Anda di halaman 1dari 27

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,

RISET, DAN TEKNOLOGI

Perencanaan Berbasis Data


Satuan Pendidikan
Profil Pendidikan untuk peningkatan mutu pendidikan

Jakarta, Maret 2022


Pokok Bahasan

1▪ Pendahuluan - Merdeka Belajar dan Perencanaan Berbasis Data

2▪ Konsep Perencanaan Berbasis Data

3▪ Profil dan Platform Rapor Pendidikan

4▪ Mekanisme Perencanaan Berbasis Data di Satuan Pendidikan

5▪ Monitoring dan Evaluasi

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI 2


Profil dan Platform Rapor Pendidikan

Dalam sesi ini diharapkan peserta dapat:

1▪ Memahami definisi, kerangka dan struktur Profil Pendidikan

2▪ Memahami arti indikator dalam Profil Pendidikan

3▪ Mengakses dan menggunakan platform Rapor Pendidikan

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI 3


Evaluasi Sistem Pendidikan diatur dalam PP Nomor 57 tahun 2021

Hasil Evaluasi Sistem Pendidikan menjadi dasar Kemedikbudristek menetapkan Profil Pendidikan.
Hal ini diatur dalam PP Nomor 57 tahun 2021
BAB V tentang Evaluasi
Bagian ketiga tentang Evaluasi Sistem Pendidikan
Pasl 43 sampai dengan pasal 49

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI 4


Profil Pendidikan merupakan laporan komprehensif tentang layanan pendidikan
PAUD Dikdasmen berdasarkan hasil evaluasi sistem pendidikan
Sumber data Laporan Evaluasi Bentuk evaluasi
Platform Rapor Pendidikan Evaluasi diri internal
Asesmen Nasional
(AKM, Survei Karakter, & Evaluasi diri sekolah RKAS
Survei Lingkungan Belajar) PROFIL (mandiri, bagian siklus perencanaan)

Dapodik Profil Satuan Pendidikan


Profil Pendidikan Daerah Evaluasi diri Pemda RKPD
(mandiri, bagian siklus perencanaan)
EMIS & Simpatika (isi komprehensif, bersifat diagnostik)

Evaluasi eksternal
Platform digital
guru dan kepala sekolah Evaluasi
RAPOR Pendidikan Daerah SPM
Tracer Study SMK
Rapor Satuan Pendidikan (re)akreditasi sekolah
oleh BAN (visitasi hanya pada sekolah
Rapor Pendidikan Daerah Akredi
Data GTK dengan kriteria tertentu)
tasi
(bagian dari indikator Profil Pendidikan) Insentif kinerja sekolah
BAN PAUD, BPS, dst. dari Kemendikbud

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI 5


Hubungan Profil Pendidikan, Rapor Pendidikan, dan Platform Rapor Pendidikan

Profil Pendidikan adalah


laporan komprehensif hasil Evaluasi Sistem Pendidikan yang digunakan untuk evaluasi
internal daerah dan satuan pendidikan dalam rangka peningkatan mutu pendidikan
berkesinambungan

Rapor Pendidikan* adalah


bagian dari Profil Pendidikan dengan indikator tertentu yang ditetapkan oleh
Kemendikbudristek. Rapor pendidikan digunakan untuk evaluasi eksternal untuk menilai
kinerja daerah (SPM), akreditasi satuan pendidikan, dan dasar insentif bagi daerah dan satuan
pendidikan yang berkinerja baik

Platform Rapor Pendidikan adalah


aplikasi berbasis web yang menampilkan informasi Profil Pendidikan. Platform Rapor
Pendidikan dapat diakses oleh pengguna yang memiliki akun belajar sesuai dengan
kewenangannya
* Rapor pendidikan akan ditetapkan di tahun 2023, setelah terdapat data minimal 2 tahun berjalan

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI 6


Profil Pendidikan valid untuk digunakan sebagai bahan untuk perencanaan

Profil Pendidikan telah melalui proses simulasi, uji coba disusun oleh berbagai pakar
pendidikan
PENYIAPAN PENGEMBANGAN
KONSEP & REGULASI UJICOBA DAN PERAKITAN
INSTRUMEN INSTRUMEN
Kemendikbudristek, Pusmendik, warga sekolah,
Pusmendik, Pusmendik, Guru,
Praktisi dan dinas, konsultan nasional
Perguruan Tinggi, dan Perguruan
Komunitas/Penggiat dan internasional (ETS,
Pendidikan guru, dan praktisi Tinggi ACARA, INOVASI, ACER)

Pelaksanaan Asesmen Nasional (AN) sangat masif dan melibatkan seluruh elemen
pendidikan yang ada

266.706 3.145.230 6.507.864


Sekolah dan Madrasah Guru Siswa
SD / sederajat SMP/ sederajat

SMA / sederajat SMK / sederajat

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI 7


Profil Pendidikan merupakan laporan hasil evaluasi layanan pendidikan sebagai
penyempurnaan rapor mutu sebelumnya
Profil Pendidikan menjadi:

01 Single source of data sebagai dasar analisis, perencanaan, dan


tindak lanjut peningkatan kualitas pendidikan

02 Alat ukur yang berorientasi pada mutu dan pemerataan hasil


belajar (output)

03 Instrumen pengukuran untuk evaluasi sistem pendidikan secara


keseluruhan baik untuk evaluasi internal maupun eksternal

Profil pendidikan menjadi sumber data untuk perencanaan di


04 tingkat satuan pendidikan dan perencanaan di tingkat
pemerintah daerah
Instrumen yang meringankan beban administrasi satuan
05 pendidikan dengan mengurangi aplikasi beragam dalam proses
evaluasi internal dan eksternal
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI 8
Profil Pendidikan disusun dalam model kerangka penilaian output, proses dan
input yang selaras dengan SNP

8 STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN


2. Standar Isi 5. Standar Pengelolaan
1. Standar Kompetensi 3. Standar Proses 6. Standar PTK
Lulusan 4. Standar Penilaian 7. Standar Pembiayaan
5. Standar Pengelolaan 8. Standar Sarpras

PROFIL PENDIDIKAN

C.Kompetensi dan kinerja


A.Capaian hasil belajar PTK
D.Mutu dan relevansi
B.Pemerataan pendidikan E.Pengelolaan sekolah yang
pembelajaran
yang bermutu partisipatif, transparan,
dan akuntabel*

OUTPUT PROSES INPUT

*untuk PAUD, beberapa indikator di


dimensi E juga merupakan proses.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI 9
Setiap dimensi terdiri dari indikator yang tersusun dalam pohon indikator
Tiap dimensi terdiri dari beberapa indikator level 1. Indikator level 1 terdiri dari beberapa indikator level 2, dan
indikator level 2 terdiri dari beberapa indikator level 3 yang disebut dengan pohon indikator. Beberapa
indikator level 2 tidak memiliki indikator level 3, dan beberapa indikator level 1 tidak memiliki indikator level 2.

Dimensi

Indikator
level 1

Indikator
level 2

Indikator
level 3

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI 10


Beberapa miskonsepsi tentang Perencanaan Berbasis Data
Miskonsepsi tentang PBD Konsep PBD
Rapor Pendidikan tidak sama dengan rapor siswa.
Rapor Pendidikan mengevaluasi layanan
Rapor Pendidikan sama dengan pendidikan di sekolah dan daerah yang
rapor siswa diterbitkan oleh Kemdikbudristek.
Rapor siswa diterbitkan oleh sekolah untuk
menilai capaian hasil belajar siswa.

Mutu pendidikan dinilai dari Mutu pendidikan dinilai dari kemampuan hasil
kondisi sekolah, kelengkapan belajar siswa, berupa kemampuan kognitif dan non
sarpras dan media ajar, serta kognitif serta lingkungan belajar yang aman,
prestasi siswa dalam perlombaan nyaman, dan inklusif

Profil pendidikan bertujuan untuk memotret mutu


Apabila hasil profil pendidikan
pendidikan untuk dilakukan perbaikan
banyak yang kurang baik saya
berkelanjutan sehingga mutu pendidikan dapat
akan di ‘cap jelek’ dan di ‘hukum’
meningkat, bukan untuk alat ‘menghukum’.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI 11


KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,
RISET, DAN TEKNOLOGI

Profil Pendidikan
Dasar dan Menengah
Struktur Profil Pendidikan Pendidikan Dasar Menengah dan SMK

Output Proses Input


Kualitas Capaian Pembelajaran Kualitas Proses Belajar Kualitas Sumber Daya Manusia
Siswa Siswa dan Sekolah

Pengelolaan
Mutu dan Mutu dan sekolah yang
relevansi hasil relevansi partisipatif,
belajar murid pembelajaran transparan, dan
akuntabel
Pemerataan
Kompetensi dan
pendidikan yang
kinerja PTK
Dimensi A bermutu
Dimensi D Dimensi E

Dimensi B Dimensi C

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI 13


Dimensi A Jenjang Dasmen - Mutu dan Relevansi Hasil Belajar Murid
Setiap warga negara berhak mendapatkan layanan pendidikan yang berkualitas. Berkualitas dalam
konteks ini bermakna bahwa proses pendidikan harus mampu meningkatkan hasil belajar berupa
kompetensi kognitif maupun non kognitif.
Kompetensi kognitif diukur dari kecakapan literasi dan numerasi yang merupakan modal dasar individu
untuk mengakses pendidikan dan memungkinkan untuk mengarungi kehidupan sosial, ekonomi, bahkan
politik.
Kompetensi non kognitif diukur dari karakter atau perilaku, yatu perilaku sesuai prinsip-prinsip Pancasila.

Kemampuan
literasi
Kompetensi
kognitif
Kemampuan
numerasi
Pendidikan Meningkatkan
Berkualitas hasil belajar

Kompetensi Karakter /
non kognitif perilaku

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI 14


Karakter dirumuskan sebagai Profil Pelajar Pancasila yang terdiri dari 6 elemen
utama (1/2)
akhlak pada

manusia alam bernegara

1.Toleransi agama 1.Perasaan 1.Minat dan


2.Toleransi budaya terkoneksi dan kepedulian pada
1. Beriman, bertakwa kepada 3.Toleransi gender menjadi bagian komunitas
Tuhan YME dan berakhlak mulia 4.Kesetaraan dari alam sekolah
agama 2.Minat terhadap 2.Kontribusi pada
5.Kesetaraan pelestarian alam penyelesaian isu-
budaya 3.Berpartisipasi isu komunita
6.Kesetaraan dalam aktivitas sekolah
gender pelestarian alam

Kepedulian Berpartisipasi Perilaku berbagi

2. Gotong royong pada isu sosial dan dalam aktivitas dalam


lingkungan sosial memanfaatkan
fasilitas bersama

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI 15


Karakter dirumuskan sebagai Profil Pelajar Pancasila yang terdiri dari 6 elemen
utama (2/2)

Senang berpikir Menerapkan ide baru Membuat karya-karya


3. Kreatif berbeda dalam memecahkan baru
masalah

Penelusuran informasi Analisis dan mencari Refleksi etis dalam


informasi pengambilan
4. Bernalar kritis keputusan

Minat terhadap budaya dari Kepedulian pada isu-isu global


5. Berkebhinekaan global berbagai negara

Melakukan perencanaan secara Pengelolaan emosi dan


6. Mandiri reflektif pengendalian diri

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI 16


Khusus untuk jenjang SMK, kualitas hasil belajar diukur dari relevansi hasil
belajar murid berupa penyerapan, pendapatan dan kompetensi lulusan
1.Kuliah
2.Bekerja
Penyerapan 3.Wirausaha
lulusan 4.Kesesuaian bidang
kerja
5.Masa tunggu

1.Kuliah (part time)


Pendapatan
2.Bekerja
lulusan
3.Wirausaha

1.Lulusan dengan
sertifikasi keahlian
Kompetensi
2.Kepuasan dunia kerja
lulusan
terhadap budaya kerja
lulusan

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI 17


Dimensi B jenjang Dikdasmen - Pemerataan Pendidikan yang Bermutu
Selain peningkatan mutu pendidikan, ukuran luaran yang lain adalah pemerataan layanan pendidikan
yang bermutu. Ukuran pemerataan pendidikan yang bermutu adalah sebagai berikut:

Kemampuan
literasi Kesenjangan antara kelompok:
Kesenjangan Kemampuan 1.Gender
hasil belajar numerasi 2.Sosial ekonomi status
Karakter / 3.Wilayah
perilaku

Pemerataan
SD/MI/Paket
A/SDLB APS antara:
Angka
Partisipasi SMP/MTS/Paket 1.Perquantile status sosial ekonomi
Kasar dan B/SMPLB
2.Gender
Sekolah SMA/K/MA/ 3.Murid disabilitas
MAK/Paket
C/SMALB

Angka partisipasi adalah indikator khusus untuk daerah


KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI 18
Indikator dimensi C jenjang Dikdasmen - Kompetensi dan Kinerja PTK
● Kompetensi guru dalam menguasai keterampilan pedagogik, materi ajar, dan cara mengajarkan materi,
dan kinerja berdampak pada proses pembelajaran yang berkualitas yang mempengaruhi hasil belajar
siswa.
● Indikator yang diukur untuk memotret hal diatas adalah sertifikasi pendidik, pelatihan, PGP, ijazah, nilai uji
kompetensi guru, dan tingkat kehadiran guru.
● Selain itu bagi kinerja daerah, diukur tingkat pemerataan distribusi guru dan pemenuhan kebutuhan guru.

Input Proses Output

Kompetensi Kualitas Hasil Belajar


Guru pembelajaran Murid

● Sertifikasi pendidik
● Sertifikasi pelatihan
● Sertifikasi guru penggerak
● Ijazah
● Nilai UKG
● Tingkat kehadiran

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI 19


Dimensi C, D dan E merupakan kelompok indikator proses dan input yang
berkontribusi terhadap hasil belajar siswa (output)

C.Kompetensi dan kinerja


A.Capaian hasil belajar GTK
D.Mutu dan relevansi
B.Pemerataan pendidikan E.Pengelolaan sekolah yang
pembelajaran
yang bermutu partisipatif, transparan,
dan akuntabel
Output Proses Input

Berdasarkan literatur ilmiah tentang efektivitas pengajaran dan efektivitas sekolah, sekolah yang baik adalah
sekolah yang efektif memfasilitasi belajar siswa. Terdapat tujuh komponen yang diasumsikan dapat mempengaruhi
hasil belajar siswa:
1.Proses pembelajaran yang berkualitas
2.Guru-guru yang secara konsisten melakukan refleksi dan memperbaiki praktik pengajarannya
3.Kepala sekolah yang menerapkan visi, kebijakan, dan program yang berfokus pada kualitas pembelajaran
4.Iklim sekolah yang aman
5.Iklim sekolah yang inklusif
6.Kompetensi guru dalam menguasai keterampilan pedagogik, materi ajar, dan cara mengajarkan materi tsb
7.Latar belakang sosial-ekonomi siswa, seperti tingkat pendidikan orang tua dan fasilitas belajar yang tersedia di
rumah.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI 20


Indikator dimensi D jenjang Dikdasmen - Mutu dan Relevansi Pembelajaran (1/4)

Pengalaman siswa di kelas adalah penentu utama hasil belajar siswa. Hal ini dapat dipotret dari kualitas
praktik pembelajaran yang digunakan oleh guru. Praktik pembelajaran yang baik harus memfasilitasi tiga
fungsi dasar, yaitu mengelola perilaku, memotivasi murid, dan membantu murid membangun
pengetahuan baru.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI 21


Indikator dimensi D jenjang Dikdasmen - Mutu dan Relevansi Pembelajaran (2/4)
Kualitas pembelajaran ditentukan oleh beberapa faktor utama, yaitu:
1. Kompetensi guru (dimensi C,)
2. Praktik reflektif dan perbaikan praktik pembelajaran yang dilakukan guru

Terlepas dari kompetensinya, seorang guru dapat terus memperbaiki kualitas pembelajarannya dengan
cara:
a. Merefleksikan praktik yang biasa digunakannya,
b. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tentang pembelajaran baik secara individual maupun
kolaboratif, dan
c. Mencoba menerapkan gagasan-gagasan baru dalam praktik pembelajaran

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI 22


Indikator dimensi D jenjang Dikdasmen - Mutu dan Relevansi Pembelajaran (3/4)
Kualitas pembelajaran tidak hanya ditentukan oleh refleksi dan tindakan guru sebagai individu, tetapi juga
oleh lingkungan sekolah secara lebih luas.
Agar dapat melakukan refleksi dan memperbaiki praktik pembelajarannya, guru perlu didukung oleh
program dan kebijakan sekolah yang tepat.
Hal ini mencakup program dan kebijakan terkait perumusan dan komunikasi visi-misi sekolah, pengelolaan
kurikulum sekolah, dan penyediaan sumber daya pendukung (seperti waktu untuk melakukan refleksi)

Selain itu, keberhasilan kepala sekolah dalam merancang dan menerapkan program dan kebijakan
pembelajaran mencerminkan kinerjanya sebagai pemimpin instruksional. Kinerja ini dipengaruhi
oleh kompetensi yang dimiliki oleh kepala sekolah

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI 23


Indikator dimensi D jenjang Dikdasmen - Mutu dan Relevansi Pembelajaran (4/4)

Selain dipengaruhi oleh praktik pembelajaran, pengalaman belajar siswa juga dipengaruhi oleh iklim sosial
di sekolah. Siswa yang merasa tidak aman di sekolah - misalnya karena mengalami perundungan atau
hukuman fisik - akan kesulitan mengikuti pelajaran. Demikian juga dengan siswa yang dikucilkan atau
mengalami diskriminasi karena identitas agama, etnis, kelompok sosial, atau kondisi fisiknya.

Iklim Sekolah (keamanan dan inklusivitas)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI 24


Indikator dimensi E jenjang Dikdasmen - Pengelolaan Sekolah yang Partisipatif,
Transparan, dan Akuntabel

Untuk keperluan akreditasi dan memeriksa akuntabilitas dan transparansi pengelolaan sekolah, perlu diukur
aspek-aspek administrasi, perencanaan, dan pemanfaatan anggaran sekolah.
Pemanfaatan anggaran sekolah dapat dilihat apakah digunakan untuk pengadaan fasilitas sekolah yang
mendukung proses belajar, untuk peningkatan mutu.

Pengelolaan sekolah yang Fasilitas sekolah yang


partisipatif, transparan dan mendukung proses
akuntabel belajar (dimensi B)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI 25


Indikator DASMEN
Dimensi Indikator Level 1
1. Kemampuan literasi 4. Penyerapan Lulusan
A.Mutu dan relevansi 2. Kemampuan numerasi 5. Pendapatan Lulusan
hasil belajar 3. Karakter 6. Kompetensi Lulusan

B.Pemerataan 1. Kesenjangan literasi 4. APK SD/MI/Paket A/SDLB 7. APS SMP/MTS/Paket B/SMPLB


pendidikan yang 2. Kesenjangan numerasi 5. APS SD/MI/Paket A/SDLB 8. APK SMA/K/MA/Paket C/SMALB
bermutu 3. Kesenjangan karakter 6. APK SMP/MTS/Paket B/SMPLB 9. APS SMA/K/MA/Paket C/SMALB

1. Proporsi GTK bersertifikat 4. Kualitas GTK penggerak 7. Indeks distribusi guru


C.Kompetensi dan
2. Proporsi GTK penggerak 5. Nilai UKG 8. Pemenuhan Kebutuhan Guru
Kinerja GTK 3. Pengalaman pelatihan guru 6. Kehadiran guru di kelas 9. Proporsi GTK di SMK yang bersertifikat kompetensi

1. Kualitas pembelajaran 10.Iklim inklusivitas


2. Refleksi dan perbaikan pembelajaran oleh guru 11.Kesenjangan Iklim inklusivitas
3. Kepemimpinan instruksional 12.Kesenjangan fasilitas sekolah antar wilayah
4. Iklim keamanan sekolah 13.Kesenjangan kebersihan sekolah (termasuk
D.Mutu dan Relevansi 5. Kesenjangan iklim keamanan sekolah sanitasi) antar wilayah
Pembelajaran 6. Iklim kesetaraan gender 14.Kesenjangan bahan dan fasilitas belajar literasi
7. Kesenjangan Iklim kesetaraan gender 15.Kesenjangan akses dan fasilitas belajar daring
8. Iklim kebinekaan 16.Pemanfaatan TIK untuk pembelajaran
9. Kesenjangan Iklim kebinekaan 17.Link and match dengan Dunia Kerja

E.Pengelolaan
sekolah yang 1. Partisipasi warga sekolah
3. Pemanfaatan TIK untuk pengelolaan anggaran
Partisipatif, 2. Proporsi pemanfaatan sumber daya sekolah untuk
4. Proporsi pemanfaatan APBD untuk pendidikan
Transparan, dan peningkatan mutu
Akuntabel

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI 26


Satuan pendidikan dasar dan menengah yang berkualitas adalah yang hasil
belajar muridnya melebihi level yang diharapkan dan merata

● Seluruh GTK bersertifikat pendidik ● Peserta didik merasa aman dan


● Guru mengikuti pelatihan sesuai kebutuhan nyaman (secara fisik dan psikologis)
● Melakukan pengimbasan ● Satuan pendidikan menerima
perbedaan dan keberagaman

Kompetensi guru dan ● Memiliki kompetensi literasi,


Lingkungan Belajar
kepala sekolah numerasi, dan karakter melebihi
(dimensi D)
(dimensi C) level yang diharapkan
● Hasil belajar merata untuk semua
kelompok gender, sosial ekonomi

Tata kelola dan


Kualitas Proses
perbaikan Hasil belajar murid
Pembelajaran
pembelajaran (dimensi A dan B)
(dimensi D)
(dimensi E)
27
● Menyusun perencanaan, anggaran, ● Berpusat pada peserta didik
● Suasana kelas kondusif untuk pembelajaran
dan kebijakan berbasis data
● Refleksi dan perbaikan pembelajaran ● Penerapan disiplin positif
● Peserta didik merasa kompeten dan dihargai
sebagai bagian dari kelas
● Mendukung siswa membangun pemahaman baru
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI

Anda mungkin juga menyukai