Anda di halaman 1dari 69

PERKERASAN

SALIM MAHMUD 2017 1


MATERI PELATIHAN

 Aplikasi perhitungan perkerasan lentur


(Manual + Sofware SDPJL) – 6 JP.
 Aplikasi perhitungan perkerasan kaku dan
Block Beton/Concrete Block – 6 JP.
 Presentasi Tugas Kelompok – 8 JP

 Perencanaan teknik perkerasan lentur– 10 JP


 Perencanaan teknik perkerasan blok beton – 2 JP
 Presentasi Tugas Kelompok – 8 JP
SALIM MAHMUD 2017 2
PERENCANAAN PERKERASAN
LENTUR
PERENCANAAN PERKERASAN
DIDUGA DIANGGAP TDK PENTING
DAN DIDUGA DIANGGAP TDK
PERLU
DIPERTANGGUNGJAWABKAN.
UNDANG-UNDANG NO. 18 Tahun 1999
Tentang JASA KONSTRUKSI
(1) Jika terjadi kegagalan bangunan yang
disebabkan karena kesalahan perencana
atau pengawas konstruksi, dan hal
tersebut terbukti menimbulkan kerugian bagi pihak lain, maka
perencana atau pengawas konstruksi wajib bertanggung jawab
sesuai dengan bidang prodesi dan dikenakan ganti rugi.
SALIM MAHMUD 2017 3
PERKERASAN
5 4

 PERKERASAN
2
 KENDARAAN
(ORANG+BARANG
7  TANAH
 HUJAN
1  MATA HARI
 AIR TANAH
6 3 LERENG
 TANAH LUNAK
8
SALIM MAHMUD 2017 4
PERKERASAN: FUNGSI DAN CIRI
FUNGSI
MELEWATKAN KENDARAAN = ORANG + BARANG
CIRI
 DIPENGARUHI BEBAN BERULANG
 TERLETAK PADA TANAH
 DIPENGARUHI AIR
 DIPENGARUHI SINAR MATA HARI
 MENGALAMI KERUSAKAN GRADUAL

SALIM MAHMUD 2017 5


PERKERASAN: “TUGAS”
“TUGAS” PERKERASAN :HARUS MAMPU
 MEMIKUL BEBAN
 MEMBERIKAN KENYAMANAN &
KESELAMATAN
 MELINDUNGI TANAH
 MEREDAM PENGARUH AIR & SINAR MATA
HARI
 MEMPERTAHANKAN PELAYANAN SELAMA
UMUR TERTENTU
 MELINDUNGI DARI DARI LONGSOR
 MELINDUNGI DARI DARI PERNURUNAN
SALIM MAHMUD 2017 6
STRUKTUR PERKERASAN
LENTUR

LPS PERMUKAAN

LPS PONDASI ATAS

?
LPS PONDASI BAWAH

TANAH DASAR

SALIM MAHMUD 7
STRUKTUR PERKERASAN:
Pd T-01-2002-B

Lapis Perekat

SALIM MAHMUD 2017 8


TIPIKAL SISTEM PERKERASAN:
MDP 2017

SALIM MAHMUD 2017 9


PERANCANGAN: KELUARAN
(OUTPUT)
YANG TERMURAH

TEBA BAHAN
L
? SPESIF?

? ? SPESIF?

? SPESIF?
TANAH DASAR
SALIM MAHMUD 2017 10
PERANCANGAN: MASUKAN
(INPUT) & METODA
MASUKAN
 BEBAN LALU-LINTAS
 SIFAT TANAH
 SIFAT BAHAN
 KUANTITAS AIR
 SUHU PERKERASAN
 TINGKAT LAYANAN MINIMUM IJIN
METODA
 BINA MARGA: Pd T-01-2002-B
 BINA MARGA: MANUAL PERKERASAN
JALAN Nomor 04/SE/Db/2017
SALIM MAHMUD 2017 11
Pd T-01-2002-B

SALIM MAHMUD 2017 12


MANUAL PERKERASAN
JALAN
(REVISI Juni 2017)
Nomor 04/SE/Db/2017

SALIM MAHMUD 2017 13


1.1 Ruang Lingkup (MDP)
 Lingkup Bagian I manual ini meliputi desain perkerasan lentur
dan perkerasan kaku untuk jalan baru, pelebaran jalan, dan
rekonstruksi, serta menjelaskan faktor – faktor yang perlu
dipertimbangkan dalam pemilihan struktur perkerasan termasuk
detail desain, drainase dan persyaratan konstruksi.
 Manual ini melengkapi pedoman desain perkerasan PtT-01-
2002-B dan Pd T-14-2003, dengan penajaman pada aspek –
aspek berikut:
a) penentuan umur rencana;
b) discounted lifecycle cost yang terendah;
c) pelaksanaan konstruksi yang praktis;
d) efisiensi penggunaan material.

SALIM MAHMUD 2017 14


PERANCANGAN: TUJUAN?
NAASRA 1987:
The aim of pavement design is to select
the most economic pavement thickness
and composition which will provide a
satisfactory level of service for the
anticipated traffic.

Tujuan perancangan perkerasan adalah memilih tebal


dan komposisi lapis perkerasan yang paling
ekonomis, yang dapat memberikkan pelayanan kpd
pengguna jalan dan lalu-lintas yg akan datang.
SALIM MAHMUD 2017 15
PERANCANGAN: PENGERTIAN
(SOUTH AFRICAN PAVEMENT ENGINEERING MANUAL)

 Pavement design is an engineering discipline,


somewhere in between science and art.
 In contrast to scientists, engineers do not require
perfect models, but models that are “good enough” to
produce fit for purpose designs.
 Where the scientific knowledge is insufficient, it is
supplemented with the experience and sometimes
intuition (art) of the designer.
 However, it remains the professional responsibility, and
liability, of the design engineer to ensure that the design
is based on the accepted design practice of the time.
SALIM MAHMUD 2017 16
PERANCANGAN: BASIC OBJECTIVE
(SOUTH AFRICAN PAVEMENT ENGINEERING MANUAL)

 The basic objective of pavement design is to combine


materials of sufficient strength in a layered system to
provide the desired functional and structural service levels
over the design period, subject to the applicable traffic
demand and environment in which the pavement operates.
 The economic viability of a design is determined by:
• Functional and structural service levels
• Deterioration rates of these service levels
• Costs associated with the provision and maintenance of
these service levels
• Savings by the road users resulting from improved service
levels
SALIM MAHMUD 2017 17
PERANCANGAN: KELUARAN

TEBAL, BAHAN
TEBAL TOTAL

(TERMASUK
PERSYARATAN)
TEBAL, BAHAN,
(TERMASUK PERSYARATAN)

TEBAL, BAHAN
(TERMASUK PERSYARATAN)

TANAH DASAR

MEMENUHI PERSYARATAN TEKNIS & PALING EKONOMIS

SALIM MAHMUD 2017 18


RANCANGAN: KENAPA HARUS YANG
PALING EKONOMIS?
Karena perkerasan yang memenuhi tuntutan pengguna
jalan dan beban lalu-lintas dpt terdiri atas beberapa
alternatif kombinasi tebal dan jenis bahan.
BTN BTN
ASPAL ASPAL
BATU
PECAH
BATU BTN
KERIKIL PECAH ASPAL
PECAH

TNH DASAR TNH TNH DASAR


DASAR
SALIM MAHMUD 2017 19
PRINSIP PERANCANGAN
 Melindungi tanah dasar dan lapisan bawah agar
mampu memikul beban yang diterimanya!
 Mendapatkan permukaan yang rata, kesat, & kedap.

SALIM MAHMUD 20
PERANCANGAN: TUJUAN
MENDAPATKAN PERKERASAN (DI ATAS KERTAS)
YANG MEMENUHI PERSYARATAN:
 MEMPUNYAI PERMUKAAN YANG RATA, DAN
KESAT.
 MEMPUNYAI LAPIS PERMUKAAN YANG KUAT
DAN KEDAP.
 TERDIRI ATAS LAPISAN/BAHAN YANG KUAT. &
AWET
 TERDIRI ATAS LAPISAN YANG TEBAL.
 MENGANDUNG SISTEM DRAINASE BAWAH
PERMUKAAN.
 MEMERLUKAN BIAYA PEMBANGUNAN &
PEMELIHARAAN PALING
SALIM MAHMUD 2017 MURAH. 21
PERANCANGAN: KUNCI
KEBERHASILAN
UNTUK MENCAPAI TUJUAN, PERANCANGAN
HRS MENGAKOMODASI/
MEMPERHITUNGKAN BEBAN LALU-LINTAS,
KONDISI TANAH DASAR, SUHU
PERKERASAN, DAN KEBERADAAN AIR DLM
PERKERASAN YG DIPERDIKSI/ESTIMASI
AKAN TERJADI SELAMA UMUR RENCANA!
PERANCANG TDK HANYA HARUS DPT
MENGGUNAKAN DATA, TAPI HRS
MENGETAHUI JUGA DATA YANG HRS
DIKUMPULKAN SERTA MAMPU
MENGANALISIS, MEMPREDIKSI, DAN
MENGESTIMASI DATA YANG DIKUMPULKAN
UTK MENENTUKAN TEBAL DAN JENIS
SALIM MAHMUD 2017 22
PERANCANGAN: FAKTOR YG
MEMPENGARUHI KEGAGALAN

KEGAGALAN MENGAKOMODASI/
MEMPERJITUNGKAN KONDISI AKTUAL
DAN KEGAGALAN MEMILIH BAHAN 
KEGAGALAN PERANCANGAN

KEGAGALAN PERANCANGAN
= KEGAGALAN MENDAPATKAN
PERKERASAN YANG MEMENUHI
SYARAT
= KEGAGALAN MENDAPATKAN
PERKERASAN
SALIM MAHMUD 2017
YG BERUMUR 23
PERANAN PERENCANAAN DALAM
PENYEDIAAN PERKERASAN
TAHAP PEMYEDIAAN PERKERASAN
PERENCANAA
PELAKSANAAN PEMELIHARAAN
N

 PERENCANAAN YANG BAIK SEKALIPUN AKAN


SIA-SIA BILA TDK DIIKUTI DGN PELAKSANAAN &
PEMELIHARAAN YG SEHARUSNYA!
 PERENCANAAN YG JELEK AKAN
MENGAKIBATKAN PERKERASAN CEPAT RUSAK!
SALIM MAHMUD 2017 24
PERANCANGAN: PROSEDUR

TERDAPAT BEBERAPA PROSEDUR:


 BINA MARGA (PEDOMAN Konstruksi dan
Banguan Pd T-01-2002-B: Pedoman
Perencenaan Perkerasan Lentur)
 AASHTO
 ASPHALT INSTITUTE
 NAASRA
 SHELL,
 …….

SALIM MAHMUD 2017 25


RUMUS DASAR
(BM Pd T-01-2002-B)

ITP = indeks tebal perkerasan


= kemampuan perkerasan memikul
beban
DPSI = kemampuan perkerasan memberikan
SALIM MAHMUD 2017 26
RUMUS DASAR: AASHTO 93

SN = nilai struktural
= kemampuan perkerasan memikul beban
DPSI = kemampuan perkerasan memberikan
kenyamanan
SALIM MAHMUD 2017 27
PERANCANGAN PERKERASAN
LENTUR: RUMUS DASAR …
W18 = perkiranan jumlah beban sumbu ekivalen 18 kip
pada lajur rencana selama umur rencana
ZR = deviasi normal standar
S0 = gabungan standard error untuk perkiraan lalu-lintas
dan kinerja
DIP = perbedaan antara index pelayanan awal (IP0) dgn
index pelayanan akhir (IPt)
MR = modulus resilen tanah dasar
IPf = indeks permukaan jalan hancur
ITP = indeks tebal perkerasan
= a1D1 + a2D2m2 + a3D3m3
m2, m3 = koef. drainase lps pondasi atas & lps pondasi bawah. 28
SALIM MAHMUD 2017
PENENTUAN SN DI ATAS
TANAH DASAR: NOMOGRAM

1. Bubuhkan pd garis yg sesuai:


R = 95%
SO = 0,45
W18 = 5 juta ESAL 2. Melalui titik-titik yg tlh
MR = 5.000 psi dibubuhkan, tarik garis lurus shg
memotong grs TL, grs vertikal, &
DPSI =1,9
grs “kehilangan layanan.
Solusi: SN
SALIM= 5,0 2017
MAHMUD 29
PENENTUAN NILAI STRUKTURAL
UTK PERKERASAN 3 LAPIS

Bubuhkan pd garis yg sesuai:


R = 95%
SO = 0,45 MR = 7 ksi  SN3 ≈ 5,0
W18 = 7 juta ESAL ESB = 20 ksi  SN2 ≈ 3,5
DPSI =1,6 EBS =
SALIM MAHMUD
40 ksi
2017
 SN1 ≈ 2,7 30
PENENTUAN SN: ANALITIS
(EXCEL)
W18 (ESAL) R ZR S0 p0 pt dPSI MR (psi)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
5 juta 95 -1,645 0,35 4,4 2,5 1,9 5000
SN A B C logW18 W18
(9) (10) (11) (12) (13) (14)
5,0 6,5077 -0,3052 0,5116 6,7142 5.178.378

A=
C=
B=
logW18 = A + B + C
SN DI-COBA2, SAMPAI W18 PD Kolom 18 ~ W18 PD Kolom 1
SALIM MAHMUD 2017 31
URUTAN PENENTUAN TEBAL
LAPISAN
* SN1
AC D1 D1 
SN1 a1
SN2
BC D2 SN1*  a1D1*  SN1
SN3 *
SN  SN
SB
D2*  2 1
D3 a2 m2
SN1*  SN2*  SN2
TANAH DASAR
 *
* SN 3  SN1  SN 2
D3 
*

a3m3
Di* = tebal setelah pembulatan atau nilai minimum
SNi* = nilai struktural setelah tebal dikoreksi
salim mahumud 32
CONTOIH PENENTUAN TEBAL
TIAP LAPISAN
Misalkan:
R = 95% EAC = 400.000 psi; a1 = 0,42
SO = 0,45 EBC = 30.000 psi; a2=0,14
W18 = 7 juta ESAL MR = 11.000 psi; a3=0,08
DPSI =1,6 m1 = m2 = 1,00
Penentuan tebal lapis beton aspal (D1)
 Berdasarkan RUMUS atau NOMOGRAM, untuk
EBC = 30.000 psi, diperoleh SN1 = 3,2
 Berdasarkan a1 = 0,42, diperoleh D1 = 3,2/0,42 =
7,6 in (D1* = 8 in = 20 cm)
SALIM MAHMUD 2017 33
PENENTUAN TEBAL LAPIS
PONDASI ATAS (D2)
 Berdasarkan RUMUS atau NOMOGRAM, untuk ESB =
11.000 psi, diperoleh SN2 = 4,5
 Berdasarkan SN2 = 4,5, SN1* = 8 * 0,42 = 3,36, a2 = 0,14
dan m2 = 1,00, diperoleh D2 = (4,5 – 3,36)/ (0,14 * 1,00) =
8,1 in (D1* = 8,5 in = 21 cm)
Penentuan tebal lapis pondasi bawah (D3)
 Berdasarkan RUMUS atau NOMOGRAM, untuk MR =
5.000 psi, diperoleh SN3 = 5
 Berdasarkan a3 = 0,08 dan SN2*= 3,36 + 8,5*0,14 = 3,36
+ 1,19 = 4,55 diperoleh D3 = (5 – 4,55)/(0,08 * 1) = 5,6
in (D3* = 6,0SALIM
in MAHMUD
= 152017
cm) 34
TEBAL MINIMUM LAPISAN

SALIM MAHMUD 2017 35


MDP: 9 PROSEDUR DESAIN
9.1 Perkerasan Lentur
1. Tentukan umur rencana (Tabel 2.1 Umur Rencana
Perkerasan) - Bab 2
2. Tentukan nilai-nilai ESA4 dan atau ESA5 sesuai umur
rencana yang dipilih - Bab 4
3. Tentukan tipe perkerasan berdasarkan Tabel 3.1 atau
pertimbangan biaya (analisis discounted life-cycle cost).
Bab 3
4. Tentukan segmen tanah dasar dengan daya dukung yang
seragam - Bab 6
5. Tentukan struktur fondasi perkerasan - Bab 6
6. Tentukan struktur perkerasan yang memenuhi …
SALIM MAHMUD 2017 36
MDP: 9 PROSEDUR DESAIN
9.1 Perkerasan Lentur …
6. Tentukan struktur perkerasan yang memenuhi syarat dari
Bagan Desain -3 atau Bagan Desain lainnya yang sesuai
- Bab 7
7. Tentukan standar drainase bawah permukaan yang
dibutuhkan - Bab 5
8. Tetapkan kebutuhan daya dukung tepi perkerasan - Bab
8
9. Tentukan kebutuhan pelapisan (sealing) bahu jalan
Lampiran F
10. Ulangi langkah 5 sampai 9 untuk setiap segmen yang
seragam - 1.1.1
SALIM MAHMUD 2017 37
MDP: 7.6 Contoh penggunaan

Jalan raya dua lajur dua arah direncanakan untuk


melayani beban lalu lintas rencana 20 tahun
(2018 – 2038) seperti ditunjukkan dalam contoh
(1) sub-bab 4.9. Penyelidikan tanah
menunjukkan bahwa daya dukung representatif
tanah dasar: CBR 3%.
Tentukan struktur perkerasan.

SALIM MAHMUD 2017 38


MDP: 7.6 Contoh penggunaan:
i: data lalu-lintas (Subbab 4-9)

SALIM MAHMUD 2017 39


MDP: 7.6 Contoh penggunaan:
ii. Desain fondasi; iii Alterbatif desain
ii) Desain fondasi.
Berdasarkan Bagan Desain 2, tanah dasar kategori SG3 untuk
desain > 4 juta ESA
diperlukan 600 mm lapis penopang.
iii) Alternatif desian
Untuk lalu lintas pada lajur rencana 48E+06 ESA5 alternatif
desain perkerasan lentur adalah:

SALIM MAHMUD 2017 40


MDP: 7.6 Contoh penggunaan:
iv) Alternatif perkerasan kaku
Jumlah kelompok sumbu masing-masing jenis kendaraan
diperlukan untuk keperluan desain perkerasan beton semen. Umur
rencana 40 tahun dan beban lalu lintas dihitung berdasarkan
jumlah kelompok sumbu kendaraan berat sbb:

SALIM MAHMUD 2017 41


MDP: 7.6 Contoh penggunaan:
iv) Alternatif perkerasan …

SALIM MAHMUD 2017 42


MDP: 7.6 Contoh penggunaan:
c) Bagan Desain 4
Perkerasan beton semen untuk kumulatif kelompok sumbu
kenderaan berat desain 68,77E+06, struktur untuk lalu lintas
dengan dengan jumlah kelompok sumbu kenderaan berat adalah:
Perkerasan: beton semen dengan sambungan tanpa tulangan
Umur rencana : 40 tahun
Tebal pelat beton : 305 mm
Lapis beton kurus (LMC) : 100 mm
Lapis drainage (LFA kls A) : 150 mm
Sambungan : dengan dowel

SALIM MAHMUD 2017 43


MDP: 7.6 Contoh penggunaan:
analisis biaya
v) Lakukan pemilihan terhadap ketiga alternatif tersebut
berdasarkan ketersediaan sumber daya local dan analisis
biaya (discounted lifecycle cost).

Tebal pelat beton : 305 mm


Lapis beton kurus (LMC) : 100 mm
Lapis drainage (LFA kls A) : 150 mm
Sambungan : dengan dowel
SALIM MAHMUD 2017 44
Bagan Desain - 2: Desain Fondasi Jalan
Minimum (1)

SALIM MAHMUD 2017 45


Bagan Desain - 2: Desain Fondasi Jalan
Minimum (1) ….
(1) Desain harus mempertimbangkan semua hal yang kritikal; syarat
tambahan mungkin berlaku.
(2) Ditandai dengan kepadatan dan CBR lapangan yang rendah.
(3) Menggunakan nilai CBR insitu, karena nilai CBR rendaman
tidak relevan.
(4) Permukaan lapis penopang di atas tanah SG1 dan gambut
diasumsikan mempunyai daya dukung setara nilai CBR 2.5%,
dengan demikian ketentuan perbaikan tanah SG2.5 berlaku.
Contoh: untuk lalu lintas rencana > 4 jt ESA, tanah SG1
memerlukan lapis penopang setebal 1200 mm untuk mencapai
daya dukung setara SG2.5 dan selanjutnya perlu ditambah lagi
setebal 350 mm untuk meningkatkan menjadi setara SG6.
(5) …..

SALIM MAHMUD 2017 46


Bagan Desain - 2: Desain Fondasi Jalan
Minimum (1) ….
(5) Tebal lapis penopang dapat dikurangi 300 mm jika tanah asal
dipadatkan pada kondisi kering.
(6) Untuk perkerasan kaku, material perbaikan tanah dasar berbutir
halus (klasifikasi A4 sampai dengan A6) harus berupa stabilisasi
semen.

SALIM MAHMUD 2017 47


L1. Penentuan umur rencana
Tabel 2.1. Umur Rencana Perkerasan Jalan Baru (UR).

SALIM MAHMUD 2017 48


L1. Penentuan umur rencana

Catatan :
1. Jika dianggap sulit untuk menggunakan umur rencana
diatas, maka dapat digunakan umur rencana berbeda,
namun sebelumnya harus dilakukan analisis dengan
discounted lifecycle cost yang dapat menunjukkan
bahwa umur rencana tersebut dapat memberikan
discounted lifecycle cost terendah. Nilai bunga diambil
dari nilai bunga rata-rata dari Bank Indonesia, yang
dapat diperoleh dari
http://www.bi.go.id/web/en/Moneter/BI+Rate/Data+BI+
Rate/.
2. Umur rencana harus memperhitungkan kapasitas jalan.
SALIM MAHMUD 2017 49
L2. Penentuan nilai-nilai ESA4 dan
atau ESA5
4.8 Beban Sumbu Standar Kumulatif
=Cumulative Equivalent Single Axle Load (CESAL)
ESATH-1 = (ΣLHRJK x VDFJK) x 365 x DD x DL x R (4.4)
ESATH-1 : kumulatif lintasan sumbu standar ekivalen (equivalent
standard axle) pada tahun pertama (salah?).
LHRJK : lalu-lintas harian rata – rata tiap jenis kendaraan niaga
(satuan kendaraan per hari).
VDFJK : Faktor Ekivalen Beban (Vehicle Damage Factor) tiap
jenis kendaraan niaga Tabel 4.4. dan Tabel 4.5.
DD : Faktor distribusi arah.
DL : Faktor distribusi lajur (Tabel 4.2).
CESAL : Kumulatif beban sumbu standar ekivalen selama umur
rencana.
SALIM MAHMUD 2017 50
L2. Penentuan nilai-nilai ESA4 dan
atau ESA5: CONTOH
Suatu ruas jalan baru (2-lajur 2-arah) yang dibangun di
Pulau Sumatera direncanakan akan mulai beroperasi
pada tahun 2018. Data lalu lintas harian yang digunakan
untuk perencanaan diperoleh dari survei pada tahun
2015 ditunjukkan pada tabel di bawah.
Hitung kumulatif beban (ESA5) untuk umur rencana 20
tahun (2018 – 2038) dengan menggunakan VDF
berdasarkan Tabel 4.4. dan angka pertumbuhan lalu
lintas regional seperti ditunjukkan pada Tabel 4.1.

SALIM MAHMUD 2017 51


Data lalu lintas harian menurut survei
pada tahun 2015

SALIM MAHMUD 2017 52


Penyelesaian penghitungan kumulatif
beban (ESA5)
Hitung kumulatif beban (ESA5) untuk umur rencana 20 tahun
(2018 – 2038) dengan menggunakan VDF berdasarkan Tabel
4.4. dan angka pertumbuhan lalu lintas regional seperti
ditunjukkan pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1. Faktor Laju Pertumbuhan Lalu Lintas (i) (%)
Jawa Sumatera Kalimantan

SALIM MAHMUD 2017 53


Tabel 4.4. Nilai VDF masing – masing
jenis kendaraan niaga

SALIM MAHMUD 2017 54


Tabel 4.4. Nilai VDF masing – masing
jenis kendaraan niaga: Sumatera

SALIM MAHMUD 2017 55


Penyelesaian penghitungan kumulatif
beban (ESA5) : HASIL

ESATH-1 = (ΣLHRJK x VDFJK) x 365 x DD x DL x R

SALIM MAHMUD 2017 56


KETERANGAN TIAP KOLOM

Kolom (1) : Kelas KENDARAAN


Kolom (2) : LHR 2 ARAH 2015 = DATA
Kolom (3) : LHR 2018 = Kolom (2) x (1 + i)n
Kolom (4) : LHR 2018 = Kolom (2) x (1 + i)n
Kolom (5) : VDF 5 faktual = Tabel 4.4
Kolom (6) : VDF 5 mormal = Tabel 4.4
Kolom (7) : ESAS 5 (18-20) = Kolom (3) x Kolom (5) x
365 x DD x DL x R2018-2020
Kolom (8) : ESAS 5 (21-38) = Kolom (4) x Kolom (6) x
365 x DD x DL x R2021-2038
SALIM MAHMUD 2017 57
L3. Penentuan tipe perkerasan
Berdasarkan Tabel 3.1 atau pertimbangan biaya
(analisis discounted life-cycle cost). Bab 3

SALIM MAHMUD 2017 58


L3. Penentuan tipe perkerasan …
Berdasarkan Tabel 3.1 atau pertimbangan biaya
(analisis discounted life-cycle cost). Bab 3

SALIM MAHMUD 2017 59


L4. Penentuan segmen tanah dasar
dgn daya dukung seragam
Segmen Seragam (Homogenious Section)
Bagian dari jalan dengan daya dukung tanah dasar atau lendutan
yang seragam, dibatasi dengan koefisien variasi (deviasi standar
dibagi rata-rata) 25% ~ 30%.

6.6.1 Penentuan segmen tanah dasar yang seragam


 Ruas jalan yang didesain harus dikelompokkan berdasarkan
kesamaan segmen yang mewakili kondisi tanah dasar yang
dapat dianggap seragam (tanpa perbedaan yang signifikan).
 Pengelompokan awal dapat dilakukan berdasarkan hasil kajian
meja dan penyelidikan lapangan atas dasar ….

SALIM MAHMUD 2017 60


L4. Penentuan segmen tanah dasar
dgn daya dukung seragam …
 Pengelompokan awal dapat dilakukan berdasarkan hasil
kajian meja dan penyelidikan lapangan atas dasar kesamaan
geologi, pedologi, kondisi drainase dan topografi, serta
karakteristik geoteknik (seperti gradasi dan plastisitas).
 Secara umum disarankan untuk menghindari pemilihan
segmen seragam yang terlalu pendek.
 Jika nilai CBR yang diperoleh sangat bervariasi, pendesain
harus pembandingkan manfaat dan biaya antara pilihan
membuat segmen seragam yang pendek berdasarkan variasi
nilai CBR tersebut, atau membuat segmen yang lebih panjang
berdasarkan nilai CBR yang lebih konservatif.

SALIM MAHMUD 2017 61


L5. Penentuan struktur fondasi
perkerasan
6 DESAIN FONDASI JALAN
6.1 Pendahuluan
6.2 Pengujian
6.2.1 Pengujian daya dukung dan asumsi-asumsi
6.2.2 Pengukuran Daya Dukung dengan DCP (Dynamic
Cone Penetration Test)
6.3 Persyaratan umum persiapan tanah dasar
6.4 Umur Rencana Fondasi Perkerasan
6.5 Penurunan
6.5.1 Batasan penurunan (Settlement limits
6.5.2 Perbedaan Penurunan3
6.5.3 Pra-pembebanan
SALIM MAHMUD 2017 62
L5. Penentuan struktur fondasi
perkerasan …
6.5.4 Penurunan total pada oprit jembatan dan struktur
yang berdekatan dengan struktur yang tetap
6.6 CBR Desain tanah dasar
6.6.1 Penentuan segmen tanah dasar yang seragam
6.6.2 CBR Rencana untuk stabilisasi tanah dasar
6.7 Tanah Ekspansif
6.8 Lapis Penopang (Capping Layers)
6.9 Desain fondasi perkerasan lentur
6.9.1 Tanah dasar normal
6.9.2 Tanah lunak
6.9.3 Tanah aluvial kering
6.9.4 Gambut
SALIM MAHMUD 2017 63
6.9 Desain fondasi perkerasan lentur

6.9.1 Tanah dasar normal


Tanah dasar normal adalah tanah dasar yang secara
umum mempunyai nilai CBR in-situ lebih besar dari
2,5%, termasuk pada daerah timbunan, galian dan
permukaan tanah asli.
Pemilihan tebal perbaikan tanah dasar dapat dilihat pada
Bagan Desain - 2. Pastikan bahwa ketentuan mengenai
elevasi permukaan fondasi memenuhi persyaratan Tabel
5.1.

SALIM MAHMUD 2017 64


L6. Penentuan struktur perkerasan
6. Tentukan struktur perkerasan yang memenuhi
syarat dari Bagan Desain -3 atau Bagan Desain
lainnya yang sesuai - Bab

SALIM MAHMUD 2017 65


L7. Penemtuan standar drainase
bawah permukaan

7. Tentukan standar drainase bawah permukaan yang


dibutuhkan - Bab 5

SALIM MAHMUD 2017 66


L8. Penetapan kebutuhan daya
dukung tepi perkerasan

Tetapkan kebutuhan daya dukung tepi perkerasan -


Bab 8

SALIM MAHMUD 2017 67


L9. Penentuan kebutuhan pelapisan

Tentukan kebutuhan pelapisan (sealing) bahu jalan


Lampiran F

L10. Ulangi langkah 5 sampai 9 untuk setiap


segmen yang seragam - 1.1.1

SALIM MAHMUD 2017 68


KAPAN SAAT PERANCANGAN?
1
PERKERASAN
KONDISI

3
JUMLAH REPETISI BEBAN
KENDARAAN/UMUR
1 = KONDISI PERKERASAN BARU
2 = KONDISI DIMANA PERKERASAN TDK LAYAK MELAYAMI
LALIN
SALIM MAHMUD 2017 69

Anda mungkin juga menyukai