Anda di halaman 1dari 6

Asam Urat Pada Lansia

Hyperuricemia atau asam urat adalah kondisi dimana kadar asam urat dalam darah berada pada
level di atas normal. Level normal asam urat dalam darah adalah pada rentang 4-6 miligram per
desiliter. Definisi secara fisiologis, asam urat adalah kondisi dimana jumlah serum urate mencapai di
atas 6,8 atau 7 mg/dL pada solubilitas di tingkat 37 derajat Celcius.

Asam urat sendiri memang merupakan zat yang harus ada dalam darah dan tidak boleh nol, karena
asam urat adalah zat yang dihasilkan dari proses metabolisme asam nukleat dalam tubuh. Pada
lansia, kebanyakan kasus terjadinya asam urat disebabkan oleh rendahnya tingkat pengeluaran
(ekskresi) zat asam urat dari tubuh. Penyebab berikutnya adalah tingginya produksi zat asam urat,
dan campuran antara keduanya.

Tingginya asam urat harus ditangani dengan baik, karena pada lansia khususnya, dapat
menyebabkan risiko penyakit jantung, stroke, gagal ginjal, batu saluran kemih dan nyeri
sendi.Lantas bagaimana cara mengatasi masalah tingginya asam urat dalam tubuh, khususnya pada
lansia? Pertama, cara paling baik adalah mencegah penyebab tingginya asam urat dengan diet
rendah purine. Ada beberapa makanan yang tinggi kadar zat asam uratnya seperti daging kambing,
sapi, mentega dan alkohol.
Sementara makanan yang terhitung sedang kandungan zat asam uratnya adalah tahu, tempe dan
sayur-sayuran. Sementara makanan yang rendah kandungan zat asam uratnya adalah diet
rendah lemak dan multivitamin C. Pada lansia, mencegah tingginya kadar asam urat bisa dengan
melakukan diet teratur menghindari makanan seperti daging, mentega dan alkohol.

Cara kedua mengatasi asam urat adalah dengan penggunaan obat-obatan. Untuk obat-obatan,
saat ini banyak dokter meresepkan Allopurinol. Obat jenis ini terhitung murah dan mudah tetapi
dapat menimbulkan efek samping seperti alergi dan tidak disarankan pada lansia di atas usia 65
tahun. Pengobatan dengan Allopurinol harus dimulai dari dosis rendah. Jika memerlukan dosis
tinggi, harus dibagi menjadi 2-3 kali pemberian.

selain Allopurinol, ada obat terbaru yaitu Febuxostat, yang memiliki efek samping lebih ringan.
Febuxostat juga bisa diberikan kepada lansia dengan gangguan ginjal ringan sampai sedang.
Interaksi dengan obat-obatan lain pun minimal sehingga bisa dikatakan aman. Namun obat jenis
ini terhitung mahal harganya.
Cara ketiga adalah dengan herbal. Masyarakat mengenal daun kepel atau burahol
(Stelechocarpus burahol), sebagai obat alami untuk mengatasi asam urat.
Dari ketiga cara di atas, diet adalah cara yang paling aman dilakukan untuk mengendalikan
asam urat. Pada pasien penyakit asam urat, jika upaya diet rendah purine dalam jangka satu
bulan mampu menurunkan kadar asam urat, maka cara diet tersebut sebaiknya diteruskan
Hipertensi Nilai tekanan darah normal pada lansia penting untuk dipantau secara berkala.
Pasalnya, risiko tekanan darah tinggi akan meningkat seiring bertambahnya usia seseorang.
Oleh karena itu, para lansia perlu rutin melakukan pemeriksaan tekanan darah agar nilai
tekanan darah normalnya bisa terpantau dengan baik.

Tekanan darah adalah ukuran untuk menentukan seberapa kuat organ jantung memompa
darah dan mengalirkannya ke seluruh tubuh. Nilai tekanan darah pada setiap orang bervariasi
dan dipengaruhi oleh berbagai faktor, misalnya faktor usia. Oleh karena itu, nilai tekanan
darah normal pada lansia bisa sedikit berbeda dengan nilai tekanan darah normal pada orang
dewasa, anak-anak, maupun ibu hamil.

Berapa Nilai Tekanan Darah Normal pada Lansia?


Pada orang dewasa yang sehat, nilai tekanan darah normal berada di kisaran 90/60 mmHg
hingga 120/80 mmHg. Berbeda dengan orang dewasa muda, nilai tekanan darah normal pada
lansia berada di rentang angka yang sedikit lebih tinggi, yakni 130/80 mmHg hingga 140/90
mmHg.
Dari angka di atas dapat diketahui bahwa nilai tekanan darah normal pada lansia lebih tinggi
dibandingkan tekanan darah normal pada orang dewasa.
Hal ini dikarenakan pembuluh darah cenderung akan semakin mengeras atau kaku seiring
pertambahan usia. Mengerasnya pembuluh darah membuat jantung harus bekerja lebih keras,
sehingga membuat tekanan darah pada lansia lebih tinggi.

Apa Saja Gejala dan Komplikasi Masalah Tekanan Darah pada Lansia?
Seorang lansia disebut memiliki tekanan darah tinggi atau hipertensi apabila tekanan darahnya
mencapai angka lebih dari 140/90 mmHg, sedangkan tekanan darah rendah atau hipotensi
apabila tekanan darah lansia di bawah 90/60 mmHg.
Ketika mencapai usia di atas 60 tahun, tekanan darah seorang lansia akan cenderung mulai
meningkat. Namun, tekanan darah akan cenderung menurun ketika lansia mencapai usia 80
tahun atau lebih.

Tekanan darah yang tinggi atau rendah pada lansia bisa saja tidak menimbulkan gejala.
Namun, para lansia atau keluarga yang merawatnya perlu waspada apabila lansia memiliki
hipertensi atau hipotensi disertai gejala pusing, lemas, nyeri dada, sesak napas, penurunan
kesadaran, pingsan, dan kelemahan anggota gerak tubuh.
Hal tersebut bisa jadi menandakan bahwa lansia mengalami komplikasi hipertensi, seperti stroke,
serangan jantung, gagal jantung, atau gangguan fungsi ginjal. Komplikasi tersebut berisiko tinggi
terjadi pada lansia yang memiliki hipertensi disertai riwayat penyakit penyerta sebelumnya.
Oleh karena itu, lansia yang mengalami gejala-gejala di atas perlu segera dibawa ke dokter untuk
mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Bagaimana Cara Menjaga Tekanan Darah Normal pada Lansia?


Lansia dapat menjaga tekanan darahnya agar tetap normal dengan cara rutin menjalani pola
hidup sehat.

Berikut ini adalah langkah-langkah menjalani pola hidup sehat pada lansia:
1. Konsumsi makanan bernutrisi
Mulailah dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang. Untuk menjaga tekanan darah tetap
normal dan mengurangi risiko munculnya berbagai penyakit, para lansia disarankan untuk
mengonsumsi makanan rendah lemak dan mengurangi asupan garam. sebagai gantinya, pilihlah
makanan yang kaya serat, misalnya beras merah, sayuran, buah - buahan, dan kacang-kacangan.
Lansia juga perlu cukup minum air putih setiap hari agar tercegah dari dehidrasi.
2. Olahraga secara rutin
Berolahraga secara teratur bisa membantu Anda mempertahankan berat badan ideal, mencegah
obesitas, dan menjaga tekanan darah tetap stabil.
3. Tidak merokok dan batasi konsumsi alkohol
Kebiasaan merokok dan mengonsumsi minuman yang mengandung alkohol secara berlebihan
bisa meningkatkan risiko terjadinya hipertensi pada lansia. Oleh karena itu, para lansia
disarankan untuk menghentikan kebiasaan merokok dan menghindari paparan asap rokok serta
membatasi konsumsi minuman beralkohol.
4. Tidur cukup
Mencukupi waktu tidur dan istirahat bermanfaat untuk menjaga kesehatan jantung dan
pembuluh darah. Kurang tidur dapat mengganggu fungsi jantung dan meningkatkan risiko
terserang hipertensi dan stroke. semakin bertambahnya usia, kebutuhan tidur akan semakin
berkurang. Rata-rata waktu tidur usia dewasa adalah sekitar 7–9 jam per hari. Sementara itu,
lansia yang berusia 65 tahun ke atas, waktu tidurnya akan berkurang menjadi 7–8 jam per hari.

Berapa detak jantung normal lansia?


Detak jantung normal pada lansia saat beristirahat adalah 60-100 kali per menit

Anda mungkin juga menyukai