5 Standar Pengelolaan
B. Pemerataan pendidikan yang E. Pengelolaan satuan pendidikan yang partisipatif, transparan dan akuntabel
bermutu
➔ Indikator dalam dimensi A (Capaian Perkembangan Anak) belum ada di tahun 2023. Kemendikbudristek mengikuti mekanisme pengukuran yang
disepakati lintas sektor.
➔ Satuan PAUD menggunakan indikator dalam dimensi D dan E untuk proses perencanaan lewat instrumen evaluasi diri yang belum terintegrasi dengan rapor
pendidikan. Indikator dalam dimensi C belum tersedia untuk satuan PAUD di tahun 2022.
➔ Pemerintah daerah menggunakan indikator dalam dimensi B dan C untuk proses perencanaannya. Indikator D dan E belum tersedia untuk pemerintah
daerah.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
Indikator PAUD untuk area Proses terdiri dari dimensi D dan E
Indeks ketersediaan sarana prasarana esensial Indeks kemitraan dengan orang tua/wali untuk
kesinambungan stimulasi di satuan dan di rumah
Kualitas Pengelolaan
E.
Satuan
Proses
0,00 100,00
0,00 100,00
Indikator Level 2
0,00 100,00
C.3.1 Kepala Satuan Jumlah Kepala Satuan yang Proporsi Kepala Satuan Proporsi Kepala Proporsi Kepala
berijazah S1/D4 terdaftar di satuan PAUD yang yang memiliki ijazah Satuan yang memiliki Satuan yang memiliki
memiliki ijazah S1/D4 dibagi S1/D4 relatif tinggi. ijazah S1/D4 relatif ijazah S1/D4 relatif
dengan total Kepala Satuan di sedang. rendah.
seluruh satuan PAUD formal
maupun nonformal. (67,01 - 100,00) (34,00 - 67,00) (0,00 - 33,99)
C.3.2 Kepala Satuan Jumlah Kepala Satuan yang Proporsi Kepala Satuan Proporsi Kepala Proporsi Kepala
berijazah S2 terdaftar di satuan PAUD yang yang memiliki ijazah S2 Satuan yang memiliki Satuan yang memiliki
memiliki ijazah S2 dibagi dengan relatif tinggi. ijazah S2 relatif ijazah S2 relatif
total Kepala Satuan di seluruh sedang. rendah.
satuan PAUD formal maupun
nonformal. (7,01 - 100,00) (3,00 - 7,00) (0,00 - 2,99)
C.3.3 Kepala Satuan Jumlah Kepala Satuan yang Proporsi Kepala Satuan Proporsi Kepala Proporsi Kepala
berijazah S3 terdaftar di satuan PAUD yang yang memiliki ijazah S3 Satuan yang memiliki Satuan yang memiliki
memiliki ijazah S2 dibagi dengan relatif tinggi. ijazah S3 relatif ijazah S3 relatif
total Kepala Satuan di seluruh sedang. rendah.
satuan PAUD formal maupun
nonformal. (5,01 - 100.00) (1,00 - 5,00) (0.00 - 0,99)
0,00 100,00
Label Capaian
Nama Indikator Definisi
Baik Sedang Kurang
C.4.1 Pendidik Jumlah pendidik yang terdaftar di Kinerja daerah sangat Kinerja daerah cukup Kinerja daerah masih
bersertifikat PPG satuan PAUD formal dan memiliki baik, karena jumlah baik, karena jumlah perlu penguatan,
sertifikat PPG dibagi dengan total pendidik bersertifikat PPG pendidik bersertifikat karena jumlah
pendidik yang terdaftar di satuan relatif banyak. PPG relatif sedang pendidik bersertifikat
formal yang ada di PPG relatif sedikit..
kota/kabupaten tersebut.
(67,01 - 100,00) (34,00 - 67,00) (0,00 - 33,99)
C.4.2 Kepala Satuan Jumlah Kepala Satuan yang Kinerja daerah sangat Kinerja daerah cukup Kinerja daerah masih
bersertifikat PPG terdaftar di satuan PAUD formal baik, karena jumlah baik, karena jumlah perlu penguatan,
dan memiliki sertifikat PPG dibagi Kepala Satuan Kepala Satuan karena jumlah Kepala
dengan total Kepala Satuan yang bersertifikat PPG relatif bersertifikat PPG Satuan bersertifikat
terdaftar di satuan formal yang banyak. relatif sedang. PPG relatif sedikit.
ada di kota/kabupaten tersebut.
(67,01 - 100,00) (34,00 - 67,00) (0,00 - 33,99)
0,00 100,00
C.5.1 Pendidik memiliki Jumlah pendidik yang belum Proporsi Pendidik Proporsi Pendidik Proporsi Pendidik
sertifikat diklat dasar memiliki ijazah S1/D4 atau sudah belum S1 atau S1 Non belum S1 atau S1 belum S1 atau S1
memiliki ijazah S1/D4 bukan di Linear yang memiliki Non Linear yang Non Linear yang
bidang PAUD, psikologi, atau sertifikat diklat memiliki sertifikat memiliki sertifikat
kependidikan lain yang relevan dan berjenjang tingkat diklat berjenjang diklat berjenjang
memiliki sertifikat diklat berjenjang dasar relatif tinggi. tingkat dasar relatif tingkat dasar masih
tingkat dasar dibagi dengan jumlah sedang. rendah.
pendidik yang belum memiliki ijazah
S1/D4 atau sudah memiliki ijazah
S1/D4 bukan di bidang PAUD,
psikologi, atau kependidikan lain
yang relevan di satuan PAUD formal (67,01 - 100,00) (34,00 - 67,00) (0,00 - 33,99)
maupun non formal.
C.5.4 Pendidik memiliki Jumlah pendidik yang memiliki Pendidik yang memiliki Pendidik yang Pendidik yang
sertifikat Pelatih sertifikat PCP di daerah. sertifikat pelatih diklat memiliki sertifikat memiliki sertifikat
berjenjang relatif tinggi. pelatih diklat pelatih diklat
berjenjang relatif berjenjang masih
sedang. rendah.
0,00 100,00
C.6.1 Pendidik Jumlah pendidik yang Mutu kinerja dan Mutu kinerja dan Mutu kinerja dan
berpartisipasi dalam terdaftar mengikuti Diklat kompetensi pendidik kompetensi pendidik kompetensi pendidik masih
Diklat Teknis mengenai Teknis ke-PAUD-an yang sangat baik, karena cukup baik, karena perlu penguatan, karena
ke-PAUD-an ada di platform Guru persentase pendidik persentase pendidik persentase pendidik yang
Belajar Guru Berbagi yang memiliki sertifikat yang memiliki sertifikat memiliki sertifikat Diklat
ditambah pelatihan luring, Diklat Teknis mengenai Diklat Teknis mengenai Teknis mengenai ke-PAUD-
dibagi dengan jumlah ke-PAUD-an relatif ke-PAUD-an relatif an relatif rendah.
pendidik di satuan PAUD tinggi. sedang.
formal maupun non
formal. (67,01 - 100,00) (34,00 - 67,00) (0,00 - 33,99)
C.6.2 Kepala Jumlah Kepala Satuan Mutu kinerja dan Mutu kinerja dan Mutu kinerja dan
Satuan/pengelola yang terdaftar mengikuti kompetensi Kepala kompetensi Kepala kompetensi Kepala Satuan
berpartisipasi dalam Diklat Teknis ke-PAUD-an Satuan sangat baik, Satuan cukup baik, masih perlu penguatan,
Diklat Teknis mengenai yang ada di platform Guru karena persentase karena persentase karena persentase Kepala
ke-PAUD-an Belajar Guru Berbagi Kepala Satuan yang Kepala Satuan yang Satuan yang memiliki
ditambah pelatihan luring, memiliki sertifikat Diklat memiliki sertifikat Diklat sertifikat Diklat Teknis
dibagi dengan jumlah Teknis mengenai ke- Teknis mengenai ke- mengenai ke-PAUD-an
Kepala Satuan PAUD PAUD-an relatif tinggi. PAUD-an relatif sedang. relatif rendah.
formal maupun non
formal. (67,01 - 100,00) (34,00 - 67,00)
(0,00 - 33,99)
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
C.7. Standar Kompetensi Pendidik
Indikator Level 1 Atribut/Label di tingkat Pemerintah Daerah
Label Capaian
Nama Indikator Definisi
Baik Sedang Kurang
C.7.1 Kompetensi Total nilai uji kompetensi Mutu kinerja dan Mutu kinerja dan Mutu kinerja dan
pedagogik pendidik dalam kompetensi pendidik kompetensi pendidik kompetensi pendidik masih
kompetensi pedagogik sangat baik, karena nilai cukup baik, karena nilai perlu penguatan, karena
dibagi total pendidik. rerata uji kompetensi rerata uji kompetensi nilai rerata uji kompetensi
pedagogik pendidik pedagogik pendidik pedagogik pendidik relatif
relatif tinggi. relatif sedang. rendah.
C.7.2 Kompetensi Total nilai uji kompetensi Mutu kinerja dan Mutu kinerja dan Mutu kinerja dan
profesional pendidik dalam kompetensi pendidik kompetensi pendidik kompetensi pendidik masih
kompetensi profesional sangat baik, karena nilai cukup baik, karena nilai perlu penguatan, karena
dibagi total pendidik. rerata uji kompetensi rerata uji kompetensi nilai rerata uji kompetensi
profesional pendidik profesional pendidik profesional pendidik relatif
relatif tinggi. relatif sedang. rendah.
0,00 100,00
C.8.1 Proporsi Guru Jumlah pendidik yang lulus Mutu kinerja dan Mutu kinerja dan Mutu kinerja dan kompetensi
Penggerak Program Guru Penggerak kompetensi pendidik kompetensi pendidik cukup pendidik masih perlu
dibagi total pendidik di sangat baik, karena jumlah baik, karena jumlah penguatan, karena jumlah
daerah. pendidik yang mengikuti pendidik yang mengikuti pendidik yang mengikuti
program Guru Penggerak program Guru Penggerak program Guru Penggerak relatif
relatif banyak. relatif sedang. sedikit.
C.8.2 Proporsi Kepala Jumlah lulusan program Mutu kinerja dan Mutu kinerja dan Mutu kinerja dan kompetensi
Satuan dan Pengawas Guru Penggerak di kompetensi pendidik kompetensi pendidik cukup pendidik masih perlu
Penggerak kota/kabupaten yang sangat baik, karena jumlah baik, karena jumlah lulusan penguatan, karena jumlah
diangkat menjadi Kepala lulusan program Guru program Guru Penggerak lulusan program Guru
Satuan dan Pengawas Penggerak yang diangkat yang diangkat menjadi Penggerak yang diangkat
dibagi jumlah lulusan menjadi Kepala Satuan Kepala Satuan dan menjadi Kepala Satuan dan
program Guru Penggerak di dan Pengawas relatif Pengawas relatif sedang. Pengawas relatif sedikit.
kota/kabupaten tersebut. banyak.
Catatan: proporsi ideal jumlah Pengawas / Penilik dengan jumlah satuan adalah 1:10 satuan
Mutu dan relevansi hasil Pemerataan pendidikan Mutu dan relevansi Pengelolaan sekolah yang Kompetensi dan kinerja
belajar murid yang bermutu pembelajaran partisipatif, transparan, PTK
dan akuntabel
Indikator level 1
Indikator Level 1
Dimensi
A. Mutu dan Relevansi Kemampuan literasi Indeks Karakter Pendapatan Lulusan SMK
Hasil Belajar
Kemampuan numerasi Penyerapan Lulusan SMK Kompetensi Lulusan SMK
Pemerataan
Output
APK SMP/MTS/Paket
B/SMPLB Hanya ada di level daerah Di level daerah dan satuan
pendidikan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi 30
Berikut indikator DASMEN level 1 untuk area Proses
Rentang Nilai Kemampuan Literasi (70,01% - 100,00%) (40,01% - 70,00%) (0,00% - 40,00%)
0,00 100,00
0,00 100,00
A.1.1. Kompetensi membaca teks informasi Kompetensi peserta didik dalam memahami, menggunakan, merefleksi,
dan mengevaluasi teks informasional (non-fiksi).
A.1.2. Kompetensi Membaca teks sastra Kompetensi peserta didik dalam memahami, menggunakan, merefleksi,
dan mengevaluasi teks fiksi.
A.1.3. Kompetensi mengakses dan menemukan isi teks (L1) Kompetensi peserta didik pada kemampuan menemukan,
mengidentifikasi, dan mendeskripsikan suatu ide atau informasi eksplisit
dalam teks informasional (non-fiksi) dan sastra.
A.1.4. Kompetensi menginterpretasi dan memahami isi teks Kompetensi peserta didik pada kemampuan membandingkan dan
(L2) mengkontraskan ide atau informasi dalam atau antar teks, membuat
kesimpulan, mengelompokkan, serta mengkombinasikan ide dan
informasi dalam teks atau antar teks informasional (non-fiksi) dan
sastra.
A.1.5. Kompetensi mengevaluasi dan merefleksikan isi teks Kompetensi peserta didik pada kemampuan menganalisis,
(L3) memprediksi, dan menilai konten, bahasa, dan unsur-unsur dalam teks
informasional (non-fiksi) dan sastra.
0,00 100,00
A.2.2. Kompetensi pada domain Aljabar Kompetensi peserta didik dalam berpikir menggunakan konsep, prosedur, fakta, dan alat
matematika pada konten aljabar untuk menyelesaikan masalah sehari-hari.
A.2.3. Kompetensi pada domain Geometri Kemampuan peserta didik dalam berpikir menggunakan konsep, prosedur, fakta, dan
alat matematika pada konten geometri untuk menyelesaikan masalah sehari-hari.
A.2.4. Kompetensi pada domain Data dan Kompetensi peserta didik dalam berpikir menggunakan konsep, prosedur, fakta, dan alat
Ketidakpastian matematika pada konten data dan ketidakpastian untuk menyelesaikan masalah sehari-
hari.
A.2.5. Kompetensi mengetahui (L1) Kompetensi peserta didik pada kemampuan memahami fakta, proses, konsep, dan
prosedur.
A.2.6. Kompetensi menerapkan (L2) Kompetensi peserta didik pada kemampuan menerapkan pengetahuan dan pemahaman
tentang fakta-fakta, relasi, proses, konsep, prosedur, dan metode pada konten bilangan
dengan konteks situasi nyata untuk menyelesaikan masalah atau menjawab pertanyaan.
A.2.7. Kompetensi menalar (L3) Kompetensi peserta didik pada kemampuan menganalisis data dan informasi, membuat
kesimpulan, dan memperluas pemahaman dalam situasi baru, meliputi situasi yang tidak
diketahui sebelumnya atau konteks yang lebih kompleks.
A.3.1 Beriman, Bertakwa Penerapan ajaran Peserta didik secara proaktif Peserta didik memiliki Peserta didik menyadari
kepada Tuhan yang Maha agama dan dan konsisten telah kesadaran akan pentingnya pentingnya berakhlak baik
Esa, dan Berakhlak Mulia kepercayaan dalam menerapkan perilaku yang berakhlak baik pada sesama pada sesama manusia,
kehidupan sehari-hari menunjukkan berakhlak baik manusia, alam, dan negara, alam, dan negara, namun
melalui perbuatan pada sesama manusia, alam, serta sudah menerapkannya belum sepenuhnya
pada manusia, alam, dan negara. dengan baik dalam kehidupan diterapkan dalam
dan negara. sehari-hari. kehidupan sehari-hari.
A.3.2 Gotong Royong Keinginan dan Peserta didik telah Peserta didik memiliki Peserta didik menyadari
pengalaman terlibat mengimplementasikan dan kesediaan dan kemauan pentingnya kontribusi
secara sukarela menggerakkan aktivitas berkontribusi dalam kegiatan dalam kegiatan yang
dalam kegiatan yang terkait kegiatan yang yang bertujuan memperbaiki bertujuan memperbaiki
menunjukkan bertujuan memperbaiki kondisi lingkungan fisik dan kondisi lingkungan fisik
kepedulian untuk kondisi lingkungan fisik dan sosial, serta sudah dan sosial, namun belum
kebaikan bersama. lingkungan sosial secara diimplementasikan dengan sepenuhnya
proaktif serta konsisten. baik dalam kehidupan sehari- diimplementasikan dalam
hari. kehidupan sehari-hari.
A.3.3 Kreativitas Kesenangan dan Peserta didik telah Peserta didik memiliki Peserta didik menyadari
pengalaman mengimplementasikan dan kesenangan dan pengalaman pentingnya berakhlak baik
menghasilkan hal menggerakkan aktivitas untuk menghasilkan pada sesama manusia,
yang baru dan terkait kegiatan yang pemikiran, gagasan, serta alam, dan negara, namun
berguna. menghasilkan pemikiran, karya yang baru dan berbeda, belum sepenuhnya
gagasan, serta karya yang serta sudah diterapkan dalam
baru dan berbeda secara rutin diimplementasikan secara kehidupan sehari-hari.
serta konsisten. optimal.
A.3.4 Nalar Kritis Kemauan dan Peserta didik secara rutin dan Peserta didik terbiasa untuk Peserta didik menyadari
kebiasaan mengambil konsisten telah menelusuri, menelusuri, menganalisis, dan pentingnya menelusuri,
keputusan secara menganalisis, dan mengevaluasi informasi, serta menganalisis, dan
logis berdasarkan mengevaluasi informasi, serta bertanggung jawab terhadap mengevaluasi informasi,
berbagai bukti dan bertanggung jawab terhadap keputusan yang dibuat. serta bertanggung jawab
sudut pandang yang keputusan yang dibuat. terhadap keputusan yang
beragam. dibuat, namun belum
sepenuhnya
diimplementasikan dalam
kehidupan sehari-hari.
(54,00-64,00)
(64,01-100,00) (0,00-54,00)
A.3.5 Kebinekaan global Ketertarikan terhadap Peserta didik secara rutin dan Peserta didik memiliki Peserta didik menyadari
budaya yang berbeda, konsisten menunjukkan ketertarikan terhadap adanya ketertarikan
kepedulian terhadap ketertarikan terhadap keragaman di berbagai terhadap keragaman di
isu-isu global, serta keragaman di berbagai negara serta memiliki berbagai negara serta
dukungan terhadap negara serta peduli terhadap kepedulian terhadap isu-isu pentingnya kepedulian
kesetaraan gender, isu-isu global. global, dan sudah diterapkan terhadap isu-isu global,
agama, dan budaya. dalam kehidupan sehari-hari. namun belum sepenuhnya
diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari.
A.3.6 Kemandirian Kemauan dan Peserta didik secara rutin dan Peserta didik terbiasa Peserta didik menyadari
kebiasaan mengelola konsisten mampu mengelola mengelola pikiran, perasaan, pentingnya mengelola
perasaan, pikiran, dan pikiran, perasaan, dan dan tindakan untuk mencapai pikiran, perasaan, dan
tindakan demi tindakan untuk mencapai tujuan belajar dalam tindakan untuk mencapai
mencapai tujuan tujuan belajar. kehidupan sehari-hari. tujuan belajar, namun
pembelajaran. belum sepenuhnya
diimplementasikan dalam
kehidupan sehari-hari.
0,00 100,00
A.4.4. Keselarasan Persentase lulusan SMK yang Persentase lulusan Persentase lulusan Persentase lulusan
bidang kerja bekerja dan/atau berwirausaha SMK yang memperoleh SMK yang SMK yang
sesuai dengan bidang keahlian pekerjaan pada bidang memperoleh memperoleh
dalam satu tahun setelah lulus. yang selaras dengan pekerjaan pada pekerjaan pada
latar belakang bidang bidang yang selaras bidang yang selaras
keahlian tinggi. dengan latar dengan latar
belakang bidang belakang bidang
keahlian menengah. keahlian rendah.
A.4.5. Masa tunggu Rerata masa tunggu yang Rerata masa tunggu Rerata masa Rerata masa tunggu
bekerja/wirausaha dibutuhkan oleh lulusan SMK lulusan SMK sebelum tunggu lulusan SMK lulusan SMK
untuk mendapatkan pekerjaan terserap oleh dunia sebelum terserap sebelum terserap
atau melakukan kegiatan kerja tidak lama. oleh dunia kerja oleh dunia kerja
wirausaha pertama kali sejak cukup lama. lama.
lulus.
(0,00-1,99) (2,00-3,99) (0,00-12,00)
A.6.1 Lulusan dengan Persentase lulusan SMK Persentase lulusan SMK Persentase lulusan Persentase lulusan
sertifikat kompetensi yang memiliki sertifikasi yang memiliki sertifikat SMK yang memiliki SMK yang memiliki
keahlian kompetensi dalam kompetensi memadai. sertifikat kompetensi sertifikat kompetensi
satu tahun setelah lulus. cukup. keahlian kurang.
A.6.2 Kepuasan dunia kerja Persentase lulusan yang Persentase lulusan yang Persentase lulusan Persentase lulusan
pada budaya kerja lulusan mendapatkan penilaian mendapatkan penilaian yang mendapatkan yang mendapatkan
budaya kerja minimal puas minimal puas dari DUDI penilaian minimal puas penilaian minimal
dari DUDI SMK. memadai. dari DUDI cukup cukup. puas dari DUDI
rendah.
B.1.1 Kesenjangan antar Perbedaan skor literasi peserta Tidak ada perbedaan Terdapat perbedaan Terdapat perbedaan
kelompok gender didik laki-laki dan perempuan. capaian literasi capaian literasi sangat tinggi pada capaian
berdasarkan kelompok berdasarkan kelompok literasi berdasarkan
gender. gender. kelompok gender.
B.1.2 Kesenjangan antar Perbedaan skor literasi peserta Tidak ada perbedaan Terdapat perbedaan Terdapat perbedaan
kelompok sosial ekonomi didik dari keluarga dengan capaian literasi capaian literasi sangat tinggi pada capaian
status status sosial ekonomi rendah berdasarkan kelompok berdasarkan kelompok literasi berdasarkan
dan peserta didik dari keluarga sosial ekonomi. sosial ekonomi. kelompok sosial ekonomi.
dengan status sosial ekonomi
tinggi. (0,00-1,49) (1,50-4,00) (4,01-100,00)
B.1.3 Kesenjangan antar Perbedaan skor literasi peserta Tidak ada perbedaan Terdapat perbedaan Terdapat perbedaan
wilayah didik bertempat tinggal di capaian literasi capaian literasi sangat tinggi pada capaian
perkotaan dan di perdesaan. berdasarkan wilayah berdasarkan wilayah literasi berdasarkan
urban dan rural. urban dan rural. wilayah urban dan rural.
B.2.1 Kesenjangan antar Perbedaan skor numerasi Tidak ada perbedaan Terdapat perbedaan Terdapat perbedaan sangat
kelompok gender peserta didik laki-laki dan capaian numerasi capaian numerasi tinggi pada capaian
perempuan. berdasarkan kelompok berdasarkan kelompok numerasi berdasarkan
gender. gender. kelompok gender.
B.2.2 Kesenjangan antar Perbedaan skor numerasi Tidak ada perbedaan Terdapat perbedaan Terdapat perbedaan sangat
kelompok sosial ekonomi peserta didik dari keluarga capaian numerasi capaian numerasi tinggi pada capaian
status dengan status sosial ekonomi berdasarkan kelompok berdasarkan kelompok numerasi berdasarkan
rendah dengan peserta didik sosial ekonomi. sosial ekonomi. kelompok sosial ekonomi.
dari keluarga dengan status
sosial ekonomi tinggi. (0,00-1,49) (1,50-4,00) (4,01-100,00)
B.2.3 Kesenjangan antar Perbedaan skor numerasi Tidak ada perbedaan Terdapat perbedaan Terdapat perbedaan sangat
wilayah peserta didik bertempat tinggal capaian numerasi capaian numerasi tinggi pada capaian
di perkotaan dan di perdesaan. berdasarkan wilayah berdasarkan wilayah urban numerasi berdasarkan
urban dan rural. dan rural. wilayah urban dan rural.
Label Capaian
Nama Indikator Definisi
Rendah Sedang Tinggi
B.3.1 Kesenjangan Perbedaan indeks karakter Tidak ada perbedaan Terdapat perbedaan Terdapat perbedaan sangat
antar kelompok gender berdasarkan gender pada hasil capaian karakter capaian karakter tinggi pada capaian
survei karakter. berdasarkan kelompok berdasarkan kelompok karakter berdasarkan
gender. gender. kelompok gender.
B.3.2 Kesenjangan Perbedaan indeks karakter Tidak ada perbedaan Terdapat perbedaan Terdapat perbedaan sangat
antar kelompok sosial berdasarkan status sosial capaian karakter capaian karakter tinggi pada capaian
ekonomi status ekonomi pada hasil survei berdasarkan kelompok berdasarkan kelompok karakter berdasarkan
karakter. sosial ekonomi. sosial ekonomi. kelompok sosial ekonomi.
B.3.3 Kesenjangan Perbedaan indeks karakter Tidak ada perbedaan Terdapat perbedaan Terdapat perbedaan sangat
antar wilayah berdasarkan wilayah pedesaan capaian karakter capaian karakter tinggi pada capaian
dan perkotaan pada hasil survei berdasarkan wilayah urban berdasarkan wilayah karakter berdasarkan
karakter. dan rural. urban dan rural. wilayah urban dan rural.
B.4.1 Kesenjangan APK Selisih dari APK jenjang SD Selisih antara APK jenjang Selisih antara APK jenjang Selisih antara APK
SD/MI/Paket A/SDLB sederajat di daerah dengan SD Sederajat SES rendah SD Sederajat laki-laki jenjang SD Sederajat
berdasarkan kuintil status status sosial ekonomi tinggi dengan SES tinggi dengan perempuan SES rendah dengan
sosial ekonomi dan APK jenjang SD sederajat seimbang. mendekati tidak SES tinggi mendekati
di daerah dengan status sosial seimbang. tidak seimbang.
ekonomi rendah.
(-5.00 - 5.00) (-10.00 atau 5.01 - (- 100.00 atau 10.01 - -
-5.01 atau 10.00) 10.01 atau 100.00)
B.4.2 APK SD/MI/Paket Selisih dari APK jenjang SD Selisih antara APK jenjang Selisih antara APK jenjang Selisih antara APK
A/SDLB berdasarkan sederajat di daerah dengan SD sederajat laki-laki SD sederajat laki-laki jenjang SD Sederajat
kelompok gender kriteria individu berjenis dengan perempuan dengan perempuan cukup laki-laki dengan
kelamin perempuan dengan seimbang. seimbang. perempuan mendekati
APK jenjang SD sederajat di tidak seimbang.
daerah dengan kriteria individu (-10.00 atau 5.01 -
berjenis kelamin laki-laki. (-5.00 - 5.00) -5.01 atau 10.00) (- 100.00 atau 10.01 - -
10.01 atau 100.00)
B.4.3 APS 7-12 murid Jumlah anak disabilitas yang Proporsi peserta didik Proporsi peserta didik Proporsi peserta didik
disabilitas bersekolah di jenjang SD disabilitas pada jenjang SD disabilitas pada jenjang disabilitas pada jenjang
sederajat dibagi jumlah anak sederajat terhadap SD sederajat terhadap SD sederajat terhadap
disabilitas usia 7 (tujuh) penduduk disabilitas penduduk disabilitas penduduk disabilitas
sampai dengan 12 (dua belas) kelompok usia 7-12 tahun kelompok usia 7-12 tahun kelompok usia 7-12
tahun pada daerah yang di suatu wilayah sangat di suatu wilayah cukup tahun di suatu wilayah
bersangkutan. tinggi. tinggi. kurang tinggi.
0,00 100,00
B.5.1 Kesenjangan APS 7- Selisih dari APS usia 7-12 di Selisih antara APS 7-12 Selisih antara APS 7-12 Selisih antara APS 7-12
12 berdasarkan kuintil daerah dengan status sosial sederajat SES rendah sederajat SES rendah sederajat SES rendah
status sosial ekonomi ekonomi tinggi dan APS usia dengan SES tinggi dengan SES tinggi cukup dengan SES tinggi
7-12 di daerah dengan status seimbang. seimbang. mendekati tidak
sosial ekonomi rendah. seimbang.
B.5.2 APS 7-12 Selisih dari APS usia 7-12 di Selisih antara APS 7-12 Selisih antara APS 7-12 Selisih antara APS 7-12
berdasarkan kelompok daerah dengan kriteria individu sederajat laki-laki dengan sederajat laki-laki dengan sederajat laki-laki
gender berjenis kelamin perempuan perempuan seimbang. perempuan cukup dengan perempuan
dengan APS usia 7-12 di seimbang. mendekati tidak
daerah dengan kriteria individu seimbang.
berjenis kelamin laki-laki.
(-5.00 - 5.00) (-10.00 atau 5.01 - (- 100.00 atau 10.01 - -
-5.01 atau 10.00) 10.01 atau 100.00)
B.5.3 APM SD/MI/Paket Jumlah anak disabilitas usia 7 Proporsi peserta didik Proporsi peserta didik Proporsi peserta didik
A/SDLB murid disabilitas (tujuh) sampai dengan 12 (dua disabilitas jenjang SD disabilitas jenjang SD disabilitas jenjang SD
belas) tahun yang sedang sederajat pada usia 7-12 sederajat pada usia 7-12 sederajat pada usia 7-12
belajar di satuan pendidikan tahun terhadap penduduk tahun terhadap penduduk tahun terhadap
jenjang SD sederajat dibagi disabilitas kelompok usia disabilitas kelompok usia penduduk disabilitas
dengan jumlah anak disabilitas 7-12 tahun di suatu 7-12 tahun di suatu kelompok usia 7-12
usia 7 (tujuh) sampai dengan wilayah sangat tinggi. wilayah cukup tinggi. tahun di suatu wilayah
12 (dua belas) tahun pada kurang tinggi.
daerah yang bersangkutan.
(95,00 - 100.00) (80,00 - 93,99) (0,00 - 79,99)
0,00 100,00
B.6.1 Kesenjangan APM Selisih dari APM jenjang SD Selisih antara APM jenjang Selisih antara APM Selisih antara APM
SD/MI/Paket A/SDLB sederajat di daerah dengan SD sederajat SES rendah jenjang SD sederajat SES jenjang SD Sederajat
berdasarkan kuintil status status sosial ekonomi tinggi dengan SES tinggi rendah dengan SES tinggi SES rendah dengan
sosial ekonomi dan APM jenjang SD sederajat seimbang. cukup seimbang. SES tinggi mendekati
di daerah dengan status sosial tidak seimbang.
ekonomi rendah.
(-5.00 - 5.00) (-10.00 atau 5.01 - (- 100.00 atau 10.01 - -
-5.01 atau 10.00) 10.01 atau 100.00)
B.6.2 APM SD/MI/Paket Selisih dari APM jenjang SD Selisih antara APM jenjang Selisih antara APM Selisih antara APM
A/SDLB berdasarkan sederajat di daerah dengan SD sederajat laki-laki jenjang SD sederajat laki- jenjang SD sederajat
kelompok gender kriteria individu berjenis dengan perempuan laki dengan perempuan laki-laki dengan
kelamin perempuan dengan seimbang. cukup seimbang. perempuan mendekati
APM jenjang SD sederajat di tidak seimbang.
daerah dengan kriteria individu (-10.00 atau 5.01 -
berjenis kelamin laki-laki. (-5.00 - 5.00) -5.01 atau 10.00) (- 100.00 atau 10.01 - -
10.01 atau 100.00)
Label Capaian
Nama Indikator Definisi
Tinggi Sedang Rendah
B.6.3 APM SD/MI/Paket Jumlah anak disabilitas usia 7 Proporsi peserta didik Proporsi peserta didik Proporsi peserta didik
A/SDLB murid disabilitas (tujuh) sampai dengan 12 (dua disabilitas jenjang SD disabilitas jenjang SD disabilitas jenjang SD
belas) tahun yang sedang sederajat pada usia 7-12 sederajat pada usia 7-12 sederajat pada usia 7-12
belajar di satuan pendidikan tahun terhadap penduduk tahun terhadap penduduk tahun terhadap
jenjang SD sederajat dibagi disabilitas kelompok usia disabilitas kelompok usia penduduk disabilitas
dengan jumlah anak disabilitas 7-12 tahun di suatu 7-12 tahun di suatu kelompok usia 7-12
usia 7 (tujuh) sampai dengan wilayah sangat tinggi. wilayah cukup tinggi. tahun di suatu wilayah
12 (dua belas) tahun pada kurang tinggi.
daerah yang bersangkutan.
(95,00 - 100.00) (80,00 - 94,99) (0,00 - 79,99)
0,00 100,00
B.7.1 Kesenjangan APK Selisih dari APK jenjang SMP Selisih antara APK jenjang Selisih antara APK jenjang Selisih antara APK
SMP/MTS/Paket B/SMPLB sederajat di daerah dengan SMP Sederajat SES SMP Sederajat SES jenjang SMP Sederajat
berdasarkan kuintil status status sosial ekonomi tinggi rendah dengan SES tinggi rendah dengan SES tinggi SES rendah dengan
sosial ekonomi dan APK jenjang SMP seimbang. cukup seimbang. SES tinggi mendekati
sederajat di daerah dengan tidak seimbang.
status sosial ekonomi rendah.
(-5.00 - 5.00) (-10.00 atau 5.01 - (- 100.00 atau 10.01 - -
-5.01 atau 10.00) 10.01 atau 100.00)
B.7.2 APK SMP/MTS/Paket Selisih dari APK jenjang SMP Selisih antara APK jenjang Selisih antara APK jenjang Selisih antara APK
B/SMPLB berdasarkan sederajat di daerah dengan SMP sederajat laki-laki SMP sederajat laki-laki jenjang SMP Sederajat
kelompok gender kriteria individu berjenis dengan perempuan dengan perempuan cukup laki-laki dengan
kelamin perempuan dengan seimbang. seimbang. perempuan mendekati
APK jenjang SMP sederajat di tidak seimbang.
daerah dengan kriteria individu (-10.00 atau 5.01 -
berjenis kelamin laki-laki. (-5.00 - 5.00) -5.01 atau 10.00) (- 100.00 atau 10.01 - -
10.01 atau 100.00)
B.7.3 APK Jumlah anak disabilitas yang Proporsi peserta didik Proporsi peserta didik Proporsi peserta didik
SMP/MTS/Paket bersekolah di jenjang SMP disabilitas pada jenjang disabilitas pada jenjang disabilitas pada jenjang
B/SMPLB murid sederajat dibagi jumlah anak SMP sederajat terhadap SMP sederajat terhadap SMP sederajat terhadap
disabilitas disabilitas usia 13 (tiga belas) penduduk disabilitas penduduk disabilitas penduduk disabilitas
sampai dengan 15 (lima belas) kelompok usia 13-15 tahun kelompok usia 13-15 kelompok usia 13-15
tahun pada daerah yang di suatu wilayah sangat tahun di suatu wilayah tahun di suatu wilayah
bersangkutan. tinggi. cukup tinggi. kurang tinggi.
Label Capaian
Nama Indikator Definisi
Rendah Sedang Tinggi
B.8.1 Kesenjangan APS Selisih dari APS usia 13-15 di Selisih antara APS usia 13- Selisih antara APS usia Selisih antara APS usia
13-15 berdasarkan kuintil daerah dengan status sosial 15 SES rendah dengan 13-15 SES rendah dengan 13-15 SES rendah
status sosial ekonomi ekonomi tinggi dan APS usia SES tinggi seimbang. SES tinggi cukup dengan SES tinggi
13-15 di daerah dengan status seimbang. mendekati tidak
sosial ekonomi rendah. seimbang.
B.8.2 APS 13-15 Selisih dari APS usia 13-15 di Selisih antara APS 13-15 Selisih antara APS 13-15 Selisih antara APS 13-15
berdasarkan kelompok daerah dengan kriteria individu sederajat laki-laki dengan sederajat laki-laki dengan Sederajat laki-laki
gender berjenis kelamin perempuan perempuan seimbang. perempuan cukup dengan perempuan
dengan APS usia 13-15 di seimbang. mendekati tidak
daerah dengan kriteria individu seimbang.
berjenis kelamin laki-laki.
(-5.00 - 5.00) (-10.00 atau 5.01 - (- 100.00 atau 10.01 - -
-5.01 atau 10.00) 10.01 atau 100.00)
Label Capaian
Nama Indikator Definisi
Tinggi Sedang Rendah
B.8.3 APS 13-15 murid Jumlah anak disabilitas usia Proporsi peserta didik Proporsi peserta didik Proporsi peserta didik
disabilitas 13 (tiga belas) sampai dengan disabilitas usia 13-15 tahun disabilitas usia 13-15 disabilitas usia 13-15
15 (lima belas) tahun yang terhadap penduduk tahun terhadap penduduk tahun terhadap
sedang belajar di satuan disabilitas kelompok usia disabilitas kelompok usia penduduk disabilitas
pendidikan dibagi dengan 13-15 tahun di suatu 13-15 tahun di suatu kelompok usia 13-15
jumlah anak disabilitas usia 13 wilayah sangat tinggi. wilayah cukup tinggi. tahun di suatu wilayah
(tiga belas) sampai dengan 15 kurang tinggi.
(lima belas) tahun pada
daerah yang bersangkutan.
(95,00 - 100.00) (80,00 - 94,99) (0,00 - 79,99)
0,00 100,00
B.9.1 Kesenjangan APM Selisih dari APM jenjang SMP Selisih antara APM jenjang Selisih antara APM Selisih antara APM
SMP/MTS/Paket B/SMPLB sederajat di daerah dengan SMP sederajat SES jenjang SMP sederajat jenjang SMP Sederajat
berdasarkan kuintil status status sosial ekonomi tinggi rendah dengan SES tinggi SES rendah dengan SES SES rendah dengan
sosial ekonomi dan APM jenjang SMP seimbang. tinggi cukup seimbang. SES tinggi mendekati
sederajat di daerah dengan tidak seimbang.
status sosial ekonomi rendah.
(-10.00 atau 5.01 - (- 100.00 atau 10.01 - -
(-5.00 - 5.00) -5.01 atau 10.00) 10.01 atau 100.00)
B.9.2 APM Selisih dari APM jenjang SMP Selisih antara APM jenjang Selisih antara APM Selisih antara APM
SMP/MTS/Paket B/SMPLB sederajat di daerah dengan SMP sederajat laki-laki jenjang SMP sederajat jenjang SMP sederajat
berdasarkan kelompok kriteria individu berjenis dengan perempuan laki-laki dengan laki-laki dengan
gender kelamin perempuan dengan seimbang. perempuan cukup perempuan mendekati
APM jenjang SMP sederajat di seimbang. tidak seimbang.
daerah dengan kriteria individu
berjenis kelamin laki-laki.
(-5.00 - 5.00) (-10.00 atau 5.01 - (- 100.00 atau 10.01 - -
-5.01 atau 10.00) 10.01 atau 100.00)
Label Capaian
Nama Indikator Definisi
Tinggi Sedang Rendah
B.9.3 APM Jumlah anak disabilitas usia Proporsi peserta didik Proporsi peserta didik Proporsi peserta didik
SMP/MTS/Paket B/SMPLB 13 (tiga belas) sampai dengan disabilitas jenjang SMP disabilitas jenjang SMP disabilitas jenjang SMP
murid disabilitas 15 (lima belas) tahun yang sederajat pada usia 13-15 sederajat pada usia 13-15 sederajat pada usia 13-
sedang belajar di satuan tahun terhadap penduduk tahun terhadap penduduk 15 tahun terhadap
pendidikan jenjang SMP disabilitas kelompok usia disabilitas kelompok usia penduduk disabilitas
sederajat dibagi dengan 13-15 tahun di suatu 13-15 tahun di suatu kelompok usia 13-15
jumlah anak disabilitas usia 13 wilayah sangat tinggi. wilayah cukup tinggi. tahun di suatu wilayah
(tiga belas) sampai dengan 15 kurang tinggi.
(lima belas) tahun pada
daerah yang bersangkutan.
(95,00 - 100.00) (80,00 - 94,99) (0,00 - 79,99)
Label Capaian
Nama Indikator Definisi
Rendah Sedang Tinggi
B.10.1 Kesenjangan APK Selisih dari APK jenjang SMA Selisih antara APK jenjang Selisih antara APK jenjang Selisih antara APK
SMA/K/MA/MAK/Paket sederajat di daerah dengan Menengah Sederajat SES Menengah Sederajat SES jenjang Menengah
C/SMALB berdasarkan status sosial ekonomi tinggi rendah dengan SES tinggi rendah dengan SES tinggi Sederajat SES rendah
kuintil status sosial dan APK jenjang SMA seimbang. cukup seimbang. dengan SES tinggi
sederajat di daerah dengan mendekati tidak
ekonomi
status sosial ekonomi rendah. seimbang.
(-10.00 atau 5.01 -
(-5.00 - 5.00) -5.01 atau 10.00) (- 100.00 atau 10.01 - -
10.01 atau 100.00)
B.10.2 APK Selisih APK jenjang SMA Selisih antara APK jenjang Selisih antara APK jenjang Selisih antara APK
SMA/K/MA/MAK/Paket sederajat di daerah dengan SMA sederajat laki-laki SMA sederajat laki-laki jenjang SMA sederajat
C/SMALB berdasarkan kriteria individu berjenis dengan perempuan dengan perempuan cukup laki-laki dengan
kelompok gender kelamin perempuan dengan seimbang. seimbang. perempuan mendekati
APK jenjang SMA sederajat di tidak seimbang.
daerah dengan kriteria individu
berjenis kelamin laki-laki. (-10.00 atau 5.01 -
(-5.00 - 5.00) -5.01 atau 10.00) (- 100.00 atau 10.01 - -
10.01 atau 100.00)
Label Capaian
Nama Indikator Definisi
Tinggi Sedang Rendah
B.10.3 APK Jumlah anak disabilitas yang Proporsi peserta didik Proporsi peserta didik Proporsi peserta didik
SMA/K/MA/MAK/Paket bersekolah di jenjang SMA disabilitas pada jenjang disabilitas pada jenjang disabilitas pada jenjang
C/SMALB murid disabilitas sederajat dibagi jumlah anak SMA sederajat terhadap SMA sederajat terhadap SMA sederajat terhadap
disabilitas usia 16 (enam penduduk disabilitas penduduk disabilitas penduduk disabilitas
belas) sampai dengan 18 kelompok usia 16-18 tahun kelompok usia 16-18 kelompok usia 16-18
(delapan belas) tahun pada di suatu wilayah sangat tahun di suatu wilayah tahun di suatu wilayah
daerah yang bersangkutan. tinggi. cukup tinggi. kurang tinggi.
Label Capaian
Nama Indikator Definisi
Rendah Sedang Tinggi
B.11.1 Kesenjangan APS Selisih dari APS usia 16-18 di Selisih antara APS usia 16- Selisih antara APS usia Selisih antara APS usia
16-18 berdasarkan kuintil daerah dengan status sosial 18 SES rendah dengan 16-18 SES rendah dengan 16-18 SES rendah
status sosial ekonomi ekonomi tinggi dan APS usia SES tinggi seimbang. SES tinggi cukup dengan SES tinggi
16-18 di daerah dengan status seimbang. mendekati tidak
sosial ekonomi rendah. seimbang.
B.11.2 APS 16-18 Selisih APS usia 16-18 di Selisih antara APS 16-18 Selisih antara APS 16-18 Selisih antara APS 16-18
berdasarkan kelompok daerah dengan kriteria individu sederajat laki-laki dengan sederajat laki-laki dengan sederajat laki-laki
gender berjenis kelamin perempuan perempuan seimbang. perempuan cukup dengan perempuan
dengan APS usia 16-18 di seimbang. mendekati tidak
daerah dengan kriteria individu seimbang.
berjenis kelamin laki-laki.
(-5.00 - 5.00) (-10.00 atau 5.01 - (- 100.00 atau 10.01 - -
-5.01 atau 10.00) 10.01 atau 100.00)
Label Capaian
Nama Indikator Definisi
Tinggi Sedang Rendah
B.11.3 APS 16-18 murid Jumlah anak disabilitas usia Proporsi peserta didik Proporsi peserta didik Proporsi peserta didik
disabilitas 16 (enam belas) sampai disabilitas usia 16-18 tahun disabilitas usia 16-18 disabilitas usia 16-18
dengan 18 (delapan belas) terhadap penduduk tahun terhadap penduduk tahun terhadap
tahun yang sedang belajar di disabilitas kelompok usia disabilitas kelompok usia penduduk disabilitas
satuan pendidikan dibagi 16-18 tahun di suatu 16-18 tahun di suatu kelompok usia 16-18
dengan jumlah anak disabilitas wilayah sangat tinggi. wilayah cukup tinggi. tahun di suatu wilayah
usia 16 (enam belas) sampai kurang tinggi.
dengan 18 (delapan belas)
tahun pada daerah yang (95,00 - 100.00) (80,00 - 94,99) (0,00 - 79,99)
bersangkutan.
B.12.1 Kesenjangan APM Selisih dari APM jenjang SMA Selisih antara APM jenjang Selisih antara APM Selisih antara APM
SMA/K/MA/MAK/Paket sederajat dengan status sosial SMA sederajat SES jenjang SMA sederajat jenjang SMA sederajat
C/SMALB berdasarkan ekonomi tinggi dan APM rendah dengan SES tinggi SES rendah dengan SES SES rendah dengan
kuintil status sosial jenjang SMA sederajat di seimbang. tinggi cukup seimbang. SES tinggi mendekati
daerah dengan status sosial tidak seimbang.
ekonomi
ekonomi rendah.
(-5.00 - 5.00) (-10.00 atau 5.01 - (- 100.00 atau 10.01 - -
-5.01 atau 10.00) 10.01 atau 100.00)
B.12.2 APM Selisih APM jenjang SMA Selisih antara APM jenjang Selisih antara APM Selisih antara APM
SMA/K/MA/MAK/Paket sederajat di daerah dengan SMA sederajat laki-laki jenjang SMA sederajat jenjang SMA sederajat
C/SMALB berdasarkan kriteria individu berjenis dengan perempuan laki-laki dengan laki-laki dengan
kelompok gender kelamin perempuan dengan seimbang. perempuan cukup perempuan mendekati
APM jenjang SMA sederajat di seimbang. tidak seimbang.
daerah dengan kriteria individu
berjenis kelamin laki-laki.
(-5.00 - 5.00) (-10.00 atau 5.01 - (- 100.00 atau 10.01 - -
-5.01 atau 10.00) 10.01 atau 100.00)
Label Capaian
Nama Indikator Definisi
Tinggi Sedang Rendah
B.12.3 APM Jumlah anak disabilitas usia Proporsi peserta didik Proporsi peserta didik Proporsi peserta didik
SMA/K/MA/MAK/Paket 16 (enam belas) sampai disabilitas jenjang SMA disabilitas jenjang SMA disabilitas jenjang SMA
C/SMALB murid disabilitas dengan 18 (delapan belas) sederajat pada usia 16-18 sederajat pada usia 16-18 sederajat pada usia 16-
tahun yang sedang belajar di tahun terhadap penduduk tahun terhadap penduduk 18 tahun terhadap
satuan pendidikan jenjang disabilitas kelompok usia disabilitas kelompok usia penduduk disabilitas
SMA sederajat dibagi dengan 16-18 tahun di suatu 16-18 tahun di suatu kelompok usia 16-18
jumlah anak disabilitas usia 16 wilayah sangat tinggi. wilayah cukup tinggi. tahun di suatu wilayah
(enam belas) sampai dengan kurang tinggi.
18 (delapan belas) tahun pada
daerah yang bersangkutan. (95,00 - 100.00) (80,00 - 94,99) (0,00 - 79,99)
0,00 100,00
(95,00 - 100,00) (80,00 - 94,99) (0,00 - 79,99)
0,00 100,00
C.2.1. Proporsi guru yang Jumlah guru yang lulus program Daerah: Provinsi/Kab/Kota Daerah: Provinsi/Kab/Kota Daerah: Provinsi/Kab/Kota
menjadi guru penggerak guru penggerak dibagi total guru. yang Sudah Maju dalam yang Berkembang dalam yang Merintis dalam
Kelulusan Program Pendidikan Kelulusan Program Pendidikan Kelulusan Program
Guru Penggerak (Predikat Guru Penggerak (Predikat Pendidikan Guru Penggerak
Lulusan BAIK dan Sedang). Lulusan BAIK dan Sedang). (Predikat Lulusan BAIK dan
Sedang).
(Satpen: 0,00-0,00)
(Daerah: 10,00-100,00) (Daerah: 5,00-9,99) (Daerah: 0,00-4,99)
C.2.3 Proporsi guru Jumlah lulusan program guru Satpen: Sekolah dengan Daerah: Daerah yang Satpen: Sekolah dengan
penggerak yang diangkat penggerak di daerah yang Pengawas Sekolah Penggerak berkembang dalam keberadaan Pengawas Sekolah
menjadi Pengawas diangkat menjadi pengawas berasal dari guru penggerak Pengawas Sekolah Penggerak Penggerak belum berasal
sekolah dibagi jumlah lulusan di sekolah. dari guru penggerak
program guru penggerak di daerah Daerah: Daerah yang sudah Daerah: Daerah yang
tsb Provinsi = SMA/SMK/SLB maju dalam keberadaan sedang merintis dalam
Kab/Kota = PAUD/SD/SMP. Pengawas Sekolah Penggerak keberadaan Pengawas
di sekolah. Sekolah Penggerak di
sekolah.
C.2.2. Proporsi guru Jumlah lulusan program guru penggerak Satpen: Sekolah dengan Daerah: Daerah yang Satpen: Sekolah dengan
penggerak yang diangkat di daerah yang diangkat menjadi kepala KS/Wakil KS/KS Penggerak berkembang dalam KS/Wakil KS/KS
menjadi Kepala Sekolah atau sekolah dibagi jumlah lulusan program berasal dari guru penggerak keberadaan KS/WA KS/ KS Penggerak belum
Wakil Kepala Sekolah guru penggerak di daerah tsb Provinsi = Penggerak di sekolah. berasal dari guru
SMA/SMK/SLB Kab/Kota = Daerah: Daerah yang sudah penggerak
PAUD/SD/SMP. maju dalam keberadaan
KS/WA KS/ KS Penggerak di Daerah: Daerah yang
sekolah. sedang merintis dalam
keberadaan KS/WA KS/
KS Penggerak di
sekolah.
(Satpen: 1,00-1,00)
(Daerah: 5.00-100,00) (Daerah: 2,50- 4,99) (Satpen: 0,00-0,00)
(Daerah: 0,00-2,49)
0,00 100,00
C.3.1 Partisipasi dalam Platform Proporsi guru dan Provinsi/Kabupaten/ Provinsi/Kabupaten/Kota/ Provinsi/Kabupaten/Kota/
Merdeka Mengajar (proporsi) kepala sekolah yang Kota/Satuan Pendidikan Satuan Pendidikan Satuan Pendidikan sedang
memanfaatkan Platform sudah maju dalam berkembang dalam merintis dalam
Merdeka Mengajar. keikutsertaan guru dalam keikutsertaan guru dalam keikutsertaan guru dalam
pelatihan pengetahuan pelatihan pengetahuan bidang pelatihan pengetahuan
bidang studi. studi. bidang studi.
(62,60-100,00) (0,00-24,99)
(25,00-62,59)
0,00 1,00
D.1.1 Manajemen Pengelolaan kelas yang mendukung Seluruh kelas suasananya Sebagian kelas Suasana kelas belum
kelas pembelajaran serta penerapan kondusif untuk suasananya kondusif kondusif untuk
penghargaan dan sanksi secara melangsungkan untuk melangsungkan melangsungkan
proporsional. pembelajaran dan guru pembelajaran dan pembelajaran dan hanya
berupaya aktif untuk sejumlah guru berupaya sebagian kecil guru yang
melibatkan peserta didik aktif untuk melibatkan berupaya aktif untuk
dalam pengelolaan kelas. peserta didik dalam melibatkan peserta didik
pengelolaan kelas. dalam pengelolaan
kelas.
D.1.2 Dukungan Praktik pembelajaran yang Dukungan afektif berupa Dukungan afektif berupa Dukungan afektif berupa
psikologis memenuhi kebutuhan psikologis perhatian, kepedulian dan perhatian, kepedulian dan perhatian, kepedulian
siswa untuk menumbuhkan umpan balik untuk umpan balik untuk dan umpan balik untuk
kepercayaan diri dan perasaan meningkatkan ekspektasi meningkatkan ekspektasi meningkatkan
diterima tanpa dibeda-bedakan. akademik secara akademik, diberikan guru ekspektasi akademik,
konstruktif telah diberikan sesuai hasil pemetaan diberikan oleh guru
oleh guru. kebutuhan peserta didik. ketika diminta peserta
didik.
D.1.3 Metode Praktik pembelajaran interaktif yang Aktivasi kognitif dalam Aktivasi kognitif dalam Aktivasi kognitif dalam
pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran proses pembelajaran proses pembelajaran proses pembelajaran
dan karakteristik berupa menciptakan iklim berupa menciptakan iklim berupa menciptakan
pembelajaran terbuka pembelajaran terbuka iklim pembelajaran
dengan memberikan dengan memberikan terbuka dengan
instruksi, panduan dan instruksi, panduan dan memberikan instruksi,
aktivitas yang interaktif aktivitas yang interaktif panduan dan aktivitas
pada pembelajaran literasi pada pembelajaran literasi yang interaktif pada
dan numerasi yang dan numerasi yang pembelajaran literasi dan
dipraktekkan oleh guru dipraktekkan oleh guru numerasi yang
bersifat konstruktif. bersifat terbatas. dipraktekkan oleh guru
masih bersifat pasif.
D.2.1 Belajar tentang Aktivitas belajar guru yang Guru sudah aktif mencari Guru belum secara Guru pasif mencari
pembelajaran bertujuan meningkatkan referensi pengajaran intensif mencari referensi referensi pengajaran
pengetahuan dan keterampilan melalui buku, seminar, pengajaran melalui buku, melalui buku, seminar,
mengajar. diskusi, praktik baik guru seminar, diskusi, praktik diskusi, praktik baik guru
lain, dll untuk baik guru lain, dll untuk lain, dll untuk
meningkatkan kualitas meningkatkan kualitas meningkatkan kualitas
pengajaran. pengajaran, namun masih pengajaran, sehingga
perlu ditingkatkan perlu pendampingan
intensitasnya. dalam mengaktifkan
semangat belajar guru.
D.2.2 Refleksi atas Perbaikan pembelajaran Proses refleksi telah Proses refleksi untuk Proses refleksi dilakukan
praktik mengajar berdasarkan refleksi yang dilakukan secara rutin dan konsisten, peningkatan kualitas yang hanya ketika
guru. ditindaklanjuti dengan dilakukan, tidak terbatas menghadapi
pencarian sumber belajar ketika terjadi permasalahan dalam
baik dari buku, diskusi, permasalahan, namun, proses pembelajaran.
praktek baik orang lain, belum dilakukan secara Peningkatan kualitas
maupun berbagai sumber rutin dan konsisten. melalui proses refleksi
belajar lainnya untuk belum dilakukan secara
peningkatan kualitas dan konsisten.
pengembangan inovasi.
D.2.3 Penerapan praktik Inovasi pembelajaran berdasarkan Guru terbiasa mencari Guru mulai aktif mencari Guru pasif mencari cara,
inovatif refleksi yang dilakukan guru. cara, sumber, dan strategi cara, sumber, dan strategi sumber, dan strategi
pengajaran baru dalam pengajaran baru dalam pengajaran baru dalam
rangka melakukan inovasi rangka melakukan inovasi rangka melakukan
pembelajaran untuk pembelajaran untuk inovasi pembelajaran
meningkatkan ketertarikan, meningkatkan untuk meningkatkan
keterlibatan, dan ketertarikan, keterlibatan, ketertarikan, keterlibatan,
pemahaman Peserta didik dan pemahaman Peserta dan pemahaman peserta
terhadap materi didik terhadap materi didik terhadap materi
pembelajaran. pembelajaran. pembelajaran.
(0,00-53,00)
(59,01-100,00) (53,01-59,00)
D.3.1 Visi-misi sekolah Perumusan, penyampaian dan Visi-misi sekolah menjadi Visi-misi sekolah menjadi Visi-misi sekolah tidak
penerapan visi-misi sekolah untuk acuan dalam perencanaan acuan dalam menjadi acuan dalam
meningkatkan kualitas dan pelaksanaan program perencanaan, perencanaan,
pembelajaran. kerja sekolah serta pelaksanaan dan evaluasi pelaksanaan dan
dikomunikasikan kepada program kerja sekolah evaluasi program kerja
warga sekolah yang serta dikomunikasikan sekolah serta tidak
dipantau kemajuan kepada warga sekolah. dikomunikasikan kepada
realisasi mewujudkan visi- warga sekolah.
misi sekolah
menggunakan data.
D.3.3 Dukungan untuk Pemberian dukungan kepada guru Sekolah sudah memiliki Sekolah sudah memiliki Sekolah belum memiliki
refleksi guru untuk melakukan refleksi terhadap program, sistem insentif, program, sistem insentif, program, sistem insentif,
proses pembelajaran. dan sumber daya yang dan sumber daya yang dan sumber daya yang
telah mendukung guru mulai mendukung guru mendukung guru untuk
untuk melakukan refleksi untuk melakukan refleksi melakukan refleksi dan
dan perbaikan dan perbaikan perbaikan pembelajaran.
pembelajaran. pembelajaran.
D.4.1 Kesejahteraan Perasaan aman dan Peserta didik merasa Peserta didik merasa Peserta didik belum
psikologis (wellbeing) nyaman secara aman, nyaman, dan aman dan nyaman ketika merasa aman dan
murid psikologis yang dialami sejahtera ketika berada berada di lingkungan nyaman ketika berada di
siswa di sekolah sehari- di lingkungan sekolah. sekolah pada situasi- lingkungan satuan
hari. situasi tertentu saja. pendidikan.
(50,01 - 56,00)
(60,01 - 100,00) (0,00 - 50,00)
D.4.2 Kesejahteraan Kemampuan kepala Guru merasa menjadi Guru masih belum Guru belum merasa
psikologis (wellbeing) sekolah dalam bagian tak terpisahkan sepenuhnya merasa menjadi bagian dari
guru mengembangkan dan dari satuan pendidikan sebagai bagian dari satuan pendidikan
mengelola kurikulum sehingga mereka sudah satuan pendidikan sehingga mereka merasa
yang bertujuan untuk sepenuhnya antusias sehingga mereka kurang menikmati
meningkatkan kualitas dalam menjalani peran menikmati perannya perannya sebagai
proses dan hasil belajar sebagai seorang sebagai seorang seorang pendidik.
siswa. pendidik. pendidik hanya pada
situasi tertentu saja.
D.4.3 Pemahaman dan Pemahaman dan sikap guru Kepala sekolah dan guru Kepala sekolah dan guru Kepala sekolah dan guru
sikap terhadap terhadap segala bentuk sudah yakin dengan cukup yakin dengan belum yakin dengan
perundungan penindasan atau kekerasan pengetahuan dan pengetahuan dan pengetahuan dan
yang dilakukan secara sengaja pemahaman tentang pemahaman, tetapi tetap pemahaman, sehingga
oleh satu/sekelompok orang penanganan perundungan, perlu mendapat dukungan perlu mendapat dukungan
yang lebih "kuat" di sekolah. serta mungkin masih untuk meningkatkan untuk meningkatkan
memerlukan dukungan untuk pengetahuan dan pengetahuan dan
meningkatkan pengetahuan pemahaman tentang kemampuan tentang
dan pemahaman. penanganan perundungan. penanganan perundungan.
(70,01-100,00)
(54,01-70,00) (0,00-54,00)
D.4.4 Pengalaman Siswa mengalami Tidak terjadi perundungan di Frekuensi sedang tapi Frekuensi tinggi dan harus
perundungan siswa perundungan/bullying dari guru satuan pendidikan. tetap perlu melakukan melakukan intervensi
atau sesama siswa di sekolah. Meskipun tetap perlu ada intervensi pencegahan dan pencegahan dan
. pencegahan perundungan di penanganan perundungan penanganan perundungan
satuan pendidikan. di satuan pendidikan. di satuan pendidikan.
D.4.5 Pemahaman dan Pengetahuan dan Satuan pendidikan aman dari kasus Di satuan pendidikan masih terjadi Di satuan pendidikan kasus
sikap terhadap hukuman sikap guru untuk hukuman fisik. Kepala sekolah dan kasus hukuman fisik meskipun hukuman fisik sering terjadi
fisik menghindari guru telah memiliki konsepsi yang kepala sekolah dan guru sudah karena kepala sekolah dan
hukuman fisik di tepat dan yakin dengan mengenal konsepsi dan cukup guru masih menilai hukuman
sekolah. pengetahuan dan kemampuannya yakin dengan pengetahuan dan fisik sebagai hal yang wajar.
terkait hukuman fisik. kemampuannya menangani Satuan pendidikan harus
hukuman fisik. Perlu dilakukan melakukan intervensi
intervensi pencegahan dan pencegahan dan penanganan
penanganan hukuman fisik pada hukuman fisik pada peserta
peserta didik. didik..
D.4.6 Pengalaman Hukuman fisik yang Peserta didik tidak pernah Sebagian peserta didik Semua peserta didik
hukuman fisik siswa diterima oleh siswa melihat/mengetahui kekerasan fisik melihat/mengetahui kekerasan melihat/mengetahui kekerasan
di sekolah. yang terjadi di satuan pendidikan. fisik yang terjadi di satuan fisik yang terjadi di satuan
pendidikan. pendidikan.
D.4.7 Pemahaman dan Pengetahuan dan Satuan pendidikan aman dari Di satuan pendidikan jarang Di satuan pendidikan masih
sikap guru tentang keyakinan guru untuk kasus pelecehan seksual. Kepala terjadi kasus pelecehan seksual. terjadi pelecehan seksual.
kekerasan seksual mengatasi kekerasan sekolah dan guru sudah Kepala sekolah dan guru sudah Kepala sekolah dan guru masih
seksual di sekolah. memahami dan meyakini memahami konsep, definisi dan perlu memahami konsep,
konsep, definisi, bentuk, cara bentuk-bentuk pelecehan seksual, definisi dan bentuk-bentuk
pencegahan dan kemampuan namun belum cukup yakin dengan pelecehan seksual. Satuan
penanganan pelecehan seksual. kemampuannya dalam mencegah pendidikan harus mendapat
dan menangani kasus pelecehan intervensi untuk meningkatkan
seksual. pengetahuan dan kemampuan
tentang pencegahan dan
penanganan kasus pelecehan
seksual.
D.4.8 Pengalaman siswa Tidak ada pelecehan seksual di Jarang terjadinya pelecehan Sering terjadinya pelecehan
Pengalaman/pengetah akan kekerasan satuan pendidikan. seksual di satuan pendidikan. seksual di satuan pendidikan.
uan kekerasan seksual seksual yang dialami
siswa oleh diri sendiri (SD/MI Sederajat: 51,86-100,00) (SD/MI Sederajat: 37,60-51,85) (SD/MI Sederajat:0,00-37,59)
ataupun orang lain di
lingkungan sekolah. (SMP/MTs/SMA/MA/SMK (SMP/MTs/SMA/MA/SMK (SMP/MTs/SMA/MA/SMK
Sederajat: 67,05-100,00) Sederajat : 56,49-67,04) Sederajat: 0,00-56,48)
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
D.4. Iklim Keamanan Sekolah
Indikator Level 2
Label Capaian
Nama Indikator
Definisi
Baik Sedang Kurang
D.4.9 Pemahaman Pengetahuan dan sikap Satuan pendidikan aman dari kasus Di satuan pendidikan masih terjadi Di satuan pendidikan kasus terkait
dan sikap guru guru terhadap penyalahgunaan narkoba.Kepala sekolah kasus terkait penyalahgunaan penyalahgunaan narkoba sering
tentang narkoba pencegahan dan dan guru memahami pengertian narkoba narkoba karena kepala sekolah dan terjadi karena kepala sekolah dan
penanggulangan dan contoh penyalahgunaan narkoba. guru hanya memahami pengertian guru belum memahami pengertian
penyalahgunaan narkoba, namun tidak memahami narkoba dan penyalahgunaan
narkoba di lingkungan contoh penyalahgunaan narkoba. narkoba. Satuan pendidikan harus
sekolah. Perlu dilakukan intervensi melakukan intervensi pencegahan
pencegahan dan penanganan terkait dan penanganan terkait
penyalahgunaan pada peserta didik. penyalahgunaan narkoba pada
peserta didik.
D.4.10 Pengalaman siswa Tidak ditemukan aktivitas yang berkaitan Frekuensi sedang tapi tetap perlu Frekuensi tinggi dan harus
Pengalaman siswa terkait narkoba di dengan narkoba di satuan pendidikan. melakukan intervensi pencegahan melakukan intervensi pencegahan
terkait narkoba sekolah, misalnya Meskipun tetap perlu ada pencegahan dan penanganan aktivitas yang dan penanganan aktivitas yang
dibujuk untuk mencoba, narkoba di satuan pendidikan. berkaitan dengan narkoba di satuan berkaitan dengan narkoba di
menggunakan, membeli pendidikan. satuan pendidikan.
atau mengedarkan (SD/MI Sederajat: 56,88-100,00)
narkoba (termasuk (SD/MI Sederajat: 54,06-56,87) (SD/MI Sederajat:0,00-54,05)
rokok dan minuman (SMP/MTs/SMA/MA/SMK Sederajat:
keras). 65,59-100,00) (SMP/MTs/SMA/MA/SMK (SMP/MTs/SMA/MA/SMK
Sederajat : 35,02-65,58) Sederajat: 0,00-35,01)
D.5.2 Kesenjangan Perbedaan tingkat pemahaman, Tidak ada perbedaan indeks Terdapat perbedaan iklim Terdapat perbedaan
Iklim Keamanan antar sikap, dan perilaku terkait iklim keamanan antar satuan keamanan antar satuan sangat tinggi pada iklim
status sosial ekonomi perundungan, hukuman fisik, pendidikan berdasarkan pendidikan berdasarkan keamanan antar satuan
kekerasan seksual dan narkoba kelompok status sosial kelompok status sosial pendidikan berdasarkan
berdasarkan status sosial ekonomi. ekonomi. kelompok status sosial
ekonomi. ekonomi.
D.5.3 Kesenjangan Perbedaan tingkat pemahaman, Tidak ada perbedaan indeks Terdapat perbedaan iklim Terdapat perbedaan
Iklim Keamanan antar sikap, dan perilaku terkait iklim keamanan antar satuan keamanan antar satuan sangat tinggi pada iklim
Wilayah perundungan, hukuman fisik, pendidikan yang berada di pendidikan yang berada di keamanan antar satuan
kekerasan seksual dan narkoba daerah urban dan daerah wilayah urban dan rural. pendidikan yang berada di
berdasarkan wilayah perdesaan rural. wilayah urban dan rural.
dan perkotaan.
(0,00-0,09) (0,10-0,20) (0,21-100,00)
0,00 100,00
Label Capaian
Nama Indikator
Definisi
Baik Sedang Kurang
D.6.1 Pemahaman Pemahaman dan dukungan Satuan Pendidikan secara Satuan pendidikan Satuan Pendidikan
dan sikap warga terhadap kesetaraan antara aktif dan konsisten belum konsisten dalam belum mewujudkan
sekolah terhadap laki-laki dan perempuan, mewujudkan pemahaman mewujudkan pemahaman dan sikap
kesetaraan gender. misalnya dalam hal dan dukungan terhadap pemahaman dan dalam mendukung
kemampuan, kesempatan, kesetaraan gender. dukungan terhadap kesetaraan gender.
pemenuhan hak, dan kesetaraan gender.
kewajiban.
(70,01-100,00) (54,01-70,00) (0,00-54,00)
D.6.2 Perilaku Tindakan yang mendukung Satuan pendidikan secara Satuan pendidikan Satuan pendidikan
warga sekolah kesetaraan kemampuan, konsisten menunjukkan belum konsisten belum menunjukkan
terhadap pemenuhan hak dan perilaku yang mendukung menunjukkan perilaku perilaku yang
kesetaraan gender kewajiban antara laki-laki dan kesetaraan gender. yang mendukung mendukung kesetaraan
perempuan. kesetaraan gender. gender.
0,00 100,00
D.7.2 Kesenjangan antar Perbedaan tingkat Tidak ada perbedaan Terdapat perbedaan iklim Terdapat perbedaan
kelompok sosial ekonomi pemahaman, sikap, dan indeks iklim kesetaraan kesetaraan gender antar sangat tinggi pada iklim
status perilaku yang mendukung gender antar satuan satuan pendidikan kesetaraan gender antar
kesetaraan antara laki-laki pendidikan berdasarkan berdasarkan kelompok satuan pendidikan
dan perempuan berdasarkan kelompok status sosial status sosial ekonomi. berdasarkan kelompok
status sosial ekonomi. ekonomi. status sosial ekonomi.
D.7.3 Kesenjangan antar Perbedaan tingkat Tidak ada perbedaan Terdapat perbedaan iklim Terdapat perbedaan
wilayah pemahaman, sikap, dan indeks iklim kesetaraan kesetaraan gender antar sangat tinggi pada iklim
perilaku yang mendukung gender antar satuan satuan pendidikan yang kesetaraan gender antar
kesetaraan antara laki-laki pendidikan yang berada di berada di wilayah urban satuan pendidikan yang
dan perempuan berdasarkan daerah urban dan daerah dan rural. berada di wilayah urban
wilayah perdesaan dan rural. dan rural.
perkotaan.
(0,00-0,09) (0,10-0,20) (0,21-100,00)
D.8.1 Toleransi agama dan Sikap dan perilaku Satuan pendidikan mengakui, Satuan pendidikan mengakui Satuan pendidikan tidak mau
budaya yang menunjukkan menghargai, menerima, mendukung adanya keragaman menerima dan menghargai
penerimaan dan dan merawat keragaman agama/kepercayaan dan keragaman agama/kepercayaan dan
penghargaan agama/kepercayaan dan budaya. budaya, tetapi tidak sepenuhnya budaya di sekolah.
terhadap keragaman menerima keragaman tersebut.
agama dan budaya
di sekolah.
(70,01-100,00) (54,01-70,00) (0,00-54,00)
D.8.2 Komitmen kebangsaan Kesetiaan pada Satuan pendidikan mendukung dan Satuan pendidikan mendukung Satuan pendidikan hanya
negara dan mengakomodir semua peserta didik dan mengakomodir sebagian mendukung dan mengakomodir
kesediaan untuk mendapatkan pengalaman peserta didik untuk peserta didik tertentu untuk
menumbuhkan rasa belajar yang berkualitas. mendapatkan pengalaman mendapatkan pengalaman belajar
kebangsaan warga belajar yang berkualitas. yang berkualitas.
sekolah.
(70,01-100,00) (54,01-70,00) (0,00-54,00)
D.8.3 Toleransi dan Sikap menerima dan Siswa secara konsisten menunjukkan Siswa sudah menunjukkan Siswa sudah menyadari perlunya
kesetaraan siswa menghargai perilaku penghargaan atas keragaman perilaku penerimaan dan penerimaan dan penghargaan atas
keragaman agama agama. penghargaan atas keragaman keragaman agama dan budaya,
dan budaya di agama dan budaya, namun namun masih butuh dukungan untuk
sekolah belum konsisten. melakukannya.
D.9.2 Kesenjangan antar Perbedaan sikap dan perilaku Tidak ada perbedaan Terdapat perbedaan iklim Terdapat perbedaan
kelompok sosial ekonomi toleransi agama dan budaya, indeks iklim kebinekaan kebinekaan antar satuan sangat tinggi pada iklim
status serta komitmen kebangsaan antar satuan pendidikan pendidikan berdasarkan kebinekaan antar satuan
berdasarkan status sosial berdasarkan kelompok kelompok status sosial pendidikan berdasarkan
ekonomi. status sosial ekonomi. ekonomi. kelompok status sosial
ekonomi.
D.9.3 Kesenjangan antar Perbedaan sikap dan perilaku Tidak ada perbedaan Terdapat perbedaan iklim Terdapat perbedaan
wilayah toleransi agama dan budaya, indeks iklim kebinekaan kebinekaan antar satuan sangat tinggi pada iklim
serta komitmen kebangsaan antar satuan pendidikan pendidikan yang berada kebinekaan antar satuan
berdasarkan wilayah yang berada di daerah di wilayah urban dan pendidikan yang berada
perdesaan dan perkotaan. urban dan daerah rural. rural. di wilayah urban dan
. rural.
D.10.1 Layanan Pemberian layanan yang Satuan pendidikan sudah Satuan pendidikan mulai Satuan pendidikan
disabilitas sesuai untuk anak memiliki pengetahuan, sikap memiliki pengetahuan, sikap membutuhkan pengetahuan,
dengan disabilitas di yang tepat, dan kemampuan yang tepat, dan sikap yang tepat, dan
sekolah. untuk melaksanakan praktik kemampuan untuk kemampuan untuk
pembelajaran khusus bagi melaksanakan praktik melaksanakan praktik
peserta didik dengan pembelajaran khusus bagi pembelajaran khusus bagi
disabilitas. peserta didik dengan peserta didik dengan
disabilitas. disabilitas.
D.10.2 Layanan Pemberian layanan yang Satuan pendidikan sudah Satuan pendidikan mulai Satuan pendidikan
sekolah untuk murid sesuai untuk anak cerdas memiliki pengetahuan, sikap memiliki pengetahuan, sikap membutuhkan pengetahuan,
cerdas dan bakat dan berbakat istimewa di yang tepat, dan kemampuan yang tepat, dan sikap yang tepat, dan
istimewa sekolah. untuk melaksanakan praktik kemampuan untuk kemampuan untuk
pembelajaran khusus bagi melaksanakan praktik melaksanakan praktik
peserta didik dengan pembelajaran khusus bagi pembelajaran khusus bagi
kecerdasan dan bakat peserta didik dengan peserta didik dengan
istimewa. kecerdasan dan bakat kecerdasan dan bakat
istimewa. istimewa.
Label Capaian
Nama Indikator Definisi
Baik Sedang Kurang
D.10.3 Sikap Terhadap Penerimaan dan Peserta didik sudah Peserta didik mulai Peserta didik belum
Disabilitas penghargaan terhadap menerima keberadaan menerima keberadaan, memiliki pandangan yang
siswa dengan disabilitas. Peserta didik disabilitas, namun masih ragu untuk positif, sehingga merasa
sehingga merasa nyaman berteman akrab dengan tidak nyaman dan
dan bisa berteman akrab. peserta didik disabilitas. menolak untuk berteman
dengan peserta didik
disabilitas.
D.11.2 Kesenjangan antar Perbedaan sikap dan perilaku Tidak ada perbedaan Terdapat perbedaan iklim Terdapat perbedaan
kelompok sosial ekonomi terhadap siswa disabilitas, indeks iklim inklusivitas inklusivitas antar satuan sangat tinggi pada iklim
status cerdas dan berbakat istimewa antar satuan pendidikan pendidikan berdasarkan inklusivitas antar satuan
berdasarkan perbedaan berdasarkan kelompok kelompok status sosial pendidikan berdasarkan
status sosial ekonomi. status sosial ekonomi. ekonomi. kelompok status sosial
ekonomi.
D.11.3 Kesenjangan antar Perbedaan sikap dan perilaku Tidak ada perbedaan Terdapat perbedaan iklim Terdapat perbedaan
wilayah terhadap siswa disabilitas, indeks iklim inklusivitas inklusivitas antar satuan sangat tinggi pada iklim
cerdas dan berbakat istimewa antar satuan pendidikan pendidikan yang berada inklusivitas antar satuan
berdasarkan wilayah yang berada di daerah di wilayah urban dan pendidikan yang berada
perdesaan dan perkotaan. urban dan daerah rural. rural. di wilayah urban dan
rural.
D.14.2 Antar kelompok Perbedaan kondisi Tidak ada perbedaan indeks Terdapat perbedaan fasilitas Terdapat perbedaan sangat
sosial ekonomi status sekolah terkait fasilitas pembelajaran literasi pembelajaran literasi antar tinggi pada fasilitas
ketersediaan fasilitas antar satuan pendidikan satuan pendidikan pembelajaran literasi antar
literasi sesuai standar berdasarkan kelompok status berdasarkan kelompok status satuan pendidikan
sarpras berdasarkan sosial ekonomi. sosial ekonomi. berdasarkan kelompok status
perbedaan status sosial sosial ekonomi.
ekonomi sekolah.
(0,00-2,00) (2,01-4,00) (4,01-100,00)
D.14.3 Antar wilayah Perbedaan kondisi Tidak ada perbedaan indeks Terdapat perbedaan fasilitas Terdapat perbedaan sangat
sekolah terkait fasilitas pembelajaran literasi pembelajaran literasi antar tinggi pada fasilitas
ketersediaan fasilitas antar satuan pendidikan yang satuan pendidikan yang pembelajaran literasi antar
literasi sesuai standar berada di daerah urban dan berada di wilayah urban dan satuan pendidikan yang
sarpras berdasarkan daerah rural. rural. berada di wilayah urban dan
wilayah perdesaan dan rural.
perkotaan.
(0,00-5,00) (5,01-15,00) (15,01-100,00)
D.17.1 Kualitas Nilai komposit tingkat Sekolah sudah menyusun Sekolah sudah menyusun Sekolah belum menyusun
pembelajaran selaras keselarasan kurikulum, melaksanakan kurikulum, melaksanakan praktek kurikulum, melaksanakan
dengan dunia kerja kurikulum sekolah, praktek kerja lapangan, dan kerja lapangan, dan proses praktek kerja lapangan, dan
praktek kerja proses pembelajaran di kelas pembelajaran di kelas yang proses pembelajaran di
lapangan, dan yang diselaraskan dengan diselaraskan dengan standar dunia kelas yang diselaraskan
penyelenggaraan standar dunia kerja dan skema kerja dan skema SKKNI yang dengan standar dunia kerja
pembelajaran dengan SKKNI yang meliputi seluruh meliputi sebagian komponen dan skema SKKNI.
kebutuhan serta komponen kurikulum di seluruh kurikulum di sebagian konsentrasi
standar dunia kerja. konsentrasi keahlian, sesuai keahlian, sesuai dengan standar
dengan standar prosedur. prosedur.
D.17.2 Kualitas Tingkat Sekolah memiliki kerjasama Sekolah sedang merintis Sekolah belum memiliki
pembelajaran dalam keterlaksanaan secara aktif dengan dunia kerja kerjasama dengan dunia kerja kerjasama dengan dunia
Teaching Factory pembelajaran dalam penyelenggaraan, dalam penyelenggaraan, kerja dalam
(TeFa) Teaching Factory mekanisme, tahapan proses mekanisme, tahapan proses penyelenggaraan,
(TeFa) dengan produksi, dan hasil Teaching produksi, dan hasil Teaching mekanisme, tahapan
pelibatan dunia kerja. Factory (TeFa). Factory (TeFa). proses produksi, dan hasil
Teaching Factory (TeFa).
D.17.3 Penggunaan Tingkat kepemilikan, Sekolah memiliki sarana Sekolah sedang berupaya Sekolah belum memiliki
sarana prasarana spesifikasi, dan prasarana pembelajaran yang memenuhi sarana prasarana sarana prasarana
pembelajaran selaras pemanfaatan sarana spesifikasinya sesuai dengan pembelajaran yang spesifikasinya pembelajaran yang
dengan dunia kerja dan prasarana dunia kerja dan pengelolaannya sesuai dengan dunia kerja dan spesifikasinya sesuai
pembelajaran selaras mencakup seluruh siswa. pengelolaannya mencakup dengan dunia kerja.
dengan kebutuhan sebagian siswa.
dan standar dunia
kerja. (70,01-100,00) (54,01-70,00) (0,00-54,00)
D.17.4 Keahlian guru Nilai komposit Sekolah melakukan peningkatan Sekolah sedang merintis dalam Sekolah masih berupaya
dan tenaga kesesuaian kualifikasi kualifikasi dan kompetensi PTK peningkatan kualifikasi dan melakukan peningkatan
kependidikan SMK dan kompetensi guru dan internalisasi budaya kerja kompetensi PTK serta internalisasi kualifikasi dan kompetensi
selaras dengan dunia dan tenaga secara optimal. budaya kerja. PTK dan internalisasi
kerja kependidikan serta budaya kerja.
tingkat internalisasi
budaya kerja oleh (70,01-100,00) (54,01-70,00) ((0,00-54,00)
guru dan tenaga
kependidikan.
D.17.5 Kepemimpinan Efektivitas Kepala Sekolah secara kontinyu Kepala Sekolah secara kontinyu Kepala Sekolah belum
kepala SMK dalam kepemimpinan kepala menjalankan kepemimpinan menjalankan kepemimpinan secara kontinyu
mengelola SMK SMK (manajerial, dalam aspek manajerial, dalam aspek manajerial, menjalankan
sebagai pembelajaran kewirausahaan dan kewirausahaan, dan supervisi kewirausahaan, dan supervisi kepemimpinan dalam
yang selaras dengan supervisi pembelajaran yang berorientasi pembelajaran yang belum aspek terkait aktivitas
dunia kerja; pembelajaran) dalam pada peningkatan mutu sekolah. sepenuhnya berorientasi pada manajerial, kewirausahaan,
penguatan kerja peningkatan mutu sekolah. dan supervisi
sama, inovasi, dan pembelajaran.
pengelolaan sekolah
berbasis dunia kerja. (70,01-100,00) (54,01-70,00) (0,00-54,00)
D.17.6 Pengelolaan Pengelolaan Bursa Sekolah mengelola Bursa Kerja Sekolah mengupayakan mengelola Sekolah belum sepenuhnya
Bursa Kerja Khusus Kerja Khusus dalam Khusus yang terintegrasi dengan Bursa Kerja Khusus guna mengelola Bursa Kerja
dalam meningkatkan meningkatkan pihak terkait (Disnaker, dunia meningkatkan kebekerjaan lulusan Khusus guna meningkatkan
kebekerjaan lulusan kebekerjaan lulusan kerja) guna meningkatkan SMK. kebekerjaan lulusan SMK.
SMK SMK, termasuk kebekerjaan lulusan SMK. .
mendapatkan ((0,00-23,30)
komitmen dunia kerja (55,87-100,00) (23,21-55,86)
dalam penyerapan
lulusan SMK.
Label Capaian
Nama Indikator
Definisi
Baik Sedang Kurang
D.17.7 Komite Tingkat keterlibatan komite Komite sekolah secara Komite sekolah mulai Komite sekolah
sekolah terlibat sekolah dalam memberi rutin memberikan memberikan dukungan dalam memberikan dukungan
mengembangkan dukungan peluang kerjasama dukungan dalam menjalin menjalin kerjasama dengan yang terbatas dalam
kerjasama dunia kerja dengan dunia kerja, finansial, kerjasama dengan dunia dunia kerja, finansial, ide menjalin kerjasama dengan
dan ide pengelolaan sekolah. kerja, finansial, ide pengelolaan sekolah. dunia kerja, finansial, ide
pengelolaan sekolah. pengelolaan sekolah.
D.17.8 Praktisi dunia Tingkat keterlaksanaan Sekolah telah menunjukkan Sekolah mulai mengelola Sekolah belum secara
kerja yang mengajar pembelajaran yang diampu oleh pengelolaan pembelajaran pembelajaran oleh guru tamu serius melakukan
di SMK guru tamu atau instruktur oleh guru tamu secara pada aspek perencanaan, pengelolaan pembelajaran
kejuruan dari dunia kerja, berkualitas. pelaksanaan, evaluasi, dan oleh guru tamu.
meliputi pengaturan jadwal, ketercakupan
jumlah jam, dan cakupan kompetensi/konsentrasi
kompetensi/konsentrasi keahlian yang ada.
keahlian yang ada di SMK.
(55,58-100,00) (26,60-55,57) ((0,00-26,59)
Label Capaian
Nama Indikator
Definisi
Baik Sedang Kurang
D.17.9 Guru SMK Tingkat keterlaksanaan dan Sekolah telah menunjukkan Sekolah mulai mengelola Perlu perhatian serius untuk
melakukan magang di persentase guru magang di pengelolaan magang guru magang guru sesuai standar melakukan peningkatan
dunia kerja dunia kerja. secara berkualitas. dengan persentase jumlah guru SMK yang
keterlibatan yang cukup baik. melakukan magang di dunia
kerja dan kualitas proses
magang guru.
(69,41-100,00)
(51,95-69.40) (0,00-51,94)
0,00 100,00
D.21.1 Kesenjangan Fasilitas Tingkat Kesenjangan fasilitas Kesenjangan fasilitas ruang Kesenjangan fasilitas Kesenjangan fasilitas
Ruang Satuan Pendidikan ruang Satuan Pendidikan. satuan pendidikan antara ruang sekolah satuan ruang satuan
desil 10 dan desil 1 kecil. pendidikan desil 10 dan pendidikan antara desil
desil 1 sedang. 10 dan desil 1 Tinggi.
(49,99-0,00)
(64,99-50,00) (65,00-100,00)
D.21.2 Kesenjangan Sanitasi Tingkat kesenjangan sanitasi Kesenjangan fasilitas Kesenjangan fasilitas Kesenjangan fasilitas
Satuan Pendidikan Satuan Pendidikan. sanitasi satuan pendidikan sanitasi satuan pendidikan sanitasi satuan
antara desil 10 dan desil 1 antara desil 10 dan desil 1 pendidikan antara desil
kecil. sedang. 10 dan desil 1 Tinggi.
D.21.3 Kesenjangan Bahan dan Tingkat kesenjangan bahan dan Kesenjangan bahan dan Kesenjangan bahan dan Kesenjangan bahan
Fasilitas Belajar Literasi fasilitas belajar literasi. fasilitas belajar literasi fasilitas belajar literasi dan fasilitas belajar
satuan pendidikan antara satuan pendidikan antara literasi satuan
desil 10 dan desil 1 kecil. desil 10 dan desil 1 pendidikan antara desil
sedang. 10 dan desil 1 Tinggi.
D.21.4 Kesenjangan Fasilitas TIK Tingkat kesenjangan fasilitas Kesenjangan fasilitas TIK Kesenjangan fasilitas TIK Kesenjangan fasilitas
TIK. satuan pendidikan antara satuan pendidikan antara TIK satuan pendidikan
desil 10 dan desil 1 kecil. desil 10 dan desil 1 antara desil 10 dan
sedang. desil 1 Tinggi.
E.1.1 Partisipasi orang tua Sekolah mengajak orang tua untuk Satuan pendidikan Satuan pendidikan Satuan pendidikan
berpartisipasi dalam perencanaan, melibatkan orang tua baik melibatkan orang tua memiliki proporsi
pengembangan, dan pelaksanaan dalam kegiatan akademik dalam beberapa kegiatan pembelanjaan
kegiatan di sekolah. maupun non-akademik di satuan pendidikan peningkatan mutu guru
secara keseluruhan di khususnya berupa dan tenaga kependidikan
satuan pendidikan. kegiatan akademik dan yang rendah.
atau non-akademik.
E.1.2 Partisipasi murid Sekolah mengajak siswa untuk Satuan pendidikan Satuan pendidikan Satuan pendidikan
berpartisipasi dalam perencanaan, melibatkan peserta didik melibatkan peserta didik memiliki proporsi
pengembangan, dan pelaksanaan baik dalam kegiatan dalam beberapa kegiatan pembelanjaan non-
kegiatan di sekolah. akademik maupun non- di satuan pendidikan personil mutu
akademik di satuan khususnya berupa pembelajaran yang
pendidikan. kegiatan akademik dan rendah.
atau non-akademik.
0,00 100,00
Indikator Level 2
Label Capaian
Nama Indikator Definisi
Baik Sedang Kurang
E.2.1 Proporsi pembelanjaan Persentase pembelanjaan sekolah untuk Satuan pendidikan telah Satuan pendidikan Satuan pendidikan
peningkatan mutu guru dan tenaga peningkatan mutu guru dan tenaga memiliki proporsi telah memiliki proporsi memiliki proporsi
kependidikan kependidikan dibagi total anggaran pembelanjaan pembelanjaan pembelanjaan
sekolah dalam satu tahun di bos salur. peningkatan mutu guru peningkatan mutu peningkatan mutu
dan tenaga kependidikan guru dan tenaga guru dan tenaga
yang tinggi. kependidikan yang kependidikan yang
cukup. rendah.
E.2.2 Proporsi pembelanjaan non Persentase pembelanjaan sekolah untuk Satuan pendidikan Satuan pendidikan Satuan pendidikan
personil mutu pembelajaran non personil kegiatan pembelajaran memiliki proporsi memiliki proporsi memiliki proporsi
dibagi total anggaran sekolah dalam pembelanjaan non- pembelanjaan non- pembelanjaan non-
satu tahun di bos salur. personil mutu personil mutu personil mutu
pembelajaran yang tinggi. pembelajaran yang pembelajaran yang
cukup. rendah.
Label Capaian
Nama Indikator Definisi
Baik Sedang Kurang
E.3.1 Proporsi pembelanjaan dana Jumlah pembelanjaan dana Satuan pendidikan Satuan pendidikan Satuan pendidikan
BOS secara daring BOS melalui SIPLah dibagi total memiliki proporsi memiliki proporsi memiliki proporsi
anggaran dana BOS yang pembelanjaan dana BOS pembelanjaan dana BOS pembelanjaan dana
dibelanjakan dalam satu tahun secara daring yang tinggi. secara daring yang BOS secara daring
anggaran. cukup. yang rendah.
E 3.2 Indeks penggunaan platform Jumlah sekolah yang membuat Jumlah satuan pendidikan Jumlah satuan Jumlah satuan
SDS sumberdaya sekolah - laporan tepat waktu di platform yang membuat laporan pendidikan yang pendidikan yang
ketepatan waktu dan kelengkapan SDS dan lengkap. tepat waktu di platform membuat laporan tepat membuat laporan
pelaporantentang hukuman fisik SDS tinggi. waktu di platform SDS tepat waktu di
cukup. platform SDS masih
rendah.
E.5.1 Program dan Ketersediaan dan Sekolah memiliki program Sekolah sudah memiliki Sekolah belum memiliki
kebijakan sekolah penerapan program serta dan kebijakan yang program dan kebijakan program dan kebijakan
tentang perundungan kebijakan untuk mencegah dilaksanakan secara tentang pencegahan tentang pencegahan
dan menanggulangi segala konsisten tentang dan penanganan dan penanganan
bentuk penindasan atau pencegahan dan perundungan tetapi perundungan.
kekerasan yang dilakukan penanganan perundungan. belum dilaksanakan
secara sengaja oleh satu secara konsisten.
atau sekelompok orang
yang lebih 'kuat' di sekolah. (70,01-100,00) (54,01-70,00) (0,00-54,00)
E.5.2 Program dan Ketersediaan dan Sekolah sudah cukup Sekolah sudah cukup Sekolah belum memiliki
kebijakan sekolah penerapan program serta memiliki program dan memiliki program dan program dan kebijakan
tentang hukuman fisik kebijakan untuk mencegah kebijakan yang kebijakan yang sekolah yang bertujuan
penggunaan hukuman yang dilaksanakan secara bertujuan mencegah mencegah dan
mengakibatkan rasa sakit konsisten untuk mencegah dan menangani menangani hukuman
secara fisik bagi siswa yang dan menangani hukuman hukuman fisik di satuan fisik di satuan
melakukan pelanggaran. fisik di satuan pendidikan. pendidikan. pendidikan.
E.5.3 Program dan Ketersediaan dan Sekolah sudah memiliki Sekolah sudah memiliki Sekolah belum memiliki
kebijakan sekolah penerapan program serta program dan kebijakan yang program dan kebijakan yang program dan kebijakan
tentang kekerasan kebijakan untuk mencegah dilaksanakan secara konsisten bertujuan mencegah dan sekolah yang bertujuan
seksual dan menanggulangi untuk mencegah dan menangani terjadinya mencegah dan menangani
perbuatan yang menangani terjadinya pelecehan seksual di satuan terjadinya pelecehan seksual
merendahkan, menghina, pelecehan seksual di satuan pendidikan, namun belum di satuan pendidikan.
melecehkan, menyerang pendidikan. dilaksanakan secara
bagian tubuh atau organ konsisten.
reproduksi seseorang.
(86,53-100,00) (47,72-86,52) (0,00-47,71)
E.5.4 Program dan Ketersediaan dan Sekolah sudah memiliki Sekolah sudah memiliki Sekolah belum memiliki
kebijakan sekolah penerapan program serta program dan kebijakan yang program dan kebijakan yang program dan kebijakan
tentang narkoba kebijakan untuk mencegah dilaksanakan secara konsisten bertujuan mencegah dan sekolah yang bertujuan
dan menanggulangi untuk mencegah dan menangani aktivitas atau mencegah dan menangani
penyalahgunaan narkoba menangani aktivitas atau kasus penyalahgunaan aktivitas atau kasus
dan zat berbahaya lainnya kasus penyalahgunaan narkoba di satuan pendidikan, penyalahgunaan narkoba di
(termasuk rokok dan narkoba di satuan pendidikan. namun belum dilaksanakan satuan pendidikan.
minuman keras). secara konsisten.
E.5.5 Program dan Kebijakan Ketersediaan dan penerapan Peserta didik merasa Peserta didik merasa Peserta didik belum
mengenai kesetaraan gender program serta kebijakan aman, nyaman, dan aman dan nyaman merasa aman dan
yang mendukung kesetaraan sejahtera ketika berada ketika berada di nyaman ketika berada
antara laki-laki dan di lingkungan sekolah. lingkungan sekolah di lingkungan satuan
perempuan, misalnya dalam pada situasi-situasi pendidikan.
hal kemampuan, tertentu saja.
kesempatan, pemenuhan
hak, dan kewajiban. (70,00-100,00) (54,01-70,00) (0,00-54,00)
E.5.6 Program dan kebijakan Ketersediaan dan penerapan Sekolah telah memiliki Sekolah memiliki Sekolah belum memiliki
mengenai penanggulangan program serta kebijakan dan menjalankan rencana program dan rencana program dan
dan pencegahan intoleransi di tentang pencegahan dan program dan kebijakan kebijakan tentang kebijakan tentang
sekolah penanggulangan sikap serta tentang pencegahan pencegahan dan pencegahan dan
perilaku yang menolak dan penanganan kasus penanganan kasus penanganan kasus
keragaman agama dan intoleransi di satuan intoleransi di satuan intoleransi di satuan
budaya di sekolah. pendidikan secara pendidikan, tetapi pendidikan.
konsisten. belum diterapkan.
0,00 100,00
E.7.1 Indeks Fasilitas Indeks yang Satuan pendidikan Satuan pendidikan Satuan pendidikan
Ruang Satuan Pendidikan menggambarkan memiliki ketersediaan memiliki ketersediaan memiliki ketersediaan
ketersediaan ruang kelas, ruang kelas, ruang kelas, ruang kelas,
perpustakaan, dan perpustakaan, dan perpustakaan, dan perpustakaan, dan
laboratorium. laboratorium yang laboratorium yang laboratorium yang
tinggi. sedang. rendah.
E.7.2 Indeks Sanitasi Indeks yang Satuan pendidikan Satuan pendidikan Satuan pendidikan
Satuan Pendidikan menggambarkan memiliki ketersediaan memiliki ketersediaan memiliki ketersediaan
ketersediaan air layak air kayak, tempat cuci air kayak, tempat cuci air kayak, tempat cuci
seperti: tempat cuci tangan, tangan dengan sabun, tangan dengan sabun, tangan dengan sabun,
dan toilet. dan toilet yang tinggi. dan toilet yang sedang. dan toilet yang rendah.
E.7.3 Indeks Bahan dan Indeks yang Satuan pendidikan Satuan pendidikan Satuan pendidikan
Fasilitas Belajar Literasi menggambarkan memiliki ketersediaan memiliki ketersediaan memiliki ketersediaan
ketersediaan bahan belajar bahan dan fasilitas bahan dan fasilitas bahan dan fasilitas
literasi. belajar literasi yang belajar literasi yang belajar literasi yang
tinggi. sedang. rendah.
E.7.4 Indeks Fasilitas TIK Indeks yang Satuan pendidikan Satuan pendidikan Satuan pendidikan
menggambarkan memiliki ketersediaan memiliki ketersediaan memiliki ketersediaan
ketersediaan fasilitas TIK. fasilitas TIK yang tinggi. fasilitas TIK yang fasilitas TIK yang
sedang. rendah.