COVID 19
Dr. Feni Fitriani Taufik, Sp.P(K)
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia
FAKTA ROKOK DI INDONESIA
▪ Indonesia merupakan negara dengan jumlah perokok terbanyak di
Asean --> 65,19 juta orang. Setara dengan 34% dari total
penduduk Indonesia pada 2016. (Southeast Asia Tobacco Control
Alliance = SEATCA)
▪ Prevalens perokok dewasa sebesar 27% penduduk = 65 juta orang
(WHO 2012)
▪ Prevalens perokok laki-laki 64,9% dan perempuan 2,1%.
(Riskesdas 2013)
▪ Jumlah perokok usia > 15 tahun : 23,21% (2020) dan 28,96%
(2021)
FAKTA ROKOK DI INDONESIA
▪ Sebanyak 19,2% pelajar, 38,3% anak laki-laki, dan 2,4% anak perempuan saat
ini menghisap rokok. Global Youth Tobacco Survey (GYTS) 2019
▪ Sebanyak 20% anak usia 13-15 tahun adalah perokok , 36% laki-laki dan 4%
perempuan. Global Youth Tobacco Survey (GYTS) 2014
▪ Dalam satu dekade terakhir (2007 – 2018) peningkatan jumlah perokok
pemula sebesar 240% persen, dari 9,6 % tahun 2007 menjadi 23,1 % tahun
2018. Sementara target tahun 2019 5,4%, target 2024 turun menjadi 8,7%
▪ Berdasarkan data Global Youth Tobacco Survey 2019, sebanyak 19,20%
pelajar adalah perokok aktif, dan sebanyak 65,2% pelajar melihat iklan rokok
di tempat penjualan
PERSENTASE UMUR MULAI MEROKOK PADA
LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DI INDONESIA
6
TEORI : Mengapa sulit berhenti merokok?
MULTIDIMENTIONAL
Physiology
- Adiksi Nicotine
- Efek Withdrawal
Psychological
- Perilaku
- Lingkungan
1. Caggiula AR et al. Psychol Behavior. 2002;77:683–687
2. http://www.tobaccodependence.org/rationale
3. http://www.thestopsmokingguide.com/chapters/cigaretteAddiction.php
SARS COV-2 DAN ACE 2
SARS CoV-2 (virus penyebab COVID 19) Angiotensin-converting enzyme-2 (ACE2)
https://www.mdpi.com/2077-0383/9/3/841/htm
FENOMENA LONG COVID-19
▪ Pasien Covid-19 seharusnya mengalami Batuk,
recovery setelah 2-6 minggu. Fatigue kongesti, sesak
▪ Pada beberapa orang, beberapa gejala dapat napas
bertahan atau muncul Kembali setelah
berminggu- minggu hingga berbulan- bulan Sakit kepala,
setelah pulih. Anosmia,
nyeri-nyeri
ageusia
▪ Sebagian besar pasien tergolong ke dalam badan
gejala yang ringan hingga moderate.
▪ 10-15% 🡺 berprogresi menjadi gejala yang Nyeri abdomen
berat dan sekitar 5% menjadi critical illness. Diare, mual
dan nyeri dada
▪ Faktor risiko: hipertensi, obesitas, kondisi
kesehatan mental.
Confusion
World Health Organization. Long-term Effects of Covid-19. Geneva: World Health Organization; 2020
ROKOK DAN COVID-19
▪ Merokok merusak sistem imun dan menyebabkan perokok
menjadi lebih rentan terkena penyakit infeksi.
▪ Perokok 2 x lipat lebih mudah tertular penyakit influenza,
memiliki gejala yang lebih berat, dan memiliki mortalitas
lebih tinggi pada wabah MERS-CoV.
▪ Pandemi COVID-19
⮚ stres dan perburukan kesehatan mental
⮚ faktor predisposisi peningkatan kuantitas, frekuensi, dan
kekambuhan merokok.
ROKOK DAN COVID-19
▪ Kebiasaan merokok meningkatkan jumlah reseptor ACE 2, reseptor terhadap
SARS.
▪ Paru seorang perokok mengandung 40% -50% reseptor ACE2 lebih banyak
dibanding bukan perokok.
▪ Terdapat peningkatan yang bermakna terhadap ekspresi Gen ACE2 pada perokok
dibandingkan bukan perokok.1
▪ Bekas perokok memiliki kadar ACE yang lebih rendah (30%) dibandingkan
perokok aktif. 🡪 Berhenti merokok dapat mengurangi risiko terkena Covid 19.2
▪ Perokok dan Vaper juga rentan terhadap Covid 19, penting untuk segera berhenti.3
1. https://www.preprints.org/manuscript/202002.0051/v1
2. https://www.livescience.com/coronavirus-covid-19-risk-and-smoking.html
3. Layne, N. Smoking or Vaping Increases Risks for Those with Coronavirus: NYC Mayor. 2020. Available online: https://www.reuters.com/article/us-
health-coronavirus-usa-vaping-idUSKBN20V0Z0
▪ Terdapat hubungan merokok dengan Covid 19 --> Odds Ratio 2,25
https://www.medrxiv.org/content/10.1101/2020.04.13.20063669v1.full.pdf
META ANALISIS : HUBUNGAN ROKOK
DENGAN COVID 19
▪ Penelitian meta analisis terhadap 12 hasil penelitian
▪ Jumlah Pasien positive Covid-19 : 9.025 orang
▪ 878 orang (9,7%) mengalami sakit
▪ 495 orang (5,5%) memiliki riwayat merokok
https://www.medrxiv.org/content/10.1101/2020.04.13.20063669v1.full.pdf
ROKOK DAN COVID 19
▪ Kontak dari tangan ke mulut merupakan jalan masuk virus penyebab
Covid 19, sama halnya dengan vaping dan shisha.
▪ Dari 1.099 pasien Covid 19, 12,4% adalah perokok 🡪 meninggal, ICU
dan ventilasi mekanis.
https://www.sciencedaily.com/releases/2021/01/210106095322.htm
STRATEGI BERHENTI
MEROKOK
▪ Tanamkan Niat untuk berhenti
▪ Tentukan tanggal berhenti merokok
▪ Cara berhenti : seketika, mengurangi bertahap dan menunda waktu merokok
▪ Minta dukungan orang terdekat
▪ Minta bantuan tenaga kesehatan yang terlatih
▪ Tetap mencoba demi kesehatan di masa yang akan datang
▪ Gunakan fasilitas yang tersedia : Fasyankes, Quitline berhenti merokok 0800-177-6565 (bebas
pulsa), tenaga medis profesional
KESIMPULAN
▪ Kebiasaan merokok secara umum menurunkan fungsi pertahanan saluran
napas dan paru.
▪ Merokok meningkatkan risiko terkena berbagai penyakit akibat rokok dan
infeksi paru yang berat.
▪ Merokok meningkatkan risiko terinfeksi COVID-19, memperberat infeksi
COVID-19 dan meningkatkan risiko kematian COVID-19.
KESIMPULAN
▪ Merokok meningkatkan risiko terinfeksi COVID-19 dengan cara :
▪ Merokok menyebabkan gangguan pada sistem imunitas
▪ Merokok meningkatkan regulasi reseptor ACE2
▪ Merokok menyebabkan terjadinya komorbid
▪ Aktivitas merokok meningkatkan transmisi virus ketubuh melalui media
tangan yang sering memegang area mulut saat merokok.
▪ Berhenti merokok adalah salah satu cara dalam mencegah mengalami Covid
19.
▪ Kita bersama bisa berhenti merokok dan menghadapi pandemic Covid 19
dengan berperan sesuai potensi masing-masing.
TERIMA KASIH