Anda di halaman 1dari 19

Assalamu'alaikum 

Wara
hmatullahi
Wabarakatuh
Kelompok 6
1. Devi Kurniasari (857828896)
2. Diah Puspita Rini (857829644)
3. Intan Sukma Pratiwi (857829099)
4. Yuliani (857830839)
MODUL 10
MODUL 11
PENANGANAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
PAUD4208
Modul 10
ANAK DENGAN GANGGUAN
ATTACHMENT

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2


Hakikat Gangguan Penanganan Gangguan
Attachment Attachment
Kegiatan Belajar 1
Hakikat Gangguan Attachment
A. PENGERTIAN GANGGUAN ATTACHEMENT

Attacchement adalah ikatan efektif yang belangsung lama, dan


ditandai dengan kecenderungan untuk mencari dan memelihara
kedekatan dengan sosok tertentu, terutama saat dalam situasi stres.
(Bowlby dan Ainsworth, dalam Colin , 1996)
B. PENYEBAB GANGGUAN ATTACHEMENT

Penyebab khusus, pola pengasuhan yang tidak memadai.


Penyebab umum, variasi kualitas hubungan yang terbentuk antara pengasuh,
yang umumnya orang tua dan anak (Wenar & Kerig, 2005).

C. KARAKTERISTIK ANAK DENGAN GANGGUAN ATTACHEMENT

Secure attachement yaitu bentuk attachement yang menyediakan dasar


untuk perkembangan diri, kognitif, emosional dan sosial yang sehat (Wenar dan Kerig, 2005).
Anak yang memiliki secure attachement akan mengekplorasi lingkungan secara bebas dan
menjadikan ibu mereka sebagai secure base untuk eksplorasi.
D. DAMPAK DARI GANGGUAN
ATTACHEMENT
Anak dengan resistant attachement akan merasa tertekan dalam situasi perpisahan dan sulit
ditenangkan pada situasi pertemuan kembali.
Anak dengan avoidant attachement terlihat acuh saat perpisahan dan bertemu kembali
dengan ibu.
Sedangkan anak dengan dengan disorganized attachement memperlihatkan tingkah laku
yang aneh saat perpisahan dan menunjukkan tingkah laku yang kontradiktif saat pertemuan
kembali.
Resistant attachement dapat memprediksi kecemasan di kemudian hari,
Aviodant attachement berhubungan dengan masalah internalizing dan ektranalizing.
Disorganized attachement meramalkan tingkah laku agresif dan oposisional.
Kegiatan Belajar 2
Penanganan Gangguan Attachement

A. STRATEGI PENANGANAN ANAK DENGAN GANGGUAN


ATTACHMENT

1. Steps Toward Effective and Enjoyable Parenting (STEEP)


2. The infant-Parent Program
3. Theraply

 Sejumlah kegiatan yang dapat dilakukan guru disekolah : B. PIHAK YANG BERPERAN DALAM
1. Permainan yang mengandung dimensi batasan. PENANGANAN ANAK DENGAN GANGGUAN
2. Permainan yang mengandung dimensi kejutan (surprise) ATTACHMENT
3. Permainan yang mengandung dimensi pemenuhan kebutuhan.
4. Permainan yang mengandung dimensi tantangan. 1. Orang tua
  2. Guru
3. Tenaga Profesional
Modul 11
ANAK YANG MENGALAMI MALTREATMENT

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3


Pengertian Anak Dengan Karakteristik Penanganan Kekerasan
Maltreatment Perkembangan Pada Anak
Karakteristik Anak
Penyintas Kekerasan
Kegiatan Belajar 1
Karakteristik Perkembangan Karakteristik Anak Penyintas
Kekerasan

A. Pengertian Anak dengan Maltreatment

Maltreatment tidak dapat diterjemahkan begitu saja ke


Indonesia karena akan memiliki makna yang berbeda. Saat ini,
sebagian besar peneliti di bidang psikologi menggunakan kata Abuse
untuk menggantikan kata malteartment. Yang digunakan pada anak
child abuse. Definisi abuse tidak menyebutkan berbagai perilaku yang
termasuk ke dalam abuse karena variasi perilaku tersebut sangat
beragam.
B. Berbagai Jenis Kekerasaan Pada Anak
1. Kekerasan fisik
a. Standar luka
b. Standar bahaya
Pembeda utama antara kekerasan fisik dengan hukuman
a. Tidak dapat diramalkan
b. Melampiaskan kemarahan
c. Menggunakan rasa takut untuk mengontrol perilaku anak

2. Kekerasan Psikologis
“Perbuatan yang mengakibatkan ketakutan, hilangnya rasa percaya diri, hilangnya kemampuan untuk
bertindak, rasa tidak berdaya, dan penderitaan psikis berat pada seseorang”
Beberapa perilaku yang dianggap sebagai kekerasan psikologis pada anak :
a. Memperlakukan anak
b. Mengejek anak atau membamding-bandingkan anak dengan anak lain
c. Mengatakan bahwa anak “tidak baik” atau “nakal”/
d. Berulang kali teriak, membully anak
e. Mengabaikan atau menolak anak ebagai bahian dari hukuman
f. Membatasi hubungan fisik dengan anak
g. Membiarkan anak berpeluang menjadi korban kekerasan dari orang lain
3. Kekerasan Seksual
UU PKDRT, kekerasan seksual dapat dibagi menjadi 2,
a. Pemaksaan hubungan seksual
b. Pemaksaan hubungan seksual terhadap salah seorang dalam lingkup rumah
tangganya dengan orang lain untuk tujuan komersial/tujuan tertentu
Para ahli berusaha untuk membagi kekerasan seksual sehingga lebih
mudah untuk diperiksa, yaitu :
a. Kekerasan seksual dengan sentuhan
b. Kekerasan tanpa sentuhan
c. Eksploitasi seksual

4. Pengabaian
Pasal 10 UU PKDRT
a. Setiap orang dilarang menelantarkan orang dalam lingkup rumah tangganya, padahal
menuruthukum yang berlaku baginya atau karena persetujuan atau perjanjian ia wajib
memberikan kehidupan, perawatan, atau pemeliharaan kepada orang tersebut.
b. Penelantaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) juga berlaku bagi setiap orang yang
mengakibatkan ketergantungan ekonomi dengan cara membatasi dan melarang untuk
bekerja yang layak didalam dan diluar rumah sehingga korban berada dibawah kendali
orang tersebut.
C. Faktor Resiko

1. Faktor resiko dari korban


2. Fakto resiko dari pelaku
Kegiatan Belajar 2
Karakteristik Perkembangan Karakteristik Anak
Penyintas Kekerasan
A. KARAKTERISTIK/ TANDA-TANDA ANAK YANG MENGALAMI KEKERASAN

1. Kekerasan Fisik Kekerasan emosional 4.

2. Pengabaian Bullying oleh anak seusia 5.

3. Kekerasan seksual
B. Dampak Kekerasan Pada Anak Ada 2
jenis dampak Kekerasan :

1. Dampak jangka pendek yaitu Dampak yang


terlihat setelah kekerasan berlangsung
2. Dampak jangka panjang yaitu Dampak yang
muncul tidak segera setelah masalah berlangsung

Dampak dari kekerasaan pada area perkembangan anak :


1. Perkembangan fisik
2. Perkembangan kognitif
3. Perkembangan sosial-emosional
Kegiatan Belajar 3
Penanganan Kekerasan pada Anak

PENANGANAN KEKERASAN KEPADA ANAK DILAKUKAN PADA 3


AREA, YAITU :

• Penanganan hukum
• Penanganan medis
• Penanganan psikologis
 
*Penanganan Hukum*
Terdapat 3 undang undang yang digunakan untuk
melindungi anak.

01 UU RI Nomor 23 Tahun 2004


tentang penghapusan kekerasan
dalam rumah tangga
03 UU RI Nomor 11 Tahun 2012
tentang sistem peradilan pidana
anak

02 UU RI Nomor 23 Tahun 2002


tentang perlindungan anak
04 UU RI Nomor 13 Tahun 2006
tentang Perlindungan saksi dan
korban
Kementerian pemberdayaan perempuan
dan perlindungan anak membuat :

01 UU RI Nomor 03 Tahun 2008

03
tentang pedoman pelaksanaan
UU RI Nomor 01 tahun 2009
perlindungan anak
tentang standar pelayanan minimal
Bidang Pelayanan terpadu bagi

02 UU RI Nomor 04 tahun 2008


tentang pedoman pelaksanaan
pemberdayaan lembaga masyarakat di
saksi/korban TPPO Kab/Kota

bidang pemberdayaan perempuan dan


perlindungan anak
04 UU RI Nomor 01 tahun 2010
tentang standar pelayanan minimal
Bidang layanan terpadu bagi
perempuan dan anak korban kekerasan
Permen No 01 tahun 2009 memberikan standar pelayanan bagi seluruh
korban kekerasan diseluruh Indonesia sehingga seluruh korban mendapatkan
perlindungan dan pelayanan yang terstandar
Kementerian pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak
membuat :
UU RI Nomor 01 tahun 2009
UU RI Nomor 03 Tahun 2008 tentang standar pelayanan minimal
tentang pedoman pelaksanaan bidang pelayanan terpadu bagi
perlindungan anak saksi/korban TPPO Kab/Kota

UU RI Nomor 04 tahun 2008 UU RI Nomor 01 tahun 2010


tentang pedoman pelaksanaan tentang standar pelayanan
pemberdayaan lembaga masyarakat di minimal bidang layanan terpadu
bidang pemberdayaan perempuan dan bagi perempuan dan anak
perlindungan anak korban kekerasan

Permen No 01 tahun 2009 memberikan standar pelayanan bagi seluruh


korban kekerasan diseluruh Indonesia sehingga seluruh korban
mendapatkan perlindungan dan pelayanan yang terstandar.
Wassalamu'alaikum Wara
hmatullahi Wabarakatuh

Anda mungkin juga menyukai