dian
Handayani yang bertugas melaksanakan administrasi umum,
penerimaan dan pemeriksaan.
 Flowchart Penjualan Obat
 Gambar
Penjelasan flowchart penjualan
obat
 Adapun risiko yang mungkin timbul dari prosedur penyimpanan
persediaan di rumah sakit yaitu saat dilakukannya perhitungan fisik
persediaan terjadi kesalahan perhitungan, dalam proses penyusunan
obat di etalase tidak sesuai dengan jenis obat dan tanggal kadaluarsa
sehingga risiko kadaluarsanya obat apotek bisa semakin tinggi. Oleh
karena itu, bentuk aktivitas pengendalian terhadap risiko obat yang
rusak atau mendekati masa kadaluarsa dalam waktu maksimal tiga
bulan, rumah sakit akan melakukan prosedur retur persediaan obat.
 Kekurangan rumah sakit instalasi farmasi bagian persediaan pada
pelaksanaan proses penjualan sama dengan pada proses penerimaan
dan penyimpanan yakni prosesnya dilaksanakan oleh satu pegawai
yang sama yang juga melakukan proses distribusi yakni Ibu
Nilawaty, hal ini meningkatkan risiko potensi terjadinya fraud.

Anda mungkin juga menyukai