Anda di halaman 1dari 17

PIT IAGI KE-43, JAKARTA 2014 The 43st IAGI

Annual Convention and Exhibition

OLISTOSTROME DAN OBDUKSI OFIOLIT LASITAE


KABUPATEN BARRU PROVINSI SULAWESI
SELATAN

Kaharuddin MS1, Adi Tonggiroh1, dan Haerany Sirajuddin1


1
Jurusan Teknik Geologi Universitas Hasanuddin
Email: kaharuddin_geounhas@yahoo.com

Jakarta, 16 – 18 September 2014


OLISTOSTROME
Merupakan endapan longsoran gravitasi yang tersusun oleh
percampuran material heterogen secara kacau, dimana
bongkah–bongkah batuan mengambang dalam massa dasar
lumpur semi fluida (Flores, 1955 dalam Abbate dkk., 1970)

OLISTOSTROME LASITAE
• Pertama kali diperkenalkan
• Sifat polilitik dan monolitik
• Sebarannya mengelilingi bagian depan thrust Tinre
• Tipe olistostrome obduksi
Lokasi Penelitian

Secara Administratif :

Daerah Lasitae Kec. Barru Kab. Barru


Prov. Sulawesi Selatan
Berjarak ±115 km dari Kota Makassar

Secara Geografis :

4° 24’ 00” – 04° 28’ 00” LS


119° 38’ 00” – 119° 42’ 00” BT
GEOLOGI DAERAH LASITAE

LITOLOGI
Tersusun oleh batuan sekis, dasit augen, batuan ultrabasa,
batupasir Balangbaru dan rijang, batupasir Mallawa,
batugamping Tonasa, olistostrome, batu gunungapi Camba,
batuan terobosan, dan aluvial.

STRUKTUR GEOLOGI
Berupa sesar-sesar naik Tinre, Palakka, Birubiru, dan sesar
geser Sikapa.
KARAKTERISTIK LITOLOGI

KRITERIA KOMPONEN
1. Hasil rombakan aneka macam batuan (batuan
ultrabasa, dasit augen, batupasir Mallawa sisipan
batubara, batugamping Tonasa dan batulempung
karbontan, yang berukuran antara 1 – 200 cm).
2. Bentuk komponen subangular – angular.
3. Tekstur tersebut (kekar-kekar, pseudofoliasi, pelicinan,
dan boudin).
4. Sortasi sedang hingga sangat jelek (mirip lahar).
5. Polilitik dan monolitik
KARAKTERISTIK LITOLOGI

TIPE & FISIOGRAFI ENDAPAN


1. Tipe Olistostrome :
Termasuk tipe obduksi yang berhubungan dengan
obduksi ofiolit Lasitae (Neppe) dan deformasi tektonik.

2. Fisiografi Endapan :
• Ukuran komponen menghalus ke Utara
• Melidah dalam kalkarenit dan napal.
• Ofiolit mengambang dalam matriks sebagai ciri
endapan longsoran.
STRATIGRAFI DAN TEKTONIK

STRATIGRAFI OLISTOSTROME
• Melensis/melidah dalam kalkarenit dan napal
• Terbagi dalam empat lapisan :
1. Breksi Polilitik I (tebal ± 2 m)
2. Kalkarenit dan breksi gamping (tebal ± 200 m)
3. Breksi Polilitik II (tebal ± 500 m)
4. Breksi Monolitik Dasitik (tebal ± 8 – 120 m)
Breksi Polilitik I (Tebal ± 2 m)
Olistostrome dengan tekstur tektonit (kekar
dan terlicinkan, dan bentuk lensis) pada
olistolit ofiolit (x), dasit (y), dan batugamping
(z) dasar Sungai Barru, Sabangnairi.

Fotomikrograf olistolit ofiolit terserpentinisasi


dengan mineral serpentin (x) pada olistostrome
polilitik di Sungai Barru, Sabangnairi.

Kenampakan fosil Nummulites sp. (x) pada


fotomikrograf fragmen olistostrome polilitik
di daerah Sungai Barru, Sabangnairi.
Kalkarenit & Breksi gamping (Tebal ± 200 m)
Singkapan Breksi gamping, fragmen
terorientasi dan perlapisan semu
terletak di Sungai Barru, Sabangnairi.

Kenampakan fosil Letibolivina


byramensis (Chusman) berumur
Oligosen (x) pada fotomikrograf
breksi gamping daerah Sungai
Barru, Sabangnairi.
Breksi Monolitik Dasitik (Tebal ± 2 m)
Sisipan olistostrome dasitik (x) dalam
napal tufaan (y) di Sungai Barru,
Camming.

Fotomikrograf fragmen dasit/olistostrome


dasitik tampak tekstur augen pada
plagioklas (x) diselimuti massa dasar (y) di
Sungai Barru, Camming.
STRATIGRAFI DAN TEKTONIK

Kolom Stratigrafi Regional Daerah Lasitae Kabupaten Barru Provinsi Sulawesi Selatan.
Kolom Litostratigrafi Endapan Olistostrome Daerah Lasitae
Kabupaten Barru Provinsi Sulawesi Selatan.
OBDUKSI OFIOLIT DAN PEMBENTUKAN
OLISTOSTROME
Overthrusting Lempeng Oseanik
1. Tekstur tektonik, ubahan seperti klorisasi, serpentinisasi,
dan silisifikasi, serta intrusi-intrusi melingkar.
2. Arah obduksi dari Baratdaya ke Timurlaut
3. Kontak blok ofiolit berupa kontak sesar naik dengan dasit
augen.
OBDUKSI OFIOLIT DAN PEMBENTUKAN
OLISTOSTROME

Pembentukan Olistostrome (Oligosen)


1. Lereng terjal di bagian depan obduksi
2. Longsoran olistolit Polilitik I (pada dasar laut dangkal)
3. Longsoran olistolit Polilitik II.
4. Pengendapan napal berselingan dengan olistolit
monolitik dasitik.
KESIMPULAN
1. Kondisi geologi daerah Lasitae cukup kompleks yang tersusun
oleh batuan dalam blok alohton pra Tersier (sekis, ofiolit, dan
dasit) dan blok autohton Tersier (batupasir Mallawa,
batugamping, dan napal Tonasa serta batuan gunungapi
Camba).
2. Karakteristik olistostrome Lasitae tersusun oleh komponen
heterogen polilitik (ofiolit, dasit, batupasir, batugamping, dan
silisified), membentuk empat sekuen yaitu breksi polilitik 1,
kalkarenit dan breksi gamping, breksi polilitik 2, dan breksi
dasitik (monolitik).
3. Pembentukan olistostrome berhubungan dengan obduksi
ofiolit Lasitae, dimana posisi stratigrafi dasit (umur pra
Eosen) dan penempatan ofiolit diinterpretasikan pada Kala
Oligo–Miosen.
TERIMA KASIH...

Anda mungkin juga menyukai