Anda di halaman 1dari 25

Leukosit

(Sel Darah Putih)


Dosen : Dr. Anik Handayati, M.Kes

Laily Dini Meisa


P278340200
D-III semester 4
Teknologi Laboratorium Medis
Leukosit
Leukosit dikelompokkan menjadi 2, yaitu :

Granulosit Limfosit

Dari sel myeloid Dari sel limfoid


Leukopenia
Definisi Penyebab
Leukopenia Jumlah Leukosit < • Limfoma
4500/µL • Infeksi bakteri dan
virus (misal HIV)
• Keracunan obat-
obatan (contoh
agranulositosis
disebabkan oleh
clozapine atau
interaksi antara
allopurinol dan
azathioprine)
• Iradiasi sumsum
tulang belakang
Leukositosis
Definisi Penyebab
Leukositosis Jumlah Leukosit > • Leukemia : peningkatan leukosit premature
10.000/µL yang kemudian dilepaskan ke dalam aliran
darah. Leukemia terdiri dari 4 gangguan
berikut :
1. Acute Myeloid Leukemia (AML)
2. Acute Lymphocytic Leukemia (ALL)
3. Chronic Myeloid Leukemia (CML) :
biasanya mengarah ke gangguan
myeloproliferatif
4. Chronic Lymphocytic Leukemia (CLL) :
sering dianggap sebagai limfoma karena
gejala klinis dan pengobatannya mirip
dengan limfoma non-Hodgkin lainnya yang
lemah
• Infeksi (sepsis)
• Reaksi Autoimun
• Obat-obatan
1. Kortikosteroid : menyebabkan neutrophilia
melalui demarginasi
2. Lithium
Reaksi Leukemoid
Definisi Penyebab
Reaksi • Reaktif leukositosis • Tingginya nilai
Leukemoid • Histologi : hyperplasia Leukosit Alkali
dengan proliferasi dari Phosphatase (LAP)
seluruh elemen • Biasanya karena
myeloid infeksi atau obat-
obatan
• Terkait dengan tumor
padat tertentu (misal
kanker paru, kanker
ginjal) mirip
keganasan
hematopoietik
Produksi Myeloid Leukosit

• Lokasi : sumsum tulang belakang


• Durasi : bervariasi
• Tahap granulopoiesis : Sel induk hemopoietik pluripotent  Sel precursor
myeloid umum  myeloblast  promyelosit  eosino/neutron/basophilic
myelosit  metamyelosit sel band  granulosit (eosino/neutron/basophil)
• Tahap pembentukan monosit : Sel induk hemopoietik pluripotent  sel
precursor myeloid umum  myeloblast  monoblasts  promonosit 
monosit
• Tahap pembentukan sel mast : sel induk hemopoietik pluripotent  sel
precursor myeloid umum  sel mast
Granulosit
• Usia : bervariasi
• Fungsi : lihat tabel di bawah
• Konsentrasi dalam darah : 2400-6900/µL
• Penurunan granulosit sampai <500/µL disebut agranulosit
• Granulosit merupakan bagian terbesar dari leukosit
• Perubahan granulosit disebut leukositosis atau leukopenia
Sel Myeloid Karakteristik Fungsi Penyebab Penyebab
Peningkatan Penurunan
Neutrofil • 50-65% dari • Migrasi lokasi • Neutrofil • Neutropenia
granulosit seluruh leukosit peradangan leukositosis (rendah : 1000-
(neutrophil) dalam darah (kemotaksis)  (neutrofilia) > 1500 sel/µL ;
• Diameter : identifikasi, 6200/µL atau sedang : 500-
sekitar 12 um destruksi, dan >75% dari total 1000 sel/µL ;
• Pematangan : fagositosis agen leukosit parah : <500
neutofil stab infeksi • Infeksi sel/µL  lihat
(immature) ekstraseluler • Peradangan agranulositosis
berkembang (bakteri, jamur) • Stress • Kerusakan
menjadi • Pembedahan sumsum tulang
neutrophil • Olahraga belakang
segmen (mature) • Kejang • Infeksi virus
dalam waktu 4-5 • Pengobatan (seperti
hari glukokortikoid, hepatitis)
catecholamines, • Pada kasus
lithium tertentu pada
• Myeloproliferatif infeksi
neoplasma bakteri :
• Merokok demam tifoid
• asplenia
Sel Karakteristik Fungsi Penyebab Peningkatan Penyebab
Myeloid Penurunan

Eosinofil • 1-4% dari • Sebagai • Eosinophilia (>250/µL • Eosinopenia


granulosit total leukosit respon imun atau >6% dari total • Demam tifoid
(eosinophil • Eosinofilic melawan leukosit) • Cushing’s
) (=asidofil) parasit • MNEMONIC : syndrome
granula  • Migrasi NAACP-Neoplasma, • sepsis
terwarnai lokasi Addison disesase
merah peradangan (kekurangan
muda/merah (kemotaksis) glukokortikoid), alergi,
pada  collagen vascular
pewarnaan melepaskan disease, parasit
H&E immunoglobu (helmintologi)
• Diameter lin (IgE) • Gangguan neoplastic,
sekitar 12 um • Kemampuan CML, Hodgkin’s
• Histamin fagosit disease, beberapa
menarik terbatas limfoma non-Hodgkin’s
eosinophil ke • Collagen vascular
tempat disease (contoh
peradangan eosinophilic
granulomatosis dan
polyangiitis
• Löffler syndrome
• Infeksi cacing
Sel Karakteristik Fungsi Penyebab Penyebab
Myeloid Peningkatan Penurunan

Basofil • Sekitar 1% dari • Produksi • Basophilia • Basopenia


granulosit total leukosit leukotrienes  • Sering terjadi
(basophil) • Diameter sekitar 10 peradangan dan bersamaan
um reaksi alergi dengan
• Granula basophil • Melepaskan eosinophilia
mengandung histamine dan (missal pada
histamine dan heparin alergi atau CML)
heparin sering • Hampir tidak • Chronic Myeloid
mengaburkan memiliki Leukemia
nucleus kemampuan
• Reseptor fagositik
permukaan untuk
IgE
• Tetap berada dalam
aliran darah selama
beberapa menit
sebelum bermigrasi
ke jaringan
Sel Karakteristik Fungsi Penyebab Penyabab
Myeloid Peningkatan Penurunan

Monosit • Sekitar 3-7% • Menghubungkan • Monositosis • Monositopeni


dari total bawaan dan (>500/µL atau a:
leukosit system >7%) endotoksinem
• Diameter kekebalan tubuh • Infeksi bakteri ia (misal :
sekitar 5-20 yang diperoleh kronis (missal khemoterapi)
um • Fagositosis dan Tuberkulosis)
• Tetap berada presentasi • Infeksi
dalam aliran antigen melalui protozoa
darah selama reseptor MHC-I • Nekrosis
8 jam dan MHC-II
sebelum • Setelah
bermigrasi ke bermigrasi ke
jaringan jaringan, mereka
membedakan
makrofag, sel
dendritic, atau
osteoclast
Sel Karakteristik Fungsi Penyebab Peningkatan
Myeloid
Sel Mast • Tidak ditemukan di • Menampilkan • Mastositosis yaitu
darah namun di reseptor untuk kelainan langka yang
jaringan (jaringan bagian Fc dari ditandai dengan
penghubung antibodi IgE  akumulasi sel mast di
interstitial seperti antibodi IgE kulit, sumsum tulang
submukosa dan berikatan dengan belakang, dan organ.
sekitar pembuluh permukaan sel mast • Terkait dengan mutasi
darah). Menunjukkan  kontak allergen pada gen c-Kit
kemiripan dengan memicu • Muncul dengan gejala
basophil degranulasi  pruritus, kulit kemerahan,
• Ekspres reseptor hipersensitivitas dan diare karena kadar
permukaan sel c-kit tipe 1 histamine yang tinggi
• Pematangan terjadi • Stimulasi timbal • Kadar histamine yang
pada jaringan target balik dari/oleh tinggi mengaktifkan
basophil dan sekresi asam lambung dan
eosinophil dapat menyebabkan tukak
• Degranulasi sel lambung
mast non
imunologis
Limphopoiesis
(Produksi Limfosit)

Lokasi :
• Sel T dewasa di Timus
Seleksi positif :
1. Terjadi di korteks timus
2. Sel T mengekspresikan TCR dan dapat mengikat self-MHC yang dipilih
Seleksi negatif :
1. Terjadi di medulla timus
2. Sel T yang mengekspresikan TCR dan mengikat antigen diri dengan afinitas yang tinggi
- menjalani apoptosis untuk mencegah autoimunitas, atau
- menjalani Sel T pengatur
• Sel B dewasa di sumsum tulang belakang
• Sel-sel dewasa bermigrasi ke kelenjar getah bening
Pematangan Limfosit :
• Rekombinasi somatic : rekombinasi acak segmen gen yang mengkode reseptor
limfosit yang memungkinkan untuk berspesialisasi dalam menanggapi antigen
tertentu.
• Toleransi sentral : apoptosis yang diinduksi dalam sel autoreaktif (merespon
terhadap antigen sendiri)
• Limfosit dewasa beredar melalui aliran darah, menuju ke jaringan, dan kembali
ke darah melalui pembuluh limfatik
• Toleransi perifer : sel-sel dewasa yang merespon antigen diri menjadi anergik
(kehilangan fungsinya) atau mengalami apoptosis
Fisiologi Limfosit

• Konsentrasi : 1000-4000/µL
• Konsentrasi kelainan limfosit (limfosit abnormal) : lihat di tabel
Definisi Penyebab
Limfositosis Meningkatnya jumlah limfosit dalam • Infeksi virus akut (misalnya
darah >4000/µL (absolut) atau >50% Rubella, Infeksi mononukleusis,
dari total leukosit (relative) penyakit gondok)
• Neoplasia (misalnya Limfoma
Hodgkin, limfoma non-Hodgkin,
leukemia limfoid akut)
• Infeksi kronis (misalnya
tuberculosis, sifilis, toxoplasmosis)

Limfositopenia Menurunnya jumlah limfosit dalam • Immunosuppresion, penyakit imun,


darah <1000/µL (absolut) atau <20% gangguan autoimun
dari total leukosit (relative) • Infeksi virus tertentu : misal
campak, HIV
• Neoplasia (misalnya Limfoma
Hodgkin, limfoma non-Hodgkin,
leukemia limfoid akut)
• Tuberkulosis milier
• Lupus eritematosus
• Obat-obatan : kemoterapi,
immunosuppression, steroid
1. Limfosit terus mencari antigen
2. Mereka menyumbang 20-45% dari total leukosit dalam darah
Natural Killer Sel T
Sel NK muncul dari sel precursor, tetapi reseptor dapat diaktifkan dengan
atau tanpa antibody pengikat atau kompleks histokompatibilitas utama.
• Deteksi dan penghancuran sel yang tidak mengekspresikan reseptor MHC-
I
- Sel yang terinfeksi virus (terutama virus herpes)
- Sel tumor
• Dihilangkan melalui :
 Induksi apoptosis (granzim, perforin)
 Sitotoksisitas yang dimediasi sel yang bergantung pada antibody
(diaktifkan dengan mengikat CD16)
• Produksi sitokin : INF- γ dan TNF-α
• fungsi ditingkatkan oleh IFN-α dan IFN-β, IL-2, IL-12
T-Limfosit (Sel T)
• Bagian dari system kekebalan yang didapat
• Reseptor sel T : kompleks protein dari superfamily immunoglobulin, yang
mengikat antigen yang terikat pada kompleks histokompatibilitas utama
pada sel lain
 Setiap sel mengekspresikan varian reseptor sel T yang mengikat satu antigen
spesifik
 Aktivasi sel T membutuhkan pengikatan antigen dan interaksi antara
reseptor (CD4 dan CD8) dan reseptor MHC
Subpopulasi Penanda Fungsi

Mengenali antigen asing


(kebanyakan virus) yang disajikan
melalui MHC-I dan tergantung
Sitotoksik sel T (killer sel T) CD8 positif pada scenario, memicu
apoptosis/lisis sel dari sel yang ada

Memulai respon imun seluler 


Sel T helper TH1 sel
stimulasi makrofag
membutuhkan sel
penyaji antigen yang
dilengkapi dengan Memulai respon imun humoral
reseptor MHC-II TH2 sel bekerja sama dengan limfosit B 
mengenali antigen yang CD4 positif produksi imunoglobulin
disajikan pelepasan
sitokin Peradangan jaringan, baik pro dan
TH17 sel
anti-inflamasi
Sel T regulator (T reg, sel T supresor) Membatasi dan melindungi dari
respon imun yang berlebihan

Memori T sel CD4 dan CD8 positif Konservasi/memori dari respon


imun spesifik yang didapat
Kuosien CD4/CD8 beberapa penyakit dapat ditandai dengan peningkatan atau
penurunan limfosit CD4 dibandingkan dengan kadar limfosit CD8.

Peningkatan jumlah CD4/Cd8 biasa terjadi pada :


• Sarkoidosis
• Penyakit Crohn
• Beberapa vaskulitis dan kolagenosis (misalnya granulomatosisn dengan
poliangiitis)

Penurunan jumlah CD4/CD8 sering terjadi pada :


• HIV
• Alveolitis alergi ekstrinsik
Natural Killer Sel T

1. Membagikan karakteristik sel pembunuh alami (NK) dan sel T


2. Mempunyai reseptor sel T
Limfosit B
• Bagian dari system kekebalan yang didapat
• Penanda permukaan penring : CD20
• Permukaan limfosit B mengandung reseptor sel B yang sangat spesifik untuk antigen
tertentu
• Fungsi :
Jika reseptor sel B naif disajikan dengan antigen, sel B diaktifkan dan bermigrasi ke pusat
germinal dari kelenjar getah bening/limpa. Penanganan lanjutan :
 Sel plasma : mensekresi immunoglobulin monoclonal, terutama IgM, tetapi juga IgA, IgE,
IgG, yang menargetkan antigen spesifik.
 Sel memori B : bertahan di organ limfoid sekunder
Reaktivasi oleh paparan kedua antigen yang sama  berkembang menjadi sel plasma 
mensekresi terutama IgG atau IgA
Aktivasi dipicu.
 Tergantung sel T (mekanisme utama) dengan presentasi antigen melalui MCH-II
 T sel independen (jarang, misalnya dipicu oleh polisakarida)
Agranulositosis
Definisi : tidak adanya granulosit (yaitu jumlah neutrophil absolut (ANC) nol), juga dapat digunakan
untuk merujuk pada neutropenia berat.

 Etiologi dan Patofisiologi


• Obat obatan – induksi agranulositosi (70% kasus) :
- mekanisme yang diperantai imun (reaksi hipersensitivitas tipe II)
- mekanisme toksisitas obat : kerusakan langsung pada precursor myeloid
a. MNEMONIK : Menyebabkan keruntuhan cukup besar untuk sel pertahanan (Clozapine,
Propylthiouracil, Methimazole, Carbamazepine, Ticlopidine, Dapson, Chloramphenicol)
b. Obat anti-tiroid : Propylthiouracil, Methimazole, Carbimazole, Thiamazole
c. Obat anti-inflamasi : Sulfasalazine, NSAID
d. Antibiotik : Trimetoprim-sulfametoksazol, Dapson
e. Obat anti-psikotik : Clozapine
f. Antikonvulsan : karbamazepin, valproate, fenitoin, etosuksimida
g. Obat kardiovaskular : antriaritmia (procainamide, flecainide), ticlopidine
h. Agen anti jamur : amfoterisin B, fluitosin
i. kemoterapi
• Agranulositosis yang tidak tergantung obat (~30% kasus)
1. Kelainan dan keganasan sumsum tulang : anemia aplastic, leukemia, sindrom
myelodysplastic, defisiensi vitamin B12, defisiensi folat
2. Penghancuran sel perifer : hipersplenisme, penyakit autoimun

• Gejala Klinis : trias stomatitis aphthous, sakit tenggorokan, dan demam

• Pengobatan (dari agranulositosis yang diinduksi obat) :


1. Penarikan agen yang melanggar
2. Pengobatan infeksi dengan antibiotic
3. G-CSF (injeksi filgratism) dapat dipertimbangkan

• Pencegahan
Pemantauan jumlah dan perbedaan sel darah putih setelah memulai konsumsi obat-obatan seperti
clozapine

Anda mungkin juga menyukai