Anda di halaman 1dari 3

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB DIABETES MELITUS

1. Obesitas

Obesitas atau kelebihan berat badan akan membuat kelebihan lemak


mempengaruhi insulin bekerja secara tidak normal yang memicu terjadinya
peningkatan kadar gula dalam darah. Anak-anak memiliki resiko yang lebih tinggi
untuk mengalami obesitas, oleh karena itu anak-anak juga rentan terserang
diabetes.

2. Kebiasaan Kurang gerak

Jika anda termasuk orang yang setiap hari melakukan kegiatan yang tidak
menuntut anda untuk bergerak, seperti bekerja duduk di depan computer ber jam-
jam, maka anda beresiko untuk terserang obesitas. Terlebih lagi jika anda memiliki
kebiasaan ngemil pada saat bekerja dan malas berolah raga.

3. Menkonsumsi makanan yang tidak sehat

Faktor lain yang memicu terjadinya diabetes adalah mengkonsumsi makanan yang
dapat merusak kesehatan. Makanan yang kita konsumsi hendaknya makanan yang
mengandung serat yang cukup dan tidak mengandung lemat atau karbohidrat yang
berlebihan. Hindari makanan cepat saji yang mengandung lemak dan koresterol
tinggi.

4. Faktor genetis

Salah satu penyebab diabetes yang paling dikenal oleh banyak orang adalah faktor
keturunan atau genetis. Seseorang kemungkinan akan menderita diabetes karena
keluarganya memiliki catatan penyakit diabestes. Faktor genetis dapat memiliki
peranan yang sangat penting sebagai pemicu penyakit diabetes. Sehingga banyak
orang yang mempercayai bahwa penyakit diabetes adalah penyakit keturunan yang
akan selalu diwariskan ke generasi berikutnya.

5. Umur

Kemungkinan menderita penyakit diabetes akan meningkat seiring bertambahnya


usia. Dengan bertambahnya usia maka kemampuan sistem tubuh kita akan
mengalami penurunan begitupula dengan sell yang ada dalam tubuh kita yang
kebal terhadap insulin. Namun, jika kita mampu mempertahankan berat badan
yang ideal, maka kita akan mampu mengurangi kemungkianan tersebut.
HIPERTENSI PRIMER

Hipertensi kadang-kadang disebut juga dengan hipertensi arteri,


adalah kondisi medis kronis dengan tekanan darah di arteri meningkat.
Peningkatan ini menyebabkan jantung harus bekerja lebih keras dari
biasanya untuk mengedarkan darah melalui pembuluh darah. Tekanan darah
melibatkan dua pengukuran, sistolik dan diastolik, tergantung apakah otot
jantung berkontraksi (sistole) atau berelaksasi di antara denyut (diastole).
Tekanan darah normal pada saat istirahat adalah dalam kisaran sistolik
(bacaan atas) 100–140 mmHg dan diastolik (bacaan bawah) 60–90 mmHg.
Tekanan darah tinggi terjadi bila terus-menerus berada pada 140/90 mmHg
atau lebih.

Hipertensi terbagi menjadi hipertensi primer (esensial) atau hipertensi


sekunder. Sekitar 90–95% kasus tergolong "hipertensi primer", yang berarti
tekanan darah tinggi tanpa penyebab medis yang jelas. Kondisi lain yang
mempengaruhi ginjal, arteri, jantung, atau sistem endokrin menyebabkan 5-
10% kasus lainnya (hipertensi sekunder).

Hipertensi adalah faktor risiko utama untuk stroke, infark miokard


(serangan jantung), gagal jantung, aneurisma arteri (misalnya aneurisma
aorta), penyakit arteri perifer, dan penyebab penyakit ginjal kronik. Bahkan
peningkatan sedang tekanan darah arteri terkait dengan harapan hidup yang
lebih pendek. Perubahan pola makan dan gaya hidup dapat memperbaiki
kontrol tekanan darah dan mengurangi risiko terkait komplikasi kesehatan.
Meskipun demikian, obat sering kali diperlukan pada sebagian orang bila
perubahan gaya hidup saja terbukti tidak efektif atau tidak cukup dan
biasanya obat harus diminum seumur hidup sampai dokter memutuskan
tidak perlu lagi minum obat. Seseorang yang pernah mengalami tekanan
darah tinggi, pada kondisi normal dapat saja mengalami tekanan darah
kembali dan ini yang harus diwaspadai, banyak kasus stroke terjadi pada
saat seseorang lepas obat. Dan banyak orang tidak menyangka bahwa
seseorang yang biasanya mengalami tekanan darah rendah suatu kali dapat
juga mengalami tekanan darah tinggi. Oleh karena itu pengontrolan tekanan
darah secara rutin mutlak dilakukan.

Pintupadang, 13 Oktober 2020

NURALINA HUTAGALUNG, SKM


NIP. 19700316200604 2 002
DIET DASH UNTUK PENDERITA HIPERTENSI

Dash merupakan singkatan dari dietary approaches to stop hypertension, diet ini
menekankan pada pola makan rendah garam namun tetap mengandung nutrisi
seimbang,sehingga tidak hanya mampu mencegah hipertensi saja ,tapi juga
mengurangi resiko terkena penyakit lain seperti jantung, stroke, diabetes,
osteoporosis, batu ginjal dan kanker.

Garam ( sodium/natrium ) merupakan musuh utama penderita hipertensi karna


dapat memberikan efek langsung terhadap kenaikan tekanan darah untuk itu
penderita hipertensi harus melakukan diet ini agar tekanan darah dapat terkontrol
dengan baik.

Aturan diet dash ini sangat sederhana, yaitu

1. Membatasi konsumsi natrium, baik itu dalam bentuk garam maupun


makanan bersodium tinggi, seperti makanan dalam kemasan ( makanan
kaleng), dan makanan siap saji
2. Membatasi konsumsi daging dan makanan mengandung gula tinggi
3. Mengurangi makan berkolesterol tinggi, dan mengandung minyak tras
4. Memperbanyak konsumsi sayuran,buahbuahan dan olahan susu rendah
lemak
5. Mengkonsumsi ikan, daging ungags, kacang-kacangan, dan makan gandum
utuh

Pembatasan jumlah natrium dalam diet Dash

Agar terhindar dari hipertensi , setiap orang disarankan mengkonsumsi natrium


kurang dari 2.300mg (setara dengan satu sendok teh garam).

Namun untuk anda yang menderita hipertensi,pembatasan konsumsi natrium harus


lebih ketat yaitu hanya sekitar 1.500 mg natrium (setara dengan 2/3 sendok the
garam ) per hari.

diet Dash ini anda tetap boleh makan nasi, daging, dan susu hal yang akan
diperhatikan adalah membatasi porsinya.

Untuk takaran satu porsi dalam aturan diet dash yaitu 1 iris roti,1 ons sereal, 3 ons
daging masak, 100 gram nasi atau pasta, sekitar 150 gram sayuran dan buah-
buahan, 1 sendok teh minyak nabati, 3 ons tahu dan 8 ons susu

Anda mungkin juga menyukai