Anda di halaman 1dari 18

Dilema Etik Child

Abouse
Kelompok 2
2

Isti Nurhalimah (2014201060)


Indah Apriliana (2014201066)
Putri Fadillah (2014201064)
Alpi Nurbaiti (20114201055)
Alifian Iqnadzar (2014201057)
Luki Andreyani (2014201158)
Muhammad Andriansyah (2014201072)
3

Prinsip Etik

1 Beneficience 2Non Maleficience 3 Autonomy

Memberikan dan melakukan Menghindari melakukan Memberikan kebebasan


yang terbaik yang kurang baik pada klien untuk
menentukan pilihannya

4 Justice 5 Veracity 6 Fidelity

Berlaku adil dan tidak Berlaku jujur, meghindari Loyalitas dan komitmen
membeda-bedakan menyampaikan / melakukan terhadap tugas dan
yg tdk benar pekerjaan
4

DILEMA ETIK
Kondisi yang harus terjadi dalam pelayanan, yang
mengharuskan perawat untuk menapis, melakukan analisa
dan sintesa serta menentapkan keputusan yang terbaik
bagi klien, terutama bagi kesehatan dan integritasnya
sebagai manusia.
5

CHILD ABOUSE
Sedangkan child abouse didefinisikan sebagai semua bentuk
perlakuan masyarakat secara fisik atau emosional, penyalahgunaan
seksual, pelalaian, eksploitasi komersial atau eksploitasi lain, yang
mengakibatkan cedera atau kerugian nyata maupun potensial
terhadap kesehatan anak, kelangsungan hidup anak, tumbuh
kembang anak, atau martabat anak, yang dilakukan dalam konteks
hubungan tanggung jawab, kepercayaan atau kekuasaan (WHO,
2003)
6

Klasifikasi child abuse


1. Penganiayaan fisik yaitu cedera fisik sebagai anak melakukan aktivitas seksual yang dapat
akibat hukuman badan di luar batas, berbentuk oral genital, genital, anal/sodomi,
kekejaman, atau pemberian racun. termasuk inses.
2. Kelalaian yang tidak disengaja akibat dari 5. Eksploitasi anak adalah perdagangan, anak
ketidaktahuan atau kesulitan ekonomi, yang dijadikan pengemis, pembantu rumah tangga,
meliputi pengawasan kurang, menyuruh anak pengamen, maupun pekerja tanpa upah.
mencari nafkah sehingga putus sekolah. Namun eksploitasi anak dalam aspek komersial
3. Penganiayaan emosional yaitu berupa adalah dengan menjadikan anak sebagai pelacur,
pelecehan, penghinaan, makian yang pelaku pornografi, sampai pada mail ordered bride
merendahkan, bahkan sampai tidak mengakui (dikawinkan dengan orang yang tidak dikenal dari
sebagai anak. luar negeri).
4. Penganiayaan seksual yaitu memaksa
7

Child abuse bisa terjadi dalam keluarga maupun di luar keluarga yang
bisa terjadi di institusi/lembaga, tempat kerja, jalan, medan perang, dan
pengungsian.
Lebih dari 90% orang tua yang menjadi pelaku child abuse adalah
seorang psikotik dan mempunyai kepribadian kriminal. Anak dengan
kebutuhan khuSUS mempunyai faktor risiko lebih tinggi, berkaitan
dengan kemarahan orang tua akibat kekacauan atau kerepotan yang
berhubungan dengan kondisi anak.

― Irene M. Pepperberg
8

Faktor risiko child abuse


Faktor masyarakat atau sosial

yaitu nilai atau norma yang ada di masyarakat (misalnya kebiasaan memberikan hukuman berlebihan), kemiskinan,
tingginya tingkat kriminalitas, pergeseran budaya, stress.

Faktor orang tua atau situasi keluarga

sering terlibat kriminalitas, penganggguran, pernikahan dini, keterasingan dari masyarakat, rendah diri, permasalahan
dalam interaksi dengan orang lain.

Faktor anak antara lain prematuritas

berat badan lahir rendah, kelainan fisik, kelainan perilaku dan emosi, serta anak angkat/tiri.
9

Deteksi dini child abus

1. Riwayat kejadian tidak sesuai dengan beratnya trauma


2. Riwayat kejadian tidak jelas atau justru tidak diketahui oleh pengasuh atau
orang tuanya.
3. Riwayat kejadian yang berbeda jika diceritakan pada tenaga kesehatan lain
atau saat mengulang cerita
4. Orang tua jika ditanya terpisah memberikan keterangan yang berbeda
5. Riwayat yang tidak masuk akal
6. Jangka waktu yang lama dalam pencarian pengobatan dan riwayat trauma
berulang.
10

Pada child abuse biasanya informasi lebih sulit digali dan diperlukan
pendekatan psikologis yang sesuai agar mampu menggali informasi.
Informasi dari korban bisa menggunakan alat bantu seperti gambar,
boneka atau lainnya.
Dampak bagi korban child abuse secara fisik maupun psikis bervariasi,
yang dipengaruhi oleh tahap tumbuh kembang anak tersebut.
11

Hopper (2007) menyatakan bahwa dampak yang timbul


dipengaruhi beberapa faktor antara lain
1. Usia anak yaitu semakin muda semakin berat dan
berbahaya, efek lain tergantung pada periode tumbuh
kembang
2. Pelaku child abuse akan lebih berbahaya jika dilakukan
oleh orang tua baik tiri maupun kandung, ataupun orang
tepercaya daripada oleh orang asing
3. Semakin lama dialami maka dampaknya akan semakin
berat
12

Pencegahan
dibedakan dalam 3 (tiga) bentuk yaitu

1 2 3

Sekunder Tersier
Primer
edukasi semualapisan edukasi diberikan kepada Menyiapkan penanganan
masyarakat, orang tua, orang tua yang terpadu, perlindungan
dan kerabat akan bahaya mempunyai satu atau hukum, dukungan
child abuse serta pola lebih faktor risiko untuk keluarga, penanganan
asuh anak yang baik dan melakukan child abuse. medis, perawatan,
benar. konseling terhadap
korban.
13

Kebijakan di Indonesia
Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah cukup gencar mengeluarkan beberapa
kebijakan yang terkait dengan penanganan child abuse di Indonesia antara lain
14

1
Undang-undang No 23 tahun 2002

tentang Perlindungan Anak yang bertujuan untuk menjamin terpenuhinya


hak-hak anak agar dapat turnbuh berkembang, dan berpartisipasi secara
optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat
perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi
15

2
Undang-Undang No 23 tahun 2004

tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) yang


bertujuan untuk menjamin dan melindungi hak perempuan dan anak
terhadap tindak kekerasan dalam rumah tangga.
16

3
Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri
Negara Pemberdayaan Perempuan RI, Menteri
Kesehatan RI, Menteri Sosial RI, dan Kepala
Kepolisisan Negara RI

tentang Pelayanan terpadu korban kekerasan terhadap perempuan dan


anak tanggal 23 Oktober 2002
17

Kesimpulan

Selain penanganan dari Sisi hukum, bidang kesehatan memegang peranan sangat
penting Tenaga kesehatan pada semua tingkat, baik sebagai tenaga swasta
maupun pemerintah, harus mampu melakukan deteksi dini, penanganan dan
pencegahan child abuse agar dampak negatif yang timbul bisa diminimalisasi.
Peningkatan kompetensi harus selalu dilakukan sehingga tenaga kesehatan
mengetahui apa yang harus dilakukan jika mendapatkan kasus child abuse,
termasuk penanganannya yang membutuhkan kerja sama multi disiplin.
Diharapkan semua rumah sakit bisa menjadi PKT, yang siap menangani korban
child abuse.
18

Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai