P
STRATIGRAFI BIOSTRATIGRAFI A
L
E
O
MIKROPALEONTOLOGI
MIKROPALEONTOLOGI ANALYTIK
G
(diskriptik & analitik) STUDI EVOLUSI E
O
G
R
SEDIMENTOLOGI PALEO EKOLOGI A
F
I
KOMPONEN STRATIGRAFI
A. LITOSTRATIGRAFI B. BIOSTRATIGRAFI
Observasi &
1. Kolom Stratigrafi Organisasi 1. Kolom Stratigrafi
2. Petrologi Sediemen 2. Paleontologi
- Sifat Partikel Sedimen - Sifat Morfologi
Analisis
- Sifat Kumpulan Sedimen - Sifat Kumpulan Fosil
3. Klasisfikasi Sedimen Kesimpulan
3. Klasisfikasi Organisme
Batu
Pengelompokan Batuan
berdasarkan genesa
Batuan sedimen
Batuan metamorf
D
C
B
A
PENGGOLONGAN BATUAN SEDIMEN
Gol. Detritus Kasar (breksi, konglomerat,
batupasir); sedimentasi mekanis
GoL. Detritus Halus (lanau,lempung, serpih,
napal); mekanis &kimiawi
Gol. Evaporit (Gypsum, anhydrit, halit); kimiawi
Gol. Karbonat (Terumbu/organik, dolomit
/kimiawi; oolit/mekanis&kimiawi;
kalkarenit,gamping klastik, gamping
bioklastik/mekanis
Gol. Sedimen Organik : Radiolarit, tanah
diatomea
Gol. Batubara : Gambut, bituminous, antrasit
(sedimen organik)
Chemical & Organic Sedimentary Rocks
(Names based primarily on composition)
Dolomite Dolostone
Gravel -Sized:
Conglomerate
Sand Sized: Sandstone
Mud-Sized:
Mudstone
Siltstone Shale
Chert (Flint, Jasper, Agate…)
Travertine
(Limestone)
Chalk
TIFF (Uncompressed) decompressor
(Coccolithophores)
are needed to see this picture.
QuickTime™ and a
QuickTime™ and a
TIFF (Uncompressed) decompressor
are needed to see this picture.
Limestone
Crystalline
Limestone
Fossiliferous Limestone
Chalk
Oolitic
Limestone
Evaporites:
Bonneville Salt Flats, Utah
Rock Rock Salt
Gypsum
Peat and Coal
Swamp, Bog
SIKLUS BATUAN
MAGMA
Pelelehan kristalisasi
Metamorfisme
Batuan Metamorf Batuan Beku
Erosi
Erosi, dll Transportai
deposisi
Metamorfisme Sedimen
Erosi, dll
kompaksi,
Batuan Sedimen rekristalisasi
sementasi
What do Sedimentary rocks record?
Sediment Lithification
Deposition
Transport
Sedimentary Rocks
Erosio
n
Weathering
Metamorphism
Metamorphism
Igneous Rocks Metamorphic Rocks
Crystallization Melting
Magma
Siklus Batuan
BATUAN METAMORFIK
Adalah batuan yang telah berubah karena pengaruh
bertambahnya tekanan (P) dan temperatur (To),
dihasilkan oleh proses METAMORFISME.
MAGMA
Adalah zat cair pijar yang merupakan persenyawaan
silikat dan ada dibawah kondisi tekanan dan suhu yang
tinggi di dalam tubuh bumi.
SEDIMEN
Adalah suatu material yang berasal dari suatu proses
erosi, transportasi, deposisi batuan yang sudah ada.
Mineral
Obsidian - mineraloid
Mineral pembentuk batuan (umum)
Mineral Beku Sedimen Metamorf
Feldspar * √ √ √
Amfibol * √ √ √
Piroksen * √ √
Olivin √
Mika * √ √
Kwarsa √ √
Kalsit √
Gypsum √
Halit √
Garnet √
Khlorit √
Lempung * √
Unsur kimia dan Mineral
yang umum dijumpai di kerak bumi
Talc – Mg3Si4O10(OH)2 1
Gypsum – CaSO4.2H2O 2
Kalsit – CaCO3 3
Fluorit – CaF2 4
Apatit – Ca5(PO4)3F 5
K-Feldspar – KAlSi3O8 6
Kwarsa – SiO2 7
Topas – Al2SiO4(OH9F)2 8
Korundum- Al2O3 9
Intan - C 10
Ikatan Ion
1. Ikatan ion – gaya tarik elektrostatik ion+
dan ion-
2. Ikatan kovalen – 2 atom berbagi elektron
3. Gabungan ikatan ion dan kovalen
4. Ikatan logam – ion-ion logam bersatu
(kovalen)
5. Ikatan van der Waals – tidak ada transfer
atau berbagi elektron, ikatannya tidak
sekuat lainnya
Proses Diagenesa / Litifikasi
Proses perubahan dari sedimen batuan sedimen
Kompaksi, akibat beban akumulasi sedimen
atau material lain – hubungan antar butir lebih
lekat, air dlm pori antar butir keluar, menjadi
kompak/padat.
Sementasi, keluarnya air pori-pori
mengendapkan material terlarut (CaCO3, SiO2,
oksida atau mineral lempung) menyemen
butiran-butiran
Rekristalisasi, mineral-mineral kurang stabil
(aragonit) saat sedimen terakumulasi meng
x’tal kembali menjadi yang stabil (kalsit).
Typical Cement:
•Calcite
•Quartz
GAYA EKSOGEN VS GAYA ENDOGEN
PROSES PELAPUKAN :
PELAPUKAN MEKANIS ( DISINTEGRASI ) :
BATUAN MENGALAMI PENGHANCURAN
TANPA MENIMBULKAN PERUBAHAN SIFAT
KIMIANYA
PELAPUKAN KIMIA ( DEKOMPOSISI ) :
BATUAN MENGALAMI PENGHANCURAN
MELALUI SUATU PROSES KIMIAWI
PELAPUKAN MEKANIS/FISIKA
( DISINTEGRASI )
Insolasi yaitu pecahnya batuan menjadi fragmen-
fragmen yang lebih kecil karena perubahan suhu
yang mencolok antara siang dan malam hari seperti
di daerah padangpasir.
Frost action : es yang mencair pada siang hari di
daerah pegunungan tinggi akan mengisi
retakan/lubang batuan, dan pada malam hari air
akan membeku sehingga mengembang volumenya
mengakibatkan batuan pecah
Abrasi yaitu hancurnya batuan di daerah pantai akibat
energi gelombang yang besar
Akar pohon yang masuk ke lubang batu, jika akar
membesar mengakibatkan batuan pecah
Aktifitas binatang yang membuat lubang di batuan
dapat menyebabkan batuan pecah/hancur.
Mechanical Weathering
PELAPUKAN KIMIAWI
2. UNSUR STRATIGRAFI :
A. fisik
- batuan (tekstur : uk.butir, sortasi, bentuk butir, kemas, fabrik;
komposisi mineral : sedimen clastic atau sedimen non clastic )
- struktur sedimen : pola-pola yang ada pada suatu batuan yang
merupakan kelainan dari perlapisan normal
B. biologis
- fosil, sebagai faktor biologis bila terlepas dari batuan dan faktor
fisik apabila ……………………
C. kimiawi
- untuk penentuan lingkungan pengendapan
HUBUNGAN STRATIGRAFI
(hubungan selaras/conformable dan
hubungan tidak selaras/unconformable)
Macam-macam ketidakselarasan
1. Angular unconformity, hub. 2 satuan stratigrafi
dan terjadi hubungan yang menyudut
2. Nonconformity (ketidakselarasan), hub. 2 satuan
stratigrafi, yakni satuan batuan beku/metamorf &
batuan sedimen
3. Disconformity, hub. antara batuan sedimen
dengan batuan sedimen tetapi terdapat bidang
erosi yang irreguler (kasar)
4. Paraconformity, hub. 2 batuan yang sama dimana
bidang ketidakselarasan sejajar bidang perlapisan
Types of Unconformities
Disconformity
Formation of an Angular
Unconformity
Types of Unconformities
Nonconformity
Using Inclusions to Recognize a
Nonconformity
Types of Unconformities
Nonconformity
Boundaries
Unconformities
Gaps in Rock = Gaps in Time
Boundaries :
Conformable Bed Contacts
Gradational Sharp
SEDIMENTOLOGI
DAFTAR PUSTAKA :
Sedimentology
Sedimentology
The study of the processes
that erode, transport and
deposit sediments
Sedimentary
The study of the
Petrology
characteristics and origin of
sedimentary rocks.
Stratigraph
The study of the origin,
relationship,yand extent of
rock layers (strata).
Sedimentary Environments
LINGKUNGAN PENGENDAPAN
adalah : suatu tempat dimana terdapat proses
sedimentasi yg dipengaruhi oleh faktor-faktor
fisik, kimiawi dan biologi dari tempat tersebut,
pada suatu waktu tertentu
Compare with
recent sediments
LINGKUNGAN PENGENDAPAN
SEDIMEN
1. CONTINENTAL / DARAT
2. COASTAL / TRANSISI
3. MARINE / LAUT
LINGKUNGAN
PENGENDAPAN
DARAT
TRANSISI
LAUT
CLASIFICATION OF MARINE ENVIRONMENTS (TIPSWORD, 1966)
neritic oceanic
High tide Low tide 20 m 100 m 200 m 500 m
SEA LEVEL
0
transitional
Inner shelf
PELAGIC
continental
(non marine) middle shelf
Swamp/Bog
Continental - Fluvial
Transitional (Coastlines):
Beach & Tidal Zone
Transitional: Deltas & Estuaries
Sedimentary Rocks on Earth
Shale Sandstone
SiltstoneConglom.Limestone
Transitional: Reef & Lagoon
Transitional: Barrier Islands
KONSEP DASAR STRATIGRAFI
Hukum Superposisi (Steno, 1669)
Hukum Horizontalitas (Steno, 1669)
Original Continuity (Steno, 1669)
Uniformitarianism (Hutton, 1785)
Faunal Succession (Abble Giraud-Soulavie, 1778)
Strata Identified by Fossils (Smith, 1816)
Facies Sedimenter (Selley, 1978)
Law of Correlation of Facies (Walther, 1894)
Cross-Cutting Relationship
HUKUM SUPERPOSISI
Dalam suatu urutan perlapisan batuan, maka lapisan batuan yang terletak di bawah umurnya relatif
lebih tua dibanding lapisan diatasnya selama lapisan batuan tersebut belum mengalami deformasi.
HUKUM HORIZONTALITAS
Pada awal proses sedimentasi, pelapisan batuan mempunyai kedudukan yang
relatif horizontal (sedikit miring sejajar) dengan bidang pengendapan
ORIGINAL CONTINUITY
Strata sedimenter yang diendapkan oleh air terbentuk menerus secara lateral dan
berakhir secara membaji pada tepian cekungan pengendapan, pada masa cekungan
itu terbentuk
UNIFORMITARIANISM
The present is the key to the past Proses geologi yang berlangsung / terjadi
pada saat ini merupakan suatu proses yang bisa dipakai untuk menerangkan proses
geologi yang berlangsung pada saat lampau
CROSS-CUTTING RELATIONSHIP
Apabila terdapat penyebaran lap. Batuan (satuan lapisan batuan), dimana salah satu
dari lapisan tersebut memotong lapisan yang lain, maka satuan batuan yang memotong
umurnya relatif lebih muda dari pada satuan batuan yang di potongnya.
FAUNAL SUCCESSION
Fosil-fosil tertentu berbeda menurut umur geologinya. Fosil-fosil yang terdapat pada
formasi yang berumur > tua berbeda degan fosil-fosil yang terdapat pada formasi
yang lebih muda. Perbedaan tersebut menurut aturan tertentu (hukum evolusi)
FACIES SEDIMENTER
Suatu kelompok litologi dengan ciri-ciri yang khas yang merupakan hasil
dari suatu lingkungan pengendapan yang tertentu
Aspek fisik, kimia atau biologi suatu endapan dalam kesamaan waktu. Dua
tubuh batuan yang diendapakan pada waktu yang sama dikatakan berbeda
fsies apabila kedua batuan tersebut berbeda fisik, kimia atau biologi (S.S.I.)
ZONA KUMPULAN C
Langka
Sub Zona-b
ZONA KUMPULAN B
Sub Zona-a
Tanpa fosil
ZONA KUMPULAN A
Biohorison
Biohorison
“VAGILE” benthos
BESAR (merambat pada
permukaan dasar laut)
BENTONIK
FORAMINIFERA
“SESSILE” benthos
(merambat pada dasar
laut)
KECIL
PLANKTONIK
Klasifikasi taksonomis
Suatu usaha pengelompokan terhadap
sekelompok fosil menjadi tingkatan takson
tertentu, berdasarkan atas aspek morfologinya
antara lain : komposisi dinding test, bentuk
dasar dari test, jumlah dan susunan kamar,
apertur (letak dan modifikasinya), tekstur
permukaan & hiasan dinding test.
ORDO FORAMINIFERA
Dari phylum protozoa, khususnya foraminifera sangat
penting dalam geologi karena memiliki bagian yang
keras dengan ciri masiing-masing foram, antara
lain :
a. Planktonik (mengambang), ciri-ciri :
-. Susunan kamar trochospiral
-. Bentuk test bulat
-. Komposisi test Hyaline
b. Benthonik (di dasar laut), ciri-ciri :
-. Susunan kamar planispiral
-. Bentuk test pipih
-. Komposisi test adalah aglutine dan aranaceous
A. Foraminifera Planktonik
Foraminifera planktonik jumlah genusnya sedikit, tetapi jumlah
spesiesnya banyak. Plankton pada umumnya hidup mengambang
di permukaan laut dan fosil plankton ini dapat digunakan untuk
memecahkan masalah-masalah geologi, antara lain :
-. Sebagai fosil petunjuk
-. Korelasi
-. Penentuan lingkungan pengendapan
Foram plankton tidak selalu hidup di permukaan laut, tetapi pada
kedalaman tertentu ;
-. Hidup antara 30 – 50 meter
-. Hidup antara 50 – 100 meter
-. Hidup pada kedalaman 300 meter
-. Hidup pada kedalaman 1000 meter
Ada golongan foraminifera plankton yang selalu menyesuaikan diri
terhadap temperatur, sehingga pada waktu siang hari hidupnya
hampir di dasar laut, sedangkan di malam hari hidup di
permukaan air laut. Sebagai contoh adalah Globigerina
pachyderma di Laut Atlantik Utara hidup pada kedalaman 30
sampai 50 meter, sedangkan di Laut Atlantik Tengah hidup pada
kedalaman 200 sampai 300 meter
B. Foraminifera Benthonik
Fosil foraminifera benthonik sering dipakai untuk penentuan
lingkungan pengendapan, sedangkan fosil foram
benthonik besar dipakai untuk penentuan umur. Fosil
benthonik ini sangat berharga untuk penentuan
lingkungan purba.
Foraminifera yang dapat dipakai sebagai lingkungan laut
secara umum adalah :
– Pada kedalaman 0 – 5 m, dengan temperatur 0-27 derajat
celcius, banyak dijumpai genus-genus Elphidium, Potalia,
Quingueloculina, Eggerella, Ammobaculites dan
bentuk-bentuk lain yang dinding cangkangnya dibuat dari
pasiran.
– Pada kedalaman 15 – 90 m (3-16º C), dijumpai genus
Cilicides, Proteonina, Ephidium, Cuttulina, Bulimina,
Quingueloculina dan Triloculina.
– Pada kedalaman 90 – 300 m (9-13oC), dijumpai genus
Gandryna, Robulus, Nonion, Virgulina, Cyroidina,
Discorbis, Eponides dan Textularia.
– Pada kedalaman 300 – 1000 m (5-8º C), dijumpai
Listellera, Bulimina, Nonion, Angulogerina, Uvigerina,
Bolivina dan Valvulina
Skema Kehidupan & Kelimpahan
Foraminifera di Laut
MORFOLOGI FORAMINIFERA
Bentuk luar foraminifera, jika diamati dibawah mikroskop
dapat menunjukkan beberapa kenampakan yang
bermacam-macam dari cangkang foraminifera, meliputi :
-. Dinding, lapisan terluar dari cangkang foraminifera yang
berfungsi melindungi bagian dalam tubuhnya. Dapat
terbuat dari zat-zat organik yang dihasilkan sendiri atau
dari material asing yang diambil dari sekelilingnya.
-. Kamar, bagian dalam foraminifera dimana protoplasma
berada.
-. Protoculum, kamar utama pada cangkang foraminifera.
-. Septa, sekat-sekat yang memisahkan antar kamar.
-. Suture, suatu bidang yang memisahkan antar 2 kamar
yang berdekatan..
-. Aperture, lubang utama pada cangkang foraminiferra
yang berfungsi sebagai mulut atau juga jalan keluarnya
protoplasma
C D A C
D
B
A
B
B
D
A
B
Keterangan : A : Proloculus
B : Kamar
C : Aperture
D : Suture
E : Umbilicus
PERBEDAAN
FORAM PLANKTONIK
1. Bentuk dasar test : globuler, subglob, bulat, lensa.
2. Susunan kamar : trochospiral
3. Dinding test : hialin
4. Jumlah kamar : polythalamus
5. Apertur : enteromarginal, equatorial, umbilical
6. Tekstur perm/hiasan dinding test : sedikit, jarang/halus, berpoi-pori
FORAM BENTONIK
1. Bentuk dasar test : memanjang, pipih, sisi dorsal rata
2. Susunan kamar : serial, planispiral, meliolin
3. Dinding test : porselin, agglutinated/arenaceous
4. Jumlah kamar : monothalamus, polythalamus
5. Apertur : terminal/basah
6. Tekstur perm/hiasan dinding test : beraneka ragam/kasar, kusam, tidak
berpori-pori
Nb : Ada spesies-spesies tertentu yg menyimpang dari ciri-ciri diatas,
tetapi jumlahnya sedikit
KLASIFIKASI LOBLICH & TAPPAN (1964)
Dinding Test Sub Ordo Superfamili
Non laminar aglkutinated Textulariina Ammodiscacea
Non laminar Allogromiina Lagynacea
pseodochitineous
Non laminar Miliolina Miliolacea
porcellaneous
Non laminar Calcareous Fusulina Parathuraminacea
Microgranular Endothyracea
Fusulinacea
Multi laminar Hyalin Rotaliina Nodosaricea
Buliminacea
Discorbacea
Spirillinacea
Rotaliacea
Globigerinacea
Orbitoidacea
Cassidulinacea
Nonianacea
Anomalinacea
Robertinacea
EKOLOGI (secara biologi) : ilmu pengetahuan yang mempelajari
spesies, populasi, habitat dan komunitas, ekosistem,
frekuensi, nilai penting, keanekaragaman, kemelimpahan
dan distribusi
EKOLOGI (“oikos : tempat tinggal; logos : ilmu“) adalah ilmu yg
mempelajari MH di rumahnya studi hubungan timbal balik
antara organisme dgn lingkungannya, sebaliknya juga
mempelajari pengaruh lingk. terhadap aktifitas/perubahan
fisiologis organisme
EKOLOGI adalah studi mengenai struktur & fungsi
EKOLOGI adalah : ilmu yang mempelajari hub. timbal balik antara
MH dgn lingkungannya, baik lingk. biotik maupun lingk.
abiotik
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KEHIDUPAN FORAMINIFERA A.L :
1. Temperatur 8. Turbiditas/kekeruhan
2. Salinitas 9. Intensitas Cahaya (illumina tien)
3. Kedalaman 10. Oksigen
4. Nutrisi 11. CaCO3
5. Substrat 12. Kandungan zat organik substrat
6. pH 13. Arus dan pasang surut
7. Trace Elemnts 14. Faktor-faktor ekologis yang lain
RATIO FORAM PLANKTONIK & BENTONIK
KEDALAMAN
(Grimsdale & Markoven, 1982)
LINGKUNGAN SEDIMENTASI ?
Faktor-faktor ekologi, Arus, gelombang, ukuran Proses pemfosilan primer
suhu, kedalaman, tubuh, topografi Perpindahan sekunder
CaCO3, salinitas, pH, Percampuran
turbiditas, DO, CO2,
kondisi dasar musuh-
musuh alamiah
/predator, dll.
ORGANISME HIDUP
EKOLOGI
BIOCOENOSIS
(Living community)
BIOTOPE
Lingkungan
Faktor-faktor ekologi : suhu, kedalaman,
CaCO3, salinitas, pH, turbiditas, DO, CO2,
kondisi dasar musuh-mush alamiah
/predator dll
ORGANISME MATI
PARAEKOLOGI
THANATOCOENOSIS
(death Assemblages)
THANATOTOPE
Sedimentasi
Arus, gelombang, ukuran tubuh, topografi
FOSIL
PALEOEKOLOGI
PALEOTHANATOCOENOSIS
(Fossil Assemblages)
PALAEOTHANATOTOPE
?
- Proses pemfosilan primer
- Perpindahan secunder
- Percampuran
Biocoenose & Thanatocoenose
BIOCOENOSE
Kumpulan organisme yg
hidup, tumbuh,
berkembang biak dlm suatu
tempat atau lingkungan yg
sama (biotope)
THANATOCOENOSE
Kumpulan organisme yg
mati (fosil) yang berasal
dari biotope yg berbeda-
beda, karena proses
transportasi dpt
terendapkan dlm batuan
sedimen yg sama
Biocoenoese
Thanatocoenoese
DISPLACED FOSSILS
Fosil yg dijumpai pada lapisan yg bukan
habitatnya
Reworked Fossils :
Fosil tua yang terdapat
pada lapisan yang lebih
muda
Introduced Fossils :
Fosil muda yg dijumpai
pada lapisan yg lebih
tua
FOSSIL TRANSPORTED
INDEGENOUS
Tertransport pada jarak yang dekat saat diendapkan, tapi masih pada
lingkungan yang sama seperti komunitas hidupnya
- use analisa Lingkungan pengendapan
- use penentuan umur
EXOTIC
Tertransport pada jarak yang jauh saat diendapkan, sehingga
lingkunganya berlainan dengan lingkungan komunitas hidupnya
- use analisa lingkungan
- use penentuan umur
REMAINE
Tertransport setelah fosil tersebut diendapkan, sehingga ada selang
waktu kemudian tercampur dengan organisme lain
- use analisa lingkungan pengendapan maupun penentuan umur
LEAKED
Sama seperti pada fosil remaine, tetapi terjadi pada batuan yang muda
Pengaruh Sea level changes
dlm pengertian biostratigrafi &
lithostratigrafi
PERUB. PERMUKAAN MUKA LAUT
(sea level changes)
Fluktuasi permukaan laut → gangguan (interupsi) dlm
biogeografic province
Drop sea level (regresi) → banyak daerah paparan muncul
→ daerah hunian spesies dangkal berkurang →
pemadatan pemukiman & peningkatan kompetisi antar
spesies → kelompok yg tidak dapat menyesuaikan diri
ber-/punah
Pandemisme : tendensi spesies / taxa untuk mendapatkan
penyebaran yang luas
Rise sea level (transgresi) → kedalaman laut meningkat →
jumlah laut dangkal bertambah (luas) → daerah huni
spesies laut dangkal & makanannya meningkat →
kompetisi berkurang → ekspansi dari local range species →
muncul spesies baru (speciation)
Endemisme : tendensi dari spesies / taxa lain untuk
mendapatkan penyebaran geografi yg terbatas
“The sea goes in, the sea goes out.”
Marine Regression
Marine Trangression
Walther’s Law
Walther’s Law
Sedimentary environments that started out side-by-side
will end up overlapping one another over time due to
transgressions and regressions.
Facies
Limestone Shale Siltstone Sandstone
Environment
Marine Transgression = Sea Level Rise
Facies
Sedimentary Facies refers to all of
the characteristics of a particular
rock unit.
The characteristics of the rock unit
Marine Transgression = Sea Level Rise
Facies
Sedimentary Facies refers to all of
the characteristics of a particular
rock unit.
The characteristics of the rock unit
Founders of Historical eology
William Smith 1769-1839
English surveyor and mining engineer
Created the first geologic map
Understood sequences of rock, applied soils,
lithology, and fossils
First to recognize that rocks could be
identified by their fossil assemblages
First to “correlate” rocks of the same age
but different lithology
If we know the position of each rock layer in a
sequence, we know their relative age.
Then, if we look a the fossils in the layers,
we can determine the relative ages of them.
This sequence will occur again and again in the
geologic record on a widespread geographic scale.
Can then be used to provide relative age of the rocks.
KORELASI
DEFINISI:
MENGHUBUNGKAN TITIK-TITIK
KESAMAANWAKTU.
TUJUAN :
MENGETAHUI PENYEBARAN LATERAL /
VERTIKAL LAPISAN / KELOMPOK
LAPISAN / SATUAN BATUAN
MEREKONSTRUKSI CEKUNGAN
SEDIMENTASI / PALEOGEOGRAFI
KORELASI
HUKUM SUPERPOSISI
LAPISAN ADALAH REPRESENTASI DARI WAKTU
BATAS LAPISAN ADALAH BATAS WAKTU
KORELASI MENGHUBUNGKAN WAKTU YANG
SAMA
WILIAM SMITH
PADA WAKTU YANG SAMA DAPAT DI
ENDAPKAN MATERI YANG BERBEDA
TERGANTUNG LINGKUNGAN PENGENDAPANYA
KONSEP PERUBAHAN FASIES
KORELASI
PUNCAK
PUNCAK
ML
3. SEQUENCE STRATIGRAPHY
metoda
PENGARUH PERUBAHAN MUKA LAUT GLOBAL
SUBSIDENCE
PERUBAHAN MUKA LAUT RELATIF
KONSEP SIKLISITAS
KORELASI
OneSequence can be bounded by :
–SB and SB
–MFS and MFS