Anda di halaman 1dari 20

PERATURAN : HUKUM, EKONOMI,

DAN POLITIK DALAM ASPEK


PERDAGANGAN INTERNASIONAL
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 2
1. AINA II ( 1901300151 )
2. ASIAH MARPAUNG ( 1901300244 )
3. JIMMI TASMAN ( 1901300160 )
4. MELISA IKKA PUTRI HARAHAP ( 1901300164 )
5. NELLA SARI ( 1901300250 )
6. SUCI YULIANINGSIH ( 1901300172 )
7. TIKA WULAN NINGSIH ( 1901300274 )
8. ELIZA ( 1901300245 )
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Adapun yang menjadi latar belakang dalam pembahasan tentang Peraturan Hukum,
Ekonomi Dan Politik Dalam Aspek Perdagangan Internasional adalah paying hukum
kita sebagai warga Negara dalam menyikapi tentang perdagangan Internasional,
sehingga peraturan hukum itu sangat penting dan hubungannya dengan ekonomi idan
politik, karena ketiga aspek ini memiliki peranan yang sangat penting dalam
bernegara.
KASUS

 Pada dasarnya dalam perdagangan internasional banyak sekali yang harus kita pikirkan
bukan saja dari segi ekonomi atau keuntungan , aspek lain seperti hukum juga sangat
berpengaruh dalam hubungan politik internasional, selain politik internasional juga
tentunya menambah pendapatan Negara atau devisa Negara.
 Hukum perdagangan internasional adalah suatu bentuk diskriminasi harga Internasional
yang dilakukan oleh sebuah perusahaan atau negara pengekspor, yang menjual barangnya
dengan harga lebih rendah di pasar dalam negeri sendiri, dengan tujuan untuk memeproleh
keuntungan atas produk ekspor tersebut.
 Studi kasus sebagai negara yang melakukan perdagangan internasional dan juga anggota
dari WTO, pernah mengalami tuduhan pada produk yang di ekspor.
KAJIAN TEORITIS
1. Teori Perdagangan Internasional
 Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk
suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan bersama.
Penduduk yang dimaksud dapat berupa antar individu dengan individu, antara
individu dengan pemerintah suatu negara atau pemerintah suatu negara dengan
pemerintah negara lain. Perdagangan internasional berdampak positif terhadap
pertumbuhan ekonomi suatu negara. Rahardja (2002), berpandangan bahwa
motor penggerak bagi pertumbuhan adalah perdagangan internasional.
 Menurut Case (1996), paradigma yang berkeyakinan bahwa perekonomian suatu
negara makin makmur apabila mampu memaksimalkan perdagangan.
Konsekwensinya adalah memaksimalkan ekspor dan meminimumkan impor.
Suatu negara akan memperoleh manfaat dari perdagangan internasional jika
melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barang dimana negara tersebut
dapat berproduksi relatif lebih produktif serta mengimpor barang dimana negara
tersebut berproduksi relatif kurang atau tidak produktif.
 Menurut Todaro (2012), terdapat dua keuntungan perdagangan internasional;
pertama, perdagangan menungkinkan negara-negara melepaskan diri dari
kekurangan kemampuan menyediakan sumber daya konsumsi diluar batas
kemampuan produksi. Kedua, perdagangan bebas akan memperbesar output
global dengan diperbolehkannya negara mengkhususkan dan konsentrasi pada
produksi barang dengan keunggulan komparatif.
 Teori Heckscher-Ohlin (H-O) dalam Yusdja (2004), menjelaskan beberapa pola
perdagangan negara-negara cenderung untuk mengekspor barang-barang yang
menggunakan faktor produksi yang relatif melimpah secara intensif. Selanjutnya
dikatakan suatu negara melakukan perdagangan dengan negara lain disebabkan negara
tersebut memiliki keunggulan komparatif yaitu keunggulan dalam teknologi dan
keunggulan faktor produksi. Basis dari keunggulan komparatif adalah faktor endowment,
yaitu kepemilikan faktorfaktor produksi di dalam suatu negara, dan faktor intensity, yaitu
teknologi yang digunakan didalam proses produksi baik labor intensity atau capital
intensity.
 Menurut Tanjung (2006), permintaan dan penawaran pada faktor produksi akan
menentukan harga faktor produksi tersebut dan dengan pengaruh teknologi akan
menentukan harga suatu produk. Pada akhirnya semua itu akan bermuara kepada
penentuan comparative advantage dan pola perdagangan (trade pattern) suatu negara.
Kualitas sumber daya manusia dan teknologi adalah faktor yang senantiasa diperlukan
untuk dapat bersaing di pasar internasional. Jika kualitas sumber daya tersebut terpenuhi
maka akan perdampak kuantitas dan kualitas produksi yang mampu bersaing di pasar
internasional.
2. Teori Pertumbuhan Ekonomi Perbatasan
 Terkait dengan perspektif pertumbuhan ekonomi di wilayah perbatasan, secara teoritis
pertumbuhan ekonomi berimbas pada efek integrasi ekonomi yang diikuti oleh perubahan
spasial atau penggunaan lahan. Kondisi tersebut terjadi dengan syarat adanya iklim yang
sesuai antara model ekonomi, dampak keruangan, dan kebijakan untuk menunjang hal
tersebut. Model lokasi tradisional dan model baru geografi ekonomi mengindikasikan
bahwa perdagangan eksternal dapat mengubah pola spasial penggunaan lahan di wilayah
perbatasan (Niebuhr & Stiller, 2001).
 Berkembangnya aktivitas ekonomi di perbatasan tidak terlepas dari potensi pasar yang
dimilikinya. Dengan meninjau model lokasi dan pertimbangan area pemasaran pada
sebuah wilayah, wilayah perbatasan dapat saja dipandang sebagai sebuah area yang kurang
menguntungkan bagi berkembangnya potensi pasar. Pertimbangan tersebut didasarkan
pada beberapa rintangan yang biasanya terjadi (tarif, kebijakan, dan hambatan lain) pada
wilayah perbatasan yang menyebabkan potensi tumbuhnya perekonomian tidak terjadi
secara optimal karena area jangkauan pemasaran yang berkurang (Niebuhr & Stiller,
2001).
PEMBAHASAN

PERATURAN HUKUM, EKONOMI


DAN POLITIK DALAM
01 ASPEK PERDAGANGAN 04
ARTI PERDAGANGAN
IINTERNASIONAL
INTERNASIONAL

FAKTOR PENDORONG
PENGERTIAN PERDAGANGAN
02 INTERNASIONAL 05 PERDAGANGAN
INTERNASIONAL

TEORI PERDANGAN
03 INTERNASIONAL 06 PERTUMBUHAN INTENSIF
1. Peraturan Hukum, Ekonomi dan Politik Dalam Aspek Perdagangan Internasional

Perdagangan internasional merupakan salah satu bagian dari kegiatan ekonomi yang
akhir-akhir ini mengalami perkembangan pesat. Perhatian dunia terhadap bisnis
internasional juga semakin meningkat dengan semakin berkembangnya arus
perdagangan barang, jasa, modal, dan tenaga kerja antar negara.

Hukum perdagangan internasional lahir dari praktek para pedagang. Hukum yang
diciptakan oleh para pedagang ini lazim disebut sebagai lex mercatoria (law of
merchant). lex mercatoria tumbuh dari adanya empat faktor.
1. Lahirnya aturan-aturan yang timbul dari kebiasaan dalam berbagai pekan raya.
2. Lahirnya kebiasaan-kebiasaan dalam hukum laut.
3. Lahirnya kebiasaan-kebiasaan yang timbul dari praktek penyelesaian sengketa-
sengketa di bidang perdagangan.
4. Berperannya notaris dalam memberi pelayanan jasa-jasa hukum dagang.
Pada tahap perkembangan ini, negara-negara mulai sadar perlunya pengaturan hukum
perdagangan internasional, lantas mereka mencantumkan aturan-aturan perdagangan
internasional dalam kitab undang-undang hukum. Adapun contohnya Perancis yang
membuat Kitab UU Hukum Dagang (code de commerce) tahun 1807 dan Jerman yang
menerbitkan Allgemeine Handelsgezetbuch tahun 1861. Perkembangan selanjutnya
adalah munculnya organisasi-organisasi internasional yang mengurusi perdagangan
internasional (Adolf, 2005:28).
2. Sistem Hukum dan Politik dalam Aspek Perdagangan Internasional

Elemen lingkungan politik yang relevan adalah peranan pemerintah dalam


perekonomian , ideologi ekpolitik dan hukum, hubungan internasional, dan
hubungan antara pemerintah dan bisnis pada umumnya.

Permasalahan politik merupakan permasalahan yang sangat penting bagi


perusahaan internasional bahkan bayak sekali perusahaan yang melakukan analisi
politik sebelum menanamkan modalnya. Kehadiran perusahaan multinasional juga
sering dicurigaiakan mendominasi perekonomian suatu Negara. Dengan demikian,
perusahaan asing dalam kegiatan internasionalnya tidak bisa mengabaikan begitu
saja aspek-aspek politik dalam negeri suatu Negara, sebab aspek tersebut variable
penting dalam penentuan strategi dalam perumusan kebijaksanaan perusahaan.
3. Teori Perdagangan Internasional

Model Adam Smith


Model Adam Smith ini memfokuskan pada keuntungan mutlak yang mencetuskan bahwa suatu negara
hendak memperoleh keuntungan mutlak dikarenakan negara tersebut mampu memproduksi barang dengan
biaya yang semakin rendah dibandingkan negara lain.
Model Ricardian
Model Ricardian memfokuskan pada keunggulan komparatif dan mungkin adalah konsep paling penting
dalam teori pedagangan internasional. Dalam Sebuah model Ricardian, negara mengkhususkan dalam
memproduksi apa yang mereka paling patut produksi.
Model Heckscher-Ohlin
Model Heckscgher-Ohlin dijadikan alternatif dari model Ricardian dan dasar keunggulan komparatif.
Mengesampingkan kompleksitasnya yang jauh semakin rumit model ini tidak membuktikan prediksi yang
semakin akurat.
Faktor Spesifik
Dalam model ini, mobilitas buruh antara industri satu dan yang lain sangatlah mungkin ketika modal tidak
memperagakan usaha antar industri pada satu masa pendek. Faktor spesifik merujuk ke pemberian yaitu
dalam faktor spesifik jangka pendek dari produksi, seperti modal fisik, tidak secara mudah dialihkan antar
industri.

Model Gravitasi
Model gravitasi perdagangan menyajikan sebuah analisis yang semakin empiris dari pola perdagangan
dibanding model yang semakin teoritis diatas. Model gravitasi, pada bentuk dasarnya, menerka perdagangan
berlandaskan jarak antar negara dan interaksi antar negara dalam ukuran ekonominya.

4. Arti perdagangan internasional


Menurut Sadono Sukirno, arti perdagangan internasional adalah sebagai berikut:
1. Menjalin Persahabatan Antar Negara
2. Memperoleh barang yang tidak dapat diproduksi di negeri sendiri
3. Memperoleh keuntungan dari spesialisasi
4. Memperluas pasar dan menambah keuntungan
5. Transfer teknologi modern
5. Faktor pendorong Perdagangan Internasional

a. Faktor Alam/ Potensi Alam


b. Untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa dalam negeri
c. Keinginan memperoleh keuntungan dan meningkatkan pendapatan Negara
d. Beradanya perbedaan kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam
mengolah sumber daya ekonomi
e. Beradanya keunggulan produk dalam negeri sehingga perlu pasar baru untuk menjual produk
tersebut.
f. Beradanya perbedaan keadaan seperti sumber daya alam, iklim, tenaga kerja, aturan sejak
dahulu kala istiadat, dan banyak penduduk yang menyebabkan beradanya perbedaan hasil
produksi dan beradanya keterbatasan produksi.
g. Beradanya kecocokan selera terhadap suatu barang.
h. Keinginan buka kerja sama, hubungan politik dan dukungan dari negara lain.
i. Terjadinya era globalisasi sehingga tidak satu negara pun di alam dapat hidup sendiri.
6. Peraturan/Regulasi Perdagangan Internasional

Umumnya perdagangan diregulasikan menempuh akad bilateral antara dua negara. Selama
beratus-ratus tahun dibawah keyakinan dalam Merkantilisme kebanyakan negara memiliki tarif
tinggi dan banyak pembatasan dalam perdagangan internasional. pada 100 tahun ke 19, terutama
di Britania, berada keyakinan hendak perdagangan bebas menjadi yang terpenting dan pandangan
ini mendominasi pemikiran di antaranegara barat untuk beberapa waktu sejak itu dimana hal
tersebut membawa mereka ke kemunduran agung Britania. Pada tahun-tahun sejak Perang Alam
II, akad multilateral kontroversial seperti GATT dab WTO memberikan usaha untuk membikin
regulasi lobal dalam perdagangan internasional. Kesepakatan perdagangan tersebut kadang-
kadang berujung pada protes dan ketidakpuasan dengan klaim dari perdagangan yang tidak aci
yang tidak menguntungkan secara mutual.
KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN

Perdagangan internasional merupakan salah satu bagian dari kegiatan ekonomi yang akhir-akhir
ini mengalami perkembangan pesat.
Umumnya perdagangan diregulasikan menempuh akad bilateral antara dua negara. Selama
beratus-ratus tahun dibawah keyakinan dalam Merkantilisme kebanyakan negara memiliki tarif
tinggi dan banyak pembatasan dalam perdagangan internasional.

Secara mendasar, hukum perdagangan internasional lahir dari praktek para pedagang. Hukum
yang diciptakan oleh para pedagang ini lazim disebut sebagai lex mercatoria (law of merchant).
Menurut Amir M.S., bila dibandingkan dengan pelaksanaan perdagangan di dalam negeri,
perdagangan internasional sangatlah rumit dan kompleks. Kerumitan tersebut antara lain
disebabkan karena beradanya batas-batas politik dan kenegaraan yang dapat menghambat
perdagangan, misalnya dengan beradanya bea, tarif, atau quota barang impor.
SARAN

Beberapa saran yang diharapkan kiranya dapat berguna untuk mengembangkan kekuatan
Perdagangan Internasional yang dilakukan oleh Indonesia dengan belajar dari kasus ini. Saran
tersebut adalah :

1. Pemerintah Indonesia dalam memandang, baik sistem penyelesaian sengketa maupun


retalisasi, sbeaiknya tidak bersikap skeptis dengan memanggap bahwa sistem tersebut tidak akan
efektif apabila dilaksanakan oleh negara berkembang seperti Indonesia. Pengalaman
menunjukkan bahwa ada negara berkembang yang melaksanakan retalisasi terhadap negara maju
dan berhasil. Hal ini sangat terkait dengan pandangan pemerintah Indonesia terhadap tujuan
retaliasi itu sendiri.
2. Penulis setuju apabila pelaksanaan retaliasi membutuhkan pertimbangan yang matang dan
menyeluruh sehingga diusahakan pelaksanaan retaliasi tidak akan berbalik merugikan Indonesia.
Namun kembali lagi, pemerintah Indonesia melupakan aspek hukum. Pasal 22 Ayat (2) DSU
mengatur bahwa sebelum melakukan retaliasi, Complainant Country harus meminta otoritas
kepada DSB WTO.
Terima
kasih

Anda mungkin juga menyukai